Anda di halaman 1dari 12

Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan....

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN


PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DALAM MEMBERANTAS PENYALAHGUNAAN
NARKOBA DI KOTA SURABAYA

Arnela Nurmalita
S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum,
Universitas Negeri Surabaya
arnela.18044@mhs.unesa.ac.id

Suci Megawati
S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum,
Universitas Negeri Surabaya
sucimegawati@unesa.ac.id

Abstrak

Penyalahgunaan narkoba menjadi permasalahan serius dan harus segera ditangani. Sehingga, pejabat negara mendirikan
Badan Narkotika Nasional yang berkomitmen penanganan, penyalahgunaan terhadap narkoba serta bertanggung jawab
kepada Presiden. Dalam penanganan narkotika pemerintah menciptakan regulasi Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) sebagai usaha dalam melawan penyalahgunaan obat terlarang
khususnya wilayah Surabaya., Walikota Kota Surabaya menerbitkan Peraturan dalam pelaksanakan regulasi yang
disahkan pada aturan Nomor 65 Tahun 2014. Berdasarkan pengesahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggali
bagaimana pengimplementasian regulasi P4GN dalam menangani penyalahgunaan obat terlarang khususnya wilayah
Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian yaitu standar dan sasaran
dalam regulasi, kemampuan, kepribadian, perilaku pelaku, interaksi, dan lingkup di bidang ekonomi, sosial, dan politik.
Penelitian ini melibatkan informan dan studi pustaka sebagai bentuk teknik pengumpulan data. Analisis yang digunakan,
selain mengakumulasi data terkait, mengola, menyampaikan juga menyimpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi kebijakan P4GN dalam memberantas penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya dikatakan belum
sepenuhnya berhasil karena standar/ukuran dan tujuan kebijakan belum terealisasikan dengan baik karena kasus narkoba
terus meningkat, akan tetapi BNNK Surabaya telah memiliki SDM berkompeten dan profesional. Serta kondisi
lingkungan sosial yang ditunjukkan oleh masyarakat kurang peduli akan bahaya narkoba dan juga dari keterkaitan
implementasi dengan kondisi ekonomi masyarakat yang mengakibatkan peredaran dan penyalahgunaan narkoba masih
ada di Kota Surabaya walaupun BNN telah berupaya melakukan penyuluhan sebagai bentuk pencegahan. Saran dalam
implementasi kebijakan P4GN dalam memberantas penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya adalah pihak BNNK
Surabaya lebih insentif dalam memberantas penyalahgunaan narkoba dan memberi penyuluhan bahaya narkoba.

Kata kunci : Implementasi, Pemberantasan, Narkoba

Abstract

Drug abuse is a serious problem and must be addressed immediately. Thus, state officials established the National
Narcotics Agency which is committed to handling, abusing drugs and being responsible to the President. In handling
narcotics, the government created a regulation on the Prevention of Eradication of Drug Abuse and Illicit Trafficking
(P4GN) as an effort to fight drug abuse, especially in the Surabaya area. This study aims to explore how to implement
P4GN regulations in dealing with drug abuse, especially in the Surabaya area. This study uses a qualitative descriptive
approach with a focus on research, namely standards and targets in regulations, abilities, personality, behavior of actors,
interactions, and scope in the economic, social, and political fields. This research involves informants and literature
studies as a form of data collection technique. The analysis used, in addition to accumulating related data, processing,
conveying also concludes the data. The results show that the implementation of the P4GN policy in eradicating drug
abuse in the city of Surabaya is said to have not been fully successful because the standards/measures and policy objectives
have not been realized properly because drug cases continue to increase, but BNNK Surabaya already has competent and
professional human resources. As well as the social environmental conditions shown by the community that they are less
concerned about the dangers of drugs and also from the implementation linkage with the economic conditions of the
community which results in drug trafficking and abuse still exist in the city of Surabaya even though BNN has attempted
to provide counseling as a form of prevention. Suggestions in implementing the P4GN policy in eradicating drug abuse

1111
Publika. Volume 10 Nomor 4, Tahun 2022, 1111-1122

in the city of Surabaya is that the Surabaya BNNK has more incentives in eradicating drug abuse and providing counseling
on the dangers of drugs.

Keywords: Implementation, Eradication, Drugs

PENDAHULUAN Tabel 1 Jumlah Penyalahgunaan Narkoba di


Indonesia
Peredaran dan penggunaan obat terlarang yang
menyimpang merupakan permasalahan serius yang Jumlah
Tahun Jumlah Kasus
didapati oleh beberapa negara, salah satunya Indonesia. Tersangka
Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran narkoba 2019 40.756 52.709
menunjukkan kecenderungan peningkatan jumlah kasus
2020 45.231 58.764
dari tahun ke tahun. bahkan kasus-kasus yang berhasil
diselesaikan hanyalah sebagian kecil dari fenomena Sumber : PPID BNN, 2022 (data dioalah)
tersebut, dan kedalamnya tidak dapat diduga. Berdasarkan data di atas, perkembangan
Indonesia sebagai negara berkembang penyalahgunaan narkoba mengalami peningkatan
menjadikan sasaran yang berpotensi sebagai tempat sehingga pemerintah berupaya mengatasi permasalahan
pengedaran narkoba secara ilegal. Hampir di seluruh ini sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2020
wilayah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan
(Hariyanto, 2018). Peredaran maupun penyalahgunaan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
narkoba merupakan salah satu masalah serius, sehingga Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2020 - 2024.
mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Bukan hanya Untuk melaksanakan regulasi tersebut, Badan Narkotika
menjadi negara transit, Indonesia justru menjadi pasar Nasional (BNN) menyusun rencana strategis
besar bagi penyalahgunaan dan peredaran narkoba penanggulangan masalah narkoba yang tertuang dalam
dengan harga yang tidak terjangkau “great market, great untuk Peraturan Kepala Badan Narkotika Nomor 6 tahun
price” (Praminingtyas, 2015). 2020 tentang Rencana Strategis Badan Narkotika
Peredaran narkoba biasanyanya tidak dilakukan Nasional Tahun 2020 – 2024. Pengesahan peraturan
secara individu, namun secara kelompok bahkan tersebut diharapkan mampu menjadi instrumen untuk
melibatkan organisasi secara tertutup. Peredaran narkoba meningkatkan efisiensi operasional BNN dalam
juga telah menjadi ancaman serius bagi kehidupan mengatasi permasalahan penyalahgunaan narkoba yang
manusia karena tingginya permintaan dari pengguna menjadi permasalahan tingkat nasional.
narkoba, terutama di Indonesia mengakibatkan Regulasi P4GN ini merupakan keberlanjutan dari
terjadinya penyalahgunaan narkotika. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 Pasal 2, yang
Penyalahgunaan narkoba merupakan penggunaan menyatakan bahwa BNN bertugas dalam pencegahan,
narkotika dimana tidak diperuntukkan untuk pengobatan menanggulangi distribusi penyalahgunaan dan peredaran
melainkan digunakan sebagai karena ingin menikmati gelap narkotika dan bahan dasar produksi narkotika,
pengaruhnya (Widayati & Winanto, 2021). Serta pelaku salah satu tugasnya adalah melakukan pemberantasan.
penyalahgunaan narkoba merupakan orang yang Pemberantasan ini dimaksudkan untuk mengungkap
menggunakan narkotika tanpa izin dari pihak terkait dan peredaran gelap narkoba (Sukandar d. , 2013). Hal ini
dapat dikatakan menentang aturan. Peredaran narkoba di merupakan salah satu langkah dalam memerangi
Indonesia tidak lagi mengenal strata sosial dan dapat maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika..
terjadi pada semua orang dan bisa dilakukan dimana pun Pada triwulan I tahun 2021 di Indonesia, Provinsi
dengan bermacam alasan yang menyebabkan pelaku Sumatera Utara menempati peringkat 1 dengan jumlah
menggunakan narkotika. Dengan adanya permasalahan penyalahgunaan narkoba terbanyak dengan total 2.049
tersebut mendorong Pemerintah untuk membuat regulasi kasus dan 2.661 tersangka. Sedangkan Provinsi Jawa
dengan adanya pengesahan Undang-Undang Nomor 35 Timur menempati peringkat kedua pada triwulan 1 2021
Tahun 2009 yang berisi terkait Narkotika. Dalam regulasi dengan jumlah 1.910 kasus dan 2.346 tersangka (PPID
tersebut juga diatur peran Badan Narkotika Nasional atau BNN, 2021). Berdasarkan angka prevalensi
(BNN) yang dijadikan sebagai lembaga Pemerintah penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur tahun 2019
diluar Kementerian. sebanyak 2,50% atau 11.038.953 penduduk Jawa Timur
Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh pernah menggunakan narkoba. Sedangkan 1,30% atau
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia sekitar 554.108 penduduk Jawa Timur menggunakan
menunjukkan adanya peningkatan peredaran dan narkoba dalam satu tahun terakhir, dengan umur pertama
penggunaan obat terlarang atau narkotika yang tidak kali menggunkan narkoba sekitar 17-19 tahun dan
memiliki izin di Indonesia setiap tahunnya. sebagian besar pengguna narkoba berusia 35-44 tahun
(PPID BNN, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa
penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur memiliki jumlah
pengguna yang tinggi dan didukung dengan data sebagai
berikut :

