Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TOKSIKOLOGI

DISUSUN OLEH :
MULIA SARI
SUCI MAYATARA
HUMAIRA
WILZA
LUTFIA AMELLIA
SITI JUNARIAH
ASASUN NAJA
INDAH SALMA

DOSEN PEMBIMBING :
YUSRIKA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan yang Mahakuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis telah
dapat menyusun makalah “Toksikologi”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dan


masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah \ dan
semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.

Makalah yang penulis susun ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis terbuka terhadap saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.

Mudah-mudahan saja makalah ini memberikan manfaat kepada semua


pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Terima kasih.

Lampoh Keude, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3. Tujuan .................................................................................. 2
1.4. Manfaat ................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1. Pengertian Toksikologi ........................................................ 3
2.2. Sejarah dan Perkembangan toksikologi ............................... 4
2.2.1. Perkembangan awal ................................................... 4
2.2.2. Perkembangn mutakhir .............................................. 6
2.3. Konsep Toksikologi ............................................................. 7
BAB III : PENUTUP ................................................................................. 9
3.1 Simpulan .............................................................................. 9
3.2 Saran ..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan


kimia .Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada
organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang di akibatkan oleh suatu materi
substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga
mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja
kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi
dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal
istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi. (Casarett and Doulls,
1995).
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir
sama maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan
dan Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik
pada mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem,
termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan .Dengan
demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.
(Cassaret, 2000)
Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :
Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga
harus meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi
akan meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi
yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
meningkat. Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas
lingkungan yang mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko
toksikologi juga akan meningkat. (Butler, 1978).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Toksikologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Toksikologi?
3. Apa saja konsep Toksikologi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari Toksikologi
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Toksikologi
3. Untuk mengetahui konsep dari Toksikologi

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok mata kuliah Toksikologi. Makalah ini juga bermanfaat
sebagai sumber pengetahuan bagi pembaca tentang Konsep Toksikologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Toksikologi
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai
kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai
bahan kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia dapat
juga membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek
tersebut sehubungan dengan terpejannya (exposed) makhluk tadi. Kata
racun “toxic” adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari akar kata “tox”
dimana dalam bahasa Yunani berarti panah, dimana panah pada saat itu
digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang pada anak panah nya
terdapat racun. (Frank. 2010)
Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak di
inginkan dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga
membahas tentang penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh
yang sering terpajang serta efek yang di timbulkan nya. Efek toksik atau
efek yang tidak di inginkan dalam sistem biologis tidak akan dihasilkan oleh
bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya
mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama
waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama
yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi pemaparan
(pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam
tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan. Pemaparan bahan-bahan
kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi dalam empat kategori:
akut, subakut, subkronik, dan kronik. (Frank. 2010)
Untuk manusia pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu
kecelakaan atau disengaja, dan pemaparan kronik dialami oleh para pekerja
terutama di lingkungan industri-industri kimia. Interaksi bahan kimia dapat
terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari dua atau lebih bahan
kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan suatu respons
yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan antagonistik.
Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara bersamaan

3
membentuk hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-
respons. Apabila zat kimia dikatakan beracun (toksik ), maka kebanyakan
diartikan sebagai zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya
terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari
suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor “tempat
kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme,
paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. Sehingga
apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka perlu untuk
mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu timbul.
Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam
kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu organisme. Toksisitas merupakan istilah
relatif yang biasa dipergunakan dalam memperbandingkan satu zat kimia
dengan lainnya. Adalah biasa untuk mengatakan bahwa satu zat kimia lebih
toksik daripada zat kimia lain. (Frank. 2010)

2.2 Sejarah Perkembangan Toksikologi


2.2.1 Perkembangan Awal
Manusia jaman dahulu sangat sadar akan efek toksik sejumlah
bahan seperti racun ular, racun tumbuhan, racun akonit, serta bahan
mineral (arsen, timbal, dan antimon). Beberapa diantaranya
sebenarnya sengaja dimanfaatkan untuk membunuh atau bunuh diri.
Pembunuhan dengan bahan beracun umum terjadi di Eropa selama
berabad-abad. (Frank. 2010)
Hippocrates (460-370 B.C.) dikenal sebagai bapak kedokteran,
disamping itu dia juga di kenal sebagai toksikolog. Dia banyak
menulis racun bisa ular dan di dalam bukunya juga menggambarkan
bahwa orang Mesir Kuno telah memiliki pengetahuan penangkal
racun yaitu dengan menghambat laju penyerapan racun dari saluran
pencernaan. Disamping banyak lagi nama besar toksikolog pada
zaman ini, ada satu nama besar pada zaman Mesir dan Romawi Kuno
yaitu Pendacious Dioscorides (A.D. 50) dikenal sebagai bapak

