ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas pengelolaan limbah medis padat pada
tanggal 23 Maret 2023 di Puskesmas Beruntung Raya diketahui bahwa pengelolaan sampah medis padat yang
termasuk sampah medis padat seperti alat medis seperti jarum, spuit dan perban seharusnya dimusnahkan
dengan menggunakan incenerator sedangkan Puskesmas Beruntung Raya belum memiliki incenelator. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan pengetahuan, tingkat pendidikan dan
masa kerja dengan pengelolaan sampah medis padat di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin tahun
2023. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin tahun 2023
sebanyak 46 orang. Jumlah responden sebanyak 45 dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan pegawai dengan pengelolaan sampah medis padat di Puskesmas
Beruntung Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023 dengan nilai p-value (0,000). Ada hubungan antara tingkat
pendidikan pegawai dengan pengelolaan sampah medis padat di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
Tahun 2023 dengan nilai p-value (0,017). Ada hubungan antara masa kerja pegawai dengan pengelolaan sampah
medis padat di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023 dengan nilai p-value (0,014). Saran
bagi puskesmas agar menyediakan tempat penampungan limbah medis yang memadai agar limbah medis bisa
di kelola dengan baik agar sesuai dengan penerapan standar operasional prosedur (SOP) dalam upaya
pengelolaan limbah medis padat.
Kata Kunci : Pengetahuan, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Pengelolaan Sampah Medis Padat
Kepustakaan : 29 (2005-2020)
ABSTRACT
Based on the results of observations and interviews with solid medical waste management officers on
March 23, 2023 at the Beruntung Raya Health Center, it is known that medical waste management is still not
good, this can be seen from the accumulation of medical waste in the room above the Health Center which is
not used. The purpose of this study was to identify and analyze the relationship between knowledge, education
level and years of service with solid medical waste management at the Beruntung Raya Community Health
Center, Banjarmasin City in 2023. This study used an analytical survey research method with a cross sectional
approach. The population of this study is all employees at the Beruntung Raya Public Health Center in
Banjarmasin City in 2023 as many as 45 people. The number of respondents was 46 with simple random
sampling technique. The results of the study show that there is a relationship between knowledge, education
level, and years of service with solid medical waste management at the Beruntung Raya Health Center,
Banjarmasin City in 2023. There is a relationship between employee knowledge and solid medical waste
management at the Beruntung Raya Health Center, Banjarmasin City in 2023, obtained a p-value ( 0.000).
There is a relationship between the level of education of employees and the management of solid medical waste
at the Beruntung Raya Community Health Center, Banjarmasin City in 2023, which obtained a p-value (0.017).
There is a relationship between the length of service of employees and the management of solid medical waste
at the Beruntung Raya Community Health Center, Banjarmasin City in 2023, which obtained a p-value (0.014).
Suggestions for puskesmas to provide adequate medical waste storage places so that medical waste can be
managed properly so that it is in accordance with the implementation of standard operating procedures (SOP)
in efforts to manage solid medical waste.
Keywords: Knowledge, Education Level, Years of Service, Solid Medical Waste Management
Literature : 29(2005-2020)
PENDAHULUAN insinerator, dapur, dan perawatan
Kesehatan manusia dan lingkungan generator.
memiliki hubungan yang erat. Kehadiran Limbah medis adalah segala jenis
lingkungan yang sehat sangat penting sisa dari kegiatan medis, baik dalam
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat bentuk padat, cair, maupun gas. Limbah
yang juga sehat. Salah satu faktor yang medis padat meliputi limbah infeksius,
berperan dalam menciptakan kondisi patologi, benda tajam, farmasi, sitoksis,
kesehatan bagi masyarakat adalah kimiawi, radioaktif, kontainer bertekanan,
Puskesmas. dan limbah dengan kandungan logam berat
Pusat Kesehatan Masyarakat, yang tinggi. Puskesmas menghasilkan limbah
sering disingkat sebagai Puskesmas, medis seperti jarum suntik, kassa bekas,
merupakan fasilitas yang mendukung infus set, spuit, kaca slide, kateter, sarung
perkembangan bidang kesehatan. tangan, masker, lancet, pembalut bekas,
Pertumbuhan jumlah Puskesmas di dan sejenisnya. Limbah yang dihasilkan
Indonesia mencerminkan keberhasilan dari fasilitas medis, termasuk Puskesmas,
pemerintah dalam mengurai termasuk dalam kategori biohazard, yaitu
ketidaksetaraan dalam pembangunan limbah yang sangat berbahaya bagi
kesehatan, tujuannya adalah agar semua lingkungan. Limbah ini mengandung
lapisan masyarakat dapat mengakses bakteri, virus, atau zat beracun yang dapat
pelayanan kesehatan dan meningkatkan menyebabkan pencemaran lingkungan,
kesehatan masyarakat secara optimal. cedera, serta penularan penyakit seperti
Meskipun demikian, perlu diperhatikan HIV/AIDS, penyakit Nosokomial,
bahwa Puskesmas juga bisa menjadi Hepatitis B dan C, dan penyakit lain yang
sumber pencemaran lingkungan dan dapat ditularkan melalui darah.
