Disusun Oleh :
NIM :PO71341200028
DOSEN PENGAMPU
MUSLINA, S.Pd, M.Si
Dengan mengucap Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan makalah yang berjudul
"Penanganan Limbah Medis & Bahan Berbahaya di Laboratorium Kimia Klinik" ini, dapat
selesai guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Limbah Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jambi.
Ada banyak sekali rintangan dan hambatan yang penulis rasakan selama menyusun penulisan
makalah ini. Namun berkat bantuan teman - teman dan doa orang tua, makalah ini bisa
berhasil diselesaikan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada ibu Muslina S.Pd M.Si selaku dosen pengampu dalam
Mata Kuliah Manajemen Limbah, dan juga bertema kasih kepada Ella dan Rani atas bantuan
dan arahan dalam pembuatan makalah yang baik dan benar, serta berterima kasih kepada
Dinda dan Firli atas hiburan dan penyemangat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis meminta maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan yang dilakukan.
Kepada semua pihak, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bisa dijadikan referensi untuk pengembangan selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah adalah sisa atau produk dari suatu proses usaha ataukegiatan yang terbuang
dan tidak terpakai yang dapat menimbulkan dampak buruk terhadap makhluk hidup
dan lingkungan. Menurut PP No 12 tahun 1995, limbah atau sampah adalah bahan
sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi, dari segi bentuknya limbah dapat
digolongkan menjadi tiga bagian yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
Limbah medis adalah sisa-sisa produk baik itu biologis maupun non biologis yang
dihasilkan oleh rumah sakit, klinik, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya
termasuk laboratorium kesehatan.Limbah medis bisa berupa darah, cairan tubuh,
tubuh, maupun alat-alat yang sudah terkontaminasi seperti jarum suntik, kain kasa,
selang infus, dan lain-lain.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Limbah Medis
Limbah medis adalah sisa-sisa produk baik itu biologis maupun non biologis yang
dihasilkan oleh rumah sakit, klinik, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan
lainnya termasuk laboratorium kesehatan.Limbah medis bisa berupa darah, cairan
tubuh, tubuh, maupun alat-alat yang sudah terkontaminasi seperti jarum suntik,
kain kasa, selang infus, dan lain-lain.
Limbah ini jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber kontaminasi.
Pada limbah darah, misalnya, jika berasal dari pasien yang mengidap penyakit
infeksius, maka jika tidak sengaja tersentuh orang, akan bisa menularkan
penyakit.
Begitu pula dengan limbah jarum suntik yang bisa melukai orang lain jika
dibuang sembarangan. Maka dari itu, pengelolaan limbah medis adalah hal yang
sangat penting dilakukan.
Berikut ini jenis-jenis limbah medis menurut organisasi kesehatan dunia (WHO).
1. Limbah infeksius
Limba medis infeksius adalah limbah yang mengandung darah atau cairan tubuh
yang biasanya berasal dari prosedur medis tertentu, seperti operasi atau
pengambilan sampel di laboratorium.
Limbah ini juga bisa berasal dari berbagai bahan sekali pakai yang digunakan
untuk menyerap darah atau cairan tubuh, seperti kain kasa atau selang infus.
Baik darah maupun cairan tubuh, seperti air liur, keringat, dan urine, bisa saja
mengandung bakteri, virus, maupun sumber penyakit lain yang bisa menular. Oleh
karena itu, limbah ini disebut sebagai limbah infeksius.
2. Limbah patologis
Limbah patologis adalah limbah medis yang berupa jaringan manusia, organ
dalam tubuh, maupun bagian-bagian tubuh lainnya.Limbah ini biasanya dihasilkan
setelah prosedur operasi dilakukan.
2
3. Limbah benda tajam
Pada beberapa prosedur perawatan penyakit, alat-alat yang tajam seperti jarum
suntik, pisau bedah sekali pakai, maupun silet akan digunakan.
Bekas alat yang tajam tersebut, harus dibuang di kotak tersendiri berwarna kuning
terang dan bertuliskan khusus untuk benda tajam.Perlakuan untuk limbah medis
yang satu ini memang perlu dilakukan dengan sangat hati-hati.
4. Limbah kimia
Selain yang bersifat biologis, limbah medis juga bisa bersifat kimia.Contoh
limbah kimia dari fasilitas kesehatan adalah cairan reagen yang digunakan untuk
tes laboratorium dan sisa cairan disinfektan.
5. Limbah farmasi
Limbah medis yang satu ini juga perlu dikelola dengan baik.Sebab jika dibuang
sembarangan, maka bukan tidak mungkin ada orang-orang tak bertanggung jawab
yang menyalahgunakannya.
6. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah buangan atau sisa produk dari barang-barang beracun
yang sifatnya sangat berbahaya karena bisa memicu kanker hingga menyebabkan
mutasi gen. Contoh limbah sitotoksik adalah obat yang digunakan untuk
kemoterapi.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah limbah yang berasal dari prosedur radiologi, seperti
rontgen, CT Scan, maupun MRI. Limbah tersebut bisa berupa cairan, alat, maupun
bahan lain yang digunakan yang sudah terpapar dan bisa memancarkan
gelombang radioaktif.
