PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
jasa kesehatan memiliki potensi yang sangat tinggi dalam menimbulkan infeksi
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (UU RI, 2010). Rumah
para penderita dan pekerjanya, baik bagi para dokter, perawat, teknisi, dan
1
2
semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan rumah sakit maupun perawatan
memenuhi tujuan mewujudkan lingkungan yang sehat dan aman bagi karyawan
Salah satu upaya yang dilakukan rumah sakit dalam rangka penyehatan
satu aspek strategis dari rumah sakit, karena dengan pengelolaan limbah yang
organik dan anorganik, tetapi juga limbah infeksius yang mengandung bahan
beracun berbahaya (B3). Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar 10%
berat, antara lain merkuri (Hg). Sekitar 40% lainnya adalah limbah organik
yang berasal dari sisa makanan, baik dari pasien dan keluarga pasien maupun
dapur gizi. Sisanya merupakan limbah anorganik dalam bentuk botol bekas
Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap
100 rumah sakit di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi
limbah sebesar 3,2 kg pertempat tidur perhari. Analisis lebih jauh menunjukkan
3
produksi limbah (limbah padat) berupa limbah domestik sebesar 76,8 % dan
limbah (limbah padat) rumah sakit sebesar 376.089 ton per hari dan produksi
air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari. Dari gambaran tersebut dapat
limbah medis yang berasal dari 2.813 rumah sakit di Indonesia mencapai 242
artimya limbah yang belum dikelola masih cukup besar” (Sinta Sapta Rina,
jumlah limbah diperkirakan 0,5 - 0,6 kilogram per tempat tidur rumah sakit per
hari.
gunakan rumah sakit tersebut dibuang ke laut. Bila hal ini terjadi akan
kesehatan lingkungan rumah sakit dan PP nomor 12 tahun 1995 dan PP Nomor
18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui PP Nomor
kurang baik. Hal tersebut didapat dari hasil wawancara kepada pihak rumah
diangkut jika ada dana, selain faktor dana juga ada faktor yang lain yaitu
menunggu pihak ke-3 (CV), karena tidak setiap hari pihak dari CV datang ke
Selain hasil wawancara juga ada beberapa bukti pedukung berupa catatan
tersebut berkisar 10 sampai 20 kg/ hari, jika limbah yang belum diangkut bisa
selama 3 atau 5 hari jumlah limbah yang tertimbun akan semakin banyak. Hal
ini tidak baik untuk lingkungan rumah sakit dan lingkungan sekitar. Menurut
lingkungan rumah sakit dan PP nomor 12 tahun 1995 dan PP Nomor 18 tahun
5
1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui PP Nomor 74 tahun
terkait anggaran yang dimiliki oleh rumah sakit. Limbah medis di rumah sakit
ditumpuk dan kemudian diangkut ke TPA, hal ini juga akan menimbulkan
pencemaran udara berupa bau yang dapat mengganggu aktivitas di rumah sakit
serta limbah medis yang tidak dikelola dengan baik dapat menularkan
penyakit.
Asembagus”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
RSUD Asembagus.
6
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat dalam penelitian ini yang dapat diambil antara
lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan (UBI)
Sebagai tambahan informasi dan wawasan mengenai gambaran
penelitian dalam hal pengelolaan sampah medis padat yang baik dan
benar.
7
3. Bagi Peneliti