penyebaran penyakit. Keberadaan Puskesmas di setiap
Puskesmas memiliki potensi dalam wilayah memiliki signifikansi yang besar,
penularan penyakit yang bisa karena Puskesmas sebagai salah satu
membahayakan kesehatan masyarakat. fasilitas kesehatan memiliki tanggung
Kenaikan layanan kesehatan biasanya jawab dalam menjaga lingkungan dan
diikuti oleh peningkatan produksi limbah kesehatan masyarakat. Puskesmas juga
medis. Hal ini menghasilkan peningkatan memiliki peran penting terkait pengelolaan
sampah medis padat, yang berasal dari limbah, khususnya limbah medis yang
berbagai area seperti IGD (khususnya di dihasilkan. Limbah medis padat yang
Puskesmas dengan fasilitas rawat inap), dihasilkan oleh Puskesmas mengharuskan
poliklinik gigi, poliklinik imunisasi, ruang peningkatan dalam pengelolaannya,
KIA, apotek, poliklinik KB, dan ruang termasuk kebutuhan akan perlengkapan
laboratorium. Sampah medis padat terdiri medis dalam proses pelayanan.
dari beragam jenis seperti limbah Peningkatan ini juga sejalan
infeksius, farmasi, sitoksis, benda tajam, dengan peningkatan jumlah limbah medis
patologi, kimiawi, dan radioaktif. akibat penggunaan alat pelindung diri
Sementara itu, limbah cair berasal dari (APD), yang diperkirakan tumbuh hingga
laboratorium yang mengandung 3-4 kali lipat dari sebelumnya. Faktor-
mikroorganisme dan zat kimia beracun, faktor terkait pengelolaan limbah medis
sedangkan limbah gas dapat berasal dari perlu mendapat dukungan dari berbagai
aspek, karena setiap tahap pengelolaannya potensi masalah bagi pengguna fasilitas
memerlukan perilaku penanganan yang kesehatan, tenaga medis, dan lingkungan
tepat, mulai dari pengurangan limbah sekitar. Salah satu fasilitas kesehatan, yaitu
hingga pemusnahan. Puskesmas Beruntung Raya, menghasilkan
limbah medis padat yang cukup signifikan.
Petugas kesehatan, terutama Jumlah limbah ini bergantung pada
perawat, petugas kebersihan, dan kunjungan pasien, dengan rata-rata sekitar
sanitarian, memainkan peran krusial dalam 50 pasien per hari, dan menghasilkan
pengelolaan limbah medis di fasilitas sekitar 4-7 kg limbah medis per harinya.
kesehatan. Meskipun demikian, pada tahun Penambahan limbah medis dari vaksinasi
2020, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan Covid-19 juga telah meningkatkan jumlah
di Indonesia yang sesuai standar dalam limbah medis yang dihasilkan. Pada tahun
pengelolaan limbah medis belum 2020, akumulasi limbah mencapai sekitar
mencapai target yang ditetapkan dalam 100 kg, dan pada tahun 2021 meningkat
Renstra. menjadi sekitar 200 kg. Ini dipicu oleh
Fasilitas pelayanan kesehatan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan
menghasilkan berbagai jenis limbah medis, dan meningkatnya limbah medis sebagai
baik padat maupun cair. Limbah medis dampaknya.
