Anda di halaman 1dari 26

Pembentukan peraturan Daerah perlu memperhatikan kondisi khusus suatu

daerah dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Dalam keputusan Sesuai

keputusan presiden nomor 3 tahun 1997 tentang pengawasan dan Pengendallian

minuman Beralkohol Peraturan Mentri kesehatan nomor 86/Men.kes./Per/II/1982 tentang

larangan produksi dan Mengimpor Minuman beralkohol yang tidak terdaftar pada

Departemen Kesehatan dan peraturan Mentri Perindustrian dan perdagangan, Nomor

15/M.DAG/PER/3/2006 tentang Pengawasan dan pengendalian impor, pengedaran dan

penjualan, perizinan minuman beralkohol mengatur secara luas minuman beralkohol,

Dengan demikian hal ini perlu menjadi pertimbangan untuk memasuki materi

golongan,standar mutu, tempat pengedaran dan penjualan, tempat mengkonsumsi,

larangan tertentu untuk mengkonsumsi dan membeli (seperti batas usia), tempat

penyimpanan, izin memproduksi atau mengedarkan, dan sanksi yang dikenakan

terhadap pelanggar.

Dalam peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan

pemerintah antar daerah pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten

kota suatu daerah berhak untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

undangan yang berlaku maka dengan adanya peraturan pemerintah nomor 36 tahun

2007 sebuah daerah berhak untuk membuat sendiri suatu peraturan untuk mengatur

daerahnya sendiri dan muncul peraturan-peraturan daerah untuk mengatur dan

mengurus daerahnya sendiri dengan memperhatikan peraturan yang lebih tinggi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 11 tahun 1962 sebagai

pengganti dari undang-undang nomor 8 tahun 1962 tentang perdagangan barang-barang

1
2

dalam pengawasan yang termasuk penjualan minuman beralkohol yang perlu diawasi.

Terbentuknya peraturan tersebut karena kurangnya pengawasan dalam peredaran

minuman beralkohol tidak akan ada habisnya jika tidak diberantas sampai keakarnya,

maka dengan adanya pendekatan oleh aparat yang bersangkutan dengan penertiban

penjualan minuman beralkohol harus senantiasa dilakukan kepada masyarakat yang

belum mengerti dampak dari bebasnya menjual minuman beralkohol. Yang dengan

adanya peraturan yang mengatur tentang penertiban penjualan minuman beralkohol

tidak menutup kemungkinan masyarakat yang sudah terbiasa mengkonsumsi minuman

beralkohol. Karena peraturan tersebut banyak yang tidak berjalan dengan baik, dan tidak

adanya pengawasan tentang berjalannya peraturan tersebut.

Peraturan daerah merupakan ketentuan lebih lanjut dari peraturan perundang

undangan yang lebih tinggi. Karena peraturan daerah perlu memperhatikan kembali

seluk beluk dari suatu daerah yang berbeda-beda kebudayaannya. Dengan

memperhatikan aspirasi masyarakat, dan lebih terperiinci dalam memberi sanksi pada

pelanggar sesuai dengan norma-norma dari daerah tersebut.

Dalam perkembangannya di kabupaten Fakfak, seiring dengan perubahan waktu

kewaktu penjualan minuman beralkohol ini cukup menjadi perhatian penting guna

Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan dengan memberikan kewenangan

yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam rangka peningkatan pelayanan dan

kesejahteraan kepada masyarakat. Pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan

pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Fungsi utama pemerintah daerah menurut Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yakni sebagai pelayan masyarakat.


3

Disamping itu, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah telah membagi urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Salah satu urusan dari sekian banyak urusan pemerintah daerah terutama untuk

pemerintah Kabupaten/Kota yaitu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat (Pasal 14 ayat (1) huruf c UU No 32 Tahun 2004).

1. Sebagai bentuk Komitmen pemerintah Kabupaten Fakfak dalam melaksanakan

penyelenggaraan ketentraman umum dan ketertiban masyarakat sebagai

konsekuensi dari penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintahan pusat, dan

pada bulan februari tahun 2008 menetapkan Perda yaitu Peraturan Daerah Nomor

2 Tahun 2008 tentang Larangan Memasukkan Larangan Memasukkan,

Memproduksi, Menjual, Mengedarkan,Membawa, Menyimpan Dan Meminum

/Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Di Kabupaten Fakfak

Dikemukakan pengertian Minuman Beralkohol:

Menurut Steven Darmawan (2010.12). Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung

etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan

kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah

kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.

