Anda di halaman 1dari 10

Verity – UPH Journal of International Relations

Faculty of Social and Political Science


Pelita Harapan University

KERJA SAMA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN UNITED NATIONS


OFFICE ON DRUGS AND CRIME DALAM MENANGGULANGI

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI INDONESIA


COOPERATION OF THE NATIONAL NARCOTICS AGENCY WITH THE UNITED
NATIONS OFFICE ON DRUGS AND CRIME IN TACKLING NARCOTICS ABUSE IN
INDONESIA

Stella Simiwijaya
Universitas Pelita Harapan, Tangerang
email:stellast24@gmail.com

Abstrak
Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia masih memiliki banyak keterbatasan dalam
menyelesaikan permasalahan khususnya terkait kejahatan lintas negara dalam hal narkotika. Sehingga,
Indonesia melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) membentuk kerja sama dengan UNODC untuk
memberantas penyalahgunaan narkotika. Namun, ditengah proses kerja sama tersebut tentu menjumpai
banyak permasalahan terutama karena adanya perbedaan pendapat dan kepentingan dari masing-masing
pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai proses dan program kerja sama
yang dilakukan oleh BNN dan UNODC dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika, mendapat
gambaran serta penjelasan mengenai implementasi dari kerja sama yang dilakukan serta mengetahui dan
mendapatkan gambaran terkait kemajuan dan hambatan dalam proses kerja sama tersebut. Penulis
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berupa jurnal, media cetak atau online termasuk situs
resmi dan studi sebelumnya serta metode penelitian deskriptif dengan memberikan gambaran mengenai
data hasil penelitian yang telah diperoleh dan melakukan analisis lebih dalam terkait hasil penelitian
yang telah didapatkan. Dari hasil dari penelitian yang telah dilakukan, menujukkan bahwa kerja sama
yang dilakukan oleh BNN dan UNODC dalam proses dan implementasinya telah sejalan dengan fungsi
dan tujuan yang telah disepakati meskipun terdapat sejumlah hambatan, namun kemajuan juga dirasakan
melalui adanya kerja sama tersebut.
Kata Kunci: Kerja sama, liberalisme, penyalahgunaan narkotika, kejahatan terorganisir
transnasional, hukum internasional dan keamanan non-tradisional.

Abstract
As a developing country, Indonesia still has many limitations in solving problems, especially related to
transnational crime in terms of narcotics. Thus, Indonesia through the National Narcotics Agency (BNN)
formed a partnership with UNODC to eradicate narcotics abuse. However, in the midst of the
collaborative process, it certainly encountered many problems, mainly due to differences in opinions
and interests of each party. This research also aims to get a picture of the process and program of
cooperation undertaken by BNN and UNODC in tackling narcotics abuse, obtain an overview and
explanation of the implementation of the collaboration carried out as well as find out and get an overview
of the progress and obstacles in the process if cooperation. The author uses a qualitative research
approach in the form of journals, print or online media including official sites and previous studies as
well as descriptive research methods by providing an overview of the research data obtained and
conducting a deeper analysis related to the research results that have been obtained. From the results of
the research that has been done, it shows that the collaboration carried out by BNN and UNODC in the
process and its implementation has been in line with the agreed functions and objectives despite a
number of obstacles, but progress is also felt through such cooperation.
Keywords: Cooperation, Liberalism, Narcotics abuse, Transnational Organized Crime, International
Law and Non-Traditional Security
BO

