Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA

DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT


DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA KOTA BANJARMASIN
TAHUN 2023

Tri Novita Wulandari1,Achmad Rizal2, Deni Suryanto3


1
Kesehatan Masyarakat, 132O1, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNISKA, NPM. 19070326
2
Kesehatan Masyarakat, 132O1, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNISKA, NIDN. 1103079101
3
Kesehatan Masyarakat,132O1, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNISKA, NIDN.1108098601
Email:sriimawati1993@gmail.com

ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas pengelolaan limbah medis padat pada
tanggal 23 Maret 2023 di Puskesmas Beruntung Raya diketahui bahwa pengelolaan sampah medis padat yang
termasuk sampah medis padat seperti alat medis seperti jarum, spuit dan perban seharusnya dimusnahkan
dengan menggunakan incenerator sedangkan Puskesmas Beruntung Raya belum memiliki incenelator. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan pengetahuan, tingkat pendidikan dan
masa kerja dengan pengelolaan sampah medis padat di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin tahun
2023. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin tahun 2023
sebanyak 46 orang. Jumlah responden sebanyak 45 dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan pegawai dengan pengelolaan sampah medis padat di Puskesmas
Beruntung Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023 dengan nilai p-value (0,000). Ada hubungan antara tingkat
pendidikan pegawai dengan pengelolaan sampah medis padat di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
Tahun 2023 dengan nilai p-value (0,017). Ada hubungan antara masa kerja pegawai dengan pengelolaan sampah
medis padat di Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023 dengan nilai p-value (0,014). Saran
bagi puskesmas agar menyediakan tempat penampungan limbah medis yang memadai agar limbah medis bisa
di kelola dengan baik agar sesuai dengan penerapan standar operasional prosedur (SOP) dalam upaya
pengelolaan limbah medis padat.
Kata Kunci : Pengetahuan, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Pengelolaan Sampah Medis Padat
Kepustakaan : 29 (2005-2020)