4
Material Medika, yaitu seorang dokter tentara. Didalam bukunya, dia
mengelompokkan racun dari tanaman, hewan, dan mineral. (Frank.
2010)
Untuk mencegah peracunan, orang senantiasa berusaha
menemukan dan mengembangkan upaya pencegahan dan menawarkan
racun. Namun, evaluasi yang lebih kritis terhadap usaha ini baru
dimulai oleh Maimonides (1135-1204) dalam bukunya yang terkenal
“Racun Dan Anti Dotumnya” yang diterbitkan pada tahun 1198.
Sumbangan yang lebih penting bagi kemajuan toksikologi yaitu pada
abad 16 dan sesudahnya. Paracelsus (1493-1541), toksikolog besar
yang meletakkan konsep dasar dari toksikologi. Dalam postulatnya
menyatakan “tidak ada zat yang dengan sendirinya bersifat racun,
dosis lah yang membuat suatu zat menjadi racun dari obat”.
Pernyataan ini menjadi dasar bagi konsep “hubungan dosis-respon”
dan “indeks terapetik” yang dikembangkan dikemudian hari. (Frank.
2010)
Matthieu Joseph Bonaventura Orfila dikenal sebagai bapak
toksikologi moden, berasal dari Spanyol di pulau Minorca yang hidup
pada tahun 1787-1853. Ia mempelajari kimia, matematika dan ilmu
kedokteran. Orfila menulis suatu tulisan penting (1814 -1815) yang
menggambarkan hubungan sistematik antara suatu informasi kimiawi
dan biologis tentang racun. Orfila adalah orang pertama yang
menjelaskan nilai pentingnya analisis kimia guna membuktikan bahwa
simptomatologi yang ada berkaitan dengan adanya zat kimia di dalam
tubuh. Orfila juga menunjukkan pentingnya analisis kimia sebagai
bukti hukum pada kasus kematian akibat keracunan. (Frank. 2010)
Dikenalnya pendekatan ini menumbuhkan suatu bidang khusus
dalam toksikologi modern yaitu toksikologi forensic. (Doull dan
Bruce, 1986)

5
2.2.2 Perkembangan Mutahir
Dalam menghadapi perkembangan penduduk, masyarakat
modern menuntut perbaikan kondisi kesehatan dan kehidupan,
diantaranya gizi, pakaian, tempat tinggal, dan transportasi. Untuk
memenuhi tujuan ini, berbagai jenis bahan kimia harus di produksi
dan digunakan, banyak diantaranya dalam jumlah besar. Dengan
berbagai cara, bahan kimia ini bersentuhan dengan berbagai segmen
penduduk, proses pembuatan, penanganan, dan yang menggunakan
(pelukis, pemakai pestisida), bahkan yang mengkonsumsinya (obat-
obatan, zat makanan atau yang menyalahgunakan nya misalnya bunuh
diri, keracunan secara tidak sengaja). Untuk menggambarkan efek
ganas, beberapa contoh keracunan masif akut dan keracunan jangka
panjang dicantumkan dalam apendiks. Dalam kasus ini, banyak
penyelidikan toksikologi yang canggih dilakukan untuk memastikan
etiologi nya. (Frank. 2010)
Karena banyak nya orang yang terpajan bahan kimia, maka kita
harus mencari upaya pengendalian yang tepat sebelum terjadi
kerusakan hebat. Karena itu, bila mungkin, ahli toksikologi modern
harus mencoba mengidentifikasikan berbagai indicator pajanan dan
tanda efeknya terhadap kesehatan dini dan reversible. (Frank. 2010)
Dalam penerapan suatu ilmu pengetahuan ilmiah sebagai alat
dasar bagi profesi kesehatan, para ahli toksikologi akan selalu terlibat
dalam penentuan batas pajanan yang aman atau penilaiain resiko.
Batas pajanan yang aman, mencakup “asupan (intek) harian yang
diperbolehkan” (WHO, 1962) dan “nilai ambang batas” (federal
register, 1971). Penentuan ini merupakan penelitian menyeluruh
tentang sifat toksik, pembuktian dosis yang aman, menentukan
hubungan dosis-efek dan dosis-respon, serta penetilian toksikokinetik
dan biotransformasi. Meluasnya bidang cakupan dan makin
banyaknya sub-disiplin toksikologi seperti yang digambarkan di atas
memberikan gambaran jelas tentang kemajuan terakhir dalam
toksikologi. (Frank. 2010)