1112
Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan....

Tabel 2 Jumlah Penyalahgunaan Narkoba di Prov. pekerjaan, dan masyarakat sekitar melalui sosialisasi atau
Jawa Timur pembinaan, melakukan penanganan dan pengobatan
terhadap para pengguna narkoba, serta memberantasnya
Jumlah
Tahun Jumlah Kasus melalui penyelidikan dan penyidikan.
Tersangka
Menurut Kepala Seksi Pemberantasan BNN Kota
2019 4.674 5.701 Surabaya dalam rangka pelaksanaan pemberantasan
2020 6.193 7.661 penyelewengan obat terlarang di Surabaya terdapat
berbagai aktivitas dalam pelaksanaan regulasi P4GN,
Sumber : PPID BNN, 2022 (data dioalah)
yaitu melaksanakan operasi razia traficking, penyidakan
Berdasarkan data di atas, dapat dijelaskan
tempat hiburan, dan operasi yustisi. Kegiatan ini
bahwa penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur
menyertakan pihak instansi terkait seperti pihak
meningkat dari tahun 2019 hingga tahun 2020. Tiga
kepolisian, kejaksaan. Serta melakukan pemutusan
daerah di Jawa Timur memiliki prevalensi tertinggi yaitu
jaringan peredaran gelap narkotika dengan melihat pola
Surabaya, Sidoarjo, dan Madura. Dengan alasan tersebut
perubahan jaringan peredaran narkotika..
membuat Pemerintah Kota Surabaya menerbitkan
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 65 Tahun 2014
dijumpai oleh peneliti, menyebabkan peneliti untuk
tentang Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan Dan
menggali dan memahami lebih lanjut mengenai
Strategi Daerah Bidang Pencegahan, Pemberantasan
impelementasi dari regulasi P4GN dalam memberantas
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun
penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya yang
2014-2015. Intruksi tersebut berisi “Pemberantasan
bertujuan untuk meneliti dan mengetahui bentuk
diharapkan mampu meningkatkan pengawasan dan
implementasi kebijakan P4GN dalam memberantas
pemantauan gerakan orang atau kelompok pelaku
penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya. Dalam
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui
penelitian dapat bisa bermanfaat untuk memahami
penyusunan peta kerawanan dan alur peredaran narkoba
seberapa jauh proses implementasi Kebijakan P4GN
serta melakukan operasi pemeriksaan dan pemantauan
dalam memberantas penyalahgunaan narkoba di Kota
secara acak. Hal tersebut dilakukan dengan cara
penindakan pelaku penyalahgunaan dan peredaran Surabaya, serta masyarakat dapat mengetahui dan
narkoba dengan cerdas dan berwibawa”. Tujuan dari memahami bagaimana implementasi Kebijakan P4GN
yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya bersama
kebijakan ini adalah sebagai mewujudkan upaya
dengan BNN. Peneliti memberikan pembatasan dalam
“Membebaskan dan membersihkan lingkungan
analisis ini berupa ruang lingkup wilayah yaitu Badan
masyarakat dan seluruh warga Surabaya agar terhindar
Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya bidang
dan pulih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap
pemberantasan. adapun rumusan masalah penelitian ini
narkoba”.
mengkhususkan terhadap bagaimana implementasi
Kota Surabaya mengalami peningkatan
Kebijakan (P4GN) dalam memberantas penyalahgunaan
penyalahgunaan narkoba dimana pada tahun 2020
narkoba di Kota Surabaya.
sebanyak 875 kasus, sedangkan pada tahun 2021 hingga
Kebijakan publik adalah regulasi yang
maret 2022 sebanyak 921 kasus (BNN, 2022).
berlangsung secara luas, sehingga secara umum lembaga
Penyalahgunaan narkoba di Surabaya mengalami
yang berwenang membuat kebijakan yang berlaku adalah
kenaikan karena Surabaya merupakan tempat singgah
pemerintah. Hal inilah yang menjadikan kebijakan publik
dari lintas Sumatera, Jawa dan Bali yang juga merupakan
sebagai ketetapan yang menggabarkan sikap pemerintah
wilayah distribusi keluar masuk transportasi darat, laut,
dalam mengatasi suatu masalah. Serta tindakan yang
dan udara, sehingga pengedaran narkoba yang masuk ke
telah/sedang dan akan dihadapi oleh pemerintah.
Surabaya dari jalur laut dan darat sering terjadi.
Kebijakan publik merupakan suatu tindakan pemerintah
Daerah rawan terjadinya distribusi dan
yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
penyalahgunaan narkoba di Surabaya berada di Jl. Kunti
tertentu. Serta tindakan yang telah/sedang diambil untuk
Kel. Sidotopo yang disebut sebagai kampung narkoba
di implementasikan, dan penjelasan yang diberikan oleh
Surabaya karena sering kali terjadinya transaksi dan
mereka apa yang sedang terjadi (atau tidak terjadi).
pesta narkoba jenis sabu. Di daerah tersebut juga
Pernyataan ini diungkap oleh Wilson (dalam Wahab,
terpasang alaram pemadam yang memiliki fungsi untuk
2012:13).
peringatan bahwa ada petugas. Selain di Jl. Kunti di
Implementasi diartikan sebagai suatu cara atau
daerah eks lokalisasi juga rawan akan tindak pidana
rangkaian aktivitas yang dilakukan setelah menetapkan
narkoba karena beberapa kali kerap terjadi penangkapan
rencana mengenai pengambilan keputusan. Menurut
peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
(Komara, 2021), langkah penting dalam proses kebijakan
Dalam pelaksanaan kebijakan Pencegahan dan
publik yaitu mengimplementasikan suatu kebijakan.
Peberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Nugroho (2016) (dalam Rahmawati, 2020) menyatakan
Narkoba (P4GN) oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)
bahwa yang dimaksud dengan Implementasi kebijakan
Kota Surabaya memiliki kewajiban, yaitu :
yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang membantu
melaksanakan penyangkalan dengan cara melakukan
kebijakan agar dapat direalisasikan dengan baik agar
sosialisasi dan koordinasi kepada masyarakat terkait
dapat terlaksana sesuai dengan target. Berdasarkan
adanya bahaya narkoba, pemberdayaan masyarakat
pernyataan Van Meter dan Van Horn (1975) yang
tentang bahaya narkoba di lingkup keluarga, pendidikan,