8. Limbah biasa
Sebagian besar limbah medis merupakan limbah biasa yang dihasilkan dari
kegiatan harian di fasilitas kesehatan rumah sakit, seperti makanan untuk pasien,
bungkus plastik alat medis, dan lain-lain.
3
2.3 Risiko limbah medis
Jika tidak dikelola dengan benar, limbah medis bisa membahayakan, terutama
bagi para petugas medis dan petugas kebersihan rumah sakit.Berikut ini beberapa
risiko yang mungkin timbul.
Luka atau sayatan akibat tertusuk jarum suntik bekas atau pisau bedah bekas
Paparan racun yang membahayakan kesehatan
Luka bakar kimiawi
Peningkatan, polusi udara apabila limbah medis dimusnahkan dengan cara
dibakar
Risiko terkena paparan radiasi berlebih tanpa pengaman
Peningkatan risiko penyakit berbahaya seperti HIV dan hepatitis
Limbah infeksius dan benda tajam perlu melalui proses sterilisasi terlebih dahulu
sebelum akhirnya dibakar menggunakan alat khusus dan dibuang.
Limbah sitotoksik, logam maupun kimiawi harus diolah dengan cara khusus
sebelum dibuang. Bila fasilitas kesehatan tidak mampu melakukannya, limbah
harus diserahkan kepada perusahaan khusus pengolahan limbah B3.
Limbah kimia dalam bentuk cair harus disimpan dalam kontainer yang kuat.
4
Limbah medis yang berbentuk cair tidak boleh dibuang langsung ke saluran
pembuangan.
Dalam pengelolaan suatu fasilitas kesehatan, limbah medis adalah komponen
yang tidak bisa diabaikan pengolahannya. Sebab jika sampai salah langkah, maka
sisa-sisa tersebut bisa menjadi sumber penyakit bagi orang lain.
Wadah limbah harus diberikan label “limbah berbahaya” dengan warna yang
mencolok, termasuk pemberian keterangan terkait nama limbah, tanggal pembuangan
limbah, sifat limbah, dan informasi lainnya. Pastikan label tidak rusak atau hilang,
untuk mencegah terjadinya pencampuran jenis limbah karena faktor kelalaian.
Pastikan tutup wadah hanya dibuka pada saat memasukan limbah ke dalam
wadah.Kondisi wadah yang tertutup secara kuat maupun dibuat longgar karena butuh
udara yang masuk dapat disesuaikan dengan jenis limbah kimia yang ditangani.
5
Perhatikan tempat penyimpanan limbah
Pilah wadah limbah sesuai dengan jenisnya.Untuk limbah yang bersifat asam atau
basa disimpan di tempat atau lemari yang berbeda.Jangan menyimpan corong bekas
pakai sembarangan karena hal ini dapat menyebabkan bahaya yang tidak terduga
karena pencampuran limbah kimia melalui penggunaan corong yang tidak steril.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk menyimpan limbah kimia:
Penimbunan/pengolahan limbah
Idealnya, tidak lebih dari satu wadah untuk masing-masing jenis limbah berada di
laboratorium.Jangan sampai ada empat wadah limbah organik dalam satu lab. Jika
terjadi kebakaran, akan sangat berbahaya.
Jika satu wadah tempat limbah penuh dengan limbah organik, segera pindahkan ke
ruang preparasi untuk dibuang atau diolah.
Pengolahan limbah ini, bisa dilakukan oleh manajemen laboratorium sendiri, atau
juga bisa minta bantuan pihak ketiga untuk diolahkan.Tentunya ini membutuhkan
biaya yang cukup mahal untuk mengolahnya agar aman dibuang ke lingkungan.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Limbah medis adalah sisa-sisa produk baik itu biologis maupun non biologis yang dihasilkan
oleh rumah sakit, klinik, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya termasuk
laboratorium kesehatan.Limbah medis bisa berupa darah, cairan tubuh, tubuh, maupun alat-
alat yang sudah terkontaminasi seperti jarum suntik, kain kasa, selang infus, dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian limbah medis, limbah medis terbagi menjadi beberapa jenis.
Sebanyak 85% dari limbah tersebut sama seperti limbah atau sampah pada umumnya.
Namun, sekitar 15% nya merupakan limbah berbahaya yang harus benar-benar diperhatikan
pengolahannya untuk mencegah penyebaran penyakit.
3.2 SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan
karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
7
DAFTAR PUSTAKA
Nina Hertiwi Putri. Definisi Limbah. Link :https://www.sehatq.com/artikel/limbah-medis-ini-
segala-hal-yang-perlu-diketahui. Diakses pada tanggal 8 Desember 2020
Adhani, Rosihan. 2018. Pengelolaan Limbah Medis Pelayanan Kesehatan. Di akses pada 20
Agustus 2022 pada jam 19.53 dari Link
:http://eprints.ulm.ac.id/2939/1/Buku%20Pengelolaan%20limbah%20medis%20pelay
anan%20kesehatan_final_26feb2018.pdf.