1
PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA
BANJARMASIN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN DI WILAYAH KECAMATAN
BANJARMASIN UTARA
SKRIPSI
Oleh
1
SKRIPSI INI DI SETUJUI UNTUK DIUJI TANGGAL
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Sultan Adam Banjarmasin
Ketua,
1
SKRIPSI INI TELAH DIUJI TANGGAL
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
MENGESAHKAN,
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Sultan Adam Banjarmasin
Ketua,
1
NOMOR :
BANJARMASIN :
MENGESAHKAN,
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Sultan Adam Banjarmasin
Ketua,
1
TELAH DIUJI PADA TANGGAL
TIM PENGUJI
1
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Zulrivai Saputra
1
RINGKASAN
“PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN
NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DI KOTA
BANJARMASIN KHUSUSNYA DI WILAYAH KECAMATAN
BANJARMASIN UTARA"
(Zulrivai Saputra, 2023, 74 Halaman)
Meski secara usia Kota Banjarmasin termasuk salah satu Kota tertua di
Indonesia namun hingga saat ini baik itu soal pembangunan infrastruktur masih
sangat jauh tertiggal jika di bandingkan dengan Kota-kota tua
lainnya,Pembangunan karakter yang juga tak kalah penting sebagai aspek
penunjang keberhasilan dan merupakan tolak ukur terselenggaranya Good
Governance pun menurut penulis yang sedari kecil lahir dan besar di Kota
Banjarmasin masih jauh dari kata sempurna bahkan terkesan mengalami
penurunan,kesadaran masyarakat dalam memelihara dan menjaga keindahan serta
kebersihan Kota Banjarmasin terutama soal pembuangan limbah rumah tangga
atau sampah belum bisa di katakan baik bahkan pada beberapa titik di pinggiran
Kota masih terkesan kumuh dan kotor serta mengganggu estetika bahkan bisa di
kategorikan menggangu ketertiban umum serta pengguna jalan khususnya yang
penulis lihat ada beberapa Tempat Pembuangan Sementara Terpadu(TPST) di
Wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara.
Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui pengelolaan sampah di Kota
Banjarmasin khususnya wilayah kecamatan Banjarmasin Utara dan Untuk
mengetahui penegakan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 21 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Persampahan/Kebersihan dan Pertamanan di Kota
Banjarmasin
Pada karya ilmiah ini peneliti melakukan jenis penelitian Hukum Empiris
yakni penelitian hukum yang di dasarkan pada studi kasus terhadap beberapa
permasalahan hukum yang menggambarkan kejadian dilingkungan atau dampak
sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,badan hukum atau pemerintah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana penulis akan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau sesuai dengan apa yang terjadi
dilapangan, dalam hal ini tentang pengelolaan persampahan dan penegakan
hukum Peraturan Daerah KotaBanjarmasin Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Pengelaan Persmpahan/Kebersihan Dan Pertamanan khususnya di wilayah
kecamatan Banjarmasin Utara.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan teknik dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
1. Pengelolaan Persampahan di Kota Banjarmasin khususnya di wilayah
kecamatan Banjarmasin Utara pada dasarnya tidak jauh berbeda dari daerah-
daerah lain di Indonesia,akan tetapi Pemerintah Daerah melakukan beberapa
upaya dan invasi yang di harapkan dapat membantu mengurangi sampah yang
ada di Kota Banjarmasin, kendala yang dihadapi adalah biasanya pencemaran
lingkungan oleh limbah baik limbah sampah rumah tangga ataupun
i
pencemaran lingkungan dari korporasi atau perusahaan. Sampah erat
kaitannya dengan kesehatan karena pada sampah hidup berbagai mikro
organisme penyebab sakit dan penyakit menular maupun tidak menular serta
serangga pemindah atau penyebar penyakit seperti lalat. Sampah merupakan
suatu bahan yang di buang atau terbuang dari hasil aktifitas manusia maupun
dari alam yang nilai ekonomisnya belum dimiliki Partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah rumah tangga diamati dari cara mayarakat atau
warga membuang sampah, kebanyakan mereka melakukan dengan cara
membuang sampah ke TPS, Dari yang hanya kadang-kadang dan tidak
membuang di TPS, ternyata masih ada dengan cara dibuang dilingkungan
tempat tinggal/ disungai, dibakar. Beranjak dari temuan penelitian
tersebut, maka partisipasi masyarakat dalam pengelolan sampah rumah
tangga dilihat dari cara membuang sampah dapat dikatakan cukup baik. Hal
ini dapat dilihat pada warga yang membuang sampah ke TPS cukup banyak .