1113
Publika. Volume 10 Nomor 4, Tahun 2022, 1111-1122

dijelaskan dalam buku “Analisis Kebijakan: dari METODE PENELITIAN


Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Kebijakan Publik yang menyatakan bahwa ”Those deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif dengan
actions by public or private individuals (or groups) that fokus penelitian berupa teori implementasi kebijakan
are directed at the achievement of objective set fort in oleh Van Meter dan Van Horn (1975) yaitu
prior policy decision” (Wahab, 2012). Implementasi standar/ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,
kebijakan bisa berhasil sesuai programnya apabila karakteristik agen pelaksana, sikap atau kecenderungan
mempunyai indikator selaku pada proses implementasi (Disposition) para pelaksana, komunikasi antar
yang dijalankan (Pertiwi & Megawati, 2021). organisasi, dan lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.
“Implementation is the most important stage Dalam penelitian ini menggunakan teknik
because during the implementation of the policy often purposive sampling untuk menentukan narasumber.
arises major problems that limit the effectivennes of the Dengan teknik ini, maka data yang digunakan yaitu data
policy” (Amir, 2020). Implementasi kebijakan dapat primer dan sekunder. Pengumpulan data primer
dikatakan sukses jika perubahan yang diinginkan pasti didapatkan dengan melakukan wawancara terhadap
sedikit dan selaras dengan keadaan sosial yang pihak yang bersangkutan secara langsung dalam
sesungguhnya. Dalam pernyataan Van Meter dan Van pelaksanaan implementasi kebijakan P4GN dalam
Horn (1975) (dalam Wahab, 2012:165) terdapat pemberantas penyalahgunaan narkoba yaitu Kepala
sebanyak enam variabel yang menjadi faktor kinerja Seksi Pemberantasan, Penyidik Pratama, Penyuluh
implementasi, yaitu : Narkoba Ahli Pertama dan masyarakat yang bertempat
a. Standar/Ukuran dan Tujuan Kebijakan tinggal di daerah eks lokalisasi.
Keudahan dalam implementasi regulasi dapat Pada data sekunder menggunakan jurnal
dinyatakan berhasil atau tidaknya apabila mengenai Kebijakan Pencegahan Pemberantasan
standar/ukuran dan sasaran dari regulasi tersebut Penyalahgunaan dan Pemberantasan Gelap Narkoba dan
sesuai dengan keadaan masyarakat pada tingkat sejenisnya dengan rentang waktu 2015-2021, serta
implementasi kebijakan. melalui website resmi dari BNNK Surabaya. Teknik
b. Sumber Daya analisis data yang digunakan yaitu dengan
Keberhasilan atas realisasi suatu regulasi bisa mengumpulkan data dengan cara mereduksi data dan
dilihat melalui seberapa efektifitasnya megutamakan hal-hal pokok beserta penyajian data,
menggunakan kemampuan dan fasilitas yang kemudian menarik kesimpulan berdasarkan hasil
tersedia. Dari segi sumber daya manusia maupun penelitian yang ada. Teknik ini selaras dengan pendapat
pendukung lainnya. Jika sumber daya yang dimiliki yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang
sangat terampil, maka peluang kesuksesan dalam dinyatakan dalam (Taufik & Rahaju, 2021).
merealisasikan suatu kebijakan menjadi lebih
tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Karakteristik Agen Pelaksana
Kota Surabaya merupakan daerah dengan
Dalam karakteristik agen pelaksana terdapat
permintaan narkoba yang tinggi dan merupakan wilayah
beberapa susunan, diantaranya yaitu: struktur
singgah transportasi antar Sumatera, Jawa dan Bali hal
birokrasi, norma, dan bentuk relasi yang terjadi
inilah yang menyebabakan tingginya jumlah peredaran
dalam kepemerintahan.
narkoba di Surabaya. Akses masuk peredaran narkoba
d. Sikap atau Kecenderungan (Disposition) Para
terbanyak dari jalur laut dan darat serta jumlah
Pelaksana
pengangguran di Kota Surabaya cukup besar sehingga
Sikap atau kecenderungan merupakan pola pikir dan
meningkatkan peredaran dan penyalahgunaan narkoba
karakter (sikap) yang lekat dengan para pelaksana
karena banyak masyarakat yang tergiur dengan
kebijakan seperti sikap tanggung jawab, jujur, dan
keuntungan menjadi pengedar (agen) dan kurir narkoba.
demokratis.
Banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba di
e. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas
Kota Surabaya mendorong kepemerintahannya untuk
Pelaksana
menerbitkan regulasi berupa Peraturan Walikota
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam
Surabaya dengan Nomor 65 Tahun 2014 mengenai
merealisasikan regulasi yaitu adanya komunikasi
Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi
yang baik antar organisasi dan aktivitas pelaksana.
Daerah Bidang Pencegahan, Pemberantasan
f. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun
Suatu variabel dalam lingkungan ekonomi, sosial,
2014-2015. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa
dan politik dapat dilihat melalui sejauh mana
target dari strategi dalam pemberantasan yaitu seluruh
kepentingan dalam kelompok mampu berkontribusi
lapisan masyarakat khususnya mulai dari pengedar
dalam mendukung, bagaimana sikap opini publik
hingga pengguna.
yang ada dilingkungan, serta elit tidaknya politik
Dari hasil penelitian ini, mampu menjelaskan
dalam memberikan dukungan tehadap adanya
mengenai bagaimana pengimplementasian dari
implementasi kebijakan tersebut.
Kebijakan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam mengatasi
penyalahgunaan narkoba di wilayah Kota Surabaya.

1114
Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan....

