OLEH :
NI MADE DWI
FITRIA 2013451099
POLITEKNIK KESEHATAN
SANITASI
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain. Karakteristik limbah B3 Mudah
meledak, Mudah menyala, Reaktif, Infeksius, Korosif dan Beracun.
Limbah B3 berdasarkan kategori bahayanya terdiri atas:
1. Sampah medis yang dihasilkan dari ruang perawatan, ruang bedah atau
ruang kebidanan seperti misalnya perban, kasa, alat injeksi, ampul dan
botol bekas obat injeksi, kateter, swab, plester, masker.
2. Sampah patologis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah,
kebidanan atau ruang otopsi misalnya plasenta, jaringan organ, anggota
badan dan sebagainya.
3. Sampah laboratorium yang dihasikan dari pemeriksaan laboratorium
diagnotik atau penelitian, misalnya sediaan atau media sampel yang dan
bangkai binatang bercobaan. (Chandra Budiman, 2006:191)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan
masalah yaitu masih terdapatnya limbah medis padat yang tercampur
dengan limbah non medis dalam satu tong sampah, troli yang digunakan
tidak dicuci setiap hari serta petugas pengangkut limbah medis tidak
memakai APD dengan lengkap, maka permasalahannya adalah
pengelolaan limbah padat medis, untuk itu penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang "Bagaimana Pengelolaan
Limbah Padat Medis di RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2023?"
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari peneliti untuk mengetahui gambaran
pengelolaan limbah medis padat di RSUD Sukadana Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2023
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui identifikasi jenis limbah medis padat di RSUD
sukadana kabupaten lampung timur tahun 2023.
b. Untuk mengetahui tahapan penanganan pewadahan dan
pengangkutan limbah medis padat di RSUD sukadana kabupaten
lampung timur tahun 2023.
c. Untuk mengetahui pengurangan dan pemilahan limbah medis padat
di RSUD sukadana kabupaten lampung timur tahun 2023.
d. Untuk mengetahui bangunan TPS (Tempat penyimpanan Sementara)
limbah medis padat di RSUD sukadana kabupaten lampung timur
tahun 2023.
e. Untuk mengetahui pemilahan limbah medis padat di TPS limbah B3
RSUD sukadana kabupaten lampung timur tahun 2023.
f. Untuk mengetahui penyimpanan sementara limbah medis padat di
RSUD sukadana kabupaten lampung timur tahun 2023.
g. Untuk mengetahui lamanya penyimpanan limbah medis padat di
RSUD sukadana kabupaten lampung timur tahun 2023.
h. Untuk mengetahui pengangkutan limbah medis padat di RSUD
sukadana kabupaten lampung timur tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak Rumah Sakit
Bagi RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur di harapkan
menjadi bahan masukan atau saran, dan pertimbangan dalam rangka
untuk peningkatan pengelolaan limbah medis padat.
2. Bagi Institusi
Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan
Kesehatan Lingkungan, sebagai tambahan informasi dan untuk
penelitian lebih lanjut tentang pemantauan pengelolaan limbah di
Rumah Sakit, dan sebagai penambah kepustakaan yang berkenaan
dengan pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan limbah
medis padat Rumah Sakit dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang di dapat selama menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang Jurusan Kesehatan Lingkungan
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian hanya dibatasi pada pengelolaan limbah
medis padat pada tahap identifikasi, penanganan pewadahan, pengurangan
pemilahan, bagunan TPS, pemilahan, penyimpanan, lamanya
penyimpanan, dan pengangkutan obseravsi pengamatan secara langsung
pada lokasi penelitian dan wawancara dengan tenaga pengelolaan limbah
medis padat di RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2023.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4) Tipe D
Fasilitas : Pelayanan dasar (pelayanan kesehatan
yang bersifat umum dan gigi)
a. Tenaga Kesehatan
1) Pelayanan medik dasar minimal harus ada 9 dokter
umum dan 2 dokter gigi.