ABSTRACT
Based on the results of observations and interviews with solid medical waste management officers on
March 23, 2023 at the Beruntung Raya Health Center, it is known that medical waste management is still not
good, this can be seen from the accumulation of medical waste in the room above the Health Center which is
not used. The purpose of this study was to identify and analyze the relationship between knowledge, education
level and years of service with solid medical waste management at the Beruntung Raya Community Health
Center, Banjarmasin City in 2023. This study used an analytical survey research method with a cross sectional
approach. The population of this study is all employees at the Beruntung Raya Public Health Center in
Banjarmasin City in 2023 as many as 45 people. The number of respondents was 46 with simple random
sampling technique. The results of the study show that there is a relationship between knowledge, education
level, and years of service with solid medical waste management at the Beruntung Raya Health Center,
Banjarmasin City in 2023. There is a relationship between employee knowledge and solid medical waste
management at the Beruntung Raya Health Center, Banjarmasin City in 2023, obtained a p-value ( 0.000).
There is a relationship between the level of education of employees and the management of solid medical waste
at the Beruntung Raya Community Health Center, Banjarmasin City in 2023, which obtained a p-value (0.017).
There is a relationship between the length of service of employees and the management of solid medical waste
at the Beruntung Raya Community Health Center, Banjarmasin City in 2023, which obtained a p-value (0.014).
Suggestions for puskesmas to provide adequate medical waste storage places so that medical waste can be
managed properly so that it is in accordance with the implementation of standard operating procedures (SOP)
in efforts to manage solid medical waste.
Keywords: Knowledge, Education Level, Years of Service, Solid Medical Waste Management
Literature : 29(2005-2020)
PENDAHULUAN insinerator, dapur, dan perawatan
Kesehatan manusia dan lingkungan generator.
memiliki hubungan yang erat. Kehadiran Limbah medis adalah segala jenis
lingkungan yang sehat sangat penting sisa dari kegiatan medis, baik dalam
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat bentuk padat, cair, maupun gas. Limbah
yang juga sehat. Salah satu faktor yang medis padat meliputi limbah infeksius,
berperan dalam menciptakan kondisi patologi, benda tajam, farmasi, sitoksis,
kesehatan bagi masyarakat adalah kimiawi, radioaktif, kontainer bertekanan,
Puskesmas. dan limbah dengan kandungan logam berat
Pusat Kesehatan Masyarakat, yang tinggi. Puskesmas menghasilkan limbah
sering disingkat sebagai Puskesmas, medis seperti jarum suntik, kassa bekas,
merupakan fasilitas yang mendukung infus set, spuit, kaca slide, kateter, sarung
perkembangan bidang kesehatan. tangan, masker, lancet, pembalut bekas,
Pertumbuhan jumlah Puskesmas di dan sejenisnya. Limbah yang dihasilkan
Indonesia mencerminkan keberhasilan dari fasilitas medis, termasuk Puskesmas,
pemerintah dalam mengurai termasuk dalam kategori biohazard, yaitu
ketidaksetaraan dalam pembangunan limbah yang sangat berbahaya bagi
kesehatan, tujuannya adalah agar semua lingkungan. Limbah ini mengandung
lapisan masyarakat dapat mengakses bakteri, virus, atau zat beracun yang dapat
pelayanan kesehatan dan meningkatkan menyebabkan pencemaran lingkungan,
kesehatan masyarakat secara optimal. cedera, serta penularan penyakit seperti
Meskipun demikian, perlu diperhatikan HIV/AIDS, penyakit Nosokomial,
bahwa Puskesmas juga bisa menjadi Hepatitis B dan C, dan penyakit lain yang
sumber pencemaran lingkungan dan dapat ditularkan melalui darah.
penyebaran penyakit. Keberadaan Puskesmas di setiap
Puskesmas memiliki potensi dalam wilayah memiliki signifikansi yang besar,
penularan penyakit yang bisa karena Puskesmas sebagai salah satu
membahayakan kesehatan masyarakat. fasilitas kesehatan memiliki tanggung
Kenaikan layanan kesehatan biasanya jawab dalam menjaga lingkungan dan
diikuti oleh peningkatan produksi limbah kesehatan masyarakat. Puskesmas juga
medis. Hal ini menghasilkan peningkatan memiliki peran penting terkait pengelolaan
sampah medis padat, yang berasal dari limbah, khususnya limbah medis yang
berbagai area seperti IGD (khususnya di dihasilkan. Limbah medis padat yang
Puskesmas dengan fasilitas rawat inap), dihasilkan oleh Puskesmas mengharuskan
poliklinik gigi, poliklinik imunisasi, ruang peningkatan dalam pengelolaannya,
KIA, apotek, poliklinik KB, dan ruang termasuk kebutuhan akan perlengkapan
laboratorium. Sampah medis padat terdiri medis dalam proses pelayanan.
dari beragam jenis seperti limbah Peningkatan ini juga sejalan
infeksius, farmasi, sitoksis, benda tajam, dengan peningkatan jumlah limbah medis
patologi, kimiawi, dan radioaktif. akibat penggunaan alat pelindung diri
Sementara itu, limbah cair berasal dari (APD), yang diperkirakan tumbuh hingga
laboratorium yang mengandung 3-4 kali lipat dari sebelumnya. Faktor-
mikroorganisme dan zat kimia beracun, faktor terkait pengelolaan limbah medis
sedangkan limbah gas dapat berasal dari perlu mendapat dukungan dari berbagai
aspek, karena setiap tahap pengelolaannya potensi masalah bagi pengguna fasilitas
memerlukan perilaku penanganan yang kesehatan, tenaga medis, dan lingkungan
tepat, mulai dari pengurangan limbah sekitar. Salah satu fasilitas kesehatan, yaitu
hingga pemusnahan. Puskesmas Beruntung Raya, menghasilkan
limbah medis padat yang cukup signifikan.
Petugas kesehatan, terutama Jumlah limbah ini bergantung pada
perawat, petugas kebersihan, dan kunjungan pasien, dengan rata-rata sekitar
sanitarian, memainkan peran krusial dalam 50 pasien per hari, dan menghasilkan
pengelolaan limbah medis di fasilitas sekitar 4-7 kg limbah medis per harinya.
kesehatan. Meskipun demikian, pada tahun Penambahan limbah medis dari vaksinasi
2020, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan Covid-19 juga telah meningkatkan jumlah
di Indonesia yang sesuai standar dalam limbah medis yang dihasilkan. Pada tahun
pengelolaan limbah medis belum 2020, akumulasi limbah mencapai sekitar
mencapai target yang ditetapkan dalam 100 kg, dan pada tahun 2021 meningkat
Renstra. menjadi sekitar 200 kg. Ini dipicu oleh
Fasilitas pelayanan kesehatan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan
menghasilkan berbagai jenis limbah medis, dan meningkatnya limbah medis sebagai
baik padat maupun cair. Limbah medis dampaknya.
padat mencakup masker bekas, sarung Hasil observasi dan wawancara
tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, pada tanggal 23 Maret 2023 dengan