Dibentuknya peraturan daerah tersebut didasarkan pada perkembangan Kota

Fakfak, dengan adanya tindak pidana yang berawal dari pengaruh minuman beralkohol

yang terjadi diantaranya perkelahian yang berwujud pada penganiayaan dan kekerasan

dalam rumah tangga, keributan yang membuat tidak adanya ketenangan pada

masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh minuman keras yang berkadar alkohol sangat tinggi
4

yang mengakibatkan hilangnya kesadaran dari yang mengkonsumsi, sehingga menjadi

awal dari tindakan atau perbuatan pidana yang meresahkan masyarakat setempat.

Untuk mengoptimalisasikan penertiban minuman beralkohol di kabupaten Fakfak

diperlukan kelembagaan Satuan PP (SATPOL PP) dalam mendukung terwujudnya

kondisi Kota Fakfak yang tentram, tertib, dan teratur. unsur melayani menjadi cara kerja

Satpol PP di dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta di dalam

menegakkan peraturan daerah. Dalam hal melayani masyarakat untuk kedua fungsi

diatas, maka Satpol PP di tuntut mengedepankan profesionalisme, baik pada tatanan

organisasi maupun individu/anggota Satpol PP.

Dalam perkembangannya penjualan minuman beralkohol cukup cepat, apalagi

dipicu dengan lancarnya transportasi masuk, impor Minuman beralkohol dengan

terpengaruhnya budaya luar yang mengkonsumsi dan menjual minuman beralkohol,

sehingga dengan maraknya penjualan Minuman beralkohol ini, dapat dipastikan

fenomena ini menyulitkan pemerintah daerah untuk memberantas perkembangan

minuman beralkohol seperti di temukannya ratusan Minuman beralkohol terutama di

Hotel berbintang dan terdapat warung-warung kecil yang tidak memiliki izin yang masih

tetap menjual Minuman Beralkohol secara sembunyi sembunyi.

Berdasarkan pemberitaan koran [RadarSorong| MaduraCorner] pada tanggal 30

april 2013 disebutkan bahwa:

FAKFAK - Satuan keamanan Polisi Militer dan Satpol PP di Fakfak Sabtu (28/04/2013)
malam melakukan razia di tiga titik. Tidak hanya itu saja, Fakfak juga merazia
minuman keras di Hotel Grand.Dari hotel berbintang ini, tim Pomad berhasil
mengamankan ratusan miras. Oknum polisi pun hanya bisa menyaksikan
penyitaan miras tersebut.Pelaksanaan razia ini selain mengimplemenatiskan
Perda miras di Fakfak juga razia penertiban menjelang 50 tahun emas
kembalinya Irian Jaya ke pangkuan NKRI besok (01/05/2013).Razia dipimpin
langsung komandan Pomad Fakfak Ary Mulyono.Dari pantaun Koran ini, ratusan
5

miras ini diantaranya Bir Bintang sebanyak 137 kaleng, 42 botol mansion house
dan 1 botol sedang, 1 botol black label, 1 botol firlandia, 1 botol bacardi, 1 botol
gantreon, 1 botol reposada, serta minuman berlebel lainnya.Namun, sebelumnya
pukul 23.00 Wit ada razia gabungan dalam rangka mengantisipasi menjelang
HUT 50 Emas kembalinya Irian Jaya ke pangkuan NKRI besok (01/05/2013), di
Tanjung Sebrang, Pasar Plaza Thumburuni, dan lokasi jalan Kokas. Razia ini
bertujuan untuk menstabilkan situasi dan kondisi di Fakfak.Dalam razia tersebut
didapatkan 60 liter sopi, 6 buah parang panjang, 4 buah badik. Sementara di cafe
Labamba ditemukan 1 botol aqua bear, dan 1 botol aqua sopi. Di cafe Enjoy
ditemukan sopi 2 botol aqua besar, dan cafe Ginsa ditemukan 13 kaleng bear
angker dan 1 botol sopi.Barang bukti yang merupakan hasil razia Polri/ Satpol
PP ini saat ini diamankan di Mako Polres fakfak dan menunggu proses
selanjutnya. Sementara Kapolres Fakfak yang dimintai keterangan meminta
kepada awak media untuk bertahan dan menunggu hingga selesai operasi baru
diberikan keterangan. [RadarSorong| MaduraCorner]

Tugas Satpol PP sebagai perlindungan masyarakat tidak hanya tampil dalam

langkah kegiatan apa pun yang dilakukan oleh personil Satpol PP berkaitan dengan

tugasnya, melainkan juga dalam setiap perilaku sehari-hari. Tampilan perilaku

dimaksudkan akan sangat tergantung kepada integritas pribadi masing-masing personil

satpol PP secara sadar, baik dan tulus. Dengan demikian menjadi kewajiban Satpol PP

untuk dapat menampilkan personil Satpol PP yang mempunyai mental keperibadian

terpuji, serta memiliki kemampuan teknis profesi Satpol PP di dalam pelaksanaan

tugasnya di masyarakat.