2) Pelayanan medik spesialis dasar harus ada minimal 2
orang dokter spesialis setiap pelyanan dengan 2 dokter
sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
3) Pelayanan spesialis penunjang medik minimal 1 orang
dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 orang dokter
sebagai tenaga tetap.
4) Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur
adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai
dengan pelayanan di rumahsakit.
5) Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan rumah sakit.
(Kepmenkes RINo.340/2010)
B. Tinjauan Tentang Limbah Rumah Sakit
1. Pengertian Limbah Rumah Sakit
4) Transportasi
a. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan
kekendaraan pengangkut harus diletakkan dalam
container yang kuat dan tertutup.
b. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan
manusia maupun binatang
c. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat
pelindung diri yang terdiri dari:
1) Topi/helm
2) Masker
3) Pelindung mata
4) Pakaian panjang(coverall)
5) Apron untuk industri
6) Pelindung kaki/sepatu boot,dan
7) Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy
dutygloves)
5) Pengolahan, pemusnahan, dan pembuangan akhir limbah padat
a. Limbah infeksius dan benda tajam
1) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan
persediaan agen infeksius dari laboratorium harus
disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah
seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah
infeksius yang lain cukup dengan cara desinfeksi.
2) Benda tajam harus diolah dengan incenerator apabila
memungkinkan, dan dapat diolah bersama dengan
limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga cocok untuk
benda tajam.
3) Setelah incenerasi atau desinfeksi, residunya dapat
dibuang ke tempat pembuangan B3 atau dibuang ke
landfill jika residunya sudah aman
b. Limbah farmasi
1) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah
dengan incenerator pirolitik (pyrolytic incenerator),
rotary klin, di kubur secara aman, sanitari landfill,
dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi. Tetapi
dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas
pengolahan yang khusus seperti rotary klin, kapsulisasi
dalam drum logam, dan inersisasi.
2) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus
dikembalikan kepada distributor, sedangkan bila dalam
jumlah sedikit tidak memungkinkan dikembalikan,
supaya dimusnahkan melalui incenerator pada suhu di
atas 1.000
c. Limbah sitotoksis
1) Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh
dibuang dengan penimbunan (landfill) atau ke saluran
limbah umum.
2) Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke
perusahaan penghasil atau distributornya, insenerasi
pada suhu tinggi, dan degradasi kimia. Bahan yang
belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena
kadaluarsa harus dikembalikan ke distributor apabila
tidak ada insenerator dan diberi keterangan bahwa obat
tersebut sudah kadaluarsa atau tidak lagi dipakai.
3) Insenerasi pada suhu tinggi sekitar 1.200 dibutuhkan
untuk menghancurkan semua bahan sitotoksik.
Insenerasi pada suhu rendah dapat menghasilkan uap
sitotoksik yang berbahaya keudara.
4) Insenerator pirolitik dengan 2 tungku pembakaran
pada suhu 1.200 dengan minimum waktu tinggal 2
detik atau suhu 1.000 dengan waktu tinggal 5 detik di
tungku kedua sangat cocok untuk bahan ini dan
dilengkapi dengan penyaring debu.
5) Insenerator juga harus dilengkapi dengan peralatan
pembersih gas.Insenerasi juga memungkinkan dengan
rotary klin yang beroperasi dengan baik pada suhu di
atas 850 derajat.
6) Insenerator dengan suhu tungku atau pembakaran
terbuka tidak tepat untuk pembuangan limbah
sitotoksik.
7) Metode degradasi kimia yang mengubah senyawa
sitotoksik menjadi senyawa tidak beracun dapat
digunakan tidak hanya untuk residu obat tapi juga
untuk pencucian tempat urine, tumpahan dan pakaian
pelindung
8) Cara kimia relatif mudah dan aman meliputi oksidasi
oleh kalium permanganat (KMnO4) atau asam sulfat
(H2SO4) penghilangan nitrogen dengan asam bromide,
atau reduksi dengan nikel aluminium.
