Anda di halaman 1dari 15

Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

KERJASAMA BNN DAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN


PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KECAMATAN RAPPOCINI
KOTA MAKASSAR

Junaedi1, Ahmad Harakan2, Elisa Indri Pertiwi Idris3

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar
E-mail: junaedi@unismuh.ac.id

ABSTRACT

This article discussess cooperation between BNN and the Police in overcoming
drug abuse in Rappocini Sub-District, Makassar City. This study aims to find out
cooperation in drug abuse prevention in Rappocini sub-district.This type of
research is qualitative and this type of research uses phenomenological theory
with 7 informants selected according to purposive sampling, the data sources in
this study are primary data and secondary data, collected through observation,
interviews, and documentation, data analysis techniques in this study is data
reduction, data presentation and verification and data validation techniques in
this study are source triangulation, method triangulation and time
triangulation.The results showed that the collaboration between BNN and the
Police in drug abuse prevention in the Rappocini sub-district of Makassar City,
namely in terms of responsibility, communication and contribution went well
because of the collaboration between BNN and the Police to realize shared
welfare, while supporting factors in this collaboration were information and
commitment. While the inhibiting factor is human resources.

Keywords: Cooperation, Drug Abuse, Police, National Anti-Narcotics Agency

H a l a m a n | 81
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang kerjasama BNN dan Kepolisian dalam


menanggulangi penyalahgunaan Narkoba di Kecamatan Rappocini Kota
Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerjasama dalam
penanggulangan penyalahgunaan Narkoba di Kecamatan Rappocini. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif dan tipe penelitian ini menggunakan teori
fenomenologi dengan informan 7 orang yang dipilih sesuai purpovise sampling,
sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumnetasi, teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah reduksi data, sajian data dan verifikasi dan
teknik pengabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,
triangulasi metode dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kerjasama BNN dan Kepolisian dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba
di kecamatan Rappocini Kota Makassar, yaitu dalam hal tanggung jawab,
komunikasi dan kontribusi berjalan dengan baik karena adanya kerjasama BNN
dan Kepolisian demi mewujudkan kesejahteraan bersama, sedangkan faktor
pendukung dalam kerjasama ini adalah informasi dan komitmen. Sedangkan
faktor penghambatnya adalah sumber daya manusia.

Kata Kunci: Kerjasama, Penyalahgunaan Narkoba, Kepolisian, Badan


Narkotika Nasional

A. PENDAHULUAN penyalahgunaan Narkoba yang marak


Luas wilayah Indonesia yang karena model penanganan yang buruk
memiliki populasi yang besar sekitar dan individualistik, sehingga dengan
265 juta orang menjadikan suatu adanya model transplantatif baru
peluang yang menjanjikan bagi para melalui model good governance
pengedar narkoba untuk beroperasi di diharapkan memberi alternatif gerakan
Indonesia. Untuk itu perlu penanganan pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
yang baik dalam bingkai good Penanganan dalam
governance agar dapat memutus mata menanggulangi penyalahgunaan
rantai penyalahgunaan Narkoba. pengedaran Narkoba yang makin
Dalam konteks Indonesia yang meluas dinilai sangat penting dalam
bergeliat dengan tuntutan reformasi, melindungi masyarakat, mengingat
good governance tampil sebagai model kesehatan hidup masyarakat yang
transplantatif baru yang diyakini utama dimana dinilainya suatu negara
mampu mengobati birokrasi politik yang baik dari tingkat kesejahteraan
yang dinilai sarat korupsi, suap, dan hidup masyarakatnya. Jumlah tingkat
penyalahgunaan kekuasaan, termasuk pemakai Narkoba di Indonesia
berbagai pelanggaran hak-hak asasi menjadikan negara ini sebagai sasaran
manusia (Prianto, 2011). Hal ini tidak peredaran gelap Narkoba.
dapat dipungkiri bahwa Diperkirakan, sebanyak 12.044 orang