plastik bekas minuman dan makanan, petugas pengelola limbah medis padat di
kertas bekas makanan dan minuman, alat Puskesmas Beruntung Raya, Ibu Yanti,
suntik bekas, set infus bekas, dan alat SKM, yang bertanggung jawab atas Ruang
pelindung diri bekas. Limbah ini Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
mengandung bahan berbahaya seperti mengindikasikan bahwa pengelolaan
bakteri, virus, racun, dan bahan radioaktif, limbah medis masih belum optimal.
sehingga pengelolaan yang tepat sangat Terlihat adanya penumpukan limbah
penting. medis di ruangan yang tidak digunakan
Dampak negatif dari limbah medis untuk pasien, tetapi digunakan sebagai
padat terhadap masyarakat dan lingkungan tempat sementara untuk sampah. Limbah-
disebabkan oleh pengelolaan yang kurang limbah ini terlebih dahulu dikumpulkan
efektif. Limbah medis yang tidak dikelola dalam kantongan plastik dan dipisahkan
dengan baik dapat menyebarkan patogen antara medis dan non-medis. Setiap tiga
yang berpotensi merugikan manusia dan bulan, limbah medis baru diangkut ke
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
perlu adanya upaya serius dalam dengan menggunakan alat transportasi
mengelola limbah medis secara benar guna standar, yaitu tosa. Namun, ada batasan
mencegah dampak buruk yang mungkin berat maksimal pengangkutan sebesar 100
timbul. kg per kali angkut, dan jika melebihi, akan
Oleh karena itu, penting untuk dikenakan biaya tambahan per kilogram.
mengelola limbah medis padat yang Faktor yang menghambat
dihasilkan oleh kegiatan layanan kesehatan pengelolaan limbah medis yang baik di
dengan cermat dan sesuai peraturan yang Puskesmas Beruntung Raya adalah
berlaku. Tujuannya adalah mencegah ketiadaan insinerator sebagai alat
pembuangan dan keterbatasan anggaran pendidikan yang memadai, pegawai akan
untuk pengangkutan lebih sering dari tiga mematuhi SOP yang telah ditetapkan,
bulan sekali. Kedua faktor ini seperti memisahkan limbah medis,
menyebabkan Puskesmas mengikuti SOP memasukkannya ke dalam kantong yang
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan berlabel sesuai jenis limbah, dan
Kota Banjarmasin, di mana pengangkutan menggunakan safety box kuning untuk
limbah hanya dilakukan setiap tiga bulan limbah tajam. Keselamatan dan kebersihan
dengan biaya gratis, tetapi dikenai biaya tempat penampungan juga harus
jika melebihi batas berat maksimal. diperhatikan. Jenis kelamin pegawai juga
Ketika limbah medis dari dapat mempengaruhi efektivitas
Puskesmas Beruntung Raya tidak dikelola pengelolaan limbah medis di Puskesmas
dengan baik sesuai peraturan, dampaknya Beruntung Raya.
dapat melibatkan masalah serius bagi
pengguna fasilitas kesehatan, petugas METODE PENELITIAN
medis, dan lingkungan. Limbah medis Jenis penelitianyang dilakukan adalah
yang tidak terkelola dengan baik dapat
studi analitik berupa survei, dimana upaya
mencemari lingkungan dan berkontribusi
dilakukan untuk menggali alasan dan cara
pada penyebaran penyakit, berpotensi
merugikan pekerja dan masyarakat, terjadinya fenomena kesehatan. Setelah itu,
bahkan dapat menyebabkan kematian. dilakukan analisis untuk menemukan
Oleh karena itu, Puskesmas hubungan dinamis antara fenomena tersebut
Beruntung Raya perlu mengkaji ulang dan
atau antara faktor risiko dan dampaknya
memperbaiki prosedur pengelolaan limbah
(Notoatmodjo, 2018).
medis padat. Langkah ini bertujuan untuk
mencegah penumpukan limbah medis Populasi penelitian merujuk pada semua
yang dapat berkontribusi pada penyebaran objek atau subjek yang menjadi fokus dalam
penyakit. Puskesmas harus memperhatikan penelitian (Notoatmodjo, 2018). Dalam kasus
jenis-jenis limbah medis yang dihasilkan, ini, populasi penelitian terdiri dari keseluruhan
seperti limbah Covid-19, limbah obat
pegawai di Puskesmas Beruntung Raya, Kota
kedaluwarsa, limbah infeksius, limbah
farmasi, limbah benda tajam, limbah Banjarmasin pada tahun 2023, dengan jumlah
patologi, limbah kimiawi, limbah total sebanyak 45 individu. Oleh karena itu,
mengandung logam berat, limbah kemasan sampel penelitian juga mencakup seluruh
bertekanan, dan limbah radioaktif. pegawai di Puskesmas Beruntung Raya, Kota
Selain pengelolaan limbah medis
Banjarmasin pada tahun 2023, yang berjumlah
itu sendiri, faktor-faktor yang berkaitan
dengan pegawai, seperti pengetahuan, 45 orang.
tingkat pendidikan, dan jenis kelamin, juga Instrumen merujuk pada alat-alat yang
perlu diperhatikan. Pengetahuan dan digunakan untuk mengumpulkan data
pendidikan pegawai dapat membentuk (Notoatmodjo, 2018). Selanjutnya, proses
perilaku dalam pengelolaan limbah medis,
analisis data dilakukan melalui metode
sementara jenis kelamin dapat
mempengaruhi penampilan sesuai dengan Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.
kepribadian. Dengan pengetahuan dan HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 1Distribusi Frekuensi Pengelolaan Frekuensi Persentase
Menurut Usia, Jenis Kelamin, Sampah Medis (%)
Padat
Responden
Baik 26 57,8%
di Puskesmas Beruntung Raya Kota Tidak Baik 19 42,4%
Banjarmasin Pengetahuan
Umur Frekuensi Persentase (%) Baik 29 64,4%
Cukup 16 35,6%
25 – 45 Tahun 32 71,1% Kurang 0 0
> 45 Tahun 13 28,9% Tingkat 38 84,4%
Pendidikan
Jenis Kelamin 11 24,4% Pendidikan
Laki-laki Tinggi
Pendidikan 7 15,6%
Perempuan 34 75,6% Menengah
Jumlah 45 100% Masa Kerja
Baru 21 46,7%
Sumber : Data primer, 2023 Lama 24 53,3%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel 1 di atas
menunjukkan bahwa dari 45 respoden, Sumber : Data primer, 2023
properti usia terbanyak responden Berdasarkan tabel 2 di atas
berusia 26 – 45 tahun yaitu 32 menunjukkan bahwa properti
responden (28,9%). Dan bahwa dari pengelolaan sampah medis terbanyak
45 responden, properti jenis kelamin adalah baik yaitu sebanyak 26
terbanyak responden yaitu perempuan responden (57,8%).bahwa properti
sebanyak 34 responden (75,6%). pengetahuan pegawai terbanyak
2. Analisis Univariat adalah baik yaitu sebanyak 29
Tabel 2 Distribusi Frekuensi responden (64,4%).bahwa properti
Pengelolaan Sampah,Pengetahuan, tingkat pendidikan pegawai terbanyak
Tingkat Pendidikan dan Masa adalah pendidikan tinggi yaitu
Kerja Medis Padat di Puskesmas sebanyak 38 responden (84,4%). Dan
Beruntung Raya Kota Banjarmasin bahwa properti masa kerja pegawai
2023 terbanyak adalah masa kerja lama
yaitu sebanyak 24 responden (53,3%).
3. Analisis Bivariat
Tabel 3
Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan, pendidikan dan Masa Kerja dengan
Pengelolaan Sampah Medis Padat di Puskesmas Beruntung Raya
Kota Banjarmasin Tahun 2023
Pengelolaan Sampah Medis Padat Total P-Value
Baik Tidak Baik Jumlah
n % n % n %
Pengetahuan
Baik 26 89,7 3 10,3 29 64,4 0,000
Cukup 0 0 16 100 16 35,6
Kurang 0 0 0 0 0 0
Pendidikan 25 65,8 13 34,2 38 84,4 0,017
Pendidikan
Tinggi