34

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

Latar Belakang menangani dan memberantas berbagai


Semua negara termasuk lembaga macam penyalahgunaan dan peredaran gelap
maupun organisasi yang ada di dunia tidak narkotika ke Indonesia. Namun, seiring
terlepas dari adanya kegiatan kerja sama, dengan berjalannya waktu, suatu lembaga
perlu menjalin hubungan kerja sama dengan
meskipun pada hakikatnya negara-negara lembaga lainnya. Dalam hal ini, BNN
tersebut telah merdeka dan memiliki menjalin kerja sama dengan lembaga
kebebasan untuk berdiri sendiri tanpa ikatan internasional yang bernama United Nations
dari pihak manapun. Kerja sama yang Office on Drugs and Crime (UNODC) yang
terjalin dapat berasal dari dalam atau luar diharapkan dapat membawa dampak positif
negara itu sendiri. Sebagai negara yang bagi kedua belah pihak dan tentunya
masih terus berkembang, Indonesia memiliki membantu memaksimalkan kinerja BNN
banyak masalah sosial yang bersifat internal dalam memberantas penyalahgunaan
maupun berhubungan dengan luar negara narkotika di Indonesia.
Indonesia. (Bagus, 2016) masalah sosial Rumusan Masalah
yang dihadapi yang berkaitan dengan Terkait dengan pembahasan penelitian, maka
ketimpangan sosial seperti radikalisme, rumusan masalah yang tepat yakni mencakup
human trafficking baik dalam skala nasional tiga pertanyaan penelitian, yang pertama
maupun internasional dan sejumlah mengenai seperti apa bentuk kerja sama yang
kejahatan lintas negara (transnational crime) dilakukan oleh BNN dengan UNODC dalam
seperti penyelundupan barang ke Indonesia, menanggulangi penyalahgunaan narkotika di
illegal fishing di perairan Indonesia, Indonesia, kemudian bagaimana kerja sama
terorisme serta narkotika. Peredaran gelap tersebut diimplementasikan di Indonesia
narkotika serta penyalahgunaannya ternyata serta hambatan dan kemajuan apa saja yang
setiap tahun semakin meningkat sehingga dihadapi dalam menjalin kerja sama tersebut
menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan bagaimana cara mengatasinya.
Indonesia.
Menurut Mei (2014) terkait dengan Tinjauan Pustaka
meningkatnya jumlah penyalahgunaan Terkait dengan topik penelitian, penulis
narkotika di Indonesia, diketahui pada tahun menemukan sejumlah studi kepustakaan
2012 jumlah kasus narkotika yakni 17.702 berupa book review maupun jurnal review
kasus dan meliputi sebanyak 4,5 juta jiwa. sebelumnya yang akan dikelompokkan
Pengguna tersebut kebanyakan berasal dari kedalam empat ruang lingkup yang meliputi
kalangan generasi muda yakni pelajar dan latar belakang BNN dan UNODC, kerjasama
mahasiswa. Radja (2013) mengatakan bilateral Indonesia dengan negara lain dalam
bahwa, pada tahun 2013 jumlah kasus memberantas narkotika, dinamika kerja sama
narkotika yang berhasil diungkap terdapat BNN dengan UNODC sebelumnya dan
sebanyak 32.470 kasus. Lalu, jumlah kasus diplomasi Indonesia dengan negara lain
narkotika yang terjadi sepanjang tahun 2014 terkait dengan pemberantasan kasus
terdapat 18.788 kasus. (Tribun, 2018) narkotika.
kemudian, pada tahun 2015 jumlah kasus Letak geografis Indonesia yang
narkotika yang berhasil diungkap yakni mendukung serta meningkatnya kejahatan
sebanyak 638 kasus, tahun 2016 sebanyak terhadap narkotika membuat Indonesia
868 kasus dan tahun 2018 sebanyak 914 sangat rentan menjadi lokasi penyelundupan
kasus. Dalam upaya membendung isu maupun penyalahgunaan narkotika. Oleh
narkotika, pemerintah Indonesia membentuk karena itu, latar belakang pemerintah
suatu badan yang dinamakan Badan Indonesia membentuk Badan Narkotika
Narkotika Nasional (BNN) yang secara Nasional atau yang disebut sebagai BNN
khusus memiliki tugas dan fungsi untuk yakni bertujuan untuk mencegah serta
35