9) Insebnerasi maupun degradasi kimia tidak merupakan
solusi yang sempurna untuk pengolahan limbah,
tumpahan atau cairan biologis yang terkontaminasi
agen anti neoplastik. Oleh karena itu rumah sakit harus
berhati-hati dalam menangani obat sitotoksik.
10) Apabila cara insenerasi maupun degradasi kimia
tidak tersedia, kapsulisasi atau insenerasi dapat
dipertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih.
d. Limbah bahan kimiawi
1) Pembuangan limbah kimia biasa
Limbah kimia biasa yang tidak bias didaur ulang seperti
gula, asam amino, dan garam tertentu dapat dibuang ke
saluran air kotor. Namun demikian, pembuangan tersebut
harus memenuhi persyaratan konsentrasi bahan
pencemar yang ada seperti bahan melayang, suhu dan
pH.
3) Melalui pernapasan
4) Melalui ingesti
e. Sensivitas publik
Rumah Sakit
peraturanperundang-undangan yang
berlaku.
Pemilihan limbah B3 di rumah sakit, di
lakukan di TPS limbah B3
Penyimpanan sementara limbah B3
Pengangkutan limbah B3
Pengolahan limbah B3
1. Identifikasi jenis
limbah B3
Tahapan penanganan pewadahandan pengangkutan limbah B3 diruangan sumber
Pengurangan dan pemilihan limbah B3
Bangunan TPS di rumah sakit harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undanganyang berlaku.
Pemilihan limbah B3 di rumah sakit, di lakukan di TPS limbah B3
Penyimpanan sementara limbah B3
Lamanya penyimpananlimbah B3
Pengolahan limbah B3 Pengelolaan limbah
medis padat di
RSUD Sukadana
Kabupaten
Lampung Timur
Tabel 2.3
Definisi operasional
METODE PENELITIAN
D. Sumber data
1. Pengumpulan data
a. Data Primer
Observasi (pengamatan secara langsung) dan Interview
(wawancara) meliputi data:
1) Identifikasi jenis limbah B3
2) Tahapan penanganan pewadahan dan pengangkutan limbah B3
diruangan sumber
3) Pengurangan dan pemilahan limbah B3
4) Bangunan TPS di rumah sakit harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Pemilahan limbah B3 di rumah sakit, dilakukan di TPS limbah B3
6) Penyimpanan sementara limbah B3
7) Lamanya penyimpanan limbah B3
8) Pengangkutan limbah B3
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literature atau laporan dari Rumah Sakit
Pertamina Bintang amin Kota Bandar Lampung yang berkaitan dengan
penelitian yang meliputi :
1) Chek-list yaitu variabel yang akan dikumpulkan datanya dan menilai
obyek yang sedang diteliti. Alat pengumpulan data ini untuk
memperoleh data primer dengan metode observasi.
2) Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden mengenai hal-hal yang ingin
diketahui oleh pewawancara dengan menggunakan metode
interview/wawancara. Meliputi data:
a) Profil Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Tahun 2021
b) Jumlah Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit
1. Pengelolaan Data
a. Editing, yaitu mengoreksi kembali data-data sehingga diperoleh data yang
sebenarnya.
b. Tabuling, yaitu data yang diperoleh dari pengelompokkan kemudian
disajikan dalam bentuk table.
2. Analisis data
Data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawacara diolah dan
dianalisisi dengan melihat hasil penelitian dan teori yang ada atau
peraturan/persyaratan yang berhubungan dengan pengelolaan limbah medis
padat yaitu Permenkes No.7/2019 Tentang Kesehatan Ligkungan Rumah Sakit.
Dan Permenkes No 18 tahun 2020 pengelolaan limbah medis fasilitas
pelayanan kesehatan berbasis wilayah.