Satpol PP selaku unsur Pemerintah Daerah dibidang ketentraman dan ketertiban

serta sebagai penegak peraturan daerah yang bertugas untuk pelindung masyarakat

diharapkan dapat serta mampu menciptakan situasi Kamtibmas yang aman, tertib dan

terkendali, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan peranan Satpol PP, mencakup

tatanan tugas yang bersifat preventif yang di wujudkan dalam bentuk menampakan diri

dalam tugas memelihara keamanan dan ketertiban serta pencegahan terjadinya

pelanggaran peraturan daerah.


6

Penertiban Peraturan daerah merupakan salah satu tupoksi Satpol PP dalam

menegakkan peraturan daerah nomor 2 tahun 2008 tentang ketertiban umum yaitu

larangan memasukkan memproduksi menjual mengedarkan membawa menyimpan

meminum mengkonsumsi Miras. Penertiban yang dilakukan Satpol PP adalah upaya

untuk mewujudkan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Penertiban adalah

jalan terakhir setelah dilakukannya sosialisasi dan surat peringatan, Satpol PP bekerja

secara professional dan persuasif melalui pencegahan, pemberitahuan, peringatan dan

baru tindakan, santun dalam berbahasa namun tegas dalam bertindak.

Kinerja Anggota Satpol PP dalam menegakkan peraturan daerah dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal, faktor eksternal yang

mempengaruhi yaitu dalam menciptakan Satpol PP yang professional dalam

memerlihara ketentraman dan ketertiban umum terkadang tidak sesuai dengan harapan

masyarakat, kinerja Satpol PP sering mendapat keritikan dari masyarakat maupun

Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) tentang kinerja Satpol PP dalam menegakkan

peraturan daerah.

Untuk itulah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Fakfak yang dalam tuganya

penjalan penjaga Peraturan Perda agar dapat menciptakan daerah yang tentram dan

tertib guna menciptakan penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan masyarakat yang

kondusif di Kota Fakfak yang mampu menjawab berbagai bentuk tantangan kedepan.

Meskipun sebenarnya kondisi dari Satuan Polisi Pamong Praja sendiri belum mencapai

persyaratan maksimal dikarenekan jumlah anggota, sarana dan prasarana yang belum

memadai. Namun disatu sisi ditemukannya indikasi pelanggaran Minuman keras bukan

saja didapatkan pada kalangan masyarakat pada umumnya akan tetapi Minuman
7

beralkohol ini menjadi suatu dilema yang penting untuk kita ketahui dengan adanya

masyarakat umum, pemilik usaha minuman beralkohol dan oknum PNS yang kerap kali

didapatkan sering keluyuran diluar jam Dinas dengan ditemukannya PNS dan

masyarakat umum yang masih menjadikan minuman beralkohol menjadi kegemarannya

mereka, Oleh karena itu, maka penulis perlu memperhatikan bahwa penegakan

Peraturan daerah oleh Satpol PP di Kota Fakfak dalam Penertiban Minuman beralkohol

perlu di tertibkan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mengadakan penelitian tentang:

PENERTIBAN MINUMAN BERALKOHOL OLEH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

DI KOTA FAKFAK (pelaksanaan peraturan daerah Kabupaten Fakfak nomor 2 tahun

2008)”

1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Uraian diatas maka masalah masalah yang dapat peneliti

Identifikasi diatas antara lain :

1. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menegakkan Perda nomor 2

tahun 2008 tentang larangan memasukkan, memproduksi, menjual,

mengedarkan, membawa, menyimpan dan meminum mengkonsumsi minuman

beralkohol di kabupaten Fakfak.

2. Tugas dan fungsi Satuan Polisi pamong praja sepenuhnya belum berjalan

sebagaimana yang diharapkan sehingga masih adanya pelanggaran terhadap

peraturan daerah nomor 2 Tahun 2008 tentang larangan memasukkan,


8

memproduksi, menjual, mengedarkan, membawa, menyimpan dan meminum

mengkonsumsi minuman beralkohol di kabupaten Fakfak.

3. Sikap dan kedisiplinan Polisi Satuan Pamong Praja yang masih rendah sehingga

Pelaksanaan tugas yang dijalankan oleh Satpol PP belum berjalan secara

maksimal.

4. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menegakkan Perda Nomor 2 Tahun

2008. tentang larangan memasukkan, memproduksi, menjual, mengedarkan,

membawa, menyimpan dan meminum mengkonsumsi minuman beralkohol di

kabupaten Fakfak.