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

menanggulangi penyalahgunaan, efektif karena masih ditemukan adanya unsur


perdagangan dan penyelundupan narkotika kepentingan dari masing-masing pihak.
di Indonesia. Kemudian, berbicara mengenai Penelitian yang dilakukan Dyartha
United Nations Office on Drugs and Crime, Nungraheni (2016) yang berjudul
(UNODC) sendiri didirikan pada tahun 1997 “Kerjasama BNN dan UNODC Terkait
yang merupakan suatu bentuk penggabungan Penanggulangan Perdagangan Gelap
antara Program Pengendalian Narkotika Narkoba dari Iran ke Indonesia (2009-
PBB dan Pusat Pencegahan Kejahatan 2013)”, menyimpulkan bahwa kerja sama
Internasional. UNODC memiliki tugas dan tersebut dapat dikatakan cukup mengalami
fungsi untuk membantu negara-negara keberhasilan melalui adanya program-
anggota dalam upaya mereka untuk melawan program yang dibentuk oleh UNODC tetapi
kejahatan transnasional, korupsi, narkotika jumlah kasus narkotika belum sepenuhnya
dan terorisme. Oleh karena itu, Badan mengalami penurunan yang signifikan.
Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama Terkait diplomasi Indonesia dengan
dengan UNODC yang merupakan organisasi negara lain mengenai pemberantasan kasus
yang berada di bawah pengawasan PBB narkotika, berdasarkan penelitian yang
untuk dapat mengurangi tingkat berjudul “Diplomasi Australia dengan
penyalahgunaan narkotika bahkan Pemerintah Indonesia dalam Melakukan
memberantas semua upaya penyelundupan Pemberian Grasi Terhadap Terpidana
narkotika ilegal ke Indonesia melalui Narkoba (Dalam Kasus: Schapelle Leigh
sejumlah program kegiatan yang telah Corby) Tahun 2009-2014” oleh Hasna
diajukan oleh UNODC. (2015) terkait kasus seorang warga negara
Berdasarkan tulisan yang berjudul Australia yang tertangkap melakukan
“Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan penyelundupan narkotika di salah satu
Penyalahgunaan Narkoba (Indonesia: Facing bandar udara yang terdapat di Indonesia,
Illicit Drug Abuse Challenges)” oleh memberikan dampak positif tersendiri bagi
Irwanto, isu mengenai penyalahgunaan Indonesia. Dalam kasus ini pemerintah
narkotika di Indonesia semakin memburuk. Indonesia memberikan grasi (hak yang
Pasalnya, menurut data yang didapat dari dimiliki oleh pemerintah untuk melakukan
Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam pengurangan terhadap suatu hukuman)
periode selama tujuh tahun, tingkat kepada pelaku tersebut. Dengan
penangkapan oknum yang melakukan drugs dilakukannya grasi tersebut, Indonesia secara
trafficking ke Indonesia meningkat hampir tidak langsung berdiplomasi dengan
sepuluh kali lipat. Irwanto mengatakan Australia melalui pemberian grasi yang
bahwa, melalui hal ini informasi tersebut dianggap dapat meningkatkan relasi antar
juga menunjukkan bahwa Indonesia negara dan sebagai suatu alat dalam
dianggap sebagai tujuan pasar kartel menghadapi perkembangan politik di
narkotika internasional. wilayah Pasifik Selatan nantinya.
Dilihat dari aspek kerja sama bilateral Teori Liberalisme
Indonesia dengan negara lain dalam Penelitian ini didasari teori Liberalisme.
memberantas narkotika, menurut Wicaksono Fadlinnisa (2013) mengatakan bahwa teori
(2017) dalam jurnal penelitiannya yang liberalisme memiliki pemahaman bahwa
berjudul “Kerjasama Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk mencapai perdamaian
dan Belanda dalam Pencegahan antar negara-negara di dunia, maka
Penyelundupan Narkotika”, terkait dengan diperlukan adanya kerja sama yang saling
upaya kerja sama Indonesia dengan Belanda menguntungkan bagi kedua belah pihak.
dalam mencegah penyelundupan narkotika, Liberalisme memandang kerjasama sebagai
dalam implementasinya di nilai kurang instrumen yang tepat dalam menciptakan
perdamaian. Teori ini juga melihat bahwa
36