Pendidikan 1 14,3 6 85,7 7 15,6


Menengah

Masa Kerja 8 38,1 13 61,9 21 46,7 0,014


Baru

Lama 18 75 6 25 24 53,3

Jumlah 26 57,8 19 42,2 45 100


Sumber : Data primer, 2023

Tabel 3 di atas menunjukkan Tabel di atas menunjukkan


45 responden dengan pengetahuan 45 responden dengan masa kerja < 5
baik dengan pengelolaan sampah tahun dengan pengelolaan sampah
medis padat yang baik sebanyak 26 medis padat yang baik sebanyak 8
responden (89,7%) dan yang tidak responden (38,1%) dan yang tidak
baik sebanyak 3 responden (10,3%), baik sebanyak 13 responden
sedangkan responden dengan (61,9%), sedangkan responden
pengetahuan cukup dengan dengan masa kerja > 5 tahun dengan
pengelolaan sampah medis padat pengelolaan sampah medis padat
yang tidak baik sebanyak 16 yang baik sebanyak 18 responden
responden (100%). Dari hasil uji (75 %) dan yang tidak baik sebanyak
statistik dengan menggunakan 6 responden (25%). Dari hasil uji
metode Chi-Square α (0,05) statistik dengan menggunakan
didapatkan p-value (0,000) dengan metode Chi-Square α (0,05)
p-value < α, dapat disimpulkan didapatkan p-value (0,014) dengan
bahwa hipotesis pada penelitian ini p-value < α, dapat disimpulkan
diterima artinya ada hubungan antara bahwa hipotesis pada penelitian ini
pengetahuan pegawai dengan diterima artinya ada hubungan antara
pengelolaan sampah medis padat di masa kerja pegawai dengan
Puskesmas Beruntung Raya Kota pengelolaan sampah medis padat di
Banjarmasin Tahun 2023. Puskesmas Beruntung Raya Kota
Tabel diatas 45 responden Banjarmasin Tahun 2023.
dengan pendidikan tinggi dengan
pengelolaan sampah medis padat PEMBAHASAN
yang baik sebanyak 25 responden 1. Pengetahuan Pegawai di
(65,8%) dan yang tidak baik Puskesmas Beruntung Raya
sebanyak 13 responden (34,2%), Kota Banjarmasin tahun 2023
sedangkan responden dengan Berdasarkan tabel 2 di atas
pendidikan menengah dengan menunjukkan bahwa properti
pengelolaan sampah medis padat
pengetahuan pegawai terbanyak
yang baik sebanyak 1 responden
(14,3%) dan yang tidak baik adalah baik yaitu sebanyak 29
sebanyak 6 responden (85,7%). Dari responden (64,4%). Pengukuran
hasil uji statistik dengan pengetahuan responden
menggunakan metode Chi-Square α menggunakan 10 soal berkaitan
(0,05) didapatkan p-value (0,017) dengan pengertian sampah medis
dengan p-value < α, dapat padat, penampungan tempat
disimpulkan bahwa hipotesis pada
sampah medis padat serta
penelitian ini diterima artinya ada
hubungan antara tingkat pendidikan pengelolaan sampah medis padat.
pegawai dengan pengelolaan sampah Beberapa responden masih
medis padat di Puskesmas Beruntung menjawab pertanyaan dengan
Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023. jawaban yang salah, dimana
terdapat 16 responden (35,6%) mampu membuang limbah medis
memiliki pengetahuan yang cukup dengan benar, terutama limbah
baik. medis yang berpotensi
Hasil ini sejalan dengan menyebabkan infeksi, sesuai
studi yang dilakukan oleh dengan aturan yang berlaku
Khotimah pada tahun 2018. (Sholikhah, 2011). Langkah ini
Berdasarkan temuan penelitian diharapkan dapat mengurangi
tersebut, ditemukan bahwa dari risiko terjadinya kecelakaan kerja
total 38 responden, sebanyak 11 dan infeksi nosokomial.
responden (28,9%) memiliki Pengetahuan adalah hasil
pengetahuan yang kurang dan 27 dari pemahaman, yang diperoleh
responden (71,1%) memiliki ketika seseorang mengamati suatu
pengetahuan yang baik mengenai objek tertentu. Pengamatan ini
pengelolaan sampah medis. Hal ini dilakukan melalui indra-indra
mengindikasikan adanya manusia. Proses ini pada akhirnya
kekurangan pengetahuan pada menghasilkan pengetahuan yang
sebagian petugas terkait dipengaruhi oleh perhatian dan
pengelolaan sampah medis. persepsi terhadap objek
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah hasil Tingkat pendidikan yang
dari pemahaman terhadap suatu dimiliki oleh responden memiliki
informasi dan diperoleh setelah pengaruh terhadap cara berpikir,
seseorang melakukan pengamatan sikap, dan tindakan dalam
terhadap objek tertentu. Proses menghadapi berbagai masalah,
pengamatan ini terjadi melalui terutama dalam lingkup pekerjaan.
panca indera manusia, yaitu Individu dengan tingkat pendidikan
penglihatan, pendengaran, yang lebih tinggi cenderung lebih
penciuman, perasaan, dan mampu mengatasi masalah yang
perabaan. Sebagian besar dihadapi dibandingkan dengan
pengetahuan manusia diperoleh mereka yang tingkat pendidikannya
melalui penglihatan dan lebih rendah (Ihsan, 2005).
pendengaran (Notoatmodjo, 2010). Tinggi rendahnya tingkat
Faktor pengetahuan pengetahuan responden disebabkan
mengenai limbah memiliki peranan banyak sedikitnya informasi yang
penting, terutama dalam kalangan diperoleh oleh petugas pengelola
tenaga kesehatan seperti perawat sampah medis, kurangnya
yang bertanggung jawab terhadap pelatihan, penyuluhan tentang
pembuangan limbah medis di pengelolaan sampah medis.
rumah sakit. Salah satu langkah Semakin tinggi informasi yang
untuk meningkatkan pengetahuan diperoleh semakin tinggi pula
adalah melalui pelatihan atau tingkat pengetahuan responden.
penyuluhan, yang berfungsi 2. Tingkat Pendidikan pegawai di