H a l a m a n | 82
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

per tahun mengomsumsi Narkoba penegak hukum dalam pemberantasan


dalam dosis berlebih, lebih dari satu tindak pidana penyalahgunaan
jenis Narkoba secara bersamaan, dan Narkotika, serta konsekuensi yuridis
menggunakan narkoba setelah lama terhadap pelanggaran Undang-undang
berhenti. Tercatat 33 orang perhari Nomor 35 tahun 2009 tentang
meninggal akibat dampak Narkotika.
penyalahgunaan Narkoba. (Wijayanti, Jika dilihat dari masih tingginya
2016). kasus penyalahgunaan Narkoba yang
Pemerintah Indonesia telah terjadi di Kecamatan Rappocini yang
membentuk sebuah badan yang bahkan diketahui pemerintah sudah
diberikan tugas tertentu dalam hal mendirikan badan yang bertugas
penanganan penyalahgunaan Narkoba langsung dalam menangani
yang disebut dengan Badan Narkotika penyalahgunaan Narkoba dan bahkan
Nasional (BNN). Badan inilah yang telah bekerjasama dengan pihak
ditunjuk untuk bertanggungjawab kepolisian terkait. Oleh karena itu,
dalam permasalahan Narkoba di berangkat dari ketertarikan penulis
Indonesia, yang dibentuk dimasing- akan isu lingkungan khususnya
masing Provinsi diseluruh Indonesia, fenomena penyalahgunaan Narkoba
Pemerintah memiliki tugas dan maka dari itu penulis mengangkat dan
wewenang dimana pemerintah tidak mempersempit kajiannya pada skala
hanya menjaga keamanan dan kerjasama kecamatan.
ketertiban tetapi juga mengupayakan Adapun artikel ini sebelumnya
kesejahteraan umum, tugas dan terkait dengan pola hubungan
kewenangan pemerintah adalah untuk kerjasama yang penulis temukan yakni
menjaga ketertiban dan keamanan penelitian yang membahas “Kerjasama
dimana tugas ini merupakan tugas yang Pemerintah Kota Makassar Dan
masih dipertahankan. Kepolisian Resort Kota Besar
Dalam UU Narkotika (Narkoba) (Polrestabes) Makassar Dalam
Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkoba, Menanggulangi Maraknya Kriminal
undang-undang ini mengatur tentang Jalanan (Begal) Di Kota Makassar”
produksi, distribusi, penyaluran, berdasarkan penelitian yang dilakukan
perdagangan, kepemilikan, penerimaan, oleh Randy (2017), bahwa kerjasama
penyerahan, ekspor dan impor, yang telah dilakukan kedua belah pihak
penyimpanan, membawa, pengobatan, sudah berjalan dengan baik.
pelaporan, pembukaan, kemasan, Adapun pula penelitian yang
pelebelan, pengiklanan, pemusnahan dan dilakukan oleh Imran (2014) yang
lain-lain. Pemberantasan tindak pidana berjudul “Efektivitas Kinerja Badan
narkotika yang melanggar ketentuan- Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi
ketentuan hukum Narkotika dalam hal Selatan Dalam Upaya Pencegahan Dan
ini adalah usaha-usaha yang dilakukan Pemberantasan Narkotika Dikalangan

H a l a m a n | 83
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Remaja Kota Makassar” Dalam dalam Penanggulangan


penelitian ini menganalisis bagaimana Penyalahgunaan Narkoba Di
upaya program Pencegahan dan Kecamatan Rappocini Kota Makassar“.
Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) B. METODE PENELITIAN
Walaupun secara kualitas hal tersebut Penelitian ini menggunakan metode
sudah baik namun secara kuantitas penelitian deskriptif kualitatif.
belum efektif. Begitu juga dengan Dilaksanakan di Kecamatan Rappocini
penelitian yang dilakukan Asni (2013) Kota Makassar dan topik yang diteliti
yang berjudul “Faktor Yang adalah kerjasama antara BNN dan
Berhubungan Dengan Penyalahgunaan Kepolisian dalam penanggulangan
Narkotika Dan Bahan Adiktif penyalahgunaan narkoba di Kecamatan
(Narkoba) Pada Remaja Di Sma Rappocini Kota Makassar. Lokasi
Kartika Wirabuana XX-1 Makassar” penelitian ini yaitu Badan Narkotika
dalam penelitian ini menganalisa Nasioanl Provinsi Sulawesi Selatan dan
tingginya masalah penyalahgunaan Polsek Rappocini Kota Makassar.
narkoba yang sangat menghawatirkan Penelitian ini berlangsung selama 2 (dua)
yang menyebabkan kecendrungan bulan Juli–September 2018. Dengan
ketidakharmonisan keluarga dan juga melakukan observasi selama 1 (satu)
faktor lingkungan menyebabkan bulan di Kantor Badan Narkotika
kecenderungan remaja menjadi Nasional provinsi Sulawesi Selatan,
penyalahguna Narkoba. Polsek Rappocini Kota Makassar Dan
Melihat dari banyaknya kasus wawancara dengan 3 informan dari Badan
penyalahgunaan narkoba yang telah Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi
diangkat untuk diteliti dan juga tingkat Selatan, kemudian 1 informan dari Polsek
kriminalitas di Kecamatan Rappocini Rappocini Kota Makassar dan 3 informan
sangat tinggi dan ini juga dari masyarakat.
memungkinkan banyaknya pihak-pihak
tak bertanggungjawab dalam C. HASIL PENELITIAN DAN
menyalahgunaan Narkoba PEMBAHASAN
(online24jam.com, 2018) pada kasus- Berdasarkan Undang-Undang
kasus sebelumnnya sudah banyak Nomor 35 Tahun 2009 tentang
meringkusan mengenai pengedar perubahan Undang-Undang Nomor 22
narkoba di Kecamatan Rappocini. Tahun 1997 tentang Narkotika, BNN
Oleh karena itu, berangkat dari diberikan kewenangan penyelidikan
ketertarikan penulis akan isu dan penyidikan tidak pidana Narkotika
lingkungan khususnya fenomena dan prekursor Narkotika. Dalam UU
Narkotika tersebut diatur diatur pula
penyalahgunaan Narkoba maka dari itu
mengenai penanganan seluruh harta
itu peneliti tertarik mengangkat sebuah
benda yang merupakan hasil tindak
judul “Kerjasama BNN dan Kepolisian