Warga yang membuang sampah ke TPS dilakukan oleh individu secara
langsung dan ada yang melalui bantuan orang lain dengaan membayar iuran
secara pribadi tanpa dikelola secara resmi atau tanpa dikelola oleh suatu
lembaga/kelompok masyarakat. Sedang mereka yang membuang sampah
dengan cara dibuang disekitar tempat tinggal atau di bakar memberikan
alasan karena mudah dan praktis. Padahal membakar sampah adalah suatu
perilaku yang salah dalam melakukan pengelolaan sampah rumah
tangga. Masalah kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat dan penyakit
infeksi yang buruk akibat sampah dapat terjadi jika kondisi lingkungan
tercemar.
Perilaku membuang sampah dengan cara sembarangan dan dibakar sudah
diatur sebagai salah satu bentuk larangan di dalam Peraturan Daerah Kota
Banjarmasin Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Persampahan/Kebersihan dan Pertamanan.
2. Penegakan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Persampahan/Kebersihan dan Pertamanan di Kota
Banjarmasin melalui atuan Polisi Pamong Praja adalah aparatur
pemerintahan daerah yang mewakili Kepala Daerah maupun Pemerintah
Daerah dalam rangka memelihara dan menyelenggarakan ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat serta menegakkan peraturan daerah dan atau
peraturan maupun keputusan Kepala Daerah. yang dimaksud dengan
ketentraman masyarakat dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis
yang memungkinkan pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan
aktivitas maupun kegiatannya sehari-hari dengan tertib dan teratur serta
nyaman, khusus untuk kota Banjarmasin pemerintah daerah era atau
pemerintahan Haji Ibnu Sina pada periode pertama maupun periode kedua
mengusung slogan «Banjarmasin Baiman» yang merupakan kependekan dari
«Banjarmasin barasih wan nyaman». Ini merupakan visi dari pemerintahan
Walikota Banjarmasin H.Ibnu Sina beserta jajarannya untuk mewujudkan
Banjarmasin yang bersih tertib dan nyaman di segala bidang. menjunjung
ii
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmatNYA jualah penulis bisa mempunyai daya dan upaya untuk
menyelesaikan ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang penulis miliki
maka tidak lain dan tidak bukan hanya karena pertolongan Allah Subhanahu
juga kedua buah hati kami Ahmed Daniello Razake dan Fellicia Naya Razake
serta ibunda Sri Rusmiyati yang selalu memberi support moril dan materi sejak
karya study ilmiah ini Skripsi ini di selesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul
pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan
civitas perguruan tinggi STIHSA mulai dari para pimpinan yang terhormat
iii
1. Bapak ketua STIHSA Dr.H Abdul Halim SH.MH
2. Wakil ketua 1 yang saya hormati ibu Muslimah Hayati S.Ag. SH.MH
4. Wakil Ketua 3 yang saya hormat Bapak Fajrian Noor Anugrah SH.MH
Juga terima kasih kepada para narasumber dan semua pihak yang telah membantu
Bidang Penegakan Peraturan Daerah Norfahmi Arif Ridha SSTP.MAP juga bapak
Kepala Seksi Penegakan Peaturan Daerah pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Banjarmasin,beserta seluruh rekan dan sahabat yang telah banyak membantu yang
Semoga menjadi ladang pahala dan memberi berkah manfaat bagi kita semua
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Alasan Memilih Judul.............................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................................5
D. Metode Penelitian ...................................................................................6
1. Jenis Penelitian...................................................................................6
2. Sifat Penelitian....................................................................................8
3. Jenis Data............................................................................................8
4. Populasi/Objek Penelitian...................................................................9
5. Sampel dan Teknik Sampling.............................................................9
6. Teknik Pengumpulan Data.................................................................10
7. Pengolahan dan Analisis Data............................................................12
E. Sistematika Penulisan..............................................................................16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................18
A. Sampah....................................................................................................18
B. Konsep Pengelolaan Sampah..................................................................25
C. Teknis Operasional..................................................................................32
D. Timbulan Sampah ..................................................................................35
E. Pewadahan Sampah ................................................................................35
F. Klasifikasi Wadah Sampah.....................................................................36
G. Daerah Pelayanan Sampah......................................................................38
H. Sistem Pelayanan Sampah.......................................................................39
v
I. Pengangkutan Sampah ...........................................................................40
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................43
A. Pengelolaan persampahan di Kota Banjarmasin khususnya wilayah
kecamatan Banjarmasn Utara..................................................................43
B. Penegakan Hukum Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 21
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Persampahan/Kebersihan
dan Pertamanan.......................................................................................54
BAB IV PENUTUP...............................................................................................66
A. Kesimpulan..............................................................................................66
B. Saran........................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................71
vi
BAB I
PENDAHULUAN
hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara
Republik Indonesia.
