Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PENGELOLAHAN LIMBAH KIMIA DI LABORATORIUM


Dosen Pengampu : Dra.Sri Martini,M.Si,Apt

Disusun Oleh :
Kelompok IX DIII.1B
Ayatullah Malik Al-Akbar(1900055)
Ewika Pritiya Utami (1900062)
Mayang Utari (1900070)
Vanessa Axelia Bestary(1900096)
Yasinta Maulana Putri (1900098)
Zahra Dela Sukma (1900099)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja tentang Pengelolaan
dan Pengolahan Limbah padat di Laboratorium.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini dan makalah kami yang berikutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Pekanbaru, 14 November 2019

Kelompok IX
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah dan Pengelolaan Limbah di Laboratorium ..........................
2.2 Jenis-jenis Limbah Beracun ..............................................................
2.3 Pembuangan Limbah ............................................................................................
2.4 Klasifikasi atau Penggolongan Bahan Kimia dan Pengelolahannya ...................
2.5 Cara Pengelolahan Limbah Berdasarkan Jenisnya ..............................................
BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................

3.2 Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Limbah adalah benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang tidak diperlukan dan
dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi
bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan
terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam.
Limbah juga merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Mengingat
pentingnnya kebersihan lingkungan sehingga kami tergugah untuk membahas
pengolahan limbah.Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak
seimbangan ekosistem tidak dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini
merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya

Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan


tentang limbah ( Padat, Cair, Gas, B3) unsur-unsur yang terkandung serta
penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu
keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah
limbah yang terbuang ke alam.

Persoalan limbah sudah umum diperbincangkan banyak kalangan. Budaya


masyarakat dalam mengelola limbah hingga kini belum banyak berubah. Bahkan
dari kalangan dunia medis yang notabene identik dengan pola hidup bersih-nya
ternyata masih kerepotan juga mengelola limbahnya.

Limbah merupakan hasil samping dari produksi yang pada umumnya


menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap manusia dan lingkungan.
Limbah dapat dihasilkan oleh siapa saja, rumah tangga, rumah sakit, industry, dan
laboratorium universitas.

Beberapa kalangan menganggap bahwa semua yang sudah tidak terpakai


adalah sampah, dan setiap sampah adalah limbah. Namun kita tidak bisa
menggolongkan semua limbah dalam satu kategori saja, melainkan harus dipilah-
pilah berdasarkan fasanya, berdasarkan kedapat-daur-ulangnya, dan berdasarkan
toksisitasnya.

Setiap instansi biasanya menghasilkan limbah yang berbeda pula, limbah


rumah tangga biasanya berupa tinja dan sampah makanan, limbah industry berupa
sisa bahan yang sudah tidak diolah, limbah rumah sakit berupa bekas alat-alat
medis, dan limbah laboratorium (kimia) universitas berupa pelarut-pelarut dan
bahan-bahan kimia bekas kegiatan praktikum mahasiswa.

B. Rumusan masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Limbah dan Pengelolaan Limbah di Laboratorium?
2. Apa yang termasuk jenis limbah beracun?
3. Bagaimana Pembuangan Limbah?
4. Bagaimana Klasifikasi atau Penggolongan Bahan Kimia dan Pengelolahannya?
5. Bagaimana Cara Pengelolahan Limbah Berdasarkan Jenisnya

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Limbah dan Pengelolaan Limbah di Laboratorium
2. Untuk Memahami jenis limbah beracun
3. Mengetahui Pembuangan Limbah
4. Memahami Klasifikasi atau Penggolongan Bahan Kimia dan Pengelolahannya
5. Mengetahui Bagaimana Cara Pengelolahan Limbah Berdasarkan Jenisnya
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Limbah dan Pengelolaan Limbah di Laboratorium


Limbah adalah benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang tidak diperlukan dan
dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi
bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan
terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam.
Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium.
Dalam hal ini khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari
bahan kimia, peralatan untuk pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah
laboratorium ini mempunyai resiko berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup.
Pengelolaan Limbah Laboratorium adalah bagaimana buangan yang berasal dari
laboratorium dapat di kelola supaya tidak mencemari lingkungan dan
menimbulkan berbagai penyakit. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu,
kehadirannya dapat merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau
kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan
dalam lingkungan pada waktu tertentu.

1.2 Jenis-jenis Limbah Beracun


Jenis-jenis limbah beracun yaitu :
1. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan.
2. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan
dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah
menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat
dalam waktu lama.
3. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran
karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah
organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
4. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang
berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan
kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit
atau mulut.
5. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium
yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit,
seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia
yang terkena infeksi.
6. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan
iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau
kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5
untuk yang bersifat basa.