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

manusia pada hakikatnya adalah makhluk kerangka hukum yang mengatur perilaku
sosial yang berkembang dan kooperatif antar negara, hukum internasional juga
antara satu sama lainnya sehingga tidak sulit berfungsi untuk memberikan sanksi bagi
untuk membangun hubungan kerjasama. segala bentuk pelanggaran kejahatan
(Hadiwinata, 2017) Berangkat dari hal khususnya kejahatan lintas negara. Hukum
tersebut, pemahaman liberalisme memiliki internasional sangat terkait dengan
pengaruh penting dalam mendorong terciptanya keamanan karena, jika hukum
terjadinya kerjasama yang bersifat win-win internasional dapat berjalan dengan efektif
solution. maka hal itu menjadi salah satu faktor
pendukung terciptanya keamanan dunia.
Konsep Badan Narkotika Nasional (BNN) Konsep keamanan dibagi menjadi dua yakni
Badan Narkotika Nasional atau yang sering keamanan tradisional dan keamanan non-
disebut BNN dibentuk oleh pemerintah tradisional. Menurut Uni (2013), dalam
Indonesia pada tahun 2002, hal ini konsep keamanan tradisional, negara
merupakan salah satu upaya dari pemerintah menempati posisi utama (state centered),
Indonesia sendiri untuk mengatasi isu terkait keamanan negara dapat terjamin dengan
drugs trafficking di Indonesia yang tidak adanya kekuatan militer yang mumpuni.
kunjung berkesudahan. BNN merupakan Ancaman dari keamanan tradisional
lembaga resmi yang bersifat non- berkaitan dengan konflik antar negara dan
kementerian dibawah pemerintah Indonesia perang seperti Perang Dingin yang terjadi
yang secara khusus dibentuk untuk antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet,
mencegah, menangani dan memberantas serta isu lain seperti balance of power,
berbagai penyalahgunaan dan upaya nuclear deterrence dan military strategy.
perdagangan serta peredaran gelap narkotika Sedangkan, konsep keamanan non-
ke Indonesia serta berwenang melakukan tradisional melihat bahwa ancaman
penyelidikan dan penyidikan. keamanan tidak muncul dari suatu negara
melainkan aktor non-negara (non-state
Konsep Transnational Crime actor) seperti Multinational Corporations
Menurut Ministry of Foreign Affair of the (MNCs), Intergovernmental Organizations
Republic of Indonesia (2019), transnational (IGOs) seperti ASEAN dan PBB serta isu
crime merupakan sebuah bentuk kejahatan seperti perubahan iklim, terorisme, human
yang mengancam keamanan dan trafficking, penyelundupan manusia,
kesejahteraan global karena melibatkan lebih keamanan energi, lingkungan hidup, migrasi
dari satu negara. Kejahatan transnasional internasional dan narkotika (Athiqah, 2015).
atau transnational crime biasanya dilakukan Terkait dengan topik penelitian,
oleh kelompok kejahatan terorganisir. penyalahgunaan narkotika tentu menjadi
salah satu pemicu sekaligus ancaman yang
Konsep Hukum dan Keamanan Non- dapat melemahkan fungsi tatanan sosial dan
Tradisional keamanan negara khususnya Indonesia.
Hukum dan keamanan secara tidak langsung Dilansir dari Liputan6 (2018), narkotika
saling terkait satu dengan yang lainnya. menyebabkan situasi nasional yang tidak
Hukum internasional mengatur segala kondusif, berpengaruh terhadap lingkungan
kegiatan yang berskala internasional yang sosial melalui pengaruh yang diberikan oleh
berhubungan dan berdampak kepada narkotika terhadap kondisi mental dan
masyarakat luas. Dalam kaitannya dengan psikologis pengguna serta meningkatnya
topik penelitian, menurut Hikmahanto, angka kematian. Penyalahgunaan narkotika
hukum internasional sangat penting serta juga termasuk ke dalam salah satu isu
berfungsi dalam menciptakan dan keamanan non-tradisional yang disebabkan
melindungi perdamaian dunia serta sebagai
37

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

oleh non-state actor yakni para pengedar Melalui hasil penelitian yang telah diuraikan,
narkotika atau gembong narkoba. dapat dikatakan bahwa bentuk kerja sama
Pendekatan Penelitian yang dilakukan oleh BNN dengan UNODC
Pendekatan penelitian umumnya terbagi ke secara langsung mencerminkan perwujudan
dalam dua jenis yakni pendekatan kualitatif dari teori liberalisme karena BNN sebagai
dan kuantitatif. Menurut Neuman (2014), salah satu lembaga nasional Indonesia dalam
data kuantitatif berupa data yang ditemukan hal memberantas narkotika memiliki
dalam bentuk angka sedangkan penelitian kebebasan dan wewenang untuk dapat
dengan menggunakan data kualitatif yakni menjalin kerja sama dengan instansi maupun
menemukan data dalam bentuk non-numerik organisasi di tingkat nasional maupun
atau tanpa statistik seperti dokumen yang internasional termasuk menjalin kerja sama
berisikan tulisan atau teks dan sebagainya. dan menerima bantuan yang diberikan oleh
Pendekatan yang dipilih oleh penulis juga UNODC. Di samping itu, kerja sama tersebut
terkait dengan isu atau topik yang akan juga menghasilkan keuntungan bagi kedua
dibahas oleh penulis dimana data yang belah pihak (bersifat win-win solution),
dibutuhkan memerlukan informasi tertulis keuntungan yang didapatkan oleh BNN
yang bersifat verbal. Dengan menggunakan selaku lembaga khusus yang dibentuk
pendekatan kualitatif, data yang diperoleh langsung oleh pemerintah Indonesia merasa
yakni berupa soft data seperti dokumen, sangat terbantu dengan kehadiran UNODC
media cetak, jurnal, data atau studi karena semakin memudahkan dan
sebelumnya dan sebagainya. memaksimalkan efektivitas kerja BNN.
Kerja sama tersebut juga dinilai relevan
Kerja Sama BNN dan UNODC dengan konsep kerja sama yang telah
Bentuk-bentuk kerja sama yang dilakukan dijelaskan, dimana kerja sama khususnya
oleh BNN dengan UNODC antara lain, dalam tingkat internasional tidak hanya
pertama mengadakan program pelatihan terjadi antar sesama negara saja namun dapat
yang ditujukkan bagi para aparat penegak terjalin antar sesama non-state actor yakni
hukum di Indonesia, kedua, BNN secara BNN selaku organisasi pemerintah non
khusus bekerjasama dengan UNODC dalam kementerian dengan UNODC yang
mengadakan program Intervensi Ketahanan merupakan organisasi internasional dibawah
Keluarga Anti Narkoba. Ketiga, BNN pengawasan PBB yang secara khusus berdiri
bekerja sama dengan UNODC dengan untuk melawan drugs trafficking, terorisme
mengambil langkah inisiatif di bidang dan kejahatan transnasional lainnya. Kerja
pencegahan berbasis ilmu pengetahuan yang sama tersebut juga berkaitan erat dengan
merupakan fokus utama dari BNN yakni konsep transnational organized crime
terkait dengan upaya pencegahan. Keempat, karena narkotika merupakan salah satu
UNODC juga menyediakan dukungan kejahatan serius yang melintas dan
berupa bantuan teknis dan saran melalui melibatkan lebih dari satu negara. Kemudian,
adanya UNODC Indonesia Office tepatnya di terkait dengan konsep hukum internasional
Jakarta mengenai permasalahan narkotika dan keamanan non-tradisional, UNODC
yang membutuhkan keahlian khusus dari selaku organisasi internasional yang bertugas
UNODC. Kelima, UNODC juga membuat memelihara perdamaian dunia terkait dengan
laporan dan analisis terkait dengan program- isu transnational crime dalam kenyataannya
program yang dilakukan bersama dengan juga membantu dan mendorong pemerintah
BNN dalam menanggulangi penyalahgunaan Indonesia dan BNN dengan membuat
narkotika, sehingga proses dan hasil dari rancangan kerja atau program kerja yang
program tersebut dapat terlihat lebih berpedoman pada UNTOC yang mengatur
transparan. mengenai penanganan kejahatan lintas
negara.
38