tahun 1945 yang di dalam pasal 28h yang berbunyi ”Setiap orang berhak
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan ”.
hidup yang bersih serta sehat sebagai perlindungan juga implementasi dari
1
2
wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah
juta jiwa yang di huni oleh berbagai macam suku dan etnik serta Multi
Meski secara usia Kota Banjarmasin termasuk salah satu Kota tertua di
Indonesia namun hingga saat ini baik itu soal pembangunan infrastruktur
Governance pun menurut penulis yang sedari kecil lahir dan besar di Kota
tangga atau sampah belum bisa di katakan baik bahkan pada beberapa titik di
pinggiran Kota masih terkesan kumuh dan kotor serta mengganggu estetika
sementara yang terdapat di Jalan Cemara Raya yang sangat mengganggu dan
membuat tidak nyaman para pengguna jalan serta warga sekitar di karenakan
tempat pembuangan sampah tersebut berada persis di pinggir jalan dan sangat
berlokasi di Simpang Empat Jalan HKSN padahal lokasinya tidak jauh dari
kantor Kecamatan Banjarmasin Utara yang mana hal inilah yang kemudian
Banjarmasin.
julukan kota seribu sungai yang mana banyak sekali sungai dan anak sungai
yang mengalir baik itu di tengah kota ataupun melintas di sekitar area
revitalisasi juga penyempitan daerah aliran sungai (DAS) serta karena ulah
ada 102 sungai yang melintas di kawasan kota Banjarmasin di antaranya ada
4
Barito
tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yang mana pada pasal 5(lima) yang
pengelolaan sampah.
penanganan sampah.
sampah.
Terkait dengan hal ini maka penulis rasa perlu untuk membahas dan
lingkungan yang bersih ,sehat,tertib dan layak serta ramah lingkungan bagi
area tempat pembuangan sementara terpadu seperti yang ada di Jalan Cemara
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang sebenarnya atau sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dalam
KS.Tubun
2. Sifat Penelitian
Dalam hal ini sifat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
3. Jenis Data
oleh penulis.
4. Populasi/Objek Penelitian
lokasi pada saat penelitian, warga masyarakat yang dengan sadar atau
yang telah di tentukan sesuai dengan aturan yang berlaku, juga pemangku
Banjarmasin.
sampel. Dengan kata lain, semua anggota tunggal dari populasi memiliki
Teknik dan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk bahan
a. Observasi
Lingkar Basirih
3
http://munawar.staff.ugm.ac.id/wp-content/sampling.pdf
11
b. Wawancara
Data atau informasi pada karya ilmiah ini penulis dapatkan setelah
SE.M.AP
Pamong Praja.
c. Dokumentasi
secara daring dari internet baik itu berupa artikel maupun potongan
4
(Guba dan Lincoln dalam Meolong,2005:161).
5
Moleong, 2005:103).
13
semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan wawancara, dan
dari dokumentasi:
a. Reduksi data
b. Sajian data
tindakan7.
c. Kesimpulan/Verifikasi
6
Menurut Mathew B Miles (2002:16),
7
Mathew B Milles (2002:17),
8
Mathew B Milles, 2002:19).
14
memperoleh data:
1) Primer:
oleh peneliti9
akan diteliti.
2) Sekunder :
diteliti.