Untuk memperjelas pengimpelementasian regulasi disahkannya PERWALI No 65 Tahun 2014. Hal tersebut
tersebut, maka dalam peneliti ini menggunakan Teori dapat dilihat dari pengungkapan kasus pada tahun 2020
Implementasi Kebijakan yang dikemukakan oleh Van yang melebihi target yang ditentukan. Hasil wawancara
Meter dan Van Horn. Dalam teori ini terdapat 6 variabel dengan Kepala Pemberantasan menyatakan bahwa :
indikator yang dapat mempengaruhi implementasi “Tahun 2020 kami diberikan target 2 kasus dalam
kebijakan, diantaranya yaitu: setahun dengan dana yang terbatas, akan tetapi yang
1. Standar/ Ukuran dan Tujuan Kebijakan terjadi dilapangan kami berhasil mengungkap kurang
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam lebih 32 kasus”. (Hasil wawancara pada 8 April
Rahmawati, 2020 menyatakan bahwa takaran dan tolok 2022).
ukur sasaran yang wajib dicapai oleh para pelaku Hasil wawancara terhadap kedua informan
kebijakan dapat digunakan sebagai ukuran efektivitas diatas, peneliti melihat bahwa dalam pelaksanaan
implementasi dari regulasi, pencapaian dari implementasi kebijakan P4GN dalam memberantas
implementasi yang didasari atas hasil dari tingkat penyalahgunaan narkoba dapat terealisasikan dengan
keberhasilan dalam pelaksanaan takaran dan tolok ukur baik walaupun belum sepenuhnya tercapai tujuan dari
dari sasaran tersebut. disahkannya PERWALI No 65 Tahun 2014. Akan tetapi,
Takaran/tolok ukur dan tujuan dari regulasi pihak BNNK Surabaya membuktikan semangat dan
perlu dipahami oleh semua kalangan masyarakat, dari komitmen dalam memberantas penyalahgunaan narkoba
segi sasaran yang jelas dan tingkat keberhasilannya dengan mampu mengungkap kasus tindak pidana
mampu diperhitungkan. Sehingga mampu memberi narkoba melibihi target yang ditentukan dengan dana
penjelasan kepada para pelaksana kebijakan dan yang terbatas.
menjadikannya dasar atas tidak melakukan kebijakan Pada variabel standar/ukuran dan tujuan
tersebut “Unclear of confusing policy objectives or kebijakan dapat disimpulkan bahwa impelementasi
actions may be one reason why some policies are not kebijakan P4GN dalam memberantas penyalahgunaan di
implemented”, yang berarti ketidakpastian dan sasaran Kota Surabaya khususnya pada BNNK Surabaya dapat
atau regulasi yang kurang jelas merupakan alasan dikatakan belum sepenuhnya berhasil dikarenakan dalam
kemungkinan adanya beberapa regulasi tersebut tidak pelaksanaan implementasi kebijakan P4GN tidak hanya
terlaksana. (Calista 1994:32) (dalam Lestari, 2017). BNNK Surabaya saja melainkan bersama dengan pihak
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 65 Tahun kepolisian.
2014 menyebutkan bahwa disahkan peraturan tersebut 2. Sumber Daya
dengan tujuan memberikan kebebasan dan tidak Salah satu faktor yang berpengaruh atas
mengotori ruang lingkup masyarakat dan seluruh warga keberhasilan suatu kebijakan dapat dilihat dari sumber
Surabaya supaya dapat menghindari dan sembuh dari daya yang ada. Tingkat kesuksesan dalam implementasi
penyelewengan dan peredaran gelap narkoba. dari regulasi dapat terlihat dari upaya pemanfaatan
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dapat sumber daya seperti sumber daya manusia, finansial dan
ditunjukkan bahwa implementasi kebijakan P4GN dalam waktu (Rahmawati, 2020). Sumber daya manusia
memberantas penyalahgunaan narkoba yang merupakan inti dari keberhasilan implementasi suatu
dilaksanakan oleh BNNK Surabaya dapat dikatakan regulasi. Dengan adanya sumber daya manusia yang
belum sepenuhnya berhasil, karena seperti yang profesional dan kompeten maka peluang keberhasilan
diketahui bahwa tindak pidana narkoba di Surabaya implementasi kebijakan akan semakin besar, dan apabila
masih mengalami peningkatan. Hasil wawancara dalam pelaksanaannya tidak memenuhi sumber daya
bersama Bapak Roan selaku penyidik pratama manusia yang baik, maka implementasi tersebut tidak
menyatakan bahwa : terlaksana dengan baik.
”Ukuran keberhasilan apabila mengalami penurunan BNN Kota Surabaya bagian seksi
dalam kasus tindak pidana narkoba. Kami berupaya pemberantasan memiliki sekitar 40 orang yang terlibat
melakukan pengungkapan apabila terjadi tindak dalam pelaksanaan kebijakan P4GN. Jumlah tersebut
pidana narkoba dan pengungkapan tersebut harus terdiri dari Analis Intelijen Taktis Muda yang memiliki
sampai akar-akarnya sampai tim pemberantasan tidak tugas membantu Kabid dalam penyusunan rencana
bisa bertindak lagi atau sampai dimana barang itu kegiatan operasional intelijen taktis, Penyidik Pratama,
terakhir”. (Hasil wawancara pada 23 Februari 2022). Analis Intelijen Taktis Pratama memiliki tugas
Dipertegas lagi dari hasil wawancara bersama membantu dalam perencanaan dan penyusunan kegiatan
Bapak Damar selaku Kepala Pemberantasan yang senada intelijen dalam penyidikan intelijen, Petugas Pemetaan
menyatakan bahwa : Jaringan, dan Pengelola Data.
“Keberhasilan dalam memberantas tindak pidana Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan
narkoba dapat dilihat dari tingkat penurunan kasus dalam proses Implementasi Kebijakan P4GN khususnya
tersebut. untuk melakukan hal tersebut diperlukan di seksi pemberantasan telah memiliki sumber daya
pengungkapan hingga tuntas”. (Hasil wawancara manusia yang berpengalaman pada bidangnya. Dimana
pada 8 April 2022). rata-rata dalam bidang pemberantasan sebagian besar
Terkait hasil wawancara tersebut menjelaskan berasal dari kepolisian. Hasil wawancara bersama
bahwa BNNK Surabaya berupaya untuk memberantas Kepala Pemberantasan menyatakan bahwa :
tindak pidana narkoba guna mewujudkan tujuan dari

1115
Publika. Volume 10 Nomor 4, Tahun 2022, 1111-1122

“Anggota dalam seksi pemberantasan ini mayoritas melalui pengembangan kemampuan tugas-tugas
berasal dari kepolisian karena dalam proses penyidikan dan penyidikan bagi penyidik BNN.
penyelidikan dan penyidikan dibutuhkan tenaga yang Adapun sumber daya berupa fasilitas atau
memiliki pengetahuan seperti dalam penegakkan sarana prasarana selain sumber daya manusia dan
hukum, kebijakan P4GN dan ditunjang dengan finasial. Dengan adanya sarana prasarana akan
pengalaman minimal pernah bertugas di bagian mendukung terlaksanannya implementasi kebijakan
reserse dan kriminal”. (Hasil wawancara pada 8 April P4GN. adapun sarana dan prasaana yang dimiliki BNNK
2022). Surabaya yaitu klinik BNNK Surabaya, lembaga
Sedangkan menurut Bapak Roan selaku Seksi rehabilitasi, mobil laboratorium tes urine narkotika,
Pemberantasan di bagian penyidik menyatakan bahwa : mobil keliling sosialisasi P4GN.
“Rata-rata dalam seksi pemberantasan di ambil dari Pada variabel sumber daya dapat peneliti
instansi kepolisian yang ditugaskan di BNN untuk simpulkan bahwa dalam implementasi kebijakan P4GN
melaksanakan proses penyidikan. Untuk ditugaskan dapat dikatakan berhasil dikarenakan memiliki sumber
di BNN pihak kepolisian menseleksi dari bagian daya manusia yang kompeten dibidang pemberantasan
DIKDAKJAR (penyidikan, penindakan, dan serta dari sumber daya finansial sudah digunakan sebagai
pengejaran) dengan minamal masa dinas di reserse mestinya dalam pelaksanaan pemberantasan
dan kriminal selama 2 tahun dan melakukan tes penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya.
berdasarkan psikologi, akademis, dan kesehatan”. 3. Karakteristik Agen Pelaksana
(Hasil wawancara pada 23 Februari 2022). Dalam implementasi kebijakan terdapat agen
Dalam pelaksanaan implementasi diperlukan pelaksana sebagai kumpulan organisasi yang resmi
sumber daya manusia yang berpengalaman dalam maupun tidak resmi (Rahmawati, 2020). Keberhasilan
menjalakan kebijakan P4GN seperti pemberantasan dalam implementasi kebijakan dapat dilihat dari sejauh
penyalahgunaan narkoba dalam penyidikan maupun mana para pelaksana kebijakan memiliki komitmen yang
penindakan karena dibutuhkan pelatihan dan memiliki tinggi dalam menjalankan tugasnya.
pengalaman dalam penegakkan hukum dan Van Meter dan Van Horn (1975) (dalam
pemberantasan narkoba. kompetensi sendiri meliputi Rahmawati, 2020) menjelaskan implementasi kebijakan
keahlian, pengetahuan, dan attitude dari seorang pegawai dapat dikatakan berhasil dengan optimal maka perlu di
dalam menjalankan kewajibannya. Seperti pelaksanaan identifikasikan dan dilihat dari kepribadian para pelaku
penyidikan dengan memberikan tindak pidana narkoba pelaksananya yang mencakup bentuk birokrasi, norma,
yang sesuai dan memahami mekanisme penyidikan yaitu dan pola hubungan yang terjadi dalam proses birokrasi.
dengan membentuk rangkaian proses penyidikan, Dalam variabel ini dapat diketahui sejauh mana agen
melakukan validasi terhadap saksi, pelaku tersangka, dan pelaksana kebijakan memahami dan memberi dukungan
pemeriksaan benda yang bersangkutan sebagai terhadap implementasi kebijakan P4GN.
pendukung penyidikan. Dengan adanya pernyataan Pada pelaksanaan implementasi kebijakan
tersebut dapat diperhatikan bahwasannya BNN Kota P4GN, BNN Kota Surabaya memiliki tugas, fungsi,
Surabaya telah memiliki sumber daya manusia yang struktur organisasi yang terdiri dari:
mampu dibidangnya dan selaras dengan tugas utamanya a. Kepala BNN Kota Surabaya
bidang pemberantasan yaitu proses penyelidikan dan b. Subbagian umum
penyidikan. c. Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan
Selain memerlukan sumber daya manusia yang Masyarakat
profesional dan mampu melaksanakan proses d. Seksi Rehabilitasi
implementasi regulasi juga memerlukan dukungan dari e. Seksi Pemberantasan
sumber daya finansial yang memadai. Apabila sumber Dalam pembagian tugasnya, seksi yang
dana tidak tersedia, maka akan menjadi salah satu bertanggung jawab dalam pengimplementasian P4GN
penghambat dalam mengimplementasikan suatu dibagian pemberantasan yaitu Seksi Pemberantasan.
kebijakan (Taufik & Rahaju, 2021). Seksi ini merupakan yang bertanggung jawab dalam
Pelaksanaan implementasi kebijakan P4GN proses pemberantasan narkoba mulai dari penyelidikan
yang dilakukan oleh BNN di dana oleh dana APBN. hingga penyidikan di Kota Surabaya. Peran dari BNNK
Hasil wawancara bersama Kepala Pemberantasan Surabaya dalam pengimplementasian P4GN adalah
menyatakan bahwa : sebagai pelaksana dan penerima laporan dari masyarakat
“Sumber dana yang didapatkan berasal dari APBN terkait tindak pidana narkoba. Apabila terdapat laporan
digunakan untuk kegiatan P4GN”. (Hasil Wawancara dari masyarakat, maka BNNK Surabaya akan menindak
pada 8 April 2022). lanjuti laporan tersebut dengan melakukan penyelidikan
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat yang dilakukan oleh seksi pemberantasan dilihat apakah
dikatakan dana APBN tersebut digunakan untuk benar adanya tindak pidana narkoba. Perihal penanganan
beberapa kegiatan pada program P4GN seperti lebih lanjut jika benar adanya indikasi tindak pidana
pengukuhan kualitas pengawasan dijalur terjadinya narkoba maka akan dilakukan penyidikan dan apabila
proses transaksi narkoba pada akses keluar masuk barang tersangka memerlukan tindak rehabilitasi maka akan
dan orang, tingginya kapasitas dan kualitas P4GN ditindak oleh seksi rehabilitasi. Untuk seksi pencegahan
dan pemberdayaan masyarakat melakukan tindak