5. Kurangnya sanksi tegas yang diberikan kepada pengguna pelaku dan penjual

minuman beralkohol.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Dari Identifikasi masalah diatas Tugas Satpol PP bukan hanya memberantas penjualan

minuman beralkohol saja. Maka dalam penelitian ini Tupoksi Satpol PP lebih

memfokuskan pada penertiban minuman Beralkohol pada kalangan masyarakat yang

melanggar Perda no 2 tahun 2008 di ibu kota Fakfak.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan Identifikasi masalah diatas, maka penulis mengfokuskan

masalah pokok penelitian pada Satuan Polisi Pamong praja sebagai berikut:
9

1. Bagaimana Pelaksanaan Penertiban minuman beralkohol oleh Satpol PP

berdasarkan Perda No 2 Tahun 2008.

2. Faktor-faktor yang menghambat Satpol pp dalam menegakkan Perda minuman

beralkohol di ibu kota Fakfak berdasarkan Perda no 2 tahun 2008

3. Apa saja upaya yang dilakukan Satpol PP dalam mengatasi masalah minuman

beralkohol di ibu kota kabupaten Fakfak.

1.3 Maksud Dan Tujuan Magang

1.3.1 Maksud Magang

Adapun Maksud dari magang ini adalah untuk mengetahui dan Memahami Satpol PP

dalam menegakan Perda, no 2 tahun 2008 tentang larangan memasukkan,

memproduksi, menjual, mengedarkan, membawa, menyimpan dan meminum

mengkonsumsi minuman beralkohol di kabupaten Fakfak dan hambatan-hambatan, serta

upaya yang dilakukan Satpol PP dalam mengatasi masalah minuman beralkohol di ibu

kota Fakfak.

1.3.2 Tujuan Magang

Tujuan dari Magang, penelitian pada Satpol PP Kabupaten Fakfak adalah:

1 Untuk mengetahui dan menganalisis Peran Satuan Polisi Pamong Praja

(SATPOL PP) dalam menegakan Perda no 2 tentang Larangan Memasukkan

Larangan Memasukkan, Memproduksi, Menjual, Mengedarkan,Membawa,

Menyimpan Dan Meminum /Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Di Kabupaten

Fakfak
10

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam menegakkan Perda tentang

Larangan Memasukkan Larangan Memasukkan, Memproduksi, Menjual,

Mengedarkan,Membawa, Menyimpan Dan Meminum /Mengkonsumsi Minuman

Beralkohol Di Kabupaten Fakfak

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakuakan Satpol PP dalam menegakkan

Perda tentang Larangan Memasukkan Larangan Memasukkan, Memproduksi,

Menjual, Mengedarkan,Membawa, Menyimpan Dan Meminum /Mengkonsumsi

Minuman Beralkohol Di Kabupaten Fakfak.

1.4 Kegunaan Magang

1.4.1 Kegunaan Praktis Untuk Lokasi Magang

kegunaan praktis untuk lokasi magang ini adalah di harapkan dapat menjadi bahan

masukan, memberikan informasi serta bahan menertibkan pelaksanaan peraturan

daerah no 2 tahun 2008 . Larangan Memasukkan, Memproduksi, Menjual,

Mengedarkan,Membawa, Menyimpan Dan Meminum /Mengkonsumsi Minuman

Beralkohol Di Kabupaten Fakfak.

1.4.2 Kegunaan Praktis Untuk Lembaga

Kegunaan praktis untuk lembaga IPDN adalah hasil dari pengamatan yang telah

dilaksanakan diharapkan dapat menjadi data serta bahan arsip ataupun referensi bahan
11

kajian serta sebagai syarat guna menyelesaikan pendidikan Diploma empat dan juga

sebagai bahan untuk:

1. menambah bahan referensi bagi perpustakaan IPDN.

2. Sebagai bahan penellitian selanjutnya oleh peneliti yang menambah

perhatian pada Masalah ketentraman masyarakat.

1.5 Definisi Konsep obyek yang diamati dan dikaji

1.5.1 Penertiban

Dalam mendefinisikan penertiban kita perlu melihat dari kata dasarnya terlebih dahulu.

Penertiban memiliki kata dasar tertib yang diberikan akhiran Pe- dan akhiran –an.