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

Implementasi Kerja Sama BNN dan dilakukan oleh UNODC tertuang ke dalam
UNODC di Indonesia laporan tahunan atau UNODC Annual
Implementasi program pelatihan bagi aparat Report, UNODC Indonesia Office juga
hukum yang diselenggarakan oleh BNN dan merilis World Drug Report untuk pemerintah
UNODC dilaksanakan di Sumatera Utara Indonesia.
dan Yogyakarta memiliki tujuan untuk Melalui hasil penelitian diatas dapat
menanamkan persepsi yang sama antara para diperoleh gambaran bahwa, implementasi
penegak hukum dalam menangani kasus dari kerja sama antara BNN dengan UNODC
narkotika sehingga diharapkan agar telah nampak dalam bentuk berbagai
pelaksanaan di lapangan tidak menemui program seperti seminar, pelatihan, program
kendala, tidak hanya mengenai rehabilitasi pencegahan, bantuan teknis dan saran serta
namun juga dalam mengetahui jaringan dukungan dana yang diberikan.
narkotika. Implementasi kerja sama BNN dan UNODC
Implementasi dari program Intervensi dapat dikatakan cukup relevan dengan teori
Ketahanan Keluarga Anti Narkoba yang liberalisme dan konsep kerja sama. Dilihat
dilaksanakan di daerah Jawa Barat juga dari implementasinya, kerja sama tersebut
berhasil dilakukan dilihat dari tahapan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
monitoring dan evaluasi yang dilakukan. program yang telah dicanangkan. Dalam
Program ini juga melibatkan pemerhati dari konsep kerja sama, ditengah-tengah
P4GN (Pencegahan Pemberantasan prosesnya dalam mengimplementasikan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap segala bentuk kegiatan, program tersebut
Narkotika). juga mendapat dukungan langsung dari
Implementasi dari program pencegahan yang pemerintah Indonesia, Mahkamah Agung,
berbasis ilmu pengetahuan ini berhasil POLRI, PBB atau United Nations, Kantor
didukung oleh pemerintah dengan beserta Anggota UNODC yang ada di
mengimplementasikan pilot model Indonesia serta Kepala BNN yang juga turut
pengalihan ke dalam perawatan atau masa memberikan dukungan melalui keikutsertaan
percobaan sebagai langkah alternatif dan kehadirannya di dalam beberapa
hukuman penjara terhadap pengguna kegiatan. Konsep mengenai Badan Narkotika
narkotika khususnya di Jakarta dan di Nasional (BNN) dalam implementasinya
Makassar. dapat dikatakan telah sejalan sesuai fungsi
Selanjutnya, terkait dengan pemberian serta tanggungjawabnya dalam memberantas
bantuan teknis dan saran, UNODC kejahatan narkotika di Indonesia. Terkait
mengimplementasikan program yang dengan konsep transnational organized
dinamakan “Promoting Alternatives to crime, melalui pembentukkan kerja sama dan
Incarceration for Convicted Drug Users, implementasi dari kerja sama antara BNN
including Rehabilitation and Probation”. dan UNODC juga menunjukkan adanya
UNODC juga berfungsi sebagai alat peran dan keterlibatan langsung dalam upaya
penghubung antara masyarakat sipil seperti mengatasi kejahatan lintas negara khususnya
Persaudaraan Korban Napza Indonesia mengenai kejahatan narkotika.
(Indonesian Drug Users Network) dan Ikatan Kemajuan dan Hambatan Kerja Sama
Konselor Adiksi Indonesia (Indonesia BNN dan UNODC di Indonesia
Counsellor Addiction Association) dengan Berdasarkan hasil evaluasi yang telah
lembaga pemerintah seperti BNN. BNN diterbitkan oleh United Nations Office on
akhirnya mengadopsi Standar Pencegahan Drugs and Crime terkait dengan
Penyalahgunaan Narkotika yang dirilis oleh implementasi program kerja sama BNN
UNODC. dengan UNODC dalam mengatasi masalah
(UNODC, 2016) Implementasi dari narkotika di Indonesia tentunya mengalami
pembuatan laporan dan analisis yang kemajuan dan hambatan dalam prosesnya.
39