padat mencakup masker bekas, sarung Hasil observasi dan wawancara
tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, pada tanggal 23 Maret 2023 dengan
plastik bekas minuman dan makanan, petugas pengelola limbah medis padat di
kertas bekas makanan dan minuman, alat Puskesmas Beruntung Raya, Ibu Yanti,
suntik bekas, set infus bekas, dan alat SKM, yang bertanggung jawab atas Ruang
pelindung diri bekas. Limbah ini Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
mengandung bahan berbahaya seperti mengindikasikan bahwa pengelolaan
bakteri, virus, racun, dan bahan radioaktif, limbah medis masih belum optimal.
sehingga pengelolaan yang tepat sangat Terlihat adanya penumpukan limbah
penting. medis di ruangan yang tidak digunakan
Dampak negatif dari limbah medis untuk pasien, tetapi digunakan sebagai
padat terhadap masyarakat dan lingkungan tempat sementara untuk sampah. Limbah-
disebabkan oleh pengelolaan yang kurang limbah ini terlebih dahulu dikumpulkan
efektif. Limbah medis yang tidak dikelola dalam kantongan plastik dan dipisahkan
dengan baik dapat menyebarkan patogen antara medis dan non-medis. Setiap tiga
yang berpotensi merugikan manusia dan bulan, limbah medis baru diangkut ke
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
perlu adanya upaya serius dalam dengan menggunakan alat transportasi
mengelola limbah medis secara benar guna standar, yaitu tosa. Namun, ada batasan
mencegah dampak buruk yang mungkin berat maksimal pengangkutan sebesar 100
timbul. kg per kali angkut, dan jika melebihi, akan
Oleh karena itu, penting untuk dikenakan biaya tambahan per kilogram.
mengelola limbah medis padat yang Faktor yang menghambat
dihasilkan oleh kegiatan layanan kesehatan pengelolaan limbah medis yang baik di
dengan cermat dan sesuai peraturan yang Puskesmas Beruntung Raya adalah
berlaku. Tujuannya adalah mencegah ketiadaan insinerator sebagai alat
pembuangan dan keterbatasan anggaran pendidikan yang memadai, pegawai akan
untuk pengangkutan lebih sering dari tiga mematuhi SOP yang telah ditetapkan,
bulan sekali. Kedua faktor ini seperti memisahkan limbah medis,
menyebabkan Puskesmas mengikuti SOP memasukkannya ke dalam kantong yang
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan berlabel sesuai jenis limbah, dan
Kota Banjarmasin, di mana pengangkutan menggunakan safety box kuning untuk
limbah hanya dilakukan setiap tiga bulan limbah tajam. Keselamatan dan kebersihan
dengan biaya gratis, tetapi dikenai biaya tempat penampungan juga harus
jika melebihi batas berat maksimal. diperhatikan. Jenis kelamin pegawai juga
Ketika limbah medis dari dapat mempengaruhi efektivitas
Puskesmas Beruntung Raya tidak dikelola pengelolaan limbah medis di Puskesmas
dengan baik sesuai peraturan, dampaknya Beruntung Raya.
dapat melibatkan masalah serius bagi
pengguna fasilitas kesehatan, petugas METODE PENELITIAN
medis, dan lingkungan. Limbah medis Jenis penelitianyang dilakukan adalah
yang tidak terkelola dengan baik dapat
studi analitik berupa survei, dimana upaya
mencemari lingkungan dan berkontribusi
dilakukan untuk menggali alasan dan cara
pada penyebaran penyakit, berpotensi
merugikan pekerja dan masyarakat, terjadinya fenomena kesehatan. Setelah itu,
bahkan dapat menyebabkan kematian. dilakukan analisis untuk menemukan
Oleh karena itu, Puskesmas hubungan dinamis antara fenomena tersebut
Beruntung Raya perlu mengkaji ulang dan
atau antara faktor risiko dan dampaknya
memperbaiki prosedur pengelolaan limbah
(Notoatmodjo, 2018).