H a l a m a n | 84
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

pidana Narkotika dan Prekursor Menurut Abdulsyani (Sari, 2014)


Narkotika yang akan digunakan untuk kerjasama adalah suatu bentuk proses
kepentingan pelaksana pencegahan dan sosial, dimana didalamnya terdapat
pemberantasan penyalahgunaan dan aktivitas tertentu yang ditunjukkan
peredaran gelap narkotika. untuk mencapai tujuan bersama dengan
Kewenangan BNN juga kemudian saling membantu dan saling memahami
diperkuat dengan dimungkinkannya aktivitas masing-masing.
kerjasama baik bilateral, regional, Bentuk kerja sama menurut
maupun internasional, serta adanya Davis (Masithoh dan Simatupang,
peran serta masyarakat. 2015) menjelaskan bahwa kerja sama
Kerjasama Kepolisian diatur memiliki sebuah indikator, yaitu
dalam Undang-Undang Nomor 2 tanggung jawab, komunikasi dan
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara kontribusi.
Republik Indonesia Pasal 42 ayat 2 1. Tanggung jawab adalah kemampuan
menyebutkan bahwa hubungan seseorang atau lembaga untuk
kerjasama Kepolisian Negara Republik menjalankan suatu kewajiban.
Indonesia dengan pihak lain 2. Komunikasi adalah suatu proses
dimaksudkan untuk kelancaran tugas penyampaian informasi dari satu
kepolisian secara fungsional dengan pihak kepada pihak lain.
tidak mencampuri urusan instansi 3. Kontribusi merupakan sesuatu yang
masing-masing. Khusus untuk
dilakukan untuk membantu
kerjasama dengan BNNP dalam
menghasilkan atau mencapai sesuatu
Peraturan Presiden RI Nomor 23 Tahun
bersama-sama dengan seseorang
2010 tentang Badan Narkotika
Nasional Pasal 2 ayat 1 menyebutkan atau lembaga baik tenaga maupun
tugas BNN berkoordinasi dengan pikiran.
Kepala Kepolisian Republik Negara Menurut Wijayanti (2016),
Indonesia dalam pencegahan dan Narkoba adalah singkatan dari
pemberantasan penyalahgunaan dan Narkotika dan obat atau bahan
peredaran gelap Narkotika dan berbahaya. Selain “Narkoba”, istilah
Prekursor Narkotika. lain yang diperkenalkan khususnya
Narkotika adalah zat atau obat oleh Kementerian Kesehatan Republik
yang berasal dari tanaman atau bukan Indonesia adalah Napza merupakan
tanaman, baik sintetis yang dapat singkatan dari Narkotika, psikotropika
menyebabkan penurunan atau dan zat adiktif. Semua istilah ini, baik
perubahan kesadaran, hilangnya rasa “Narkoba” ataupun “Napza” mengacu
nyeri dan dapat menimbulkan pada kelompok senyawa yag umumnya
ketergantungan. Narkotika digolongkan memiliki risiko kecanduan bagi
menjadi tiga golongan sebagaimana penggunanya. Menurut pakar
tertuang dalam lampiran 1 UU Nomor kesehatan, Narkoba sebenarnya adalah
35 tahun 2009. senyawa-senyawa Psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan

H a l a m a n | 85
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

untuk penyakit tertentu. Namun kini Nomor 35 Tahun 2009 Tentang


persepsi itu disalahartikan akibat Narkotika diatur bahwa kedudukan
pemakaian di luar peruntukan dan dosis BNN provinsi dan BNN
yang semestinya. Kabupaten/Kota merupakan instansi
Menurut Tarigan (2017) vertikal.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor Moylan (Syaiful, 2013)
35 Tahun 2009 tentang perubahan mengemukakan pendapatnya mengenai
Undang-Undang Nomor 22 Tahun artiserta pengertian Kepolisian sebagai
1997 tentang Narkotika, BNN berikut: “istilah Polisi sepanjang
diberikan kewenangan penyelidikan sejarah ternyata mempunyai arti yang
dan penyidikan tidak pidana Narkotika berbeda-beda dalam arti yang diberikan
dan prekursor Narkotika. Dalam UU pada semulanya. Juga istilah yang
Narkotika tersebut diatur diatur pula diberikan oleh tiap-tiap negara terhadap
mengenai penanganan seluruh harta pengertian “Polisi” adalah berbeda oleh
benda yang merupakan hasil tindak karena masing-masing Negara
pidana Narkotika dan Prekursor cenderung untuk memberikan istilah
Narkotika yang akan digunakan untuk dalam bahasanya sendiri. Misalnya
kepentingan pelaksana pencegahan dan istilah “contable” di Inggris
pemberantasan penyalahgunaan dan mengandung arti tertentu bagi
peredaran gelap Narkotika. pengertian “polisi”, yaitu bahwa
Kewenangan BNN juga kemudian contable mengandung dua macam arti,
diperkuat dengan dimungkinkannya pertama sebagai satuan untuk pangkat
kerjasama baik bilateral, regional, terendah dikalangan kepolisian (police
maupun internasional, serta adanya contable) dan kedua berarti kantor
pran serta masyarakat. Polisi (office of constable)”.
Menurut Imran (2014) Dalam Undang-Undang Nomor 2
Kedudukan BNN merupakan lembaga tahun 2002 pasal 1 yang berbunyi :
pemerintah on kementerian yang 1. Kepolisian adalah segala hal ihwal
berkedudukan di bawah Presiden dan yang berkaitan dengan fungsi dan
bertanggung jawab kepada Presiden. lembaga Polisi sesuai dengan
BNN berkedudukan di ibu kota Negara peraturan perundang-undangan.
dengan wilayah kerja meliputi seluruh 2. Anggota kepolisian Negara RI
wilayah Negara Republik Indonesia. adalah pegawai negeri pada
BNN mempunyai perwakilan di daerah kepolisian Negara Republik
provinsi dan Kabupaten/Kota. BNN Indonesia.
provinsi berkedudukan di ibukota 3. Pejabat Kepolisian Negara Republik
provinsi dan BNN Kabupaten/Kota Indonesia adalah anggota Kepolisian
berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia yang
Kabupaten/Kota. Dalam pasal 66 berdasarkan Undang-undang
Undang-Undang Republik Indonesia

H a l a m a n | 86
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

memiliki wewenang umum Pemerintah Daerah dan instansi terkait


Kepolisian. serta kegiatan masyarakat, dalam
4. Peraturan Kepolisian adalah segala rangka menegakkan kewibawaan
peraturan yang dikeluarkan oleh penyelenggaraan pemerintah di daerah
Kepolisian Negara Republik sesuai dengan peraturan perundang
Indonesia dalam rangka memelihara undangan (Randy, 2017).
Kerjasama tersebut dijelaskan
ketertiban dan menjamin keamanan
dalam Peraturan Pemerintah Republik
umum sesuai dengan peraturan
Indonesia Nomor 68 Tahun 2008
perundang-undangan.
tentang Tata Cara Pelaksanaan
5. Keamanan dan ketertiban
Hubungan dan Kerjasama Kepolisian
masyarakat adalah suatu kondisi Negara Republik Indonesia. Peraturan
dinamis masyarakat sebagai salah Pemerintah Republik Indonesia Nomor
satu prasyarat terselenggaranya 68 Tahun 2008 pasal 2 menyebutkan
proses pembangunan Nasional bahwa kerja sama diselenggarakan
dalam rangka tercapainya tujuan dengan tujuan untuk kelancaran
Nasional yang ditandai oleh pelaksanaan tugas kepolisian secara
terjaminnya keamanan, ketertiban, fungsional, baik di bidang operasional
dan tegaknya hukum serta maupunn pembinaan.
terbinanya ketentraman, yang Badan Narkotika Nasional
mengandung kemampuan membina Provisi Sulawesi Selatan merupakan
serta mengembangkan potensi dan perpanjangan tangan Presiden yang
kekuatan masyarakat dalam melakukan aksi Pencegahan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan
menangkal, mencegah, dan
Peredaran Gelap Narkoba atau yang
menanggulangi segala bentuk
dikenal dengan istilah P4GN. Melalui
pelanggaran hukum dan bentuk-
keempat bidang tersebut, BNNP Sul-
bentuk gangguan lainnya yang dapat Sel bersinergi dengan Pemerintah Kota
meresahkan masyarakat. Makassar dan seluruh elemen atau
Kerjasama Kepolisian diatur komponen masyarakat untuk
dalam Undang-Undang Nomor 2 melakukan Pencegahan dan Peredaran
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Gelap Narkoba di Kecamatan
Republik Indonesia Pasal 42 ayat 2 Rappocini Kota Makassar.
menyebutkan bahwa hubungan kerja Badan Narkotika Nasional
sama Kepolisian Negara Republik Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan
Indonesia dengan pihak lain dibentukberdasarkanPeraturan Kepala
dimaksudkan untuk kelancaran tugas Badan Narkotika Nasional Nomor
kepolisian secara fungsional dengan PER/04/V/2010/BNN tanggal 12 Mei
tidak mencampuri urusan instansi 2010 tentang Organisasi dan Tata
masing-masing. Khusus hubungan Kerja Badan Narkotika Nasional
kerja sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan Badan Narkotika
adalah memberikan pertimbangan Nasional Kabupaten/Kota.
aspek keamanan umum kepada