1116
Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan....

penecagahan seperti sosialisasi kepada masyarakat Pemahaman terhadap suatu kebijakan


daerah yang terindikasi tindak pidana narkoba. sangat diperlukan dalam menentukan
Agen pelaksana dalam implementasi kebijakan keberhasilan kebijakan. Dalam kebijakan P4GN
P4GN terdiri dari Pemerintah Kota Surabaya, BNNK khususnya di seksi pemberantasan ini para
Surabaya, Kepolisian, dan masyarakat. Berdasarkan pelaksana kebijakan dapat memahami
pelaksanaan wawancara dapat disimpulkan adanya kebijakan tersebut sehingga mampu
karakteristik yang ditunjukkan oleh BNN Kota Surabaya melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai
memiliki komitmen atau konsistensi. Dibuktikannya dengan PERKA Nomor 6 Tahun 2020 Tentang
dengan hasil wawancara bersama seksi pemberantasan Rencana Strategis Badan Narkotika Nasional
dibagian penyidik yang mengatakan bahwa: Tahun 2020 – 2024 dan PERWALI Nomor 65
“Dalam pelaksanaan P4GN ini BNN memiliki tugas Tahun 2014.
yang berkesinambungan antar unit seperti bagian b. Tanggapan terhadap kebijakan
pemberantasan melakukan penindakan, bagian Tanggapan pelaksana terhadap
pencegahan melakukan penyuluhan, dan bagian implementasi kebijakan P4GN yang dapat
rehabilitasi melakukan penyelamatan bagi pencandu dilihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan pengguna. Jadi, tidak hanya mencegah saja, Pemerintah Kota Surabaya memberikan
menindak saja tetapi ada upaya yang dukungan dengan memberikan sarana dan
berkesinambungan dalam penyelamatan. Percuma prasarana yang ada. Kemudian dukungan dari
saja jika hanya mencegah tetapi tidak ada tindakan Pemerintah Pusat berupa alokasi dana untuk
dalam memberantas dan menyelamatkan para pelaksanaan implementasi kebijakan P4GN.
pencandu dan pengguna”. (Hasil wawancara pada BNNK yang dimana menjadi lembaga yang
anggal 23 februari 2022). berfokuskan pada pelaksanaan kebijakan P4GN
Berdasarkan pelaksanaan wawancara tersebut ini juga memberikan dukungan terhadap adanya
mnghasilkan simpulan bahwa BNN Kota Surabaya regulasi tersebut. Tampak sdari adanya sikap
mendukung adanya kebijakan P4GN dengan memiliki profesional dan komitmen dalam menjalankan
komitmen atau konsistensi dalam menjalankan tugas dan tugas dan fungsinya.
fungsinya. Selain melakukan pemberantasan guna c. Intensitas Tanggapan
memerangi bahaya narkoba maka BNNP Jawa Timur, Intensitas tanggapan dari pelaksana dapat
BNNK Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya juga ditunjukkan dari adanya penyuluhan kepada
melakukan strategi dengan melibatkan masyarakat masyarakat terkait bahaya narkoba dan
dimana hal ini dilakukan oleh tim pemetaan jaringan pencegahan, adanya operasi atau sidak ditempat
yang bertugas melakukan pemetaan kawasan rawan hiburan umum, pengawasan terhadap orang
narkoba yang akan direncankan sebagai Desa Bersinar asing hal ini dilakukan guna memberantas
yang berkoordinasi dengan seksi P2M. penyalahgunaan narkoba, dan melakukan
Perencanaan kawasan rentan narkoba sebagai tindakan penyelamatan dengan rehabilitasi
Desa Bersinar dilakukan guna masyarakat memiliki terhadap pencandu dan pengguna narkoba.
pekerjaan, dapat meningkatkan penghasilan dengan Dari beberapa indikator tersebut dapat
diberikan pelatihan kegiatan Bimtek, pelatihan tenun, disimpulkan bahwa dalam variabel tingkah laku atau
dan pelatihan hydroponik. dispososi dari para pelaku ini menimbulkans pengaruh
Berdasarkan penjelasakan diatas maka variabel terhadap implementasi kebijakan P4GN. Pada variabel
karakteristik agen pelaksana dapat peneliti simpulkan ini dapat dikatakan berhasil dalam pelaksanaan
bahwa hubungan antar aparatur dalam instansi memiliki implementasi kebijakan P4GN dalam memberantas
relasi yang baik dan mampu bekerja sama dalam penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya.
plaksanaan implementasi P4GN guna memerangi bahaya 5. Komunikasi antar Organisasi
narkoba. Salah satu faktor yang digunakan untuk
4. Sikap atau Kecenderungan (Disposition) mengetahui seberapa jauh para pelaksana kebijakan
Para Pelaksana melaksanakan tanggung jawab atas kebijakan tersebut
Menurut pendapat Van Meter dan Van Horn dengan adanya komunikasi antar organisasi (Fadilah &
(1975) (dalam Rahmawati, 2020) menyatakan bahwa Kurniawan, 2021). Semakin baik koordinasi antar
sikap yang ditunjukkan oleh para pelaksana baik dalam pelaksana kebijakan maka semakin kecil kesalahan-
penerimaan maupun penolakan akan sangat kesalahan dalam implementasi (Taufik & Rahaju, 2021).
mempengaruhi berhasil tidaknya suatu kebijakan. Sikap Tingginya intensitas koordinasi yang dilakukan
kecenderungan pada pelaksana memiliki tiga unsur yang para pelaksana terkait penerapan kebijakan, dapat
berpengaruh dalam proses pelaksanaan kebijakan, yaitu : mengurangi resiko terjadinya permasalahan pelaksanaan
komperhensi dan pemahaman terhadap regulasi, pengimplementasian regulasi. Proses
tanggapan terhadap regulasi, dan intensitas dari pengimplementasian regulasi P4GN dalam memberantas
tanggapan (Taufik & Rahaju, 2021) penyalahgunaan narkoba saat ini pihak BNNK Surabaya
a. Komperhensi dan pemahaman terhadap telah melakukan komunikasi dengan mengajak
kebijakan masyarakat untuk melakukan kerjasaman dan mengajak

