Anda di halaman 1dari 12

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN

Diajukan untuk mata kuliah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

Disusun Oleh :
Dhania Nur Fauziah (1813251011)
Dosen Pengampuh :
Ridcho Adrian Am, SKM., MKM.

PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN


INSTITUT KESEHATAN INDONESIA
JAKARTA 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpah
kan rahmat, hidayah-Nya, sehingga berkat Dia lah saya dapat menyelesaikan
Tugas Mata Kuliah Analisi Resiko Kesehatan Lingkungan ini dengan semaksimal
mungkin.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah
Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan , yaitu Bapak Ridcho Andrian Ridcho
Adrian Am, SKM., MKM. Dalam rangka untuk mencapai target belajar. Dalam
kesempatan ini pula, saya mengucapkan terimakasih dan saya berterima kasih
kepada media yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan permohonan maaf,


apabila dalam makalah ini terdapat kekeliruan,karena sebagai manusia biasa saya
pun tak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun senantiasa saya harapkan demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik .

2
Cover…………………………………………………………………………..i

Kata Pengantar………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI……………………....…………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..

1.1. Latar Belakang.………………..…………………..………………….1

1.2. Rumusan Masalah……….......…………………..…............................1

1.3 Tujuan….………………………….........………………………………….1

1.4 Manfaat………………………………….…................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………….……………………………..

2.1 Pengertian Toksikologi………………….…………………………………..2

2.2 Toksisitas……………………………….…………………………………...2

2.3 Hubungan Antara Mekanisme Dan Bahan Toksik………………………….2

2.4 Efek Toksik………………………………………………………………….2

2.5 Mekanisme Toksik…………………………………………………………..2

2.6 Toksik Dinamik Dan Toksik Kinetik……………………………………......2

2.7 Biomarker Dan Biomonitoring........................................................................2

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..3

Kesimpulan…………………………………………..………………….…….....3

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Toksik (racun), meskipun sudah dikenal secara umum namun sesungguhnya


memiliki arti sangat luas. Bagi orang awam, toksik merupakan sinonim dari kata
beracun. Racun didefinisikan sebagai zat kimia dengan tingkat toksisitas tinggi
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Doull dan Bruce (1986) menyatakan
bahwa racun adalah agen penyebab kerusakan dan kematian pada makhluk hidup
apabila terpajanan atau terabsorbsi tubuh. Toksikologi yang mempelajari tentang
sifat, pengaruh, dan cara mendeteksi agen toksik.

Toksikologi berasal dari bahasa yunani, yakni toxicon berarti racun dan logos
berarti ilmu. Sehingga, Truhaut (1974). mendefinisikan toksikologi sebagai ilmu
pengetahuan mengenai substansi beracun (toksik), yang dapat menyebabkan
perubahan atau gangguan pada fungsi-fungsi suatu organisme sehingga bisa
memberi dampak serius dan berbahaya bagi organisme target, seperti kematian.
Manusia dan organisme lainnya, dapat terpapar oleh zatzat toksik melalui
berbagai sumber seperti udara, air, makanan, dan sebagainya. Pejanan ini pada
umumnya secara akut tidak membahayakan, namun dapat memberi efek buruk
pada jangka panjang. Penurunan kualitas pada lingkungan sebagai dampak dari
kemajuan zaman dan peningkatan industrialisasi. menyebabkan cemaran tersebut
dapat semakin meluas.

Toksikologi lingkungan merupakan bagian dari ilmu toksikologi dengan bahasan


mengenai efek toksik terhadap lingkungan serta dampaknya bagi kesehatan
makhluk hidup.

Menurut Duffus (1980) toksikologi lingkungan adalah suatu bidang ilmu yang
mempelajari pengaruh senyawa beracun di alam dan lingkungan.

4
1.2 Rumusan Masalah

1.Pengertian Toksikologi

2.Apakah toksisitas berpengaruh terhadap kerusakan pada organ tubuh?

3.Bagaimana efek toksik?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui perjalanan suatu zat racun yang mengakibatkan penyakit dalam
jangka pendek,sedang maupun panjang . Mulai dari
absorsi,metabolisme,distribusi dan ekskresi kedalam tubuh manusia dan
dikeluarkan kembali.

