Anda di halaman 1dari 14

PERAN KEMENTERIAN DALAM

NEGERI DALAM PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN
PENYEBARAN HIV/AIDS

DIREKTORAT KETAHANAN SENI, BUDAYA, AGAMA DAN KEMASYARAKATAN


DIREKTORAT JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAKARTA, 12 JUNI 2012


DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010
tentang Badan Narkotika Nasional;
5. Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Kebijakan dan Startegi Nasional P4GN;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Pedoman Kerjasama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah dengan Ormas dan Lembaga Nirlaba Lainnya dalam Bidang
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang
Organisasi Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Kominda.
DATA DAN FAKTA

 Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, kasus


penyalahgunaan narkoba mengalami peningkatan dalam
kurun waktu lima tahun terakhir dengan rata-rata 26 persen
setiap tahun.
 Kenaikan rata-rata 26 persen itu dari sekitar 26.531 kasus.
Sejumlah kasus terjadi 70 persen dalam usia produktif dan
dari komunitas seni dan hiburan,
 Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba
meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang.
Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan meningkat
menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang.
 Dalam kurun waktu 2010 - 2014 hanya akan dibangun 14
BNN Propinsi (BNP) dan 100 BNN Kabupaten/Kota (BNK).
TANTANGAN DALAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

1. Program masih banyak terfokus pada pengurangan sediaan (suplai


reduction);
2. Kurang koordinasi antar instansi terkait dan keterlibatan dan
Ormas/LSM;
3. Belum optimalnya peran dan fungsi BNP serta BNK sebagai
perpanjangan tangan BNN di daerah;
4. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang peran mereka dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba;
5. Masih kurangnya melibatkan unsur - unsur masyarakat yang
sebenarnya sangat strategis, efektif dan efisien untuk upaya preventif
seperti tokoh agama, kelompok ibu-ibu PKK,  dan para kader di
tingkat RT dan RW;
6. Penyuluhan yang dilakukan selama ini pada masyarakat terutama
remaja kurang memperhatikan kondisi sasaran;
7. Bahwa program pencegahan dan rehabilitasi narkotika hanya terbatas
di perkotaan belum menjangkau sampai ke daerah pedesaan.
FAKTOR PENGHAMBAT

1. KOORDINASI;
2. IMPLEMENTASI PROGRAM;
3. EVALUASI DAN MONITORING;
4. MORAL PENEGAK HUKUM;
5. KESADARAN MASYARAKAT.
7 KEGIATAN PRIORITAS
1. Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi Informasi di
Bidang P4GN;
2. Pelaksanaan Alternative Development;
3. Pelaksanaan Kegiatan Penindakan dan
Pengejaran;
4. Pelaksanaan Kegiatan Interdiksi;
5. Pelaksanaan Pengembangan Rehabilitasi
Instansi Pemerintah;
6. Pelaksanaan Pengembangan Rehabilitasi
Berbasis Komponen Masyarakat; dan
7. Peningkatan Kapasitas Pelayanan
BNN/BNP/BNK di Daerah.
STRATEGI P4GN DALAM MEMUJUDKAN
INDONESIA BEBAS NARKOBA 2015

1. PENGURANGAN PERMINTAAN
(demand reduction);
2. PENGURANGAN SEDIAAN (suplai
reduction) dan;
3. PENGURANGAN DAMPAK BURUK
(harm reduction).
KEWENANGAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 222 UU 32/2004:


“Pembinaan dan Pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
217 dan Pasal 218 secara nasional
dikoordinasikan oleh Menteri Dalam
Negeri”
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
 Menurut Pasal 217:
a. Koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan;
b. Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan
pemerintahan;
c. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi
pelaksanaan urusan pemerintahan;
d. Pendidikan dan pelatihan; dan
e. Perencanaan, penelitian, pengembangan,
pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan urusan
pemerintahan.
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

 Menurut Pasal 218:


a.Pengawasan atas pelaksanaan
urusan pemerintah daerah;
b.Pengawasan terhadap peraturan
daerah dan peraturan kepala
daerah.
PENANGANAN P4GN DALAM
PERSPEKTIF KESBANGPOL
1. Pemberdayaan dan pendayagunaan Forum-Forum
yang telah dibentuk di daerah berdasarkan
Permendagri yang antara lain; FKDM; KOMINDA; dan
FKUB untuk ikut berperan serta dalam pemantauan
pelaksanaan P4GN;
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan
penanganan P4GN serta koordinasi dengan BNP dan
BNK;
3. Peningkatan wawasan kebangsaan dan cinta tanah
air dalam pelaksanaan P4GN melalui program kerja
sama dan kemitraan antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dengan Ormas/LSM dan
Lembaga Nirlaba Lainnya.
PENANGANAN P4GN DALAM PERSPEKTIF
AGAMA, SENI DAN BUDAYA
 Optimalisasi peran forum-forum yang telah terbentuk di daerah
dan mendorong sinergistas Pemerintah Daerah dengan BNP
dan BNK dalam penanganan P4GN;
 Mendorong peran majelis-majels agama, tokoh agama, dan
Ormas keagamaan dalam penanaman nilai-nilai keagamaan
untuk menangkal bahaya Narkotika;
 Penguatan kelembagaan di daerah melalui penyusunan
Permendagri sebagai pedoman bagi Kepala Dearah dalam
penanganan P4GN;
 Mendorong peran serta aktif masyarakat melalui pelaksanaan
program kerjasama dengan Ormas/LSM (bidang Agama, Seni
dan Budaya) dan Lembaga Nirlaba Lainnya dalam penanganan
P4GN;
 Mendorong terciptanya Ketahanan Masyarakat melalui
penguatan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial budaya.
REKOMENDASI
1. Meningkatakan upaya-upaya sosisalisasi peraturan perundang-
undangan terkait dengan Narkotika;
2. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba
di Indonesia.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya Narkoba
dan mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemberantasannya
melalui penyuluhan Narkoba sampai ke tingkat RT/RW.
4. Pemberian penghargaan terhadap lingkungan bebas Narkoba
termasuk individu – individu yang telah berjasa membantu
pemerintah /aparat penegakhukum dalam upaya peran serta
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.
5. Meningkatkan kerjasama, koordinasi dan sinergisitas antara
lembaga pemerintah kementerian dan non kementerian yang
berhubungandengan penanggulangan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkoba. Hal ini dapat diwujudkan dengan
membuat Nota Kesepahaman dalam penanganan P4GN.

Anda mungkin juga menyukai