Anda di halaman 1dari 6

PENEGAKKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA

NARKOTIKA

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu: Agus Iryana, M.Pd.

Disusun Oleh:

WIDYA RAHMAWATI ASMARA (1111220225)


REGGINA LHUTFIA WARDAH (1111220270)
KELAS E

PROGRAM STUDI ILMU


HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia yang diamanatkan oleh Dosen. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya
baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang
membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Semoga tugas yang telah penulis
susun ini dapat memberikan banyak manfaat dan menambah pengetahuan untuk berbagai
kalangan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Serang, 1 November 2022


Penulis

Reggina Lhutfia Wardah Widya Rahmawati Asmara


NIM. 1111220270 NIM. 1111220225
ABSTRAK

Narkoba tak hanya berdampak pada kesehatan penyalahguna, tapi transaksi dan
jaringan narkoba berkaitan dengan terorisme dan pencucian uang. Tindakan kriminal lain
pun bisa muncul akibat narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja penyebab penyalahgunaan Narkotika dan obat-obatan terlarang di
kalangan masyarakat serta mengetahui, memaparkan dan menganalisis penegakan hukum
terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan. Metode yang
digunakan adalah deskriptif.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum dapat bertindak sesuai dengan kewenangannya jika terjadi kesalahan atau
pelanggaran, karena untuk itulah tujuan utama hukum. Hukum bertujuan untuk mengatur
perilaku manusia dalam rangka menjaga ketertiban dan keadilan serta mengantisipasi
gangguan lingkungan. Oleh karena itu, Setiap negara memiliki cara dalam menegakkan
hukumnya sendiri, sama halnya dengan Indonesia.

Hukum senatiasa wajib ditegakkan, dihormati serta ditaati tanpa pengecualian oleh
siapa saja merupakan cita-cita Negara Hukum. Hal tersebut dapat mewujudkan keamanan,
ketertiban, kesejahteraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan tujuan
utama hukum itu sendiri. Dalam kehidupan manusia pastinya memiliki berbagai
kepentingan dan kebutuhan. Dalam rangka mewujudkan kebutuhan serta kepentingannya,
manusia bersikap dan berbuat, agar tidak merugikan orang lain dalam sikap maupun
perbuatannya, dalam rangka mencapai dan memenuhi kepentingannya itu hukum
memberikan batasan berperilaku.

Suatu sistem peradilan pidana yang bertujuan untuk memberikan kepastian hukum
atas penegakan hukum dari tindak pidana diperlukan sebagai salah satu upaya untuk
menghindari pelanggaran atau kejahatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau tindak pidana. Pada dasarnya, sistem ini diberikan dan dilaksanakan oleh
aparat penegak hukum, contohnya Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan serta Lembaga
Pemasyarakatan. Ini adalah bagian terpenting dari upaya penegakan hukum termasuk
langkah-langkah untuk menyelesaikan kasus pidana, salah satunya adalah kepolisian.
Dimana kepolisian digunakan sebagai alat untuk menindak pelanggaran atau kejahatan
yang terjadi di masyarakat dan menjadikan polisi sebagai pedoman bagi penegakan hukum
Indonesia.

Narkotika menjadi bahan permasalahan yang semakin sulit dihadapi oleh banyak
Negara. Persoalan narkotika telah menjadi persoalan nasional bahkan merambah menjadi
persoalan internasional. Hal ini disebabkan oleh efek yang muncul dari narkotika itu
sendiri yang sudah menyebar ke berbagai Negara. Merebaknya perdagangan narkotika ke
dalam lapisan masyarakat mulai luas, dari lapisan masyarakat atas, menengah hingga
lapisan masyarakat bawah pun mulai mengenal narkotika.1

Perkembangan pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan


masyarakat, sehingga hal tersebut memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir setiap
orang untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan tersebut. Tetapi penyesuaian tidaklah
semuanya dapat berjalan dengan baik atau memiliki keseimbangan menyeluruh
dikarenakan ada sebagian orang yang tidak dapat menyesuaikan dan mengikutinya.
Sehingga menimbulkan suatu pelanggaran terhadap aturan hukum.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat jenis-jenis
narkotika dan psikotropika bertambah banyak, jenis-jenisnya pun yang beredar di
kalangan pecandu makin bervariasi pula. Bukan lagi sebatas ekstasi ataupun sabu-sabu
seperti yang dikenal luas selama ini, melainkan telah bermunculan nama-nama baru yang
masih terdengar asing di telinga. Apalagi namanya masih sering mengusung nama ilmiah
dengan mengacu pada bahan pokok yang dikandungnya sebutlah ganja sintetis (synthetic
cannabiods), katinon sintetis (synthetic cathinones) serta phenetylamines. Semuanya
bersifat adiktif yang memberikan efek depresan, stimulant, euphoria, dan halusinogen.2

