Anda di halaman 1dari 9

Nama : Herru Nur Irlanda

NPM : 197510268

Semester :5A

Mata Kuliah : Seminar Kriminologi

RESUME JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Judul Penelitian : Tinjauan Kriminologis Terhadap Penyeludupan Narkoba di kota Pekanbaru

Penulis : Herru Nur Irlanda

Publikasi :-

Reviewer :-

Latar Belakang : Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, sehingga setiap kegiatan
masyarakat yang merupakan aktivitas hidupnya harus berdasarkan pada peraturan
yang ada dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Hukum tidak lepas
dari kehidupan manusia, karena hukum merupakan aturan untuk mengatur
tingkahlaku manusia dalam kehidupannya. Tanpa adanya hukum tidak dapat
dibayangkan masa depan Indonesia. Setiap individu dalam kehidupan
bermasyarakat segala tingkahlakunya diatur oleh hukum, baik hukum adat di
daerahnya maupun hukum yang telah diciptakan pemerintah.

Tujuan : Penelitian dalam jurnal bertujuan untuk mengukur tingkat kasus kriminologi yang
ditunjukkan kepada para pelaku kejahatan yang melakukan penyeludupan narkoba
di kota pekanbaru. Sampel diambil dari kantor polisi yang menyelidiki kasus
penyeludupan narkoba.

Sampel : Sampel diambil dari POLRESTA PEKANBARU yang terdiri dari 578 kasus.

Metode : Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan tipe
penelitian yang digunakan bersifat deskriptif

Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyaknya kasus narkoba di pekanbaru

Menjadikan salah satu kejahatan yang sangat tinggi angka kejahatannya di

Di kota pekanbaru.
CONTOH JURNAL NASIONAL

1.

Judul Jurnal : Upaya penyalahgunaan narkoba oleh kepolisian


Penulis : Paul Ricardo
Latar Belakang : Besaran penyalahguna narkoba di Indonesia diperkirakan sekitar 3,1-3,6 juta orang.
Bisnis narkoba di Indonesia sedang berjalan cepat menuju skala masif. Menurut perkiraan BNN,
volume perdagangan (jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli narkoba) mencapai Rp 15,4
triliun. Kenaikan angka diperkirakan terjadi pada penyalah guna narkoba pada tahun 2013, yakni
sebesar 1,89% dari populasi (Resistensi Komunitas Lewat Penyejahteraan Ekonomi, 2008).

Tujuan : Untuk mencapai polisi yang profesional dan pemolisian yang efektif diperlukan
pemolisian yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan sehingga dapat menyesuaikan dengan corak
masyarakat dan lingkungan yang dihadapi.

Metode : Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan tipe
penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap obyek yang diteliti

2.

Judul jurnal : Pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba di Indonesia

Penulis : bayu puji Haryanto

Latar belakang : Penyalahgunaan narkoba masih menjadi masalah kronis yang menimpa Indonesia,
kasus peredaran sabu dan banyak tertangkapnya bandar-bandar narkoba internasional dalam
beberapa tahun terakhir menjadi bukti bahwa Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat
narkoba. 

Tujuan : Pencegahan atau penanggulangan penyalahgunaan narkoba merupakan suatu


upaya yang ditempuh dalam rangka penegakan baik terhadap pemakaian, produksi maupun
peredaran gelap narkotika yang dapat dilakukan oleh setiap orang baik individu, masyarakat dan
negara. Pola kebijakan kriminal sebagai upaya penanggulangan kejahatan menurut Arief (2009:23)
mengatakan bahwa, dapat ditempuh melalui 3 (tiga) elemen pokok yaitu: penerapan hukum pidana
(criminal law application), pencegahan tanpa pidana (prevention without punishment) dan
mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat media massa.

Metode : Adapun strategi penanggulangan terhadap peredaran gelap dan penyalahgunaan


narkoba adalah sebagai berikut: 1. Strategi Pengurangan Permintaan 2. Pengawasan Sediaan (Supply
Control) 3. Pengurangan Dampak Buruk

3.