1117
Publika. Volume 10 Nomor 4, Tahun 2022, 1111-1122

pihak yang terkait dalam proses mengimplementasikan bersama-sama berupaya untuk melakukan
kebijakan P4GN. pengawasan terhadap orang asing dikarenakan rata-
BNNK Surabaya melakukan komunikasi rata narkoba berasal dari pihak luar”. (Hasil
terhadap masyarakat dengan cara melakukan penyuluhan wawancara pada anggal 23 februari 2022).
yang diprogramkan oleh seksi pencegahan dan Berdasarkan pelaksanaan wawancara dengan
pemberdayaan masyarakat. informan disimpulkan bahwa terdapat variabel
komunikasi yang berperan penting dalam pelaksaan
implementasi regulasi P4GN. Dimana komunikasi
tersebut dilakukan agar berdampak positif dan sesuai
dengan target regulasi P4GN dalam memberantas
penyalahgunaan narkoba. Pada variabel komunikasi
antar organisasi ini dapat dikatakan bahwa komunikasi
yang dilakukan BNNK Surabaya dengan instansi
Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan pemerintah daerah maupun masyarakat dikatakan
(Sumber: BNN Kota Surabaya, 2022) berhasil atau memiliki komunikasi yang baik guna
Penyuluhan yang dilakukan oleh Seksi P2M memberantas penyalahgunaan narkoba di Kota
memberikan pemahaman juga dalam rangka mencegah Surabaya.
dan memerangi narkoba di lingkup masyarakat maupun 6. Kondisi Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan
pendidikan dan setelah adanya penyuluhan diharapkan Politik
adanya perubahan sikap, tingkah laku dan pengetahuan. Variabel terakhir yang perlu diperhatikan dalam
Hingga masyarakat lebih peduli dan tidak takut untuk pelaksanaan pengimplementasian regulas yaitu dengan
melaporkan jika terjadi tindak pidana narkoba. Hasil melihat bagaimana kondisi lingkungan sekitar yang
wawancara bersama Ibu Rahma selaku seksi P2M berpengaruh dalam keberhasilan implementasi
dibagian penyuluh narkoba yang mengatakan bahwa: kebijakan. Kebijakan P4GN mampu dinyatakan sukses
“Upaya dalam memberantas penyalahgunaan apabila mendapat dukungan dari masyarakat.
narkoba seperti pelaksanaan P4GN salah satunya Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan
penyuluhan untuk pencegahan. Dalam penyuluhan menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat di Kota
tersebut memberikan pembekalan tentang bahaya Surabaya dirasa kurang memiliki kepedulian akan
narkoba dan biasanya disampaikan juga agar bahaya narkoba yang berada dilingkungan sekitarnya hal
masyarakat lebih peduli, tidak perlu merasa takut ini dibuktikan dengan masih banyaknya distribusi dan
menjadi informan atau pemberi informasi tekait penyalahgunaan narkoba di Surabaya.
penyalahgunaan narkoba”. (Hasil wawancara pada Masyarakat mengetahui bahaya narkoba bagi
anggal 23 februari 2022). kondisi lingkungan maupun kesehatan akan tetapi
Komunikasi yang dilakukan oleh BNNK mereka takut untuk memberi tahu kepada pihak yang
Surabaya tidak hanya kepada masyarakat melalui berwewenang dikarenakan takut jika ketahuan
penyuluhan, tetapi berkomunikasi dengan instansi melaporkan baik tetangga maupun keluarga akan
pemerintah daerah seperti Polrestabes, Satpol PP, mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Hasil
Keimigrasian, Kependudukan guna pengawasan wawancara bersama Ibu Ida menyatakan bahwa :
terhadap orang asing. “Takut akan stigma negatif dari masyarakat kalau kita
melaporkan adanya tindak pidana narkoba baik dari
tetangga maupun keluarga. Walaupun kami tahu
dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut”. (Hasil
wawancara pada 4 Maret 2022).
Hal tersebut dipertegas oleh Ibu Rahma selaku seksi
P2M menyatakan bahwa :
“Masih banyak masyarakat yang takut untuk
Gambar 2. Rapat Koordinasi Pengawasan Orang Asing melaporkan baik diri sendiri, keluarga, maupun
(Sumber: BNN Kota Surabaya, 2022) lingkungan apabila terjadi tindak pidana narkoba. hal
Rapat koordinasi tentang pengawasan orang itu dikarenakan respon masyarakat yang memiliki
asing dilaksanakan karena seperti yang diketahui bahwa pola pikir bahwa pelaku tindak pidana narkoba
tindak pidana narkoba yang sering melibatkan pelaku termasuk seseorang yang memiliki perilaku yang
asing yang sudah tersusun. Pelaksanaan pengawasan buruk. Pada kenyataannya tidak semua seperti itu
terhadap orang asing merupakan bentuk upaya hanya saja salah dalam memilih pergaulan. Serta bagi
penncegahan dari tindak pidana narkoba melalui pelapor akan dianggap sebagai tukang ngelaporin
pengawasan lebih dini pada saat mereka masuk, dan juga atau tukang mengadu”. (Hasil wawancara pada 23
selama berada di wilayah Kota Surabaya. Hasil Februari 2022).
wawancara bersama seksi pemberantasan dibagian Akan tetapi tidak semua masyarakat kurang
penyidik yang mengatakan bahwa: peduli akan bahaya narkoba, ada juga masyarakat yang
“Di Kota Surabaya tentang pengawasan orang asing peduli akan bahaya narkoba dilingkungan sekitarnya
melibatkan pihak BNN, Polrestabes, Satpol PP, dengan memberikan informasi adanya tindak pidana
Keimigrasian, Kependudukan dengan maksud

1118
Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan....