H a l a m a n | 87
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Proses pencapaian tujuan kekuatan ketahanan Bangsa yang


program Pencegahan dan akhirnya menjadi landasan dalam
Pemberantasan Penyalahgunaan dan membentuk Negara yang kuat. Negara
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) kuat dari aspek keamanan dapat
memerlukan adanya kesadaran, diartikan sebagai Negara yang
kemauan dan kemampuan semua memiliki ketahanan Bangsa yang
komponen Bangsa untuk bersama-sama tangguh dengan basis utamanya dalam
melaksanakan pencegahan, wujud semua rakyat bebas
pemberdayaan masyarakat, penyalahgunaan Narkotika serta
pemberantasan, rehabilitasi dan memiliki produktifitas yang tinggi.
kerjasama di bidang pencegahan dan Adapun laporan kasus
pemberantasan penyalahgunaan dan penyalahgunaan Narkoba sejak 2 tahun
peredaran gelap Narkotika, terakhir di Kecamatan Rappocini Kota
Psikotropika, Prekursor dan bahan Makassar, sebagai berikut:
adiktif lainnya sebagai sumber

Tabel.1 Laporan Kasus Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2015-2017


Bulan
No Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
L S L S L S L S L S L S L S
1 2016 2 4 9 2 3 4 4 8 0 2 1 4 26 32
2 2017 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 3 0 14 10
3 2018 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 5 3
Bulan
Jumlah
No Tahun Juli Agu Sept Okt Nop Des
L S L S L S L S L S L S L S
1 2016 0 0 1 0 3 1 2 2 ` 4 0 1 26 32
2 2017 1 2 4 2 0 2 1 1 1 2 1 0 14 10
3 2018 5 3

Adapun angka kriminalitas kasus menyesuaikan diri terhadap stressor


penyalahgunaan Narkoba yang terjadi dengan cara memanipulasi situasi,
bersifat fluktuatif karena dari tahun ke mengubah stressor atau dengan
tahun naik turun, hal itu disebabkan mengakomodasi efeknya. Fakta bahwa
karena adanya perkembangan ekonomi stres bergantung pada orangnya
dan juga sistem sosial yang sangat menunjukkan adanya proses psikologis,
krisis menimbulkan kecemasan dan yaitu kejadian yang menekan akan
stres. menimbulkaan stres jika dianggap
Menurut Baum (kholik, 2014) sebagai kejadian yang menimbulkan
stres adalah pengalaman emosi negatif stres, bukan sebagai yang lainnya.
yang diiringi dengan perubahan Menurut Lazarus & Folkman, dengan
fisiologis, biokimia dan behavioral timbulnya stres, seseorang biasanya
yang dirancang untuk mereduksi atau berusaha untuk mengatasinya atau

H a l a m a n | 88
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

berusaha melakukan mekanisme Narkoba, sementara tugas dari BNN


koping (kholik, 2014). Salah satu dalam hal ini Bidang P2M (Pencegahan
mekanisme koping yang mungkin dan Pemberdayaan Masyarakat)
digunakan adalah penghindaran, yaitu melakukan sosialisasi terhadap
seseorang menghindari atau masyarakat untuk tidak
meminimalkan signifikansinya atau menyalahgunakan narkoba serta
melupakan stresor melalui melaksanakan rehabilitasi terhadap
penyalahgunaan Narkoba. pelaku penyalahgunaan narkoba yang
Berdasarkan hasil wawancara dikoordinasi oleh Bidang Rehabilitasi.
bahwa sesuai dengan UU Narkotika Sampai sejauh ini pertanggungjawaban
(Narkoba) Nomor 35 tahun 2009 atas kerjasama BNN dan Kepolisian
tentang Narkoba yang mengatur berdasarkan hasil observasi cukup baik.
berbagai penyalahgunaan Narkoba Tanggungjawab antara BNN dan
sehingga dalam hal ini pihak BNN Kepolisian telah memiliki wewenang
bekerjasama dengan pihak Kepolisian masing-masing dan saling terkait satu
dalam penaggulangan penyalahgunaan sama lain yang dimana jika kepolisian
Narkoba namun tetap memiliki yang melakukan penyidikan dan
tanggungjawab masing-masing yang penyelidikan maka BNN yang
harus dilaksanakan. BNN dan pihak memiliki kewenangan penting untuk
Kepolisian memiliki tanggungjawab melakukan rehabilitasi, begitupun
yang berbeda meskipun mejalin dalam melakukan sosialisasi dan
kerjasama dalam penanggulangan peyuluhan yang dilakukan bersama-
penyalahgunaan Narkoba. Kepolisian sama namun memiliki target yang
memiliki tugas untuk melakukan sedikit berbeda yang dimana aparat
penyelidikan dan penyidikan kasus Kepolisian lebih mengkhususkan
serta bertugas melakukan asesmen penyuluhan kepada masyarakat
terhadap pelaku penyalahgunaan kalangan remaja.