Judul jurnal : PERAN KADER ANTI PENYALAHGUNAAN NARKOBA BERBASIS PELAJAR OLEH BADAN
NARKOTIKA NASIONAL SURABAYA

Penulis : devi mulia sari

Latar belakang : Kesehatan merupakan hak asasi manusia baik individu maupun masyarakat yang
harus didapatkan sejak lahir. Salah satu kewajiban negara dalam melindungi masyarakat yaitu
melindungi warga dari penyalahgunaan narkoba yang dianggap dapat merusak generasi bangsa.
Upaya kesehatan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam
meningkatkan Kesehatan.

Tujuan : Masalah penyalahgunaan narkoba perlu mendapat perhatian khusus karena akan
sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa yang akan datang. Narkotika
merupakan salah satu jenis narkoba yang penggunaannya masih banyak disalahgunakan. Indonesia
dalam setahun terakhir diperkirakan memiliki jumlah penyalahguna narkotika sekitar 3,1 juta sampai
3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari populasi penduduk yang berusia 10–59 tahun di tahun
2008 (BNN,2015).

Metode : Rancangan penelitian ini menggunakan studi deskriptif yang dilakukan di BNN Kota
Surabaya jalan Grudo V No.2 selama 4 minggu. Prosedur perizinan yang dilakukan saat penelitian
yaitu bersamaan dengan kegiatan magang oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga. Subjek pada penelitian ini yaitu kader yang masih bersekolah baik laki-laki maupun
perempuan usia 15–17 tahun.

4.

Judul jurnal : PENYULUHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR


SMP NEGERI 6 DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG
Penulis : Rusman Rasyid, Andi Agustang, Rosmini Maru, Andi Tenri Pada Agustang, Suratman
Sudjud

Latar belakang : Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari faktor pendidikan, karena pendidikan
mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan pembangunan suatu bangsa (Angriani, R. &
Irwansyah, 2017). Oleh karena itu, dunia pendidikan harus dikelolah dengan sebaikbaiknya agar
mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas (Agustang & Rasyid, 2017), (Widyati &
Achadiyah, 2016). Namun seiring dengan kemajuan zaman, maraknya peredaran dan
penyalahgunaan narkoba telah mempengaruhi mental dan pendidikan bagi para pelajar saat ini.

Tujuan : untuk memberikan penyuluhan kepada pelajar di SMP 6 Duampanua Kabupaten


Pinrang tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba. Bentuk aktivitas dalam kegiatan pengabdian
masyarakat ini menggunakan strategi penyuluhan, dimana seluruh aktivitas tersebut dirancang
bersama-sama dan dilakukan dalam situasi formal terhadap 25 orang siswa yang merupakan
perwakilan masing-masing kelas dan tingkatan. Hasil dari pelaksanaan PKM ini dapat meningkatkan
pengetahuan peserta mengenai bahaya narkoba serta bagaimana upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba tersebut. Hal ini dibuktikan melaui hasil perbandingan antara pre-test dan
post-test, dimana terjadi peningkatan jumlah peserta penyuluhan yang mampu menyebutkan jenis-
jenis narkoba, bahaya narkoba, dan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dari 30 % menjadi
95 % dengan rata-rata nilai mencapai 87 dari skor maksimal 100.

Metode : Bentuk aktivitas dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini
menggunakan strategi penyuluhan. Seluruh aktivitas tersebut dirancang bersama-sama dan
dilakukan dalam situasi formal dengan melakukan penyuluhan terhadap 25 orang siswa yang
merupakan perwakilan kelas dan tingkatan di SMPN 6 Duampanua Kabupaten Pinrang.

5.

Judul jurnal : UPAYA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI ACEH DALAM MENCEGAH
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI ACEH

Penulis : Widya Anggraini, Martunis, Nurbaity

Latar belakang : Penelitian yang telah dilakukan Badan Narkotika Nasional pada tahun 2016 bekerja
sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia (UI) didapati bahwa,
sebanyak 80 Persen masyarakat Indonesia mengetahui jenis dan bahaya narkoba (Dinilah, 2017).
Namun demikian, masih banyak masyarakat yang menyalahgunakan barang tersebut dan angka
penyalahgunaan semakin tinggi. Bahkan sebanyak 27,32 Persen penyalahguna narkoba merupakan
mahasiswa dan pelajar (Putsanra, 2017). Jumlah penyalahguna narkoba dari kalangan mahasiswa
dan pelajar juga semakin tahun semakin bertambah.