1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui perjalanan suatu zat racun yang mengakibatkan


penyakit pada tubuh manusia

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Toksikologi

Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang racun. Dan
racun dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang
berbahaya bagi makhluk hidup racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh
secara kimiawi dan fisiologis yang dalam dosis toksik akan menyebabkan
gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian. Sifat bahan kimia dari racun
apabila masuk ke jaringan tubuh manusia akan mampu merusak sel darah merah
dan sistem saraf. Zat dikatakan beracun atau tidak bergantung pada seberapa
banyak bahan atau zat tersebut. Sehingga di dalam toksikologi industri yang
penting adalah menyatakan seberapa banyaknya sebagai taksiran beracun tidaknya
suatu zat tertentu. Toksikologi juga mencakup studi mengenai efek-efek
berbahaya yang disebabkan oleh fenomena fisik .

toksikologi lingkungan merupakan bagian dari ilmu toksikologi yang membahas


mengenai efek-efek toksikan (racun) lingkungan terhadap kesehatan (makhluk
hidup) dan lingkungan. Studi toksikologi lingkungan terkait dengan pertanyaan
bagaimana toksikan lingkungan, melalui interaksinya dengan manusia, hewan,
dan tanaman, memengaruhi kesehatan dan keselamatan organisme hidup tersebut
(Yu, 2005: 1). Dapat dikatakan, toksikologi lingkungan adalah suatu cabang ilmu
yang mempelajari sifat, penyebaran dan perilaku zat racun (polutan) di dalam
lingkungan, serta efeknya terhadap makhluk yang berada dilingkungan salah
satunya adalah manusia.

Toksikologi lingkungan dapat dibagi menjadi dua kategori: toksikologi kesehatan


lingkungan dan ekotoksikologi. Toksikologi kesehatan lingkungan dapat
didefinisikan sebagai studi mengenai efek-efek merugikan dari bahan-bahan kimia
lingkungan terhadap kesehatan manusia. Sedangkan ekotoksikologi merupakan
studi yang membahas efek-efek kontaminan lingkungan terhadap ekosistem dan
unsur-unsur pokok yang ada di dalam ekosistem.

6
2.2 Toksisitas

Toksisitas merupakan derajat atau potensi kerusakan akibat suatu zat/senyawa


asing yang terpajan ke dalam organisme. Terdapat berbagai macam tingkatan
toksisitas suatu senyawa antara lain: terjadi dalam waktu cepat, terjadi dalam
waktu sedang, terjadi dalam waktu lama, ataupun letal (terjadi pada konsentrasi
yang dapat menimbulkan kematian secara langsung) dan terjadi dibawah
konsentrasi yang menyebabkan kematian secara langsung). Pengukuran dari
toksisitas sangat kompleks, karena tingkat keparahannya dapat bervariasi dari satu
organ ke organ lain, juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia,
genetika,jenis kelamin, kondisi fisiologis, dan status kesehatan makhluk hidup.
Pada umumnya toksisitas diekspresikan sebagai

lethal concentration 50% (LC50) atau lethal dose 50% (LD50) yaitu konsentrasi
atau dosis dalam kondisi spesifik menyebabkan mortalitas pada separoh (50%)
populasi organisme dalam jangka

waktu tertentu. Nilai ini biasanya ditentukan dalam suatu uji toksisitas akut
menggunakan hewan percobaan. Pada uji toksisitas subkronis dan kronis, dikenal
istilah ADI (Acceptance Daily Intake) atau asupan harian yang dapat diterima,
NOEL (No Observed Effect Level) atau dosis dimana tidak ada efek terlihat, dan
NOAEL (No Observed Adverse Effect Level) atau dosis dimana tidak ada efek
toksik terlihat. Ada juga istilah MTD (Maximum Tolerated Dose) yaitu dosis
tertinggi yang dapat ditoleransi tanpa adanya kematian signifikan pada hewan uji
dari penyebab selain tumor .

7
2.3 Hubungan antara Dosis mekanisme Bahan Toksik

suatu bahan kimia dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni menguji frekuensi efek
timbul pada suatu kelompok objek percobaan dengan mengubah-ubah dosis (dose
response relation) atau dengan mengubah-ubah dosis, mengukur intensitas kerja
pada suatu objek percobaan (dose effect relation).

2.4 Efek Toksik

Efek toksik suatu senyawa asing (xenobiotik) dapat memberi akibat/dampak pada
makhluk hidup, tergantung target organ, mekanisme aksi, serta besarnya dosis.
Efek toksik dapat berupa lokal maupun sistemik.

Efek toksik lokal adalah akibat kontak pertama kali dengan bagian tubuh,
misalnya pada saluran pencernaan, bahan korosif pada kulit, serta iritasi gas atau
uap pada saluran napas.

Efek toksik sistemik adalah apabila xenobiotik terabsorpsi dan masuk kesirkulasi
sistemik kemudian terdistribusi ke target organ sasaran dan akan menimbulkan
beberapa substansi asing dengan efek toksik lokal dan sistemik pada tubuh
manusia. Efek toksik tersebut tergantung pada beberapa hal diantaranya, sifat fisik
dan kimia bahan toksik, situasi paparan,

kerentanan sistem biologis, frekuensi pemajanan, jalur masuknya ke dalam tubuh,


dan lainnya. Jalan masuk senyawa toksik kedalam tubuh umunya melalui oral
maupun inhalansi yang dapat distribusikan melalui saluran pencernaan, saluran
pernafasan. Durasi pemajanan cukup lama (kronis apabila bahan kimia
terakumulasi dalam sistem perjananan suatu zat hal tersebut terjadi karena sistem
tidak mempunyai cukup waktu untuk mencapai kondisi menjadi pulih akibat
pemajanan terus menerus dari bahan toksik yang terserap didalam organ tubuh .

