Anda di halaman 1dari 6

1

EFEKTIVITAS PENANGANAN BADAN NARKOTIKA


NASIONAL KOTA PALU DALAM PEMBERANTASAN
PEREDARAN NARKOTIKA

SEMINAR SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Strata Satu (S1) Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Tadulako

Oleh :

NOVITA JILIAN STEFNI KOPE


D 101 20 686

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2022
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Narkotika merupakan hal yang bermanfaat di bidang pengobatan atau

pelayanan kesehatan serta pengembangan ilmu pengetahuan. Narkotika merupakan

obat yang diperlukan dalam dunia pengobatan, demikian juga dalam bidang penelitian

untuk tujuan pendidikan, pengembangan ilmu dan penerapannhya. Meskipun ada

bahayanya, namun masih dapat dibenarkan penggunaan narkotika untuk kepentingan

pengobatan dan tujuan ilmu pengetahuan.1 Namun, dapat pula menimbulkan

ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalah gunakan atau digunakan tanpa

pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama. 2 Narkotika merupakan sejenis

zat yang apabila disalahgunakan akan membawa efek dan pengaruh tertentu pada

tubuh atau psikis si pemakai seperti mempengaruhi kesadaran dan perilaku.

Pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa penenang, perangsang, serta

menimbulkan rasa berhalusinasi. 3 Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika

dan obat-obatan pada kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin

meresahkan. Persoalan yang sangat penting kiranya untuk membahas mengenai isu

penyalahgunaan narkotika yang dari dulu dirasa tidak pernah berkesudahan.

Sebagaimana kita pahami bersama bahwa banyak generasi muda bangsa Indonesia

yang gerak kehidupannya telah dipangaruhi oleh narkotika yang seharusnya menjadi

1
Andi Hamza. Perkembangan Hukum Pidana Khusus (Jakarta:PT Renika Cipta, 1991)., hlm 60
2
Siswanto. Politik Hukum Dalam Undang-Undang Narkotika (UU Nomor 35 Tahun 2009). Jakarta.
Rineka Cipta. 2008 hlm. 1-2.
3
Soedjono. Narkotika dan Remaja. Bandung: Penerbit Alumni, 1985 hal. 1.
3

suata barang yang kaya akan manfaat positif bilamana digunakan dalam berbagai

aspek keperluan pengobatan dan pengetahuan.

Penegakan hukum terhadap tindak pidana narkotika bagi masyarakat

internasional merupakan kensekuensi logis yang di laksanakan, mengingat

perkembangan tindak pidana narkotika sudah melanda ke seluruh wilayah dan


4
intensitasnya cenderung selalu meningkat dan membahayakan. Penyalahgunaan

narkotika telah menjadi isu global. Sekitar 17 tahun yang lalu, dalam sidang umum

International Criminal Police Organization (ICPO) yang ke-66 pada tahun1997 di

india yang diikutiseluruh anggota yang berjumlah 177 negara dari Benua Amerika,

Asia, Eropa, Afrika dan Australia. Indonesia masuk dalam daftar tertinggi negara-

negara yang menjadi sasaran peredaran obat-obatan terlarang narkotika yang

disejajarkan dengan Jepang, Thailand, Malaysia, Filiphina, dan Hongkong.Pada sidang

tersebut diungkapkan juga bahwa narkotika khususnya jenis ekstasi yang semulanya

hanya popular di Eropa terutama di negara Belanda, sekarang telah meluas ke seluruh

dunia termasuk Indonesia.5

Posisi Indonesia yang berada pada posisi silang antara Benua Asia dan

Australia serta antara Samudra Pasifik dan Hindia, Juga sebagai negara yang memiliki

sejumlah pulau besar dan garis pantai yang panjang menyebabkan Indonesia menjadi

sasaran peredaran narkotika. Kondisi ini ditambah dengan jumlah penduduk yang

besar, mencapai kurang lebih 237 juta jiwa lebih dengan 40% diantaranya adalah

generasi muda yang merupakan kelompok rentan bagi penyalahguna narkoba. Banyak

pintu masuk (entry point) yang masih kurang terawasi terutama bandara dan

4
Koesno Adi. Diversi Tindak Pidana Narkotika Anak. Malang: Satara Press, 2015. hlm 6
5
Moh. Taufik Makaro, dkk. Tindak Pidana Narkotika. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003 hlm. 2.
4

pelabuhan peti kemas serta pelanuhan gelap menambah suram jalur penyelundupan

narkotika di Indonesia.