sebagai alat pendidikan khususnya Puskesmas Beruntung Raya
bagi para perawat, agar mereka Kota Banjarmasin tahun 2023
Berdasarkan tabel 2 di atas pendidikan yang ditempuh,
menunjukkan bahwa properti semakin berkualitas pula
tingkat pendidikan pegawai pengetahuan yang dimiliki
terbanyak adalah pendidikan tinggi seseorang. Pendidikan juga
yaitu sebanyak 38 responden berhubungan dengan transfer
(84,4%). Hasil kuesioner pengetahuan, sikap, keyakinan,
menunjukkan bahwa tingkat keterampilan, dan perilaku, seperti
pendidikan mayoritas responden yang dijelaskan oleh
adalah pendidikan tinggi dengan 10 (Notoatmodjo .2012)
responden merupakan lulusan S-1, Salah satu ukuran dari
24 responden merupakan lulusan tingkat pendidikan adalah
D-III, 3 responden merupakan pendidikan formal, yang mencakup
lulusan D-IV dan 8 responden jenjang pendidikan terakhir yang
lainnya merupakan lulusan SMA/ diselesaikan oleh individu, seperti
Sederajat. Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Hasil penelitian ini sejalan Pertama, Sekolah Menengah Atas,
oleh Yuanika pada tahun 2022. dan perguruan tinggi, sesuai
Dalam penelitian tersebut, dengan konsep yang diajukan oleh
mayoritas dari partisipan memiliki (Wirawan, 2016).
latar belakang pendidikan yang 3. Masa Kerja Pegawai di
berbeda-beda. Pendidikan Puskesmas Beruntung Raya
Diploma-III diikuti oleh 17 Kota Banjarmasin tahun 2023
responden (53,1%), pendidikan Berdasarkan tabel 2 di atas
Sarjana (S-1) diikuti oleh 14 menunjukkan bahwa properti masa
responden (43,8%), dan pendidikan kerja pegawai terbanyak adalah
Diploma-IV diikuti oleh 1 masa kerja lama yaitu sebanyak 24
responden (3,1%). responden (53,3%). Hal ini
Konsep tentang tingkat menunjukkan bahwa mayoritas
pendidikan, seperti yang responden memiliki masa kerja
dikemukakan oleh Lestari dalam lebih dari 5 tahun. Masa kerja
penelitian oleh Wirawan pada terlama adalah 38 tahun dan masa
tahun 2016, merujuk pada usaha kerja terbaru adalah 1 bulan masa
seseorang dalam mengembangkan kerja.
kapasitasnya, sikapnya, dan Hasil penelitian juga ini
perilakunya. Hal ini dapat terjadi sejalan dengan penelitian yang
baik melalui pengalaman dilakukan oleh Yuanika (2022)
organisasi maupun individu. bahwa petugas kesehatan di
Pendidikan, sebagai suatu proses Puskesmas 9 Nopember tahun 2022
pembelajaran, memiliki tujuan yang memiliki masa kerja dengan
untuk memajukan dan kategori sedang yaitu sebanyak 12
meningkatkan kemampuan khusus orang (15,63%). Petugas kesehatan
sehingga individu yang mendapat di Puskesmas 9 Nopember tahun
pendidikan dapat berdiri sendiri. 2022 yang memiliki masa kerja
Umumnya, semakin tinggi
dengan kategori lama yaitu medis padat dengan lebih baik. Hal
sebanyak 10 orang (31,25%). ini menunjukkan bahwa masa kerja
Masa kerja adalah secara positif mempengaruhi
panjangnya waktu terhitung mulai pegawai lebih termotivasi dalam
pertama kali masuk kerja hingga pengelolaan sampah medis padat.
sekarang (Mauludi, 2010). Masa Masa kerja seseorang
kerja adalah jangka waktu atau berkaitan dengan pengalaman
lamanya seseorang bekerjapada kerjannya. Menurut Rudiansyah
suatu instansi, kantor, dan (2014;44) adalah “lamanya seorang
sebagainya (Koesindratmono, karyawan menyumbangkan
2011). Masa kerja juga merupakan tenaganya pada perusahaan tertentu
faktor yang berkaitan dengan dan menghasilkan penyerapan dari
lamanya seseorang bekerja di suatu berbagai aktivitas manusia.”
tempat. Menurut Andini (2015) Semakin berpengalaman seorang
Masa kerja juga merupakan jangka karyawan maka akan semakin
waktu seseorang yang sudah membantu perusahaan untuk
bekerja dari pertama mulai masuk menghasilkan kinerja atau output
hingga bekerja. Masa kerja dapat yang lebih banyak. Sedangkan
diartikan sebagai sepenggalan Menurut Balai Pustaka Departemen
waktu yang agak lama dimana Pendidikan dan Kebudayaan
seseorang tenaga kerja masuk (2013) Masa Kerja (lama bekerja)
dalam satu wilayah tempat usaha merupakan pengalaman individu
sampai batas tertentu (Nisak, yang akan menentukan
2014). pertumbuhan dalam perkerjaan dan
Menurut Tulus (1992), jabatan. Masa kerja memberikan
masa kerja adalah jangka waktu pengalaman kerja, pengetahuan dan
atau berapa lama tenaga kerja keterampilan kerja seorang
bekerja di suatu tempat. Waktu karyawan. Pengalaman kerja
kerja dapat berpengaruh positif menjadikan seseorang memiliki
terhadap kinerja apabila semakin sikap kerja yang terampil, cepat,
lama waktu kerja maka semakin mantap, tenang, dapat menganalisa
berpengalaman orang tersebut, kesulitan dan siap mengatasinya.
sehingga memiliki motivasi dalam 4. Hubungan Pengetahuan Pegawai
melaksanakan tugasnya dengan dengan Pengelolaan Sampah
baik. Di sisi lain dapat Medis Padat di Puskesmas
memberikan pengaruh negatif Beruntung Raya Kota
ketika dengan semakin lama waktu Banjarmasin tahun 2023
kerja maka akan timbul rasa Hasil penelitian didapatkan
komitmen terbiasa dengan keadaan bahwa dari 45 respoden yang
dan menyepelekan pekerjaan serta diberikan kuesioner, responden
akan menyebabkan kebosanan. dengan pengetahuan baik dengan
Pada hasil penelitian ini, terlihat pengelolaan sampah medis padat
bahwa mayoritas pegawai dengan yang baik sebanyak 26 responden