Menurut W. J. S Poerwadarminata (1991:1064) arti kata tertib adalah aturan atau

peraturan yang baik sedangkan menertibkan dapat diartikan sebagai upaya-upaya yang

dilakukan untuk menciptakan situasi dan kondidi yang teratyr dan aman tidak ada

benturan, hambatan, tidak mendahului, tidak menyimpang dari peraturan, serta semua

berjalan dengan baik sebagaimana ditetapkan menurut peraturan yang berlaku. Jika

ditambahkan dengan awalan Pe- dan akhiran –an maka kata penertiban berganti menjadi

sebuah kata kerja yang merujuk pada proses tercapainya suatu situasi dan kondisi yang

teratur dan aman, tidak menyimpang dari peraturan dan berjalan sesuai dengan

ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2010 tentang satuan

polisi pamong praja menyebutkan bahwa ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, Pemerintah daerah dan

masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram tertib dan teratur.


12

Peraturan mentri dalam negeri Nomor 26 tahun 2005 tentang pedoman prosedur

tetap operasional satuan polisi pamong praja menyebutkan bahwa ketertiban adalah

suasana yang mengarah pada keteraturan dalam masyarakat menurut norma yang

berlaku sehingga menimbulkan motivasi kerja dalam rangka mencapai tujuan yang

diinginkan.

Menurut Julian D.M Lew tertib ketertiban (2012:1) : “Walaupun pada dasarnya

kedua istilah sama dan merujuk pada suatu hal yang sama, tetapi isi dan diaplikasikannya

berbeda. Order public secara umum lebih luas dan lebih memberikan kebebasan

mengaplikasikan dari pada public policy yang sangat terbatas dalam menjelaskan

persoalan yang dihadapi”.

Definisi Blacks’s Law Dictionary (2012:6): “Ketertiban merupakan suatu asas

standard yang dibentuk oleh badan pembuat undang-undang atau oleh pengadilan

sebagai suatu dasar atau asas yang penting bagi suatu negara dan semua masyarakat”.

Menurut Mochtar Kusumaatmadja (2010:8) Ketertibaban adalah “tujuan pokok

dan pertama dari segala hukum, Kebutuhan terhadap ketertiban ini merupakan syarat

pokok (fundamental) bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur, ketertiban

sebagai tujuan hukum, merupakan fakta objektif yang berlaku bagi segala masyarakat

manusia dalam segala bentuknya untuk mencapai ketertiban ini diperlukan adanya

kepastian dalam pergaulan antar manusia dalam masyarakat”.

Menurut Protap (SATPOL PP) Pamong Praja (2005:66): “Ketertiban adalah

suasana yang mengarah kepada keteraturan dalam masyarakat menurut norma yang

berlaku sehingga menimbulkan motivasi bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang

diinginkan”.
13

1.5.2 Minuman Beralkohol

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol,

dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena

memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan

metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam

dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu

kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa

organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang

ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon

hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-

nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan

metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling

sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.

Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH' Alkohol juga dapat digunakan

sebagai pengawaet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil) alkohol

Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol

dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat

digunakan sebagai antifreeze pada radiator. Untuk menambah penampilan Mesin

pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan


14

Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk,

menyediakan masuknya udara yang lebih padat.

Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC.

Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata

"alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol".

Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus

"a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".

Alkohol adalah asam lemah.

Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil

alkohol dan etil alkohol

metanol etanol dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau

grain alcohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol

sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun.

Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-

senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum

alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi

etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.

Alkohol umum

* isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-

CH3, atau alkohol gosok

* etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen

utama dalam antifreeze


15

* gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang

terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)

* Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena

Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi,

pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang

dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai

bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau

minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga

methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus

Menurut stevendarmawan (2012:1) “Minuman beralkohol adalah minuman yang

mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan

penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke

sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu”.

1.5.3 Polisi Pamong Praja

Pamong berasal dari kata dasar among yang berasal dari bahasa jawa yang

artinya mengasuh. Sedangkan praja memiliki arti negeri serta merujuk pada pegawai

negeri pengreh p[raja atau pegawai pemerintahan yang kemudian berarti sama dengan

pamong praja

Dalam arti luas Pamong Praja mencakup segenap dalam lingkungan

Departemen Dalam Negeri yang ada dan bekerja didaerah yang melaksanakan urusan

Pemerintahan Pusat atau pemerintahan umum,Dalam arti sempit yang disebut Pamong
16

Praja hanya mencakup mereka yang memegang pimpinan dan menjadi Kepala dari suatu

Wilayah Administratif.

Menurut Lexie M. Giroth (2004:24): “Pamong praja adalah aparatur pemerintah

(pusat maupun daerah) yang didik secara khusus untuk menjalankan tugas-tugas

pemerintahan dengan kompetensi dasar koordinasi, kolaborasi dan konsensus (3k)

dalam rangka memberikan pelayanan umum serta menjaga keutuhan NKRI”.