Matriks Tanggungjawab BNN dan Kepolisian dalam Penanggulangan


Penyalahgunaan Narkoba
No Instansi Bentuk Tanggungjawab
1 BNN  Melakukan pencegahan dengan membangun
kemampuan dan ketahanan diri masyarakat dalam
menghadapi pengaruh buruk penyalahgunaan Narkoba,
dengan cara:
- Melakukan penyuluhan tentang bahaya Narkoba.
- Penyampaian melalui media tentang bahaya
Narkoba.
- Memberikan pendidikan untuk mengetahui
Narkoba dan bahayanya.
- Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah.
- Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas.
pengguna agar mereka tidak terjerat untuk kembali
menyalahgunakan Narkoba.
 Melakukan Pemberantasan dengan mengungkapkan

H a l a m a n | 89
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

dan menindak sindikat kejahatan Narkoba dengan cara


menghukum berat dan menyita aset hasil kejahatan
penyalahgunaan Narkoba.
 Melakukan rehabilitasi guna memulihkan pecandu
narkoba dari ketergantungan atau kecanduan narkoba
agar dapat kembali menjalani hidup sehat dan
produktif.
2 Kepolisian  elakukan penyidikan, penyelidikan dan penangkapan
merupakan kewenangan khusus untuk mengusut tuntas
kasus penyalahgunaan Narkoba, dengan cara
melakukan penyidikan dan penyelidikan guna
mendapatkan barang bukti barulah kemudian dilakukan
penangkapan oleh aparat kepolisian.
 Melakukan penyuluhan bagi masyarakat dalam hal ini
kepolisian lebih mengutakan masyarakat kalangan
remaja untuk diberikan penyuluhan, seperti melakukan
penyuluhan di sekolah bagaimana mengantisipasi atau
mencegah penyalahgunaan Narkoba dan juga
menjelaskan dengan tegas untuk tidak
menyalahgunakan Narkoba.
 Melakukan penanganan hukum bagi pelaku untuk
memberikan efek jera bagi yang melanggar aturan
untuk tidak menggunakan Narkoba kembali,
melakukan penanganan hukum juga meupakan
kewenangan khusus bagi aparat kepolisian untuk
menindaki langsung konsekuensi yang akan diberikan
pada pelaku penyalahgunaan Narkoba, apa akan
dilakukan rehabilitasi atau tidak yang jika dilakukan
rehabilitasi kemudian diserahkan kepada pihak BNN.

Berdasarkan dari matriks diatas Dalam penanggulangan


dapat dilihat bahwa tanggungjawab penyalahgunaan Narkoba di
antara BNN dan Kepolisian telah Kecamatan Rappocini terdapat
memiliki wewenang masing-masing kerjasama yang dalam hal ini
dan saling terkait satu sama lain yang tanggungjawab merupakan suatu
dimana jika kepolisian yang melakukan kewajiban menyelesaikan pekerjaan
penyidikan dan penyelidikan maka secara bersama-sama sesuai dengan
BNN yang memiliki kewenangan tugas yang dimiliki, dengan pemberian
penting untuk melakukan rehabilitasi, tanggungjawab sehingga
begitupun dalam melakukan sosialisasi terciptakerjasama yang baik antar
dan peyuluhan yang dilakukan instansi, seperti halnya pada pihak
bersama-sama namun memiliki target kepolisian sektor Rappocini dengan
yang sedikit berbeda yang dimana BNNdalam penanggulangan
aparat Kepolisian lebih penyalahgunaan Narkoba di
mengkhususkan penyuluhan kepada Kecamatan Rappocini. Komunikasi
masyarakat kalangan remaja. merupakan suatu proses penyampaian

H a l a m a n | 90
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

informasi dari satu pihak kepada pihak mau bekerjasama dengan orang lain
lain. untuk mencapai tujuan bersama dan
Komunikasi yang telah dilakukan keuntungan bersama. Kerjasama ialah
baik secara langsung maupun tidak
adanya saling ketergantungan, adanya
langsung yang terjadi antara Badan
Narkotika Nasional dan Polsek sudah interaksi, tanggungjawab, dan
sangat baik tanpa adanya pertentangan kepentingan yang sama, yang mana
satu sama lain karena dalam kesemuanya dilandasi oleh sikap saling
penanganan kasus penyelidikan dan pengertian, saling membantu, saling
penyidikan sudah ditetapkan menghargai, dan kompromi dalam
wewenang masing-masing dalam suatu organisasi, lembaga, atau
menangani penyalahgunaan Narkoba.
perorangan.
Dalam penanganan
Dalam proses kerjasama BNN
penyalahgunaan Narkoba diperlukan
dan Kepolisian dalam penanggulangan
kontribusi dari masing-masing pihak
penyalahgunaan Narkoba terdapat
yang terlibat dapat menuju tujuan sama
beberapa faktor yaitu faktor
dalam kerjasamanya, kontribusi yang
pendukung. Faktor pendukung
dibutuhkan dari terjalinnya kerjasama
merupakan faktor yang mendukung dan
BNN dan Kepolisian yang dapat
mempermudah serta mendorong dari
berupa tenaga maupun pemikiran.
berbagai aktor terkait untuk saling
Badan Narkotika Nasional dan Polsek
mengisi kekurangan yang ada dalam
Rappocini telah bekerjasama dengan
proses penanggulangan
saling membantu dalam bentuk tenaga,
penyalahgunaan Narkoba di
pemikiran dan sarana prasarana, juga
Kecamatan Rappocini, terdapat 2 (dua)
bersama dengan adanya informasi yang
faktor pendukung yaitu :
didapat dari masyarakat untuk
1. Informasi
menanggulangi penyalahgunaan
Berfungsinya sebuah badan
Narkoba di Kecamatan Rappocini Kota
pemerintahan sebagai lembaga yang
Makassar.
melaksanakan kehendak dan pengayom
Kerjasama menurut Roucek dan
masyarakat yang dilakukan guna
Warren (Sari, 2014) mengatakan
terlaksananya kerjasama Badan
bahwa kerjasama berarti bersama-sama
Narkotika Nasional dan Kepolisian
untuk mencapai tujuan bersama. Ia
dalam penanggulangan
adalah satu proses sosial yang paling
penyalahgunaan Narkoba di
dasar. Biasanya kerjasama melibatkan
Kecamatan Rappocini Kota Makassar
pembagian tugas, dimana setiap orang
adalah saling memberikan informasi
mengerjakan setiap pekerjaan yang
antara BNN dengan kepolisian.
merupakan tanggungjawabnya demi
Pentingnya informasi dalam
tercapainya tujuan bersama. Sedangkan
penanggulangan penyalahgunaan
menurut Kerjasama menurut Samani
narkobauntuk mengetahui keberadaan
(Fauzi,2017), yaitu tindakan atau sikap
suatu tempat yang diduga keberadaan