1.3 Pembuangan Limbah


Secara umum, metoda pembuangan limbah laboratorium terbagi atas
empat metoda.
1. Pembuangan langsung dari laboratorium.
Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia
yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang
langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa
yang mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru
bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan
beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih
dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.
2. Pembakaran Terbuka.
Metoda pembakaran terbuka dapat diterapkan untuk bahan-bahan organik yang
kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut
dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
3. Pembakaran Dalam Insenerator.
Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan
toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa
yang bersifat toksik.
4. Penguburan.
Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke
badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan
beracun.

1.4 Klasifikasi atau Penggolongan Bahan Kimia dan Pengelolahannya


Setiap limbah mempunyai cara pengolaham tersendiri tergantung dari
jenisnya. Berikut adalah jenis sampah/limbah dan cara pengolahannya:

1. Sampah/ limbah Kimia

Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan oleh laboratorium kimia


adalah limbah kimia dan limbah yang berasal dari bahan sisa analisa. Limbah
kimia biasanya berbentuk cairan yang berasal dari sisa hasil analisa kimia missal
analisa kadar protein, analisa kadar lemak, penentuan kadar sulfat, dan lain-lain.
Sedangkan limbah sisa analisa biasanya berbentuk serbuk berasal dari produk jadi
maupun bahan baku yang sudah tidak digunakan lagi untuk analisa. Limbah kimia
yang dihasilkan dapat digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Limbah B3 merupakan semua bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun
gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut. Meskipun begitu,
potensi bahaya limbah B3 di PT Forisa Nusapersada tidak begitu besar karena
limbah yang dihasilkan belum begitu banyak dan tidak begitu kompleks. Limbah
kimia yang dihasilkan dapat digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun). Limbah B3 merupakan semua bahan/senyawa baik padat, cair,
ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut. Meskipun begitu,
potensi bahaya limbah B3 di PT Forisa Nusapersada tidak begitu besar karena
limbah yang dihasilkan belum begitu banyak dan tidak begitu kompleks.

Berdasarkan jenis bahayanya, limbah bahan kimia dibagi menjadi :

a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
b. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,
percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar
dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

c. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena


melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.

d. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya


bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit
bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

e. Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi


penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.

f. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk
limbah yang bersifat asam.

Berikut aturan pembuangan/ penanganan sampah/limbah kimia:

a) Tidak boleh dibuang di saluran pembuangan air :

- pelarut-pelarut organik

- logam berat

- sianida, sulfida

- bahan-bahan padat

b) Sampah –sampah kimia yang berbahaya harus ditempatkan pada wadah


yang diberi label

c) Sampah radioaktif harus mendapat penanganan khusus, demikian juga


bahan bersifat karsinogenik.

Catatan :
Sampah-sampah yang sangat berbahaya biasanya diubah (dioksidasi, direduksi,
dinetralisasi, dll) menjadi bahan yang kurang berbahaya sebelum ditempatkan
dalam wadah-wadah pembuangan.

Alkali kuat harus dinetralisir sebelum dibuang, sedangkan asam kuat harus
dinetralkan dengan sodium bikarbonat sebelum dibuang
Bahan Karsinogenik :

a. Bahaya : beresiko tumor dan kanker pada seseorang.

b. Penyimpanan :

- bahan tsb dipesan sebanyak yang diperlukan saja

- wadah penyimpan harus aman betul

- semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dlm almari yang aman
berventilassi

c. enanganan : bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus segera
dicuci dengan air dingin selama + 5 menit

d. Pembuangan ;

limbah karsinogenik dibuang dalam wadah berlabel dan tertutup serta terpisah
dari bahan kimia lainnya dibuang secara bertahap, jangan menunggu hingga
jumlahnya banyak.bahan karsinogenik cair ditempatkan maksimal separo dari
kapasisas volume tempat pembuangan.

2. Limbah/sampah Biologi

Limbah/ smpah biologi adalah limbah/ sampah yang terdiri dari sampah Organik.
Yang mana Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah
ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan
plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional
juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-
buahan dan lain-lain.

Berikut cara menangani/ mengelola sampah Organik

1) Membakar sampah botani dan zoologi merupakan jalan terbaik utk


meyakinkan bahwa bahan-bahan busuk tsb tidak beresiko membahayakn
kesehatan

2) Preparat biologi, stains, fixative dan clearing agents kemungkinan besar


toksik sehingga tidak boleh dibuang ke sistem drainase umum.

3) Sampah harus ditempatkan pada wadah tertutup dan diberi label.

4) Sampah yang mengandung mikroorganisme harus di autoklave terlebih


dahulu.

5) Sampah biologi dan mikrobiologi dlm jumlah besar sebaiknya dimusnahkan


dlm incinerator

3. Limbah/ sampah Plastik

Cara untuk menangani limbah plastik, yaitu diantaranya :

Melakukan daur ulang sampah plastik dengan cara memisahkan partikel-


partikel plastik hingga terciptanya produk baru. Plastik daur ulang biasanya akan
dirubah bentuk menjadi biji plastik, botol minuman, dan produk baru dengan
bentuk baru yang lainnya. Hampir disetiap negara selalu berupaya melakukan
proyek besar dalam melakukan daur ulang sampah plastik.