Pamong praja secara etimologos adalah mereka yang bertugas mengemong

Negara atau bangsa yang mencakup aktivitas melayani, mengayomi, mendampingi, dan

memberdayakan. Sedangkan polisi berasal dari bahasa belanda ‘politie’ yang diambil dari

bahasa Yunani politie yang berarti badan pemerintahan yang bertugas memelihara

keamanan dan ketertiban umum. Polisi juga memiliki definisi suatu pranata umum sipil

yang mengatur tata tertib dan hukum. Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda

dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat:

Menurut Permen 40 tahun 2011 ketentuan umum Bab 2 pasal 2 ayat 1 Satuan

Polisi Pamong Praja adalah bagian perangkat daerah dalam penegakan Perda dan

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Jadi dapat disimpulkan

bahwa Polisi pamong praja adalah aparatur pemerintah yang juga merupakan perangkat

daerah yang bertugas memelihara, ketentraman, ketertiban umum dan penegakan

peraturan hukum dalam menjalankan pelayanan masyarakat.

Berdasarkan pengamatan penulis menyimpulkan bahwa minuman beralkohol ini

perlu ditertibkan kembali sebagaimana penetapan perda no 2 Tahun 2008 tentang

Larangan Memasukkan, Memproduksi, Menjual, Mengedarkan, Membawa, Menyimpan


17

Dan Meminum /Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Di Kabupaten Fakfak oleh karena

itu Satpol PP dalam hal ini perlu melaksanakan Peraturan daerah tersebut secara optimal

melihat dari gejala fenomena yang terjadi di ibu kota Fakfak yang cenderung dengan

kurangnya pengendalian dan pengawasan dalam menertibkan minuman beralkohol.


18

BAB II

METODE MAGANG

2.1 Metode Pengumpulan Data Kegiatan Magang

2.1.1 Metode Magang

Untuk memecahkan permasalahan yang ada penulis terus berfikir pada teori-

teori yang relevan dengan permasalahan yang tersebut. Metode pengumpulan data

sesuai dengan peraturan Rektor IPDN Nomor 05 tahun 2013 bahwa pedoman

penulisan laporan akhir serta Skripsi Institut Pemerintahan Dalam Negeri Tahun

akademik 2013/2014 bahwa metode magang yang digunakan adalah menggunakan

pendekatan metode eksploratif pendekatan induktif Silalahi (2012:26),

mengemukakan bahwa :

Sering penelitian ini dilakukan untuk tujuan penjelasan atau penjajakan agar lebih dan
mengetahui gambaran suatu gejala sosial ini disebut studi atau penelitian eksploration
(eksploratory) atau penelitian ini berhubungan dengan pernyataan”Apa” oleh karena
itu sasaran peneliti adalah untuk memformulasi beberapa pertanayaan yang memiliki
presisi penelitian akan datang dapat menjawab.

Menurut Mardalis dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang

dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian sendiri diartikan sebagai

upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

kebenaran”.

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara Ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan tertentu. Penelitian diartikan

sebagai usaha penyelidikan sistematis dan terorganisasi, karena penelitian


19

merupakan suatu proses yang dilakuakan melalui tahapan-tahapan tertentu dalam

mencapai tujuan penelitian, Tahapan penelitian dilakuakan dengan cara atau

prosedur tertentu yang diatur dengan baik.

Sugiyono (2006:1) mengartikan “Metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.Menurut Cholid

Narbuko dan H.Abu Achmadi (1997:12) mengatakan bahwa : dengan menggunakan

metode penelitian kita dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Dapat menyusun laporan atau tulisan atau karya ilmiah, baik dalam bentuk

paper,skripsi atau tesis maupun desertasi.

2. Mengetahui arti pentingnya riset, sehingga keputusan-keputusan yang

dibuat dapat dipertahankan dan dipikirkan dan diatur sebaik-baiknya.

3. Dapat menilai hasil penelitian yang sudah ada, yaitu mengukur dampai

seberapa jauh hasil suatu penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksploratif. Menurut Arikunto (2006:7) “Metode penelitian eksploratif merupakan

metode penelitian yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab

atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu”.

Sedangkan metode eksploratif menurut Irawan (2000:59) :

secara teknis, metode yang bersifat eksploratif ini terwujud dalam bentuk penelitian
survai (survey) dengan mengandalkan kuesioner atau observasi sekilas
sebagai instrumen pengumpulan data. Hasilnya pun cukup berbentuk angka-
angka sederhana seperti frekuensi atau prosentase. Seandainya pun data dari
kuesioner itu dianalisis dengan alat statistik yang lebih rumit seperti korelasi
atau regresi, hasil perhitungan ini pun cenderung hanya nampak rumit
dipermukaan tetapi pemahaman kita terhadap sesuatu itu tetap saja dangkal.