H a l a m a n | 91
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

pelaku penyalahgunaan Narkoba kerjasama BNN dan Kepolisian dalam


sehingga dapat segera dilakukan penanggulangan penyalahgunaan
penyidikan dan penyelidikan. Narkoba sehingga proses kerjasama
Pentingnya untuk memberi informasi BNN dan Kepolisian menjadi
untuk membantu kerjasama antara terhambat dalam menanggulangi
BNN dan Kepolisian dalam Narkoba. Sumber daya manusia
penanggulangan penyalahgunaan merupakan faktor yang mempengaruhi
narkoba Di Kecamatan Rappocini Kota perkembangan seuatu organisasi.
Makassar. Sumber daya manusia merupakan
2. Komitmen elemen utama organisasi dibandingkan
Komitmen merupakan salah satu dengan sumber daya yang lain seperti
faktor peningkatan kerjasama BNN dan modal, teknologi, karena manusia
Kepolisian dalam penanggulangan sendiri yang mengendalikan faktor
penyalahgunaan narkoba di Kecamatan yang lainnya. Dalam penanggulangan
Rappocini Kota Makassar. Komitmen penyalahgunaan Narkoba, keterbatasan
lebih dari sekedar keanggotaan formal, jumlah aparat menjadi faktor
karena meliputi sikap menyukai penghambat dalam melakukan
organisasi dan kesediaan untuk kerjasama dan pengendalian yang
mengusahakan tingkat upaya yang dilakukan BNN dan kepolisian, pada
tinggi bagi kepentingan umum demi saat melakukan kerjasama tidak lagi
mencapai tujuan. Jadi komitmen melihat kompetensi yang dimiliki pada
mencakup unsur loyalitas terhadap instansi terkait, sehingga kerjasama
dalam pencapaian suatu hal yang lebih yang dilakukan tidak memperoleh hasil
dari sekedar kesetiaan yang fasih yang maksimal.
melainkan menyiratkan hubungan Sumber daya manusia adalah
sesama organisasi secara aktif. faktor penghambat yang sangat
Komitmen yang telah dipegang teguh menunjang dalam penanggulangan
oleh pihak BNN dan Aparat Kepolisian penyalahgunaan narkoba di Kecamatan
dalam penanggulangan Rappocini. Dimana BNN dan
penyalahgunaan Narkoba sudah Kepolisian sebagai stockholder yang
sangatlah baik karena kedua belah melakukan kerjasama dalam
pihak telah saling memiliki rasa penanggulangan penyalahgunaan
kepercayaan satu sama lain dalam Narkoba di Kecamatan Rappocini Kota
menjaga hubungan kerjasama yang Makassar. Dengan ini peneliti
yelah dibangunagar penanganan menyimpulkan bahwa sumber daya
penyalahgunaan Narkoba dapat aparatur dalam penanggulangan
berjalan baik. penyalahgunaan Narkoba sangat
Adapun faktor penghambat berpengaruh dalam menanggulangi
merupakan faktor yang mengganggu Narkoba di Kecamatan Rappocini Kota
dan menjadi kendala dari dalam proses Makassar.