10
Sugiyono (2016: 225)
16
E. Sistematika Penulisan
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis yang merupakan BAB
akhiri dengan saran dari penulis sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan
bagi pejabat atau aparat yang berwenang dalam mengambil kebijakan dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
tahun tahun 2011 jumlah tersebut terus bertambah jadi 200 ribu ton/ hari
prihal penafsiran sampah. Oleh karenanya pada ulasan kali ini, hendak
sisa( sisa) yang padat serta dihasilkan dari kegiatan manusia, baik
kegiatan tiap hari ataupun kegiatan rumah tangga. Ada pula tempat
18
19
terpadu.
b. Tanjung
c. Bahar
yang harus bersifat padat yang tidak lagi dipergunakan dan dibuang,
11
Juli Soemirat (1994)
12
Azwar (1990)
20
anorganik13.
e. Wijaya Jati
hari dan atau dari proses alam yang berciri khas padat
h. Basriyanta
d. Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri dari zat
organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan
investasi pembangunan
sampah adalah sesuatu yang sudah tidak berguna lagi dan tidak di pakai
lagi oleh seseorang yang dihasilkan atau berasal dari kegiatan manusia
14
Eddi & Tanudi, 1997).
15
(Sudarso, 1985).
16
(Kamus Istilah Lingkungan, 1994).
22
itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Sampah yang telah di buang ada
yang dapat didaur ulang dan ada yang tidak dapat didaur ulang
2. Klasifikasi Sampah
dan jenisnya.
d. Industri berat-ringan
e. Pertanian
tanaman.
f. Rumah sakit
seperti (spet suntik, kapas, verban / kasa, jaringan tubuh dan lain-
lain).
manusia.
Sampah anorganik terdiri dari dari plastik, kaca, besi, sebagian jenis
a. Dead animal
seperti ; kuda, sapi, kucing, tikus, bangkai kecil seperti kecoa, lipas
b. Street weeping
25
Jenis ini adalah jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan,
jawab.
c. Industrial waste
Jenis ini adalah benda-benda padat yang tidak digunakan atau hasil
berwawasan lingkungan.
17
(Suryani, 2017).
26
konsep dasar tersebut, para ahli melakukan pengkajian, baik secara teoritis
dan bahkan dimanfaatkan lagi untuk kegunaan yang lain. Berikut adalah
18
(Sahil, 2016).
27
sampah.
baterai dll) dan dilakukan pemilihan untuk setiap komponen yang dapat
(putih, hijau, dan gelap) dihancurkan, dan limbah lingkungan lain berupa
daun-daunan.
bermanfaat.
19
Hadiwiyoto, 1983).
28
terhadap air, bak air pemukiman atau air tanah oleh timbunan sampah
Sudarso, 1985) :
1. Penanganan setempat.
penghasil sampah dengan cara lain yang masih dapat dibenarkan dalam
2. Penanganan terpusat.
pengendalian)
c. Personil :
30
teknik)
akhir)
c. Pewadahan
2) Petugas pelaksanaan
e. Pemindahan
f. Pengangkutan
a. Sumber dana
b. Struktur pembiayaan
4. Aspek pengakuan
a. Dasar hukum
lain:
d. Kebiasaan masyarakat
e. Karakteristik sampah
32
C. Teknis Operasional
kegiatan yang dimulai dari sumber penghasil bahan yang sudah tidak
sampah sewaktu-waktu. 16
Pada saat proses sampah dihasilkan merupakan saat yang tepat untuk
Sangat baik bila rumah tangga atau tempat dimana membungkus sampah
a. Tidak berkarat
b. Kedap air
c. Tertutup
d. Mudah dibersihkan
f. Berkualitas tinggi
3. Pengumpulan sampah
34
berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong,
4. Pengangkutan sampah
prasarana untuk meningkatkan efisiensi dari semua unsur yang lain dan
6. Pembuangan akhir
Pada tahap pembuangan akhir sampah dari rumah tangga atau residu dari
D. Timbulan Sampah
35
tangga memiliki konstribusi terbesar pada total sampah kota. Timbulan dan
3. Musim: Timbulan sampah di musim hujan bisanya lebih besar dari pada
E. Pewadahan Sampah
setempat.