narkoba kepada pihak yang berwewenang karena respon “Salah satu faktornya yaitu tingginya tingkat
dan tanggapan masyarakat dapat menentukan tingkat pengangguran, masyarakat yang tidak mempunyai
keberhasilan suatu kebijakan. Hasil wawancara bersama tempat tinggal tetap, dan korban phk. Merekalah yang
seksi pemberantasan dibagian penyidik yang mengatakan di rekrut oleh para bandar untuk menjalani sebagai
bahwa: kurir peredaran maupun penyalahgunaan narkoba”.
“BNNK Surabaya mendapatkan informasi dari (Hasil wawancara pada tanggal 23 Februari 2022).
masyarakat adanya tindak pidana narkoba sehingga Adanya kondisi ekonomi, lingkungan politik
BNN melakukan penyelidikan apakah informasi yang juga mempengaruhi keberhasilan dari implementasi
didapat sesuai atau tidak. Jika masyarakat tidak mau kebijakan selain keadaan lingkungan masyarakat itu
membantu kami maka tingkat penyalahgunaan sendiri. Dimana dalam Implementasi Kebijakan P4GN
narkoba semakin meningkat dibandingkan dengan mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Kota
adanya pengungkapan kasus”. (Hasil wawancara Surabaya. Adanya dukungan tersebut mampu dibuktikan
pada 23 Februari 2022). dengan pengesahan Surat Keputusan Walikota Surabaya
Peran Masyarakat sangatlah penting dalam Nomor 188.45 / 248 / 436.1.2 / 2019 mengenai Tim
keberhasilan pemberantasan narkoba di Kota Surabaya. Terpadu Pencegahan dan Pemberantasan
Implementasi kebijakan akan dikatakan berjalan dengan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan
baik apabila elemen pelaksana mampu menjalankan Prekursor Narkotika Di Kota Surabaya.
tugas dan fungsinya masing-masing begitupun dengan Pada variabel lingkup keadaan masyarakat,
masayarakat. Hasil wawancara bersama Kepala seksi ekonomi, dan politik dapat peneliti simpulkan bahwa
pemberantasan yang mengatakan bahwa: dalam proses implementasi kebijakan P4GN masih ada
“Jika hanya mengandalkan kinerja dari petugas BNN kendala-kendala yang dihadapi seperti kondisi sosial
serta aparat kepolisian, maka hasilnya tidak akan dimasyarakat yang kurang peduli akan bahaya narkoba
optimal. Petugas mempunyai keterbatasan jumlah serta kondisi ekonomi masyarakat yang masih menjadi
berbanding dengan jumlah masyarakat yang cukup alasan utama penyalahgunaan narkoba.
banyak, sehingga peran masyarakat sangat penting
dalam memberantas penyalahgunaan narkoba”. PENUTUP
(Hasil wawancara pada tanggal 8 April 2022). Kesimpulan
Berdasarkan pernyataan informan diatas Berdasarkan penjabaran dalam hasil dan
menunjukkan bahwa masyarakat memiliki peran dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa implementasi
keberhasilan implementasi kebijakan P4GN dan kebijakan P4GN dalam memberantas penyalahgunaan
berharap masyarakat lebih peduli dan mau membantu narkoba di Kota Surabaya dapat dikatakan cukup baik
pihak yang berwewenang dengan melaporkan tindak dan berhasil walaupun masih ditemukan kendala-kendala
pidana narkoba guna merangi narkoba. Hal tersebut dalam pelaksanaan implementasi jika dilihat berdasarkan
dikarenakan terbatasnya jumlah petugas yang pengertian implementasi kebijakan dari Van Meter dan
melaksanakan implementasi kebijakan P4GN Van Horn.
dibandingkan dengan jumlah masyarakat. Takaran dan tolak ukur dari
Sementara itu, kondisi lingkungan ekonomi dari pengimplementasian regulasi P4GN dalam memberantas
Pemerintah Pusat sangat mempengaruhi terhadap penyalahgunaan narkoba dikatakan belum sepenuhnya
pelaksanaan pemberantasan tindak pidana narkoba di berhasil karena dalam ukuran dan tujuan kebijakan
Kota Surabaya dikarenakan segala pemberian anggaran belum terealisasikan dengan baik tetapi dalam target
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kewajiban dari BNN pengungapan kasus penyalahgunaan narkoba dapat
Kota Surabaya dibebankan kepada APBN. Hasil dikatakan berhasil karena melibihi target yang
wawancara bersama seksi pemberantasan di bagian ditentukan.
penyidik menyatakan bahwa : Pada variabel sumber daya yang dapat dipantau
“Kondisi ekonomi negara sangat mempengaruhi yaitu sumber daya manusia dan keuangan. Pada variabel
kegiatan pemberantasan apalagi selama pandemi sumber daya ini baik SDM maupun sumber daya
dana alokasinya sebesar 50% lebih diberikan untuk financial dapat dikatakan berhasil karena BNNK
penanganan kasus Covid-19. Akan tetapi, hal tesebut Surabaya memiliki SDM yang kompeten dan profesional
tidaklah menghambat kami dalam proses penindakan dibidangnya khususnya bidang pemberantasan.
maupun pencegahan”. (Hasil wawancara pada 23 begitupun dengan sumber daya financial yang berasal
Februari 2022). dari APBN digunakan sebagai untuk pelaksanaan
Tidak hanya kondisi ekonomi negara saja yang kebijakan P4GN seperti penyuluhan, pelatihan
mempengaruhi implementasi kebijakan P4GN, tetapi pengembangan kualitas dan kapasitas terutama bagi
kondisi ekonomi masyarakat juga dapat mempengaruhi. penyidik.
Hal tersebut terjadi dikarenakan keuntungan dari Selanjutnya terkait variabel karakteristik agen
penjualan narkoba yang dapat dikatakan memiliki pelaksana dalam impelementasi kebijakan P4GN terdiri
keuntungan besar dan masih banyaknya peminat akan dari Pemerintah Kota Surabaya, BNNK Surabaya dan
barang terlarang tersebut. Hasil wawancara bersama masyarakat. Hubungan antar aparatur dalam instansi
seksi pemberantasan dibagian penyidik yang mengatakan memiliki relasi dan mampu bekerja sama dengan baik
bahwa :