H a l a m a n | 92
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Tabel Data Sumber Daya Manusia Badan Narkotika Nasional Provinsi


Sulawesi Selatan Berdasarkan Jabatan Tahun 2018
Kelas
No Kebutuhan Terisi Kurang
Jabatan
1 2 3 4 5
1 15 1 1 0
2 11 4 3 1
3 9 11 9 2
4 8 4 3 1
5 7 17 15 2
6 6 26 22 4
Jumlah 63 53 10
Sumber: Subag Administrasi
Tabel Data Sumber Daya Manusia Badan Narkotika Nasional Provinsi
Sulawesi Selatan Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2018
Status Kepegawaian
Jenis
No PNS PNS Jumlah
Kelamin Polri TNI
PEMPROV BNN

1 Laki-Laki 8 - 6 15 28
2 Perempuan 3 - 6 15 25
Jumlah 11 - 12 30 53
Sumber: Subag Administrasi
Tabel Data Sumber Daya Manusia Badan Narkotika Nasional Provinsi
Sulawesi Selatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2017
Tingkat Pendidikan
Jenis
No S.1/ Jumlah
Kelamin S.2 D.III SMA
D.IV
1 Laki-Laki 6 18 1 4 28
2 Perempuan 9 13 1 1 25
Jumlah 15 31 2 5 53
Sumber: Subag Administrasi
Dari data diatas dapat dilihat kuantitasnya yang terisi dengan jumlah
keseluruhan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam melakukan
manusia BNN dari kualitas dan penanggulangan penyalahgunaan

H a l a m a n | 93
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Narkoba. Jika dilihat saja jumlah (Narkoba) Pada Remaja Di Sma


seharusnya sumber daya yang Kartika Wirabuana XX-1
dibutuhkan sekitar 63 orang, sedangkan Makassar. Fakultas Kesehatan
jumlah sumber daya manusia yang ada Universitas Hasanuddin
hanya 53 orang saja. Kurangnya jumlah Makassar.
sumber daya manusia yang dibutuhkan
dari kapasitas yang dibutuhkan Fauzi, Mahfud. 2017. Peningkatan
menjadikan sumber daya manusia BNN Kerjasama. Universitas
dalam penanganan penanggulangan Muhammadiyah Purwokerto.
penyalahgunaan Narkoba menjadi
terhambat. Imran, Muhammad Ali. 2014. (Skripsi)
Efektivitas Kinerja Badan
D. KESIMPULAN Narkotika Nasional Provinsi
Berdasarkan hasil dan Sulawesi Selatan Dalam Upaya
pembahasan sebelumnya terkait Pencegahan Dan Pemberantasan
Kerjasama BNN dan Kepolisian dalam Narkotika Dikalangan Remaja
Penanggulangan Penyalahgunaan Kota Makassar. Bagian Hukum
Narkoba Di Kecamatan Rappocini Masyarakat Dan Pembangunan
Kota Makassar. Fakultas Hukum Universitas
Kerjasama BNN dan Kepolisian Hasanuddin Makassar.
dalam Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Di Kholik syaifullah,dkk. 2014. Faktor-
Kecamatan Rappocini Kota Makassar, Faktor yang Mempengaruhi
dapat disimpulkan bahwa kerjasama Penyalahgunaan Narkoba Pada
antara BNN dan Kepolisian ternyata Klien Rehabilitasi Narkoba Di
sudah efektif, hal ini dilihat dari angka Poli Napza Rsj Sambang Lihu.
kasus penyalahgunaan Narkoba yang Vol 5 No 1.
terjadi semakin berkurang setiap
tahunnya. Karena adanya masing- Lucky. 2018. Polsek Rapppocini
masing tanggung jawab yang dibuat Dalami Kasus Peredaran
oleh masing-masing pihak. Adapun Narkoba di Lapas Makassar.
beberapa faktor yang mempengaruhi Online24jam.com.
kerjasama BNN dan Kepolisian sektor Masithoh, Lilik dan Nurhenti Dorlina
Rappocini, antara lain faktor Simatupang. Meningkatkan
pendukung adanya informasi dan Kemampuan Kerjasama melalui
komitmen yang bagus sedangkan faktor Metode Demonstrasi dengan
penghambat, yaitu kurangnya sumber Menggunakan Media Balok Pada
daya manusianya yang tidak lain dari Anak Usia 4-5 Tahun.
aparat kepolisian.
Prianto, A. L. (2011). Good
E. DAFTAR PUSTAKA Governance
Asni M , Rahma, Mukhsen Sarak. danFormasiKebijakanPublik
2013. Faktor Yang Berhubungan Neo-Liberal. Otoritas:
Dengan Penyalahgunaan JurnalIlmuPemerintahan, 1(1).
Narkotika Dan Bahan Adiktif

H a l a m a n | 94
Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 1, Februari 2019, hlm 81-95 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Sari, S. 2014. Bab II Kajian Pengertian Wijayanti, daru. 2016. Revolusi mental
Kerjasama. Online : : Stop Penyalahgunaan Narkoba.
http://repository.uinsuska.ac.id/49 Indoliterasi. Bantul, Yogyakarta.
39/3/BAB%20II.pdf
UU RI No.35 tahun 2009 Tentang
Sugiyono. 2014. Narkotika.
MetodePenelitianKuantitatif,
kualitatif dan R & D. Bandung: PP RI No.23 Tahun 2010 Tentang
Alfabeta. BNN.

UU RI No.2 Tahun 2002 tentang


Kepolisian.

H a l a m a n | 95

Anda mungkin juga menyukai