Menurut Thyler (1993) Mendefinisikan:


20

Desain penelitian sebagai sebuag cetak-biru (blueprint) atau rencana lengkap


tentang bagaimana sebuah penelitian akan dijalankan secara lengkap.
Tentang bagaimana sebuah penelitian akan dijalankan secara lengkap.
Rencana tersebut meliputi variabel-variabel kerja dan bagaimana variabel
tersebut dapat diukur, memilih sampel, mengumpulkan data yang digunakan
untuk uji hipotesis, dan analisis data atau hasilnya.

Menurut Rusidi (2003:38) Eksploratif artinya “Penjelasan atau hal-hal yang

berkaitan dengan menjelaskan, baik menjelaskan peristiwa atau keadaan sekarang,

maupun menjelaskan peristiwa atau keadaan yang akan datang (prediction)”.

Metode Eksploratif atau dalam bahasa Indonesia disebut eksplorasi,terbagi

dua yaitu :

1. Eksplorasi Mendalam

Pekerjaan eksplorasi mendalam dilakukan untuk tipe penelitian (deskritif) jalur

pertama, yang bertujuan menemukan pengetahuan khusus (particular). Hal-hal yang

dijelajahi itu adalah seluruh unsur-unsur, ciri-ciri dan sifat-sifat dari suatu fenomena

tertentu itu, maka biasanya tidak puas sampai menemukan itu saja, melainkan berupa

fenomena tersebut berasal dari golongan mana, kategori mana ataupun klasifikasi

mana. Jika penemuan itu tidak tepat atau tidak sesuai dengan deskripsi yang telah

ada, maka penemuan itu kurang mutakhir

2. Eksplorasi Meluas

Perbedaan eksplorasi ini dengan ekspolari mendalam dan meluasnya itu.

Apabila mendalam itu keseluruhan unsur-unsur,ciri-ciri dan sifat-sifat fenomena

tertentu yang dieksplorasi, pada eksplorasi meluas hanya beberapa unsur ciri dan sifat

eksplorasi mendalam. Redeskripsi ( regrouping,recategorization dan reclassification )

didasarkan pada temuan eksplorasi meluas yang bersifat umum.

Pendekatan induktif menurut Asyari (1983:18) yaitu : “ Pendekatan yang

memberikan cara agar manusia dalam memecahkan problematika mulai dengan


21

mencari fakta-fakta yang nyata dan murni pengalaman dari masyarakat dan fakta-

fakta itulah ditarik kesimpulan “.

Menurut Mardalis (1998:21) pendekatan induktif yaitu :

“ Cara berfikir induktif berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus


kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan permasalahan yang bersifat
umum, induksi merupakan cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual, penarikan
kesimpulan secara induktif dimulai dengan menyatukan pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum”.

2.1.1 Sumber Pengumpulan Data

Sebelum melakuakan suatu penelitian maka terlebih dahulu harus diketahui sumber

data mana yang akan kita teliti. Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi

pertimbangan dalam menentukan metode penulisan data. Sumber data merupakan

sumber yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang kita perlukan dalam

penelitian.

Menurut Arikunto (2002 : 107) yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek

darimana data diperoleh adapun sumber data penulis dijelaskan adalah sebagai

berikut:

1. Yaitu sumber data yang biasa memberikan data berupa jawaban lisan
melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
2. Informan, yaitu sumber data yang memberikan informasi kepada penulis
dalam melakukan penelitian.
3. Dokumen, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar atau simbol-simbol lain
Menurut Arikunto (2010:88), sumber data dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

1. Person, yaitu tempat penelitian bertanya mengenai masalah yang sedang

diteliti. Sumber data yang berupa person yang digunakan dalam kegiatan

magang ini adalah: sumber data yang bisa memberikan data jawaban

lisan melalui wawancara dengan Informan:


22

a. Kasatpol PP

b. Kasie Trantib

c. Kasie Risdik

d. Masyarakat Umum

e. Tempat pengusaha minuman beralkohol

2. Paper, yaitu berupa dokumen, warkat, keterangan, arsip, pedoman, surat

keputusan dan sebagainya tempat peneliti membaca dan mempelajari

sesuatu yang berhubungan dengan data penelitiannya. Sumber data

berbentuk dokumen/kertas yang digunakan dalam kegiatan magang ini

adalah:

a. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kegiatan magang.