20
M, Qotib, dkk. (1981
21
Departemen Pekerjaan Umum, 1995):
36
digunakan.
pemerintah
1. Tetap
dan estestikanya kurang baik. Contoh: bak sampah dari pasangan bata.
2. Semi tetap
dianggap lebih baik dari bentuk tetap. Tetapi pada umumnya kesulitan
37
keseluruhannya).
3. Non tetap
Metode yang paling umum dalam satu keluarga adalah wadah kapasitas
20-32 gal yang dibuat dari metal galvanis atau plastik. Wadah ini dapat
pengumpul.20
dari pelat baja dan mempunyai berat yang cukup signifikan. Lokasi
1. Daerah pemukiman
berpenghasilan rendah. 24
2. Daerah komersial
3. Fasilitas umum
dengan kendaraan.
2. Sistem komunal
akhir.
b. Bak sampah atau tempat yag telah disepakati bersama atau di tunjuk
kebersihan.
I. Pengangkutan Sampah
dioperasikan, dari segi pembiayaan peralatan harus kuat, tahan lama dan
kapasitasnya besar serta biaya investasinya rendah. Dari segi kesehatan dan
estetika, peralatan harus dapat mencegah berkembang biak tikus, lalat atau
binatang lainya dan tersebarnya bau busuk serta tetap kelihatan indah dan
bersih.
lain : truk, dump truk, amroll truk, multi loader dan transfer trailer
setiap dua hari sekali, seminggu sekali dan ada juga yang tidak menentu
sebenarnya didasarkan atas sanitasi, ekonomi dan estetika. Tetapi yang lebih
41
Dari segi estetika, sampah yang diangkut secara tidak teratur atau tidak
menentu akan memungkinkan timbulnya bau yang tidak sedap dari sampah
bahwa tahapan ini sangat penting dan memerlukan kajian mendasar dalam
e. Biaya administrasi
43
44
rumah tangga dan B3, serta pengumpulan sampah residu untuk nantinya
diangkut ke TPA.
Terakhir dan tidak kalah penting, Tempat Pemrosesan Akhir atau
biasa disebut TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan
sampah ke media lingkungan. Sampah yang boleh masuk ke TPA adalah
sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan residu.
Kesehatan menjadi salah satu hak hidup masyarakat sesuai dengan UUD
1945 Pasal 28 h yang mana hal tersebut merupakan tanggung jawab semua
elemen dan lapisan masyarakat, kendala yang dihadapi adalah biasanya
pencemaran lingkungan oleh limbah baik limbah sampah rumah tangga
ataupun pencemaran lingkungan dari korporasi atau perusahaan. Sampah erat
kaitannya dengan kesehatan karena pada sampah hidup berbagai mikro
organisme penyebab sakit dan penyakit menular maupun tidak menular serta
serangga pemindah atau penyebar penyakit seperti lalat. Pengelolaan sampah
harus dikelola dengan sebaik mungkin agar tidak berpotensi untuk
mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat pengelolaan sampah
yang baik bertujuan untuk selain untuk kepentingan kesehatan juga keindahan
lingkungan
Berdasarkan peraturan dimaksud di atas dapat disimpulkan bahwa
Negara berkewajiban menjamin kepastian hukum dan perlindungan hak
warga Negara khususnya untuk mendapatkan dan menikmati lingkungan
hidup yang bersih serta sehat sebagai perlindungan juga implementasi dari
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk melindungi seluruh ekosistem.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Kota Banjarmasin adalah
merupakan kota bisnis dan juga Kota tua yang diprogram sebagai destinasi
wisata andalan di Provinsi Kalimantan Selatan, maka dalam pembangunan
pembinaan pemukiman di Kota Banjarmasin sangat perlu diupayakan adanya
peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana serta pelayanan umum untuk
memajukan daerah.
46
22
Cecep Dani Sucipto (2012 : 24
47
23
Suwarno (2013)
48
24
coliform (Arisoa M. Rajaona , Nele, and Folkard. 2012, Rigo, Pedro,Paulo, 2015 dan Anagaw,,
Yitayal, Berhanu, Yeshambel, Erku, Biadgelegn, Beyene, Agersew,Feleke and Andargachew.
2015).