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

Kemajuan yang dirasakan dari adanya kerja memerlukan koordinasi agar menjadi lebih
sama ini yang pertama adalah, upaya untuk efektif.
melakukan peningkatan pengetahuan bagi Keempat, kurangnya perwakilan dari
organisasi masyarakat dan bantuan hukum Law Enforcement Agencies (LEA) dalam
mengenai hukum narkotika khususnya menghadiri lokakarya juga menjadi salah
mengenai strategi rehabilitasi. satu penghambat yang akan menurunkan
Kedua, kegiatan seminar dan efektivitas kegiatan.
sosialisasi bersama dengan Mahkamah
Agung mengenai arahan untuk melakukan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pengobatan atau rehabilitasi bagi para dijabarkan, dapat dikatakan bahwa kemajuan
pengguna narkotika telah berjalan dan dan hambatan terhadap kerja sama yang
dilakukan pada akhir tahun 2015 dengan dilakukan oleh BNN dan UNODC
melibatkan lembaga nasional seperti POLRI, menunjukkan bahwa adanya proses dan
Jaksa, Hakim serta BNN di tingkat provinsi perkembangan di dalam menjalankan suatu
(UNODC, 2017). kerja sama. Jika dikaitkan dengan teori
Ketiga, peraturan, kebijakan dan liberalisme, di dalam proses kerja sama
prosedur dalam rangka mengarahkan tentunya terdapat hasil yang positif ataupun
pengguna narkotika kepada pengobatan negatif. Lalu, dalam konsep kerja sama juga
(treatment) atau rehabilitasi semakin nampak bahwa dalam menjalin kerja sama,
dikembangkan dan meningkat (Badan ditengah prosesnya tentu terdapat sejumlah
Narkotika Nasional Republik Indonesia, hambatan, tidak ada kerja sama yang tidak
2014). mengalami hambatan karena masing-masing
Keempat, mengembangkan strategi pihak tentunya memiliki pendapat dan
informasi, edukasi dan komunikasi dalam kepentingan yang berbeda. Hal terpenting
mempromosikan dan mensosialisasikan dalam menjalin suatu kerja sama adalah
mekanisme untuk mengarahkan pengguna bagaimana masing-masing pihak dapat
narkotika ke pengobatan. mengatasi dan mencari jalan keluar bagi
Kelima, menyediakan mekanisme dan hambatan tersebut. Dalam konsep
bantuan hukum bagi pengguna narkotika, transnational crime, kejahatan narkotika
melakukan lokakarya atau workshop untuk tentunya termasuk kedalam kejahatan lintas
melakukan peningkatan kapasitas lembaga negara, oleh karena itu dalam kerja sama nya,
bantuan hukum dalam melakukan bantuan peran serta fungsi BNN dan UNODC
hukum bagi para pengguna. semakin diperkuat melalui pembentukkan
Kemudian, hambatan yang dihadapi dan peningkatan kerja sama dengan
antara lain yang pertama, BNN sebagai mitra organisasi lain seperti membentuk south to
strategis dan mitra utama UNODC south regional cooperation dalam
khususnya di Indonesia beberapa kali memerangi kejahatan lintas negara di
mengajukan permintaan untuk menunda wilayah Asia Tenggara.
beberapa kegiatan, sehingga beberapa
kegiatan seperti lokakarya yang Kesimpulan
direncanakan harus ditunda. Dalam upaya menjaga stabilitas keamanan
Kedua yakni, keterlibatan dari panitia nasional Indonesia, BNN selaku lembaga
acara dalam program dinilai kurang efisien negara utama sekaligus perwakilan
karena adanya perubahan personil di hampir Indonesia yang bertugas untuk memberantas
setiap pertemuan. narkotika dalam realitanya tidak dapat
Ketiga, kurangnya komunikasi dan bekerja seorang diri. BNN memerlukan
koordinasi lebih lanjut antar organisasi mitra, adanya dukungan dan bantuan dari pihak lain
sedangkan banyak kegiatan yang yang dapat membuat kinerja BNN semakin
lebih maksimal. Tidak hanya dukungan dan
40