Dengan menggunakan mesin incinerators untuk mendaur ulang limbah


plastik. Sebagian negara menggunakan mesin ini untuk mengolah sampah plastik
yang tidak teruarai. Semua limbah plastik dibakar menggunakan incinerators.
Namun ada dampak buruk jika menggunakan metode ini. Yaitu, timbulnya
pencemaran atau polusi udara. Namun seiring berjalannya waktu, para developer
telah bekerja keras untuk mengurangi dampak pulusi udara yang ditimbulkan.
Untuk mengurangi dampak dari limbah plastik, sebagian besar negara di
dunia telah melarang penggunaan produk plastik tertentu. Hal ini untuk
mengurangi rasa ketergantungan terhadap produk palstik. Dan menggantikannya
dengan produk yang lebih ramah lingkungan.

Menggunakan tas dari bahan kertas atau dari bahan lainnya untuk
berbelanja. Sehingga dapat mengurangi pemakaian plastik di dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk mengurangi dampak limbah plastik, dari pihak pemerintah dan
diri pribadi perorangan harus saling menyadari. Pemerintah harus membuat
tempat sampah di setiap sisi kota. Dan setiap individu juga harus mempunyai
kesadaran tentang membuang sampah. Jangan campur sampah plastik dengan
sampah yang bisa di daur ulang. Tempatkan sampah plastik pada tempat sampah
yang telah ditentukan. Dan jangan membuang sampah plastik di tempat umum
seperti di jalan, di sungai, di selokan, di parit, dan dimana sampah itu akan sangat
berpotensi buruk bagi lingkungan.

Meningkatkan kegiatan seminar atau pertemuan yang membahas tentang


daur ulang sampah plastik. Tentang metode cara pengolahan limbah plastik yang
terbaru. Dan harapan kami, pemerintah ikut terlibat dalam sosialisasi daur ulang
limbah plastik. Dan lembaga-lembaga negara atau swasta kami harap juga
semakin gencar dalam membahas ancaman limbah plastik terhadap lingkungan
hidup.

Sampah plastik jangan dikubur, sebaiknya dibuang pada wadah khusus


pembuangan plastic.

4. Limbah limbah lain

a) Sampah kertas dibuang dlm wadah khusus untuk kertas dan sebaiknya
dibakar dalam satu tempat pembakaran

b) Sampah-sampah yang tajam (mata pisau, syringe, jarum) harus ditempatkan


dalam kotak khusus dan tidak boleh dicampur dengan sampah lainnya.
1.5 Cara Pengelolahan Limbah Berdasarkan Jenisnya

Setiap limbah mempunyai cara pengolahan tersendiri tergantung dari jenisnya.


Berikut adalah cara pengolahan limbah berdasarkan jenisnya:
1. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
a. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Di lahan
penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat
berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik
dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah
terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan
mencemari tanah serta air.
b. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke
tanah. Pada landfill yang lebih modern, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda
(plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
c. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat
yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi
menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau
untuk pemanas ruangan.

2. PENGOLAHAN LIMBAH PADA FASA CAIR (WATER PHASE


TREATMENT)
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan
berikut:
 Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum
 Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan
 Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di
dalam penggunaannya sehari-hari
 Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit
 Tidak terbuka dan harus tertutup
 Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap

Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

1. Pengolahan secara Fisika


Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses
pengendapan.
2. Pengolahan secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.
3. Pengolahan secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai
pengolahan yang paling murah dan efisien.

3. PENGOLAHAN LIMBAH FASA GAS (GAS PHASE TREATMENT)


1. Mengontrol Emisi Gas Buang
Emisi gas buang dapat dikurangi dengan mulai menggunakan sumber bahan
bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan
polutan.
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
 Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack,
agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang
saja yang keluar dari cerobong.
 Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
 Membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari
bagian atas alat, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
 Dengan pengendap elektrostatik, yaitu menggunakan arus listrik untuk
mengionkan limbah. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara
bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda
yang sesuai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini
dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya).
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Dalam
jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakkan kesehatan
bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan
batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu. Setiap
limbah mempunyai cara pengolahan dan pengelolaan tersendiri tergantung dari
jenisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, 2000, Materi Kebijaksanaan Bersih , Kursus mengenai dampak

lingkungan Dasar-dasar AMDAL Type A, kerjasama Bapedal dengan Pusat


Penelitian dan Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian ITS, 03-13 Oktober 2000.

American Chemical Society, 1993, Task force on Laboratory Waste

Management, Less is Better, Washington DC, American Chemical Society.

Anonim, 2001, Buku Panduan Model Penerapan Produksi Bersih, Badan

Pengendalian Dampek Lingkungan.

Bapedal, 1996, Himpunan Peraturan tentang Pengendalian Dampek Lingkungan ,

Anda mungkin juga menyukai