masa kerja lama mengelola sampah (89,7%) dan yang tidak baik
sebanyak 3 responden (10,3%), kesehatan yang memiliki
sedangkan responden dengan pengetahuan baik memiliki peluang
pengetahuan cukup dengan sekitar 3,240 hingga 156,269 kali
pengelolaan sampah medis padat lebih besar dibandingkan dengan
yang tidak baik sebanyak 16 mereka yang memiliki pengetahuan
responden (100%). Dari hasil uji kurang baik.
statistik dengan menggunakan Chi- Penemuan ini juga
Square dengan tingkat kepercayaan konsisten dengan hasil penelitian
(α) (0,05) didapatkan p-value yang dilakukan oleh Herawati pada
(0,000) dengan p-value < α, dapat tahun 2021. Hasilnya menunjukkan
disimpulkan bahwa hipotesis pada bahwa terdapat hubungan antara
penelitian ini diterima artinya ada pengetahuan dan pelaksanaan
hubungan antara pengetahuan pengelolaan sampah medis padat.
pegawai dengan pengelolaan Hubungan antara pengetahuan dan
sampah medis padat di Puskesmas perilaku diukur menggunakan uji
Beruntung Raya Kota Banjarmasin kendall tau dengan hasil p-value
Tahun 2023. sebesar 0,000, yang kurang dari
Hasil penelitian ini sejalan 0,05. Hal ini mengindikasikan
yang dilakukan oleh Widyati pada bahwa terdapat hubungan yang
tahun 2017. Hasil analisis statistik signifikan antara pengetahuan dan
menunjukkan bahwa nilai P-Value perilaku perawat dalam
dari uji statistik adalah 0,001, yang melaksanakan pengelolaan limbah
lebih kecil daripada nilai alfa (α) medis di Ruang Unit Khusus RS
sebesar 0,05. Oleh karena itu, dapat Muhammadiyah Selogiri. Kekuatan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel ini
hubungan antara pengetahuan juga cukup kuat, dengan koefisien
petugas kesehatan tentang korelasi sebesar 0,759.
pengelolaan sampah medis di Faktor pengetahuan diakui
rumah sakit dengan tindakan yang sebagai salah satu pendorong
mereka lakukan. Hasil ini juga utama pembentukan perilaku.
mendukung temuan bahwa nilai Perilaku yang didasari oleh
Odds Ratio (OR) sebesar 22,5 pemahaman akan pengetahuan
mengindikasikan bahwa cenderung lebih konsisten
pelaksanaan tindakan pengelolaan dibandingkan dengan perilaku yang
sampah medis rumah sakit oleh tidak didasari oleh pemahaman.
petugas kesehatan yang memiliki Oleh karena itu, penting bagi
pengetahuan baik adalah 22,5 kali tenaga kesehatan, terutama
lebih mungkin terjadi dibandingkan perawat, untuk memiliki
dengan petugas kesehatan yang pengetahuan yang memadai
pengetahuannya kurang baik dalam tentang pengelolaan limbah, karena
hal tersebut. Selain itu, Confidence pengetahuan ini merupakan
Interval (CI) menunjukkan bahwa landasan penting dalam
pelaksanaan tindakan pengelolaan pembuangan limbah rumah sakit.
sampah medis oleh petugas Salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan adalah menunjukkan adanya korelasi
melalui pelatihan atau penyuluhan, antara Tingkat Pendidikan dan
yang dapat berfungsi sebagai alat pelaksanaan pengelolaan limbah
pendidikan khususnya bagi perawat medis di RSUD Hadji Boejasin
dalam mengelola limbah medis Pelaihari pada tahun 2021. Hal ini
dengan tepat, terutama limbah terindikasi dari nilai p-value
medis yang berpotensi sebesar 0,007 (< 0,05). Sebagai
menimbulkan infeksi (Sholikhah, akibatnya, hipotesis nol (Ho) dapat
2011). ditolak, mengindikasikan bahwa
terdapat kaitan antara Tingkat
5. Hubungan Tingkat Pendidikan
Pendidikan dan implementasi
dengan Pengelolaan Sampah
tindakan pengelolaan limbah medis
Medis Padat di Puskesmas
di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Beruntung Raya Kota
Hasil ini menunjukkan bahwa
Banjarmasin tahun 2023
Tingkat Pendidikan memiliki
Hasil penelitian didapatkan
dampak yang signifikan terhadap
bahwa dari 45 respoden yang
perilaku para petugas kesehatan
diberikan kuesioner, responden
dalam mengurus limbah medis.
dengan pendidikan tinggi dengan
Dapat disimpulkan bahwa semakin
pengelolaan sampah medis padat
tinggi tingkat pendidikan
yang baik 25 responden (65,8%)
seseorang, semakin tinggi juga
dan yang tidak baik sebanyak 13
kemungkinan perilaku petugas
responden (34,2%), sedangkan
dalam mengelola limbah medis,
responden dengan pendidikan
dan sebaliknya.
menengah dengan pengelolaan
sampah medis padat yang baik 6. Hubungan Masa Kerja dengan
sebanyak 1 responden (14,3%) dan Pengelolaan Sampah Medis
yang tidak baik sebanyak 6 Padat di Puskesmas Beruntung
responden (85,7%). Dari hasil uji Raya Kota Banjarmasin tahun
statistik dengan menggunakan Chi- 2023
Square dengan tingkat kepercayaan Hasil penelitian didapatkan
(α) (0,05) didapatkan p-value bahwa dari 45 respoden yang
(0,017) dengan p-value < α, dapat diberikan kuesioner, responden
disimpulkan bahwa hipotesis pada dengan masa kerja < 5 tahun
penelitian ini diterima artinya ada dengan pengelolaan sampah medis
hubungan antara tingkat pendidikan padat yang baik sebanyak 8
pegawai dengan pengelolaan responden (38,1%) dan yang tidak
sampah medis padat di Puskesmas baik sebanyak 13 responden
Beruntung Raya Kota Banjarmasin (61,9%), sedangkan responden
Tahun 2023. dengan masa kerja ≥ 5 tahun dengan
Hasil penelitian ini sejalan pengelolaan sampah medis padat
dengan hasil riset yang yang baik sebanyak 18 responden