6
2.3 Konsep Toksikologi
Pada dasarnya, konsep toksikologi terbagi atas 3 ,menurut david (2002).
1. Toksikologi Lingkungan
Toksikologi lingkungan berhubungan dengan dampak zat
kimia yang berpotensi merugikan, yang muncul sebagai polutan
lingkungan bagi organisme hidup. Istilah lingkungan mencakup
udara, tanah dan air. Polutan adalah suatu zat yang di dapatkan
dalam lingkungan yang mempunyai efek merugikan bagi manusia
dan organisme lainnya. (david, 2002)
Pada dasarnya, efek yang timbul ini ada 4 proses menurut david
(2002).
a. Pelepasan ke lingkungan
b. Transport oleh biota
c. Pengeksposan oleh organisme baik satu ataupun lebih
d. Respon individu, populasi, dan komunitas

2. Toksikologi Ekonomi
Toksikologi ekonomi adalah menguraikan pengaruh
berbahaya zat kimia yang sengaja diberikan pada jaringan biologi
dengan maksud untuk mendapatkan pengaruh atau efek bermanfaat
yang khas (misalnya, obat, zat makanan ,peptisida). (david, 2002)

3. Toksikologi Kehakiman
Menekunkan diri pada aplikasi atau pemanfaatan ilmu
toksikologi untuk kepentingan peradilan. Melakukan analisis
kualitatif maupun kuantitatif dari racun, dari bukti fisik, dan
menerjemahkan temuan analisisnya kedalam ungkapan apakah ada
tidaknya racun yang terlibat dalam tindak kriminal, yang
dituduhkan, sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensic) di
pengadilan. Jadi, toksikologi kehakiman ini lebih menekankan
aspek medis dan aspek hukum dari bahan-bahan berbahaya yang
baik secara sengaja maupun tidak sengaja di ekspose. (david, 2002)

7
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak
diinginkan dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Sejarah toksikolgi
di mulai dari Hippocrates (460-370 B.C.) dikenal sebagai bapak kedokteran,
disamping itu dia juga di kenal sebagai toksikolog. Disamping banyak lagi
nama besar toksikolog pada zaman ini, ada satu nama besar pada zaman
mesir dan romawi kuno yaitu pendacious dioscorides (A.D. 50) dikenal
sebagai bapak material medika, yaitu seorang dokter tentara. Didalam
bukunya, dia mengelompokkan racun dari tanaman, hewan, dan mineral.
Untuk mencegah peracunan, orang senantiasa berusaha menemukan
dan mengembangkan upaya pencegahan dan menawarkan racun. Namun,
evaluasi yang lebih kritis terhadap usaha ini baru dimulai oleh Maimonides
(1135-1204) dalam bukunya yang terkenal “racun dan anti dotum nya” yang
diterbitkan pada tahun 1198. Sumbangan yang lebih penting bagi kemajuan
tpoksikologi yaitu pada abad 16 dan sesudahnya. Paracelsus(1493-1541),
toksikolog besar yang meletakkan konsep dasar dari toksikologi. Matthiew
Joseph Bonaventura Orfila dikenal sebagai apak toksikologi moden, berasal
dari spanyol di pulau Minorca yang hidup pada tahun 1787-1853.
Untuk konsep toksikologi terbagi tiga, yaitu, toksikologi lingkungan,
kehakiman, dan ekonomi.

3.2 Saran
Dari makalah ini, diharapkan pembaca mengerti dan memahami
tentang Konsep Toksikologi. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil
manfaat dari makalah yang telah kami susun. Kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lu, Frank. 2010. Toksikologi Dasar. UI Press: Jakarta


Cassaret and douls, 1995. toxikologi The Basic science of poisons 9 th Edition
.USA: McGraw-Hill
Cassaret. 2000. toxikologi The Basic science of poisons 10 th Edition .USA:
McGraw-Hill
David A. Wright.2002. Enviromental Of Toxicology. Cambrige University Press:
England
Butler, 1978. Principles of Ecotoxicology.New York: Wiley

10

Anda mungkin juga menyukai