Anda di halaman 1dari 12

RESUME KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PENANGANAN LIMBAH KLINIK DAN BIOLOGI DI LABORATORIUM

Dosen Pengampu: Ns. Yayu Angriani, S. Kep., M.Kes

Kelompok 4:
Adila Al Hunapa :91A23002
Alviyatuzzuhri :91A23002
Azmi Mulyani :91A23005
Danu Wilantara :91A23009
Devriani :91A23010
Dewy Hartati :91A23012
Imam Ahmad Alqurtubi :91A23027
Liana Oktavia Cahyani :91A23036

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI


POLITEKNIK “MEDICA FARMA HUSADA”
MATARAM 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami meyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga Makala tentang
penangan limbah klinik dan biologi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Mataram , 09 Oktober 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Limbah
Bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah merupakan sisa
produksi,baik dari alam Pengertian limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai
yangberdampak negatif maupun hasil kegiatan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian limbah klinik dan biologi?
2. Permasalahan apa yang ada di saja yang ada pada limbah klinik dan biologi di
laboratorium?
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada pada limbah klinik dan
biologi?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja limbah klinik dan biologi di laboratorium dan danpak efek
dan cara penanganannya
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar Isi
Bab I pendahuluan
Rumusan masalah
Tujuan
BAB II
Pengertian limbah klinik
Pengertian limbah biologi
Contoh kasus
Penanganan
Bab III penutup
Kesimpulan
Saran

Daftar Pustaka

zz
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah Klinik Dan Biologi

1. Limbah klinis

adalah limbah yang berasal dan Pelayanan Medis, Laboratorium, Farmasi, Kamar
Bedah dan pelayanan medislainnya yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius,
berbahaya dan membahayakan. Perban, pembungkus yang kotor, jrum jarum, kantung
urine dan lain lain

2. Limbah Biologi
adalah Limbah yang berasal dari jaringan makhlukhidup. Contoh darah manusia,
produk darah, dan material yangberpotensi menyebabkan infeksi, Limbah patologi,
Limbah bangkaihewan, Limbah air. Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi
dansebaiknya diautoklaf sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebutharus diberi
label Biohazard.

B. Contoh kasus
Kasus COVID-19 Melonjak, Limbah Medis Capai 18.460 Ton
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan
sampai 27 Juli limbah medis COVID-19 mencapai 18.460 ton. Ia menjelaskan, limbah
medis tersebut berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit darurat, wisma
isolasi, karantina mandiri, tempat uji deteksi dan tempat vaksinasi. “Arahan Bapak
Presiden terhadap penanganan limbah medis ini, kita harus intensifkan dan harus lebih
sistematis. Betul-betul dilihat dari titik paling jauh di lapangannya. Jadi diperhatikan
bagaimana sistem itu bekerja, dari rumah sampai ke pusat-pusat pelayanan atau pararel
sampai ke tempat penanganannya,” ungkap Siti usai melakukan rapat terbatas dengan
Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Rabu (28/7).Ia menjelaskan, limbah medis COVID-19
ini mencakup infus bekas, masker, vial vaksin (botol vaksin), jarum suntik, face shield,
perban, hazmat, APD, pakaian medis, sarung tangan, alat PCR dan antigen, dan alcohol
pembersih swab. Data limbah medis tersebut, katanya, berasal dari berbagai provinsi di
Tanah Air. Ia memperkirakan data itu masih belum lengkap sehingga kemungkinan
jumlahnya bisa lebih besar. percepatan izin bagi fasilitas pelayanan Kesehatan
yang.memiliki incinerator (pembakaran) limbah medis agar bisa segera
beroperasi. Incinerator tersebut disyaratkan bisa mencapai suhu 800 derajat celcius dan
diawasi oleh KLHK.“Kita akan bangun alat-alat pemusnah, apakah incinerator atau
shredder, nanti yang akan dijelaskan sistemnya oleh kepala BRIN, untuk segera
direalisasikan dan diperintahkan Pak Presiden untuk segera dilaksanakan.