dilaksanakan oleh Anisa pada (75 %) dan yang tidak baik
tahun 2021. Hasil analisis statistik sebanyak 6 responden (25%). Dari
hasil uji statistik dengan tahun 2022. Dalam penelitian
menggunakan Chi-Square dengan tersebut, ditemukan bahwa di
tingkat kepercayaan (α) (0,05) Puskesmas 9 Nopember tahun
didapatkan p-value (0,014) dengan 2022, terdapat petugas kesehatan
p-value < α, dapat disimpulkan dengan masa kerja kategori sedang,
bahwa hipotesis pada penelitian ini jumlahnya 12 orang (15,63%). Dari
diterima artinya ada hubungan kelompok ini, 8 orang (25%)
antara masa kerja pegawai dengan menunjukkan upaya pengelolaan
pengelolaan sampah medis padat di limbah medis padat dalam kategori
Puskesmas Beruntung Raya Kota baik, 3 orang (9,38%) dalam
Banjarmasin Tahun 2023. kategori cukup, dan 1 orang
Temuan dari penelitian ini (3,12%) dalam kategori kurang.
sejalan dengan hasil penelitian Sementara itu, terdapat 10 petugas
sebelumnya yang dilakukan oleh kesehatan (31,25%) dengan masa
Hastuty pada tahun 2019. Dalam kerja kategori lama, semuanya
penelitian tersebut, terungkap menunjukkan upaya pengelolaan
bahwa dari 102 petugas medis yang limbah medis padat dalam kategori
baru saja memulai pekerjaan, baik. Terdapat juga 10 petugas
sebanyak 36 di antaranya kesehatan (31,25%) dengan masa
menunjukkan perilaku positif kerja kategori baru, di mana 3
terkait penanganan sampah medis. orang (9,38%) menunjukkan upaya
Di sisi lain, dari 96 petugas medis pengelolaan limbah medis padat
yang sudah bekerja lama, sebanyak dalam kategori baik.
44 di antaranya menunjukkan Hasil analisis statistik yang
perilaku negatif terkait hal tersebut. dilakukan dengan menggunakan uji
Analisis statistik dari penelitian ini Spearman Rho menunjukkan
menghasilkan p-value sebesar bahwa p-value sebesar 0,006 ≤ α
0,001 (dengan α < 0,05), yang 0,05, yang berarti bahwa hipotesis
mengindikasikan adanya hubungan nol (Ho) ditolak. Hal ini
antara masa kerja dan cara mengindikasikan adanya hubungan
penanganan sampah medis. Nilai yang signifikan antara masa kerja
Proporsi Odds Ratio (POR) sebesar dan upaya pengelolaan limbah
2,1 menunjukkan bahwa petugas medis padat di Puskesmas 9
medis yang baru (< 5 tahun) Nopember tahun 2022. Temuan ini
memiliki risiko dua kali lebih juga mendukung hasil penelitian
tinggi untuk menunjukkan perilaku sebelumnya yang dilakukan oleh
negatif terhadap pengolahan Hastuty pada tahun 2018 di RSUD
sampah medis dibandingkan Rokan Hulu, yang menunjukkan
dengan petugas medis yang sudah bahwa ada hubungan antara masa
bekerja lama (≥ 5 tahun). kerja dengan perilaku petugas
dalam penanganan sampah medis,
Selanjutnya, penelitian ini dengan nilai p-value sebesar 0,001.
juga sejalan dengan hasil penelitian Secara umum, menurut
yang dilakukan oleh Yuanika pada Suma'mur, masa kerja adalah
periode di mana seseorang bekerja 4. Masa kerja pegawai di Beruntung
di suatu tempat. Masa kerja dapat Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023
memiliki dampak positif atau sebagian besar responden
negatif terhadap tenaga kerja. mempunyai masa kerja lama > 5
Pengalaman meningkat seiring tahun sebanyak 24 responden
dengan berjalannya masa kerja dan (53,3%).
bisa memberikan dampak positif 5. Ada hubungan antara pengetahuan
pada kinerja seseorang. Namun, pegawai dengan pengelolaan sampah
masa kerja yang terlalu panjang medis padat di Puskesmas Beruntung
juga dapat menyebabkan Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023
kebosanan dan dampak negatif diperoleh p-value (0,000).
pada kinerja. Sesuai dengan 6. Ada hubungan antara tingkat
penelitian Hastuty (2019), risiko pendidikan pegawai dengan
perilaku negatif terhadap pengelolaan sampah medis padat di
pengelolaan sampah medis padat Puskesmas Beruntung Raya Kota
cenderung lebih tinggi pada Banjarmasin Tahun 2023 diperoleh
petugas medis yang baru (< 5 p-value (0,017).
tahun) dibandingkan dengan yang 7. Ada hubungan antara masa kerja
sudah berpengalaman (> 5 tahun). pegawai dengan pengelolaan sampah
medis padat di Puskesmas Beruntung
PENUTUP
Raya Kota Banjarmasin Tahun 2023
Dari hasil penelitian dan
diperoleh p-value (0,014).
pembahasan di atas dapat disimpulkan:
1. Pengelolaan limbah medis padat di
Puskesmas Beruntung Raya Kota DAFTAR PUSTAKA
Banjarmasin Tahun 2023 sebagian Ahmadi, A. 2010. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali.
besar responden mempunyai
Andini. 2015. Risk Factory of Low
pengelolaan limbah medis padat baik Back Pain in Workers. Jurnal
sebanyak 26 responden (57,8%). Majority. Vol.4 No.1. Januari 2015.
2. Pengetahuan tentang pengelolaan di akses 05 Mei 2021.
limbah medis padat di Puskesmas Atiqoh. 2014. Improving Our Safety
Beruntung Raya Kota Banjarmasin Culture. Jakarta : Gramedia.
Tahun 2023 sebagian besar Arbi, A. 2016. Perbedaan Tahap
Pemisahan Sistem Pengelolaan
responden mempunyai pengetahuan
Limbah Medis Padat Di Puskesmas
tentang pengelolaan limbah medis Iso Dan Non Iso Dalam Wilayah
padat baik sebanyak 29 responden Kota Banda Aceh Tahun
(64,4%). 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat
3. Tingkat pendidikan pegawai di Dan Lingkungan Hidup, 1(2), 67-77.
Puskesmas Beruntung Raya Kota di akses 30 April 2021.