Penyalahgunaan narkotika di Indonesia dewasa ini telah menambah

keseluruhan wilayah RI, bahkan tidak ada satu kabupaten/kota yang berani

menyatakan terbebas dari penyalahgunaan narkotika dan peredaran gelap narkotika.

Penyalahgunaan narkotika tersebar keseluruh lingkungan kehidupan, baik di

lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, dan lingkungan permukiman. 6

Saat ini, penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah sangat merajelala. Hal

ini terlihat dengan semakin banyaknya penyalahgunaan dan peredaran narkotika dari

semua kalangan yang terus meningkat. Sekarang, Indonesia tidak lagi sekedar menjadi

wilayah transit atau wilayah pemasarannarkotika atapun zat-zat adiktif lainnya, tetapi

telah menjadi produsen dan eksportif obat-obatan terlarang. Hal ini terungkap dari

penggerebekan pabrik shabu-shabu terbesar di dunia tepatnya di Bogor pada Tahun

2004, kemudia pada Tahun 2005 dan 2007 di Surabaya, bahkan pada Tahun 2013

telah ditemukan adanya pabrik narkotika di dalam Lembaga Permasyarakatan

Cipinang. 7

Jumlah penyalahgunaan narkotika di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu

kewaktu. Hasil penelitian Tahun 2008 jumlah penyalahgunaan narkotika mencapai

3.362.527 orang. Kemudia tahun 2011 menjadi 3.826.974 orang dan di tahun 2015

prevelensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia

6
Achamad Ali. Menguak Realitas Hukum.”Rampai Kolam & Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum”. Edisi
Pertama Catatan Kedua. (Jakarta: Prenada Media Group, 2010). hlm 72
7
Wahyu Aji, Puslabfor Polri Pastikan Ada Pabrik Sabu di Lapas Cipinang,
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/07/puslabfor-polri-pastikan-ada-pabrik- sabu-di-lapas-
cipinang. Diakses pada tanggal 5 maret 2021, pada pukul 19.42 WITA.
5

Berdasarkan realistis tersebut terdapatkecenderungan bahwa telah terjadi

peningkatan penyalahgunaan narkotika di Kota Palu. Berdasarkan uraian latar

belakang diatas , penulis tertarik untuk menyusun sebuah tugas akhir yang berjudul

“EFEKTIVITAS PENANGANAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA

PALU DALAM PEMBERANTASAN PEREDARAN NARKOTIKA”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penyusunan tugas akhir ini penulis merumuskan masalah

ke dalam beberapa bentuk kalimat pertanyaan, sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas penangana Badan Narkotika Nasional Kota Palu dalam

pemberantasan perderaran narkotika?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penanganan Badan

Narkotika Nasional Kota Palu dalam pemberantasan peredaran narkotika?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam rangka memenuhi syarat penulisan skripsi ini adalah

sebegai berikut:

1. Untuk mengetahui efektivitas penanganan Badan Narkotika Nasional Kota

Palu dalam pemberantasan peredaran narkotika!

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penanganan

Badan Narkotika Nasional Kota Palu dalam pemberantasan peredaran

narkotika!
6

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan permasalah di atas , maka manfaat yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat di jadikan bahan referensi

dalam pengembangan ilmu hukum, khususnya dalam kajian Hukum

Masyarakat dan Pembangunan.

2. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

kepada semua pihak termasuk Badan Narkotika Nasional Kota Palu dan

kalangan akademisi serta masyarakat yang memiliki perhatian serius dalam

bidang Hukum Masyarakat dan Pembangunan Khususnya.

dan kaidah-kaidah.

Anda mungkin juga menyukai