Dosen:
Dr. Rossy Lambelanova, AP, S.IP, M.Si
Oleh : Kelompok 1
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, Penulis mempunyai tujuan ingin menggambarkan sejauh
mana keadaan Birokrasi yang terjadi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BP2T) Pemerintah Kabupaten Bone.
Jenis penelitian
Studi kasus instrumental.
Lokasi penelitian
Dilaksanakan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) di Kabupaten Bone.
1. KELEMBAGAAN
2. MANAJEMEN
3. SDM
Apabila dikaitkan dengan mata kuliah Teori dan Terapan Organisasi dan
Manajemen Pemerintahan, ketiga aspek ini sangat sesuai bila di bahas dan kritisi,
yaitu kelembagaan di kaitakan dengan Organisasi. Menurut Sadu Wasitiono,
Organisasi adalah wadah dan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Begitupun
dengan Sumber daya Manusia (SDM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
secara teorinya sangat berkaitan erat dengan Manajemen. Seperti teori yang di
sampaikan oleh Mullins (1989:199) yaitu manajemen mencakup orang yang
melaksanakan tanggung jawab mencapai tujuan dalam suatu struktur organisasi dan
peran yang jelas.
Berdasarkan hal tersebut, Kelompok kami akan membahas dan membagi fokus
penelitian ini ke dalam tiga aspek utama, sehingga nantinya akan mudah untuk
dipahami. Berikut adalah pembahasan tentang ketiga aspek fokus penelitian diatas :
1. KELEMBAGAAN
Hubungan kewenangan dan pertanggungjawaban setiap fungsi, kewenangan
tertinggi dalam struktur BP2T berada pada kepala badan, selanjutnya
kewenangan pada level ke dua atau lansung pada level operasional adalah pada
kepala seksi ataupun kepala sub bagian tata usaha. Dengan demikian hubungan
pertanggungjawaban mengalir dari level bawah kepada kepala unit (seksi/sub
bag) sampai kepada kepala badan. Berdasarkan observasi peneliti di BP2T,
kewenangan di miliki oleh kepala unit sangat terbatas, tidak ada pendelegasian
kewenangan dari pimpinan puncak terkait penerbitan perizinan kepada kepala
seksi, bahkan apabila kepala badan berhalangan untuk waktu yang lama.
Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme delegasi kewenangan terkait
pelayanan perizinan PTSP sangat formal, pendelegasian kewenangan ditujukan
untuk mempercepat proses dalam bentuk desentralisasi kewenangan justru yang
terjadi adalah sebaliknhya lebih sentralistik. Hal ini karena mengacu pada
pengelompokan pekerjaan dengan didasarkan pada aktifitas dan pelanggan maka
desain pekerjaan di PTSP menggunakan desain kurang terspesialisasi. Artinya
pegawai mengerjakan tugas besar dan bersifat rutin. Berdasarkan pengamatan
peneliti di BP2T maupun dinas teknis, terlihat setiap pegawai mengerjakan
pekerjaan dengan rentang sempit. Artinya pegawai mengerjakan tugas yang
sangat rumit dan rutin, hal ini dibuktikan dari jumlah pegawai yang terlibat pada
tiap seksi di BP2T.
Bila melihat fenomena ini kelompok kami mencoba mengaitkan dengan teori
organisasi dari Fayol, dalam salah satu dari 14 prinsip organisasi yang berkaitan
dengan kelembagaan. Fayol mengatakan bahwa harus adanya sentralisasi
kewenangan dalam mengambil keputusan yang tepat dan optimal dengan
memperhatikan situasi dari kelembagaan BP2T, Fayol juga mengatakan prinsip
organisasi yaitu garis wewenang dari manajemen puncak sampai tingkat yang
paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi yang baik sebaiknya harus
megikuti rantai ini, akan tetapi jika dengan mengikuti rantai tersebut justru akan
membuat kelambatan pada komunikasi silang dapat di ijinkan jika di setujui oleh
semua pihak, sedangkan atasan harus di beri tahu.
Bila dikaitkan dengan keadaan yang terjadi BP2T dengan teori Fayol, maka
yang harus dilakukan yaitu pendelegasian kewenangan kepada Kepala Seksi/
Kepala Subbagian agar dapat menjalankan tugas pelayanan yang menjadi ranah
pelayanan dan perizinan serta harus secara rinci dilaporkan kepada atasan, namun
hal ini harus di atur dalam Regulasi yang tepat.
2. MANAJEMEN
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, dalam
konsep manajemen pengawasan diartikan sebagai pengendalian dan supervisi.
Pengendalian diperlukan untuk memastikan organisasi bergerak ke arah tujuan
yang diharapkan. Proses pengawasan yang terjadi di BP2T Kabupaten Bone
umumnya pengawasan tindak berlanjut, mekanisme pengawasannya pun hanya
berbasis pengaduan atau keluhan masyarakat, sedangkan pengawasan
pendahuluan dan pengawasan bersamaan sudah tidak berjalan dengan baik.