8
2.5 Mekanisme Toksik

Suatu mekanisme toksik pada umumnya merupakan hasil dari sederetan proses
fisika, biokimia, dan biologis sangat rumit dan kompleks. Pada berbagai kerja
toksik dan mekanisme kerjanya, dapat dibedakan dua hal berikut:

a. Mekanisme toksik: Suatu proses interaksi kimia antara zat senyawa atau
metabolitnya dengan substrat biologic membentuk ikatan kimia kovalen
dengan sifat tidak bolak-balik (ireversible).
b. Pengaruh toksik: perubahan fungsional akibat interaksi bolak-balik
(reversible) antara zat asing (xenobiotik) dengan substrat biologi.
Pengaruh toksik dapat hilang jika zat asing tersebut dikeluarkan dari dalam
fases maupun urin.

2.6 Toksikdinamik dan Toksik kinektik

Toksik Dinamik

Fase ini merupakan interaksi antara xenobiotik dengan reseptor (tempat


mekanisme spesifik) sehingga terjadi proses-proses terkait dimana pada akhirnya
muncul efek toksik. Konsentrasi xenobiotik akan menentukan kekuatan efek
biologi yang ditimbulkan. Pada umumnya ditemukan konsentrasi zat kimia toksik
cukup tinggi dalam hepar (hati) dan ren (ginjal) karena pada kedua organ tersebut
zat toksik dimetabolisme dan diekskresi. Interaksi tokson-reseptor umumnya
merupakan interaksi bolak-balik (reversibel). Hal ini mengakibatkan perubahan
fungsional, yang secara lazim dapat hilang bila xenobiotika tereliminasi dari
tempat kerjanya (reseptor). Namun, selain interaksi reversibel, terkadang terjadi
pula interaksi tak bolak-balik (irreversibel) antara xenobiotika dengan sistem
biologi .

9
Toksik Kinetik

Fase ini Setelah xenobiotika berada dalam ketersediaan dimana keadaan


xenobiotika siap untuk diabsorpsi menuju aliran darah atau pembuluh limfa, maka
xenobiotika tersebut akan bersama aliran darah atau limfa didistribusikan ke
seluruh tubuh dan ke tempat kerja toksik (reseptor). Pada saat bersamaan sebagian
molekul xenobitika akan termetabolisme, atau tereksresi bersama urin melalui
ginjal, melalui empedu menuju saluran cerna, atau sistem eksresi lainnya (Hanya
sebagian dari jumlah zat terabsorpsi dapat mencapai tempat kerja sebenarnya,
yaitu jaringan dan reseptor target. Fase toksikkinetik dengan prosesnya, yaitu
invasi (absorpsi dan distribusi) serta evasi (metabolisme dan ekskresi) sangat
menentukan daya kerja zat, karena konsentrasi zat dalam berbagai kompartemen
dan jaringan sasaran tergantung pada parameter toksokinetik. Terdapat 2 proses
pada fase ini, antara lain proses transpor dan proses perubahan metabolik atau
biotransformasi.

2.7 Biomarker dan Biomonitoring

Biomarker adalah zat toksik yang terdapat dalam suatu zat yang dapat masuk ke
dalam organ tubuh manusia yang mengakibatkan suatu penyakit .

Bimonitoring adalah pengukuran pemaparan suatu zat yang telah masuk kedalam
tubuh dan dilakukan uji tes labolatorium melalui darah,rambut,urin dan fases

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari


bahan kimia terhadap organisme hidup. Setiap orang yang berhubungan dengan
zat kimia. Bahwa semua zat kimia beracun apabila tidak ditangani dengan baik
maka dengan sendirinya akan memberikan efek racun dan potensi bahaya
terhadap makhluk hidup dan lingkungannya. Toksikologi berkembang menjadi
berbagai macam bidang ilmu, salah satunya yaitu toksikologi lingkungan.
Toksikologi lingkungan adalah pengetahuan yang mempelajari efek toksik yang
ditimbulkan dampak atau resiko keberadaan zat kimia terhdap organisme hidup
dan lingkungannya.

11
DAFTAR PUSTAKA :
Duffus, J.H., Environtmental Toxicology, Edward Arnold, London.
Darsono, V., Pengantar Ilmu Lingkungan, Penerbit Universitas Atmajaya,
Yogyakarta
Ariens, E.J., Mutschler, F., Simon, A.M., 1993, Pengantar Toksikologi Umum,
Diterjemahkan oleh Yoke R.
Wattimena, Mathilda B. Widianto, Elin Yulinah Sukandar, Cetakan kedua,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

12

Anda mungkin juga menyukai