50
1. Penanganan :
Penanganan adalah pengelolaan sampah rumah tangga yang telah dibuang
kemudian ditampung di tempat pembuangan sampah sementara TPS
secara garis besarnya diangkut oleh petugas kebersihan dengan cara
dimasukkan ke dalam armada truk dari dinas lingkungan hidup kemudian
diangkut ke tempat pembuangan akhir TPA yang berada di Jalan Lingkar
Basirih atau Lingkar Selatan.
2. Pengurangan :
Kemudian dengan pengurangan limbah sampah adalah pengurangan
sampah seperti program TPS 3R dengan bekerja sama dengan kelompok
swadaya masyarakat( KSM) yang mana upaya tersebut adalah mengurangi
sampah dari sumber kemudian berakhir di tempat pembuangan akhir TPA.
3. Pembentukan bank sampah:
Pembentukan bank sampah yang mana tujuan dari pembentukan bank
sampah tersebut adalah untuk memilah sampah non organik yang bisa
didaur ulang Seperti contohnya limbah sampah kertas dan plastik untuk
mengurangi volume sampah yang masuk ke TPS TPS yang ada di Kota
Banjarmasin Di mana Untuk saat ini tercatat pada sebanyak 39 unit bank
sampah yang tersebar di 52 Kelurahan di Kota Banjarmasin termasuk yang
berada di wilayah kecamatan Banjarmasin Utara yang lokasinya tematya
berada tidak jauh dari kantor kecamatan Banjamasin Utara.
Bahkan melalui program ini Pemerintah Kota Banjarmasin telah
mengumpulkan kemudian mengirim sekitar 11,7 ton sampah plastik ke
pabrik biji plastik yang ada di Surabaya Jawa Timur untuk didaur ulang
hal ini dilakukan selain untuk mengurangi volume sampah juga karena
ketiadaan pabrik serupa di Kota Banjarmasin atau pun di Kalimantan
Selatan.
4. Pemerintah Kota Banjarmasin juga meluncurkan beberapa program seperti
program penggunaan bakul purun, pengggunan bakul purun yang di
anjurkan sebagai wadah pengganti kantong plastik ,kemudian program
pengurangan limbah plastik yang mana hal ini Banjarmasin menjadi kota
pertama di Indonesia yang mengimplementasikan hal tersebut lalu
kemudian diikuti oleh daerah lain , aturan tersebut termaktub dalam
peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik Bagi Ritel Dan Toko
Modern.Dan terbukti setelah diterapkannya peraturan tersebut kota
51
Dengan kendala yang dihadapi hal ini akan tetapi dengan upaya-
upaya yang telah dan investasiyang dilakukan mengenai pengelolaan limbah
25
Wawancara dengan Marzuki.SE.M.AP selaku Kepala Bidang pengelolaan dan pengangkuutan
sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin 10/01/23
52
daerah seperti antara Kabupaten Banjar dengan Kota Banjarmasin serta antara
Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala terkait sampah yang
masuk maupun keluar dari Kota Banjarmasin melalui jalur sungai Martapura
dan Sungai Alalak juga penulis rasa masih minim sebab hal ini seyogyanya
sangat perlu dan penting untuk di lakukan agar pengelolaan persampahan
lebih mudah di atasi dan dapat meminimalisir pencemaran sungai.
1. menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan
norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat( yang
dimaksud dengan norma sosial lainnya adalah adat atau kebiasaan yang
diakui sebagai aturan/etika yang mengikat secara moral kepada
masyarakat setempat). menaati disiplin Pegawai Negeri Sipil dan kode
etik polisi pamong praja.
2. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat( Yang
dimaksud dengan membantu menyelesaikan perselisihan adalah upaya
pencegahan agar perselisihan antar warga masyarakat tersebut tidak
menimbulkan gangguan ketentraman dan ketertiban umum).
3. Melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia atas
ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana( yang dimaksud
dengan tindak pidana adalah tindak pidana yang diatur oleh peraturan
perundang-undangan sesuai dengan KUHP dan atau undang-undang
lainnya di luar peraturan daerah dan atau Peraturan Kepala daerah).
4. Menyerahkan kepada penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah atas
ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap peraturan
daerah dan atau Peraturan Kepala daerah(Penyidik Pegawai Negeri Sipil
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2010 tentang
perubahan atas peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1983 tentang
pelaksanaan KUHAP, peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 3
Tahun 2019 Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah).
Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Persampahan/Kebersihan dan Pertamanan di Kota Banjarmasin sendiri dibuat
untuk mengatur pengelolaan persampahan agar warga masyarakat bisa
membuang sampah pada tempat dan waktu yang telah ditentukan hingga
memudahkan Pemerintah Kota Banjarmasin dalam rangka pengelolaan
penataan serta pemberdayaan limbah sampah sedemikian rupa agar memberi
nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lingkungan yang
58
kegiatan Non Yustisi seperti teguran maupun himbauan dan juga kegiatan
59
1. Tahapan sosialisasi :
beberapa titik yang ada di Kota Banjarmasin yang mana titik atau
Banjarmasin.
26
Wawanvara dengan Norfahmi Arif Ridha SSTP.MAP selaku Kepala Bidang Penegakan
Peraturan Daerah pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarmasin 11/01/23
60
mereka berdomisili.
2. Penertiban :
a. Jalan Sutoyo S
c. Jalan Sudimampir
k. Jalan RE Martadinata
l. Jalan AS Musyaffa
m. Jalan S Parman
61
o. Jalan Hasanuddin HM
disediakan.
c. Membuang sampah di TPS dari jam 06.00 WITA sampai dengan jam
20.00 WIT
pemerintah daerah.
sampah.
pemrosesan akhir.
perizinan.
dan terjadwal oleh dinas terkait, penegakan pasal 36 peraturan daerah kota
penertiban secara rutin dan intensif terus dilakukan oleh Satuan Solisi
63
termasuk Jalan PHM Noor atau Benua Anyar dan juga Jalan Brigjen Haji
melakukan hal serupa di masa yang akan datang kemudian juga bisa
tindaklanjuti oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil yang ada di Satuan polisi
27
Wawancara dengan Mulyadi.S.AP selaku Kepala Seksi Penegakan Peraturan Daerah Kota
Banjarmasin pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarmasin 11/01/23
64
acara perkara menyerahkan berita acara perkara, beserta alat bukti dan
Sidang yustisi ini biasanya dilakukan dua sampai tiga kali dalam satu
bulan Kantor satuan polisi pamong praja kota Banjarmasin yang berada di
Pada tahun 2022 sesuai data yang diperoleh oleh penulis pada saat
dilakukan 15 kali sidang yustisi yang telah dilakukan, tercatat ada 11 orang
rata jenis pelanggaran yaitu membuang sampah di luar daripada jam yang
telah ditentukan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
karena pada sampah hidup berbagai mikro organisme penyebab sakit dan
buang atau terbuang dari hasil aktifitas manusia maupun dari alam yang
begitu berbahaya maka perlu segera diatasi. Karena sampah berasal dari
66
67
daur ulang menjadi bentuk lain/barang lain yang dapat berguna kembali
dapat dikatakan cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada warga yang
langsung dan ada yang melalui bantuan orang lain dengaan membayar
iuran secara pribadi tanpa dikelola secara resmi atau tanpa dikelola oleh
masyarakat dan penyakit infeksi yang buruk akibat sampah dapat terjadi
daerah era atau pemerintahan Haji Ibnu Sina pada periode pertama
agama, hak asasi manusia dan norma sosial lainnya yang hidup dan
berkembang di masyarakat.
Pegawai Negeri Sipil daerah atas ditemukannya atau patut diduga adanya
bisa membuang sampah pada tempat dan waktu yang telah ditentukan
dilakukan setiap hari oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja di tempat-
lakukan secara rutin baik itu secara kegiatan Non Yustisi maupun
sebanyak tiga kali dalam satu bulan dengan jumlah dan pelanggaran yang
B. Saran
sosialisasi yang lebih intens serta anggaran dan upaya tambahan untuk
masalah dari dulu yaitu dari produsen sampah sendiri dalam hal ini
dengan baik salah satunya dengan cara memilah limbah sampah organik
tim operasi yustisi dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja Kota
sampah yang ada di sekitar TPS sebab baik secara langsung maupun
menimbulkan efek jera yang berarti, ini dapat dilihat dari data table yang
DAFTAR PUSTAKA