1119
Publika. Volume 10 Nomor 4, Tahun 2022, 1111-1122

dalam menjalankan P4GN guna memerangi bahaya 3. Variabel lingkup keadaan masyarakat, keuangan,
narkoba. dan kepemerintahan khususnya di lingkup sosial
Pada variabel sikap atau kecenderungan diharapkan masyarakat lebih peduli lagi terhadap
(Disposition) para pelaksana dapat dikatakan menerima lingkungan sekitar akan bahaya narkoba dan
dan mendukung hak tersebut dapat dilihat dari adanya tindak pidana narkoba.
pemahaman BNNK Surabaya terhadap kebijakan P4GN
sehingga dapat melaksanakan kewajiban yang sesuai, Ucapan Terima kasih
Dukungan sarana dan prasarana merupakan bentuk Penyusunan artikel ini tidak terlepas dari dukungan dari
keseriusan pemerintah dalam pelaksanaan implementasi berbagai pihak. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih
regulasi P4GN. sebesar-besarnya kepada :
Kemudian pada variabel komunikasi antar 1. Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-
organisasi dalam implementasi kebijakan P4GN dapat Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan artikel
dikatakan berhasil karena pihak BNNK Surabaya ini.
melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya 2. Ibu Dr. Suci Megawati, S.IP., M.Si. selaku Dosen
narkoba. Serta BNNK Surabaya juga melakukan Pembimbing yang sudah banyak meluangkan
komunikasi dengan cara kerja sama dengan beberapa waktunya untuk memberikan bimbingan,
instansi pemerintah terkait pengawasan terhadap orang motivasi, dan pengarahan kepada peneliti
asing. sehingga artikel ini dapat terselesaikan dengan
Variabel terakhir yang berkaitan lingkup baik.
keadaan masyarakat, keuangan, dan kepemerintahan. 3. Ibu Indah Prabawati, S.Sos., M.Si. selaku dosen
Pada variabel keadaan masyaraka sangat berpengaruh penguji 1.
dalam kesuksesan terlaksananya implemenasi regulasi 4. Bapak Badrudin Kurniawan, S.AP., M.AP selaku
karena informasi yang diberikan oleh masyarakat sangat dosen penguji 2.
membantu penanganan lebih awal terhadap tindak pidana 5. Seluruh Dosen S1 Ilmu Administrasi Negara yang
narkoba. Akan tetapi masih didapati kurang pedulinya selama ini telah memberikan ilmunya.
masyarakat dan sikap keberanian untuk melaporkan 6. Bapak Damar Bastiar Amarapit, ST. selaku
tindak pidana narkoba sehingga penyalahgunaan narkoba Kepala Seksi Pemberantasan yang sudah
di Surabaya masih ada hingga sekarang. membantu peneliti dengan memberikan informasi
Sementara kondisi ekonomi pelaksana terkait penelitian ini
kebijakan mendapatkan dana dari APBN, selain itu 7. Bapak Roan Ricardo Sibuea, SH. selaku Seksi
kondisi ekonomi masyarakat juga mempengaruhi karena Pemberantasan dibagian penyidik pratama yang
dari hasil penjualan narkoba yang dikatakan lumayan sudah membantu peneliti dengan memberikan
besar dan masih banyaknya permintaan akan barang informasi terkait dengan penelitian ini.
tersebut yang menyebabkan kasus tindak narkoba masih 8. Ibu Rahmatika Ramadhan, S.Sos. selaku Seksi
terjadi Kota Surabaya. Secara kondisi lingkungan politik P2M dibagian penyuluh narkoba ahli pertama
pemerintah dengan serius mendukung pelaksanaan yang sudah membantu peneliti dengan
kebijakan P4GN dengan membangun kelompok Terpadu memberikan informasi terkait dengan penelitian
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan ini.
Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika di 9. Orang Tua yang selalu mendoakan dan
Kota Surabaya. mendukung baik secara mental maupun finansial
sehingga dapat menyelesaikan artikel ini.
Saran 10. Dan Teman-teman serta sahabat yang selalu
Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan membantu dan mendukung dalam menyelesaikan
mengenai implementasi kebijakan P4GN dalam artikel ini.
memberantas penyalahgunaan narkoba, oleh karena itu
masukan yang dapat peneliti berikan, yaitu : DAFTAR PUSTAKA
1. Dalam variabel standar/ukuran dan tujuan
kebijakan BNNK Surabaya dan kepolisian Amir, A., Yunus, M., & Susanti, G. 2020. Public Policy
diharapkan lebih optimal lagi dalam memberantas Implementation: Study On Educational Budgeting
penyalahgunaan narkoba sehingga standar/ukuran Of Palopo. Journal LA Sociale. Vol 1, No 1.
dan tujuan kebijakan P4GN dapat terealisasikan Fadilah, S., & Kurniawan, B. 2021. Implementasi
dengan baik. Program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan)
2. Variabel komunikasi yang menyangkut dengan Dalam Menjamin Persalinan Ibu Dan Anak Di
interaksi terhadap masyarakat diharapkan Pihak Provinsi Jawa Timur. Jurnal Publika. Vol 9, No 4.
BNNK Surabaya lebih intensif melakukan https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/artic
penyuluhan guna pencegahan penyalahgunaan le/view/41145.
narkoba dan memberi tahu masyarakat supaya
lebih berani dalam pelaporan jika terjadi indikasi Hariyanto, B. P. 2018. Pencegahan dan Pemberantasan
tindak pidana narkoba. Peredaran Narkoba di Indonesia. Jurnal Daulat
Hukum. Vol. 1. No. 1 Maret 2018 ISSN: 2614-

1120
Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan....

560X. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 65 Tahun 2014


https://media.neliti.com/media/publications/32430 tentang Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan Dan
4-pencegahan-dan-pemberantasan-peredaran-n- Strategi Daerah Bidang Pencegahan,
dc23afcc.pdf Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran
Gelap Narkoba Kota Surabaya Tahun 2014-2015.
Indonesia Drugs Report 2019. 2019. Jakarta: Pusat
Penelitian, Data Dan Informasi Badan Narkotika Pertiwi, M. M., & Megawati, S. 2021. Implementasi
Nasional. Program Peluasan Jangkauan Pemasaran UMKM
https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/I Pada Dinas Perdagangan Kota Surabaya. Publika.
DR-2019-Oke-Bangeut.pdf Volume 9, No. 4, 433-444.
Indonesia Drugs Report 2020. 2020. Jakarta: Pusat Praminingtyas, S. D. 2015. Manajemen Strategis
Penelitian, Data Dan Informasi Badan Narkotika Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan
Nasional. Narkoba (Studi Pada Implementasi oleh Badan
https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/I Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur). Jurnal
DR-2020.pdf Publika. Vol 3, No 3.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/artic
Indonesia Drugs Report 2021. 2020. Jakarta: Pusat
le/view/11487
Penelitian, Data dan Infomasi Badan Narkotika
Nasional. Rachmastika, D. T. 2018. Implementasi Kebijakan
https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/I Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi Oleh UPT
DR-2021.pdf Pelatihan Kerja Surabaya Sebagai Upaya
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
(MEA). Repository UNAIR.
2020 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan
http://repository.unair.ac.id/74668/
Dan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan
Peredaran Gelap Narkotika Dan Prekursor Rahmawati, A., Ansari, M. I., & Parawangi, A. 2020.
Narkotika Tahun 2020-2024. Implementasi Kebijakan Program Pengembangan
Komoditas Kawasan Strategis Kabupaten Di
Kencana, A. S. 2016. Implementasi Kebijakan
Kabupaten Bone. Universitas Muhammadiyah
Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan
Makassar, 1(1), 218-231.
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Pada Bidang
Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota Sukandar, J. M. 2013. Implementasi Instruksi Presiden
Surabaya. Repository UNAIR. 11. RI No. 12 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan
https://repository.unair.ac.id/67676/3/Sec.pdf Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) (Studi Kasus
Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45 / 248 /
Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Kecamatan
436.1.2 / 2019 tentang Tim Terpadu Pencegahan
Pontianak Timur Kota Pontianak). Jurnal
Dan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan
Universitas Tanjungpura Pontianak .
Peredaran Gelap Narkotika Dan Prekursor
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpmis/article/vi
Narkotika Di Kota Surabaya.
ew/1177
Komara, E. E., Syakdiah., & Kusumawiranto, R. 2021.
Taufik, A. N., & Rahaju, T. 2021. Implementasi
Implementasi Kebijakan Pencegahan dan
Kebijakan Pendidikan Inklusi Untuk Mewujudkan
Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran
Kesetaraan Belajar Bagi Peserta DIdik Berkebuthan
Gelap Narkoba (P4GN) Oleh BNNP Daerah
Khusus Tingkat SMA Di Surabaya . Jurnal Publika.
Istimewa Yogyakarta (Studi Penelitian Pencegahan
Vol 9, No 3.
Penyalahgunaan Narkoba Pada Kalangan Pelajar Di
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/artic
Kota Yogyakarta). Jurnal Manajemen Publik &
le/view/39477
Kebijakan Publik. Vol 3, No 1.
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/JMPKP/article/d Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
ownload/1401/1184 2009 tentang Narkotika.
Lestari, S. E. 2017. Implementasi Kebijakan Wahab, S. A. 2012. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi
Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Ke Penyusunan Model-Model Implementasi
(KSCT) Di Kabupaten Pacitan. JPSI. Vol. 2, No. 1. Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpsi/article/vi
Website Badan Narkotika Nasional
ew/2361
https://bnn.go.id/ (Diakses pada 14 Maret 2022)
Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 6
Webiste Badan Narkotika Nasional Kota Surabaya.
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan
https://surabayakota.bnn.go.id/pemberantasan/
Narkotika Nasional Tahun 2020-2024.
(Diakses pada 16 Maret 2022)
Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan
Narkotika Nasional.

1121
Publika. Volume 10 Nomor 4, Tahun 2022, 1111-1122

Widayati & Winanto. 2021. Penyuluhan Hukum Tentang Internasional Journal Of Law Society Services. Vol
Bahaya Narkoba Sebagai Upaya Preventif 1, No 1
Peredaraan Dan Penyalahgunaannya (Desa
Gebangsari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.

1122

Anda mungkin juga menyukai