medis padat. Langkah ini bertujuan untuk
mencegah penumpukan limbah medis Populasi penelitian merujuk pada semua
yang dapat berkontribusi pada penyebaran objek atau subjek yang menjadi fokus dalam
penyakit. Puskesmas harus memperhatikan penelitian (Notoatmodjo, 2018). Dalam kasus
jenis-jenis limbah medis yang dihasilkan, ini, populasi penelitian terdiri dari keseluruhan
seperti limbah Covid-19, limbah obat
pegawai di Puskesmas Beruntung Raya, Kota
kedaluwarsa, limbah infeksius, limbah
farmasi, limbah benda tajam, limbah Banjarmasin pada tahun 2023, dengan jumlah
patologi, limbah kimiawi, limbah total sebanyak 45 individu. Oleh karena itu,
mengandung logam berat, limbah kemasan sampel penelitian juga mencakup seluruh
bertekanan, dan limbah radioaktif. pegawai di Puskesmas Beruntung Raya, Kota
Selain pengelolaan limbah medis
Banjarmasin pada tahun 2023, yang berjumlah
itu sendiri, faktor-faktor yang berkaitan
dengan pegawai, seperti pengetahuan, 45 orang.
tingkat pendidikan, dan jenis kelamin, juga Instrumen merujuk pada alat-alat yang
perlu diperhatikan. Pengetahuan dan digunakan untuk mengumpulkan data
pendidikan pegawai dapat membentuk (Notoatmodjo, 2018). Selanjutnya, proses
perilaku dalam pengelolaan limbah medis,
analisis data dilakukan melalui metode
sementara jenis kelamin dapat
mempengaruhi penampilan sesuai dengan Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.
kepribadian. Dengan pengetahuan dan HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 1Distribusi Frekuensi Pengelolaan Frekuensi Persentase
Menurut Usia, Jenis Kelamin, Sampah Medis (%)
Padat
Responden
Baik 26 57,8%
di Puskesmas Beruntung Raya Kota Tidak Baik 19 42,4%
Banjarmasin Pengetahuan
Umur Frekuensi Persentase (%) Baik 29 64,4%
Cukup 16 35,6%
25 – 45 Tahun 32 71,1% Kurang 0 0
> 45 Tahun 13 28,9% Tingkat 38 84,4%
Pendidikan
Jenis Kelamin 11 24,4% Pendidikan
Laki-laki Tinggi
Pendidikan 7 15,6%
Perempuan 34 75,6% Menengah
Jumlah 45 100% Masa Kerja
Baru 21 46,7%
Sumber : Data primer, 2023 Lama 24 53,3%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel 1 di atas
menunjukkan bahwa dari 45 respoden, Sumber : Data primer, 2023
properti usia terbanyak responden Berdasarkan tabel 2 di atas
berusia 26 – 45 tahun yaitu 32 menunjukkan bahwa properti
responden (28,9%). Dan bahwa dari pengelolaan sampah medis terbanyak
45 responden, properti jenis kelamin adalah baik yaitu sebanyak 26
terbanyak responden yaitu perempuan responden (57,8%).bahwa properti
sebanyak 34 responden (75,6%). pengetahuan pegawai terbanyak
2. Analisis Univariat adalah baik yaitu sebanyak 29
Tabel 2 Distribusi Frekuensi responden (64,4%).bahwa properti
Pengelolaan Sampah,Pengetahuan, tingkat pendidikan pegawai terbanyak
Tingkat Pendidikan dan Masa adalah pendidikan tinggi yaitu
Kerja Medis Padat di Puskesmas sebanyak 38 responden (84,4%). Dan
Beruntung Raya Kota Banjarmasin bahwa properti masa kerja pegawai
2023 terbanyak adalah masa kerja lama
yaitu sebanyak 24 responden (53,3%).
3. Analisis Bivariat
Tabel 3
Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan, pendidikan dan Masa Kerja dengan
Pengelolaan Sampah Medis Padat di Puskesmas Beruntung Raya
Kota Banjarmasin Tahun 2023
Pengelolaan Sampah Medis Padat Total P-Value
Baik Tidak Baik Jumlah
n % n % n %
Pengetahuan
Baik 26 89,7 3 10,3 29 64,4 0,000
Cukup 0 0 16 100 16 35,6
Kurang 0 0 0 0 0 0
Pendidikan 25 65,8 13 34,2 38 84,4 0,017
Pendidikan
Tinggi
Lama 18 75 6 25 24 53,3