C. Cara Penanganan

RI Kembangkan Teknologi Penghancur Sampah Medis


Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Laksana Tri Handoko mengungkapkan pihaknya sedang mengembangkan teknologi
pengolah limbah medis berskala kecil dan mobile. Menurutnya, hal ini diperlukan untuk
membantu pengolahan limbah medis yang naik signifikan seiring dengan meledaknya
kasus COVID-19. Selain itu, baru 4,1 % rumah sakit yang memiliki incinerator yang
sudah mempunyai izin, dan hanya ada 20 pelaku usaha pengolahan limbah medis di
Indonesia dan kebanyakan hanya ada di Pulau Jawa. “Itu adalah pengolah limbah yang
sifatnya mobile, yang dilengkapi dengan plasma supaya kalau pun dia berada atau dekat
dengan pemukiman itu hampir tidak ada lagi emisi dioksin yang berbahaya, dan
ukurannya tidak besar, biaya operasional juga relatif kecil. Itu tadi yang bisa menjadi
solusi untuk shelter khusus pengolahan limbah misalnya di lingkungan tertentu di suatu
kelurahan, sehingga tidak perlu dibawa ke TPA, dan ini akan mengatasi problem limbah
medis yang dihasilkan terkait isolasi mandiri karena kita tidak bisa menyalahkan karena
mereka juga tidak tahu ini harus dibuang kemana,” ungkap Tri Handoko.Selain itu,
teknologi selanjutnya yang sedang dikembangkan yaitu daur ulang limbah medis yang
berpotensi memunculkan nilai tambah dan nilai ekonomi yang baru. Menurutnya, dengan
adanya daur ulang tersebut bisa meningkatkan kepatuhan fasyankes untuk tertib
mengumpulkan limbah medis karena nantinya akan ada insentif finansial dari sisi bisnis
daur ulang tersebut, serta berpotensi mengurangi biaya pengolahan limbah secara
keseluruhan.Seorang staf medis mengenakan APD membawa kantong sampah berisi
limbah medis di tengah pandemi CO VID -19 “alat ntohnya bpenghancur jarum suntik,
yang Coisa menghasilkan residu berupa stainless steel murni. Dan juga daur ulang untuk
APD dan Masker yang bahannya adalah polypropylene sehingga kita bisa peroleh
polypropylene (PP)murni, jenis plastik yang nilai ekonominya juga cukup tinggi,”
tuturnya. Ia berharap, hal tersebut selain bisa meningkatkan motivasi untuk
mengumpulkan dan mengolah limbah medis dengan tertib, juga bisa menjadi lahan bisnis
baru bagi para pelaku usaha di daerah, khususnya pelaku usaha mikro.

pertama, pengelolaan limbah padat. Di setiap rumah sakit harus menerapkan


reduksi limbah yang dimulai dari sumbernya. Diharuskan pula untuk mengetatkan
pengawasan ketika ada penggunaan B3 pada peralatan medis yang digunakan. Untuk
proses pengumpulan, pengangkutan, maupun pemusnahannya wajib memiliki sertifikasi
yang sumbernya dari pihak yang berwenang. Kedua, pengelolaan limbah cair. Perlu
dicatat bahwa rumah sakit diwajibkan untuk mempunyai instalasi pengelolaan limbah air
(IPAL) yang dikelola secara mandiri. Selain itu, limbah cair hasil medis harus
dikumpulkan di container dan disesuaikan dengan karakteristiknya. Baik itu mengandung
bahan kimia, radiologi, ataupun didasarkan dengan volume ataupun prosedur penanganan
serta penyimpanannya. Demikian pembahasan mengenai limbah dari kegiatan medis yang
sudah Anda ketahui. Semoga bisa menjadi pengetahuan dan informasi tambahan yang
bermanfaat bagi Anda. Pengelolaan. Pengelolaan limbah yang tak tepat akan merugikan
tak hanya lingkungan sekitar tapi juga makhluk hidup. Pengelolaan limbah dari medis
juga memerlukan prosedur yang sesuai dengan standar, sebab bisa berpotensi menularkan
banyak penyakit. Dibutuhkan pengawasan juga dari pihak professional agar tak salah
dalam prosedural. Mutu Certification sebagai penyedia layanan jasa pengujian, inspeksi,
serta sertifikasi untuk beragam industri siap membantu lembaga atau perusahaan Anda.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Limbah klinik dan biologi harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan dan Kesehatan. Pengelolaan limbah klinik dan
biologi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti sterilisasi, menciptakan
teknologi penghancur alat medis ,maupun pemisahan jenis limbah Limbah klinik dan
biologi yang berbahaya, dan beracun harus diidentifikasi dan dikelola secara khusus
agar tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia Metode pengolahan
limbah medis cair seperti aerob dapat meningkatkan efisiensi dan mutu pengolahan
limbah medis cair Limbah medis harus dikelola dengan baik agar tida menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Dari kesimpulan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa penanganan limbah klinik dan biologi sangat penting untuk
menjaga lingkungan dan kesehatan manusia. Pengelolaan limbah harus dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku agar tidak menimbulkan dampak
negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.
B. SARAN
Sebaiknya pemerintah dapat membuat teknologi yang dapat memusnakan alat
medis dalam skala besar. Agar dapat menangani limbah alat medis yang cukup banyak
di Indonesia dan agar tidak ada penggunaan alat medis secra berulang yang di lakukan
oleh oknum tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

bongudemo leokadia abe, dkk. (2013). penanganan limbah biologi dan klinik. 2-5.

yusup tasya salbila and prijanto (2021) penanganan limbah medis

Tedy prasetiawan (2020) permasalah limbah covid 19 di indonesia 18-20

Anda mungkin juga menyukai