Menurut Mondy dan Premeaux, manajemen organisasi dikatakan dalam
proses pengawasan harus ada 3(tiga) kegiatan pokok yaitu :
1. Mengukur hasil Aktual.
2. Membandingkan Prestasi Aktual dengan Standart.
3. Tindakan Manajerial.
Ketiga tindakan ini merupakan substansi pengawasan yang dilakukan oleh
setiap manager atau administrator.
Bila di hubungkan dengan keadaan dan teori yang ada, sebaiknya ada
perbandingan kualitas pelayanan dengan organisasi pelayanan lainya agar dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dari BP2T. Karena untuk menilai hasil aktual
dari kinerja BP2T adalah dengan mengukur tingkat kepuasan dari masyarakat
yang menirima pelayanan khususnya dalam bidang perizinan.
3. SDM (Sumber Daya Manusia)
Berdasarkan hasil penelitian pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Bone, di peroleh informasi jumlah pegawai yang dimiliki masih
terbatas dibandingkan dengan volume kerja yang seharusnya ada di BP2T yang
memiliki wilayah kerja luas seperti Kabupaten Bone. Kendala yang dihadapi oleh
BP2T Kabupaten Bone adalah jumlah pegawai yang belum sesuai dengan
kebutuhan, sehingga untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan tenaga
honorer atau pegawai yang berstatus non pegawai negeri sipil yang biasa disebut
dengan Pegawai Tidak Tetap (PTT). Interpretasi terhadap hasil observasi pejabat
tersebut menunjukkan, bahwa institusi ini tidak tepat dikatakan sebagai
kekurangan pegawai karena adanya tenaga honorer, tetapi yang lebih tepat adalah
kualifikasi pegawai yang ada tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
organisasi. Kondisi ini pasti akan berdampak pada kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kedisiplinan dan tanggungjawab
pegawai BP2T relatif masih rendah, dimana petugas loket sering meninggalkan
tempat pada jam kantor, terutama apabila pengunjung sepi, pengamatan terhadap
perilaku pegawai saat berhubungan dengan masyarakat pengguna layanan
menunjukkan sikap kurang perhatian, seringkali mereka mengerjakan hal lain
saat berhadapan dengan pemohon, misalnya menerima hubungan telepon pribadi
atau berbicara dengan rekan kerja mengenai hal di luar tugas. Hal ini
menunjukkan sikap rendahnya perhatian pegawai terhadap pemohon atau warga
msyarakat yang di layani (kurangnya rasa empati).
BP2T Kabupaten Bone melalui diklat teknis masih rendah dengan rata-rata
pelaksanaan hanya sekali dalam setahun dengan kuantitas yang mengikuti rata-
rata satu kali setiap Diklat. Menurut Teori Fredrick W Taylor beranggapan
bahwa manusia secara fundamental adalah malas, dan harus senantiasa
dikendalikan secara ketat dan hati-hati agar dapat dihindarkan dari sifat
pemborosan. Apabila dikaitakan dengan teori diatas maka dapat disimpulkan
perlunya manajemen dan perhatian kepada pegawai secara ketat oleh manajer,
sehingga manajerpun dituntut secara keras mengarahan bawahannya untuk dapat
menjalankannya dengan tepat agar tercapainya tujuan organisasi.
Kelebihan Jurnal
Kekurangan Jurnal
Kesimpulan
Secara keseluruhan, dapat diambil beberapa simpulan dari jurnal diatas.
Pertama, tujuan penulis dalam jurnal diatas baik terhadap pembaca khususnya di
kalangan mahasiswa, praktisi maupun golongan umum sudah tercapai walaupun
penulis tidak mengemukakannya secara eksplisit pada bagian simpulan. Kedua,
penulis juga telah objektif dalam menilai pada pelayanan perizinan BP2T yang ada di
Kabupaten Bone. Hal ini dapat dilihat dari penyajian data-data yang baik dan
menyajikannya melalui sumber-sumber yang cukup jelas. Walaupun, penulis belum
mengemukakan apakah tujuan penulisan jurnalnya sudah tercapai atau belum, tetapi
jurnal ini akan sangat berguna bagi mahasiswa yang sedang menempuh kuliah pada
studi terapan Ilmu Pemerintahan dan khususnya pada mahasiswa yang sedang belajar
dalam mata kuliah Teori dan Terapan Organisasi dan Manajemen Pemerintahan,
sehingga nantinya dapat menambah wawasan serta memberikan suatu wacana baru
dalam lingkungan Pemerintahan.
Sumber Referensi
Buku Teks :
Rifa’i, Muhammad dan Muhammad Fadhli. 2013. Manajemen Organisasi. Bandung :
Citapustaka Media Perintis.
Jurnal :
Yusriadi dan Misnawati. 2017. Reformasi Birokrasi Dalam Pelayanan Publik (Studi
Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Volume 7. Nomor 2.