Hal tersebut memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir setiap orang untuk
menyesuaikan dirinya dengan keadaan tersebut. Tetapi penyesuaian tidaklah semuanya
dapat berjalan dengan baik atau memiliki keseimbangan menyeluruh dikarenakan ada
sebagian orang yang tidak dapat menyesuaikan dan mengikutinya. Sehingga
menimbulkan suatu pelanggaran terhadap aturan hukum.

Selanjutnya, dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, Badan Narkotika


Nasional (BNN) dibentuk atas dasar pencegahan dan pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotik yang berbunyi “lembaga pemerintah
non kementerian dan berkedudukan di bawah presiden dan juga bertanggung jawab
kepada presiden”.

Pada saat ini Indonesia sedang mengalami darurat narkoba, berdasarkan hasil
penelitian Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia Tahun 2014 tentang Survei Nasional Perkembangan
Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahguna
Narkoba di Indonesia telah mencapai 2,18% atau sekitar 3,8 juta sampai 4,1 juta orang
yang pernah pakai narkoba dalam setahun terakhir (current users) pada kelompok usia 10-
59 tahun.3

Sedangkan berdasarkan penggolongan kasus Narkoba Tahun 2014, terjadi trend


peningkatan kasus narkotika dengan persentase kenaikan 8,32% dari 21.269 kasus di tahun

1
Nurmalawaty, 2004, hlm. 188
2
Ibid.
3
Badan Narkotika Nasional, Jurnal Data P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba), Jakarta: Badan Narkotika Nasional, 2014, hlm. 3.
2013 menjadi 23.038 kasus di Tahun 2014. Sedangkan trend penurunan kasus terbesar
yaitu kasus psikotropika dengan persentase penurunan 48,01% dari 1.612 kasus di tahun
2013 menjadi 838 kasus di Tahun 2014.4

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa saat ini permasalahan narkoba menjadi
permasalahan yang serius bagi bangsa Indonesia. Selain permasalahan mengenai naiknya
jumlah penyalahguna narkoba dan naiknya jumlah kasus narkotika, saat ini timbul
permasalahan dengan adanya narkotika dan psikotropika jenis baru yang beredar di
Indonesia.

Berdasarkan kajian latar belakang inilah yang merujuk pada beberapa penelitian
sebelumnya bahwa kecenderungan berperilaku penyalahgunaan narkotika merupakan
permasalahan yang harus mendapat perhatian dalam penegakkan hukum, maka penulis
bermaksud untuk meneliti lebih lanjut dalam jurnal yang berjudul “Penegakkan Hukum
Terhadap Tindak Pidana Narkotika”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkoba dan


obat-obatan terlarang di masyarakat?
1. Bagaimana upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana narkotika?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka dari itu tujuan
penelitian ini adalah:

2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya


penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang di masyarakat.
3. Untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis penegakan hukum
terhadap tindak pidana narkotika

D. CARA MEMPEROLEH DATA

Jenis penelitian yang dilakukan dalam tahap penyusunan jurnal ini adalah jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian
terhadap masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian
menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai

4
Ibid, hlm. 4
dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisis untuk memberikan
kebenaran berdasarkan data yang diperoleh.

Sugiyono (2012: 13) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang
lain. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004:64) penelitian deskriptif adalah “penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
sekarang”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif


dilakukan dengan cara mencari informasi berkaitan dengan gejala yang ada, dijelaskan
dengan jelas tujuan yang akan diraih, merencanakan bagaimana melakukan
pendekatannya, dan mengumpulkan berbagai macam data sebagai bahan untuk membuat
laporan. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui gambaran mengenai penegakkan
hukum terhadap tindak pidana narkotika.

Anda mungkin juga menyukai