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

bantuan yang diberikan secara internal saja, Selanjutnya, terkait dengan pertanyaan
tetapi BNN memerlukan adanya penelitian ketiga atau terakhir mengenai
pembentukkan kerja sama secara eksternal. kemajuan dan hambatan kerja sama BNN
Oleh karena itu, BNN bersama-sama dengan dan UNODC, tentunya dalam menjalin
lembaga nasional lainnya menandatangani sebuah kerja sama terdapat perbedaan
nota kesepahaman (MoU) dengan United pendapat serta kepentingan di dalamnya.
Nations Office on Drugs and Crime. Kemajuan yang paling dirasakan dari adanya
kerja sama tersebut yakni meningkatnya
Terkait pertanyaan penelitian pertama angka pengobatan atau rehabilitasi terhadap
mengenai bentuk kerja sama yang dilakukan pengguna narkotika, masyarakat dan
oleh BNN dan UNODC dalam lembaga negara semakin diberikan
menanggulangi penyalahgunaan narkotika di pemahaman mengenai bahaya pengguna
Indonesia, hasil penelitian menujukkan narkotika dan bagaimana menghadapi
bahwa kerja sama yang dilakukan pengguna dan pengedar narkotika, program
berdasarkan kepada program yang pencegahan melalui edukasi di universitas
dicanangkan oleh UNODC yang bertujuan dan sekolah juga telah dilakukan serta
untuk memperkuat peraturan pemerintah peningkatan kerja sama secara regional juga
dalam Undang Undang No. 35 Tahun 2009 dilakukan. Terkait dengan hambatan, BNN
terkait narkotika. Program yang dilakukan dan UNODC dalam proses kerja sama nya
berupa program pelatihan, program tentu mengalami hal tersebut, hambatan yang
intervensi ketahanan keluarga anti narkoba, sering dijumpai yaitu mengenai penundaan
program yang bersifat preventif atau pelaksanaan program oleh BNN, kurangnya
pencegahan, bantuan teknis dan saran, koordinasi antara BNN dengan UNODC
bantaun dana serta pembuatan laporan dan serta lembaga lain yang terlibat dan
analisis. hambatan khusus yang dialami oleh BNN.
Kemudian, terkait dengan penelitian kedua Namun, hal tersebut dapat teratasi karena
mengenai implementasi kerja sama BNN dan adanya sikap profesionalisme dan pengertian
UNODC di Indonesia, dapat dikatakan dari kedua belah pihak untuk tetap
bahwa kerja sama tersebut dapat terlihat dari melaksanakan program tersebut sehingga
sejumlah program yang telah dijalankan dan dapat tercapai tujuan bersama.
diimplementasikan di Indonesia.