b. Buku-buku dan peraturan perundang-undangan magang ini

3. Place, yaitu berupa ruang, laboratorium (yang berisi perlengkapan), bengkel,

kelas, dan sebagainya tempat berlangsunya suatu kegiatan yang

berhubungan dengan penelitian sumber data berupa place dalam kegiatan

magang ini adalah:

Untuk mempermudah penelitian ini maka peneliti mengidentifikasikan sumber data

menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

1] Data Primer

Data primer adalah data subjektif yang merupakan tanggapan pribadi atau

persepsi dari seseorang responden melalui wawancara ataupun kuesioner sebagai

hasil penelitian atau ditemui di lapangan

2] Data Sekunder
23

Data Sekunder adalah data obyektif yang sudah terukur yang diberikan pihak

kedua ataupun yang telah diolah oleh pihak ketiga dalam bentuk brosur atau

monografi juga data, yang diperoleh dari kantor yang bersangkutan, seperti: Peraturan

Perundang-undangan, fungsi dan tugas setiap seksi, dan lainnya.

Jadi dalam penelitian magang ini maka penulis akan mengolah data yang

bersumber dari sumber-sumber data yang akan diperoleh atau didapatkan secara

empiris (data primer) yang didukung oleh data sekunder yang menjadi fokus dari

penelitian.

2.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Berikut ini instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

proses penulisan dan pengumpulan data, yakni :

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2008:145) observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari Berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

2. Wawancara

Menurut Nazir (2005:193), wawancara adalah proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penulisan dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat bantu yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara).

Wawancara dilakukan dengan cara mendatangi dan mengadakan komunikasi

langsung atau tatap muka dengan beberapa responden untuk mendapatkan data dan

informasi yang lengkap oleh penulis. Dalam kegiatan magang ini penulis memilih

beberapa informan dalam pelaksanaan perda no 2 tahun 2008 tentang larangan


24

memasukkan, memproduksi, menjual, mengedarkan, membawa, menyimpan dan

meminum mengkonsumsi minuman beralkohol di Kabupaten Fakfak.

Daftar Informan yang diwawancarai penulis:

1. KASATPOL PP

2. Kasie Trantib

3. Kasie Risdik

4. Masyarakat Umum

5. Tempat pengusaha minuman beralkohol

3. Dokumentasi

Untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara,
penulis menggunakan teknik dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231),
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya.

Menurut Arikunto (2010:2012) “Dokumentasi adalah metode yang

dilaksanakan oleh peneliti untuk meneliti benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan

sebagainya”

Penulis menggunakan dokumentasi dimaksudkan untuk mengumpulkan

data sekunder yang diperoleh melalui cara mengumpulkan dan mempelajari berbagai

dokumen tertulis (Peraturan Perundang-undangan, surat keputusan dan ketentuan

lainnya) sebagai bahan referensi dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-

hal yang berupa artikel, internet, transkip, buku agenda dan sebagainya.

2.2 Teknik Analisis Data


25

Analisis data diartikan untuk menjawab pertanyaan penulis yang telah

dirumuskan untuk mengungkapakan fenomena sosial atau cara mencapai tujuan

pokok tersebut. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara pengamatan dan dukumentasi.

Dalam kegiatan magang ini penulis menggunakan analisis data bersifat

induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan dikonsultasikan

menjadi hipotesi atau teori. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data

dalam periode tertentu.

Menurut Miles dan Huberman dalam sugiono (2009:246) “aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reducting, data display, dan conclution drawing/verification”

langkah-langkahnya yaitu:

1. Data Reducting (reduksi data)

Menurut Miles dan Huberman dalam sugiono (2009:246) mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

terpenting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh pada hal-hal yang terpenting,

dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh tersebut ditulis atau diketik dalam

bentuk uraian terperinci. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, mencari bila diperlukan. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif

yang memerlukan kecerdasan dan keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi

sehingga memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

2. Data Display (penyajian data)


26

Menurut Miles dan Huberman dalam sugiono (2009:246) setelah data reduksi

maka tahap selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dalam

bentuk uraian singkat berupa informasi mengenai hal Penertiban minuman beralkohol

untuk kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian tersebut dilaksanakan

setelah data dikumpulkan, maka diperlukan pengelolaan dan analisis data, agar bisa

dijadikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3. Conclution Drawing/verification (penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Menurut Sugiyono (2010:252), “kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel”. Data yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulan dengan menghubungkan

dan membandingkan antara teori yang didapatkan dengan permasalahan yang ada,

namun permasalahan dimungkinkan akan terus berkembang sejalan dengan

penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, kesimpulan terus diverifikasi sepanjang

dilakukannya penelitian.

Anda mungkin juga menyukai