Banjarmasin Tahun 2023 sebagian Arifin, M. 2018. Pengaruh Limbah Rumah
Sakit Terhadap Kesehatan. Jakarta :
besar responden mempunyai
FKUI Universitas Indonesia.
pendidikan tinggi sebanyak 38 Azwar, S. 2011. Sikap Manusia, Teori,
responden (84,4%). dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 3(2). di akses 30 April
Kesehatan. 2019. Laporan Riset 2021.
Fasilitas Kesehatan 2019. Jakarta: Maulana, M. E. 2020. Hubungan
Kemenkes RI. Pengetahuan Dan Sikap Petugas
Handoko. 2007. Masa Kerja. Jakarta: Kesehatan Dengan Pengelolaan
Airlangga. Limbah Medis Di Puskesmas Bumi
Hastuty, M. 2019. Hubungan Masa Kerja Makmur. (Doctoral dissertation,
Dengan Perilaku Petugas Medis Universitas Islam Kalimantan
Dalam Penanganan Sampah Medis MAB). di akses 30 April 2021.
Di RSUD Rokan Hulu Tahun Mirawati, M., Budiman, B., & Tasya, Z.
2019. Prepotif: Jurnal Kesehatan 2019. Analisis Sistim Pengelolaan
Masyarakat, 3(2), 87-92. di akses 30 Limbah Medis Padat Di Puskesmas
April 2021. Pangi Kabupaten Parigi
Hidayat. 2011. Metode penelitian Moutong. Jurnal Kolaboratif
Keperawatan dan Teknik Analisis Sains, 1(1). di akses 30 April 2021.
Data. Jakarta: Salemba Medika Nisak. 2014. Tata Kerja dan
Hidayat, R. 2020. Determinan Produktivitas Kerja. Bandung:
Pengelolaan Sampah Medis Padat Mandar Maju.
Pada Petugas Kebersihan Di Rsud Notoatmodjo.2018. Metodologi Penelitian
Ulin Banjarmasin Tahun Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2020. (Doctoral dissertation, Nursamsi, N., Thamrin, T., & Efizon, D.
Universitas Islam Kalimantan 2017. Analisis Pengelolaan Limbah
MAB). di akses 30 April 2021. Medis Padat Puskesmas Di
International Comitee of the Red Cross. Kabupaten Siak. Dinamika
2018. Medical Waste Management. Lingkungan Indonesia, 4(2), 86-98.
Geneva: ICRC. di akses 30 April 2021.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Rahno. 2015. Pengelolaan Limbah Medis
Kehutanan RI. 2015. Peraturan Padat di Puskesmas Borong
Menteri Lingkungan Hidup dan Kabupaten Manggarai Timur
Kehutaan RI Nomor 56 tahun 2015 Propinsi Nusa Tenggara Timur. J-
tentang Tata Cara dan Persyaratan PAL. Vol. 6. No. 1. 2015. di akses
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan 29 April 2021.
Berbahaya dan Beracun dari Permenkes RI No. 07 tahun 2019,
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Peraturan Kesehtan RI Nomor 07
Jakarta: Kementerian Ligkungan tahun 2019 tentang Kesehatan
Hidup dan Kehutanan. Lingkungan Rumah Sakit.
Kemenkes RI. 2019. Pedoman Pertiwi. 2018. Evaluasi pengelolaan
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit limbah Bahan Berbahaya Dan
Rujukan, Rumah Sakit Darurat Dan Beracun (B3) di Rumah Sakit
Puskesmas Yang Menangani Pasien Roemani Muhammadiyah Semarang.
Covid-19. Jakarta : Kemenkes RI. Jurnal Kesehatan Masyarakat 5(3),
Koesindratmono, 2011. Manajemen ISSN: 23P.56-3346. di akses 29
Sumber Daya Manusia Edisi Ketiga. April 2021.
Yogyakarta: BPFE. Pradnyana, I. G. N. G., & Mahayana, I. M.
Maharani, A. F., Afriandi, I., & Nurhayati, B. 2020. Hubungan Pengetahuan
T. 2017. Pengetahuan dan Sikap Dan Sikap Dengan Perilaku Perawat
Tenaga Kesehatan Terhadap Dalam Pengelolaan Sampah Medis
Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit Daerah Mangusada
pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Badung. Jurnal
Kota Bandung. Jurnal Sistem Kesehatan Lingkungan (Journal Of
Enviromental Health) (JKL), 10(2).
di akses 30 April 2021. WHO, 2018. Safe Healthcare Waste
Pruss, 2015. Pengelolaan Aman Limbah Management. Policy Paper by The
Layanan Kesehatan. Jakarta : World Health Organization.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Widiartha, K. Y. 2012. Analisis sistem
Puskesmas Beruntung Raya. 2021. pengelolaan limbah medis
Pengelolaan Sampah Medis Padat. Puskesmas di Kabupaten
Puskesmas Beruntung Raya. 2021.Profil Jember. Skripsi. Jember: Fakultas
Puskesmas Beruntung Raya Tahun Kesehatan Masyarakat Universitas
2021. Jember. di akses 01 Mei 2021.
Reni Permata. 2014. Karakteristik Dan
Perilaku Petugas Cleaning Servis
Mengenai Pengelolaan Limbah
Padat Medis Terhadap Risiko
Kecelakaan Kerja di RSU Permata
Bunda Medan Tahun 2014. Skripsi:
Universitas Sumatera Utara Medan.
Di akses 10 Mei 2021.
Sari, P. F. O., Suliastyani, S., &
Kusumawati, A. 2018. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan
Praktik Pengelolaan Limbah Medis
Padat Puskesmas Cawas I
Kabupaten Klaten. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 6(4), 505-
514. di akses 30 April 2021.
Sudiharti Solikhah, 2011. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Perawat dalam
Pembuangan Sampah Medis di
Ruma Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. di akses 04 Mei 2021.
Suhariono. 2019. Pengelolaan Limbah B3
Di Fasilitas Layanan Kesehatan.
Surabaya.
Suryati, dkk. 2010. Evaluasi Pengolahan
Limbah Cair di RSU Cut Meutia
Kota Lhokseumawe. Jurnal
Kedokteran Nusantara, Volume 42,
No. 1, Maret 2009, hlm. 41-47. di
akses 29 April 2021.
Undang-Undang Republik Indonesia No.
36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Nuha Medika.
WHO, 2013. Workplace safety & health
guidelines.

Anda mungkin juga menyukai