41

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

References
Asmalsyah, S., & Radja, A. M. (2016, December 29). Strategi terintegrasi BNN untuk perang
melawan narkoba. Retrieved from https://www.antaranews.com/berita/603985/strategi-
terintegrasi-bnn-untuk-perang-melawan-narkoba
Athiqah, A. (2015). Politik luar negeri indonesia dan isu keamanan non-tradisional. Peneliti
Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 12(2).
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2014). Catatan Kepala BNN di Sela-Sela
Sidang CND Wina. Jakarta, Indonesia: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Profil Badan Narkotika Nasional. Jakarta,
Indonesia: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Channing, M., & Clough, C. (2017). Transnational crime and the developing world. Global
Financial Integrity.
Deni, R. (2018, December 20). Ungkap 914 kasus, BNN identifikasi 83 jaringan sindikat
narkoba sepanjang 2018. Retrieved from
https://www.tribunnews.com/nasional/2018/12/20/ungkap-914-kasus-bnn-identifikasi-
83-jaringan-sindikat-narkoba-sepanjang-2018
Djamba, Y. K., & Neuman, W. L. (2002). Social research methods: Qualitative and quantitative
approaches. Teaching Sociology, 30(3), 380. https://doi.org/10.2307/3211488
Fadlinnisa. (2013). Implementasi perspektif liberalisme, realisme dan konstruktivisme terhadap
keberadaan BRICS sebagai forum kerjasama ekonomi negara-negara emerging
economies periode 2009-2013.
Hadiwinata, B. S. (2017). Studi dan teori hubungan internasional: arus utama, alternatif dan
reflektivis. Jakarta, Indonesia: Yayasan Pustaka Obor.
Hasna, L. (2015). Diplomasi Australia-Indonesia dalam pemberian grasi terhadap terpidana
kasus narkoba (Schapelle Leigh Corby) tahun 2009-2014.
Hikmahanto, J. Hukum Internasional Sebagai Instrumen Politik: Beberapa Pengalaman
Indonesia Sebagai Studi Kasus.
Hossein, N. (2015). Qualitative and descriptive research: Data type versus data analysis.
Language Teaching Research, 19(2), https://doi.org/10.1177/1362168815572747
Irwanto. (2006). Indonesia: Facing illicit drug abuse challenges. Crawford School of Public
Policy, Development Studies Network: Illicit Drugs and Development No. 69. Retrieved
from https://crawford.anu.edu.au/rmap/devnet/devnet/db-69.pdf
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2019). Isu khusus: Kejahatan lintas
negara. Jakarta, Indonesia: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Kurniawan, B. (2016, September 7). Mendagri: Ada Lima Ancaman Internal Bangsa
Indonesia. Retrieved from https://news.detik.com/berita/d-3293165/mendagri-ada-lima-
ancaman-internal-bangsa-indonesia?_ga=2.108476034.1610764315.1591384749-
1842533915.1586273574
Mei, G. (2014, January 26). BNN: Pengguna narkotika di Indonesia tahun 2012 capai 4,5, juta
jiwa. Detik News.
Miguel, S., Khamis, A., & Kamel. M. S. (2016). Cooperation: Concepts and general
typology. 2006 IEEE International Conference on Systems, Man and Cybernetics, 1499-
1505. https://doi.org/10.1109/ICSMC.2006.384929
Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. (2019). Transnational crime. Jakarta,
Indonesia: Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia.
Nungraheni, D. A. (2016). Kerja sama badan narkotika nasional dengan United Nations office
on drugs and crime dalam menanggulangi perdagangan gelap narkoba dari Iran ke
Indonesia (2009-2013). Journal of International Relations, 2(3).
42

Verity – UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University
Rahayu, J. T., & Radja, A. M. (2013, December 27). Jumlah kasus narkoba hampir 32.500
sepanjang 2013. Retrieved from https://www.antaranews.com/berita/411384/jumlah-
kasus-narkoba-hampir-32500-sepanjang-2013
Sebastian, P. (2014). A conceptual overview: International cooperation and
development. German Development Institute.
Uni, S. (2013). Memahami keamanan tradisional dan non-tradisional di selat Malaka: isu-isu
dan interaksi antar aktor. Interdependence Jurnal Hubungan Internasional, 1(1).
United Nations Office on Drugs and Crime. (2012). UNODC Indonesia Country Programme
Launched.
United Nations Office on Drugs and Crime. (2016). Briefing in Indonesia for Release of
UNODC World Drug Report 2016.
United Nations Office on Drugs and Crime. (N.d.) About UNODC.
United Nations Office on Drugs and Crime. (N.d.). Country Programme Indonesia (2012-
2015).
United Nations Office on Drugs and Crime. (2017). Promoting Alternatives to Incarceration
for Convicted Drug Users, including Rehabilitation and Probation. (Forming part of the
Sub-Programme 5 on Drugs and HIV of the Indonesia Country Programme 2012-2016:
Table of progress and gap between planned and achieved results).
United Nations Office on Drugs and Crime. (N.d.) Indonesia Office (Overview).
Wicaksono, M. A. (2017). Kerjasama Indonesia Belanda dalam Pencegahan Penyelundupan
Narkotika. Journal of International Relations, 3(4).

43

Anda mungkin juga menyukai