Tujuan : sangat penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mencegah penyebaran dan
penyalahgunaan narkoba agar korban penyalahgunaan tidak semakin meluas di kalangan
masyarakat. Oleh sebab itu peneliti ingin melihat upaya apa saja yang dilakukan BNN Provinsi Aceh
dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di Aceh. Dengan mengetahui upaya pencegahannya,
masyarakat luas juga dapat ikut terlibat dan mendukung upaya tersebut. Sehingga upaya
pencegahan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat.

Metode : Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan desain
deskriptif. Pada penelitian ini penggunaan metode penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk
mengeksplor fenomena yang dilakukan BNN dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di Aceh.
Penelitian ini juga mengeksplori hambatan-hambatan yang dialami BNN dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba dan mencari penyebab penyalahgunaan tersebut masih sering terjadi
bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Badan
Narkotika Nasional Provinsi Aceh. Pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan BNN Provinsi Aceh
merupakan subjek dalam penelitian, BNN Provinsi Aceh memiliki sejumlah program yang telah
dirancang dan terakhir BNN Provinsi Aceh tergolong dalam kinerja aktif.

CONTOH JURNAL INTERNASIONAL

1.
Judul jurnal : Drug-free ASEAN 2025: Tantangan Indonesia dalam Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba

Penulis : sinta herindrasti

Latar belakang : Ancaman penyalahgunaan Narkotika dan obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif) sudah menjadi fenomena global dan merupakan
ancaman kemanusiaan (human threat) bagi warga pada tingkat lokal, nasional, regional, dan global.
Indonesia tidak terkecuali, juga menghadapi ancaman serius terutama dari segi prevalensi pengguna
yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan dan perluasan penyalahgunaan
narkoba yang semakin cepat juga dipicu oleh perkembangan teknologi informasi, di mana
komunikasi antara pengguna, pengedar, dan pemasok dapat dengan mudah berlangsung melalui
internet
Tujuan : Sebagai negara dengan penduduk terbesar di ASEAN, disposisi Indonesia dalam
arah kebijakan dan strategi penanggulangan narkoba akan sangat menentukan keberhasilan
program ‘Drug-Free ASEAN 2025’ – sesuatu yang akan berimplikasi pada ‘diplomatic standing’
Indonesia di tingkat regional (ASEAN) bahkan internasional. Tulisan ini akan mengkaji inisiatif
kebijakan dan strategi Indonesia dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan tantangan
yang dihadapi, menuju Indonesia bebas narkoba dalam kerangka program ‘Drug-Free ASEAN 2025.’
Metode : Kajian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek
penelitian adalah pemerintah dengan spesifikasi otoritas Badan Narkotika Nasional (BNN) sedangkan
objek penelitian adalah kebijakan dan strategi dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba
serta tantangan yang dihadapi Indonesia. Penelitian juga bersifat analitik karena menjelaskan dan
menganalisa hubungan kausalitas antarvariabel yaitu penyalahgunaan narkoba dan kebijakan serta
strategi penanggulangannya. Sementara pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan
dan menjelaskan keadaan di lapangan.

2.
Judul jurnal : Kebijakan Indonesia pada Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam
Mewujudkan ASEAN Drug Free Area
Penulis : hafizh armaghani
Latar belakang : ASEAN Drug Free Area ASEAN Drug Free Area merupakan wujud dari kesepakatan
negara anggota ASEAN untuk melawan dan memberantas permasalahan narkoba yang terjadi di
kawasan Asia Tenggara. ASEAN Drug Free Area sendii termasuk ke dalam jenis rezim formal. Sebuah
rezim disebut formal ketika rezim tersebut dilegitimasi oleh organisasi, ditegakkan oleh dewan
maupun kongres, dan diawasi oleh birokrasi internasional.
Tujuan : Untuk mencapai cita-cita dan tujuan utama dari ASEAN Drug Free Area serta untuk
merealisasikan upaya pemberantasan narkoba, ASEAN Drug Free Area menyusun rencana kerja yang
berlaku secara efektif sebagai strategi dan panduan bagi negara anggotanya untuk melakukan upaya
pemberantasan narkoba. Fokus terhadap supply and demand reduction menjadi perhatian utama
bagi ASEAN Drug Free Area untuk melakukan pemberantasan narkoba. Berbagai macam upaya dan
kebijakan secara garis besar dikategorikan ke dalam kedua hal tersebut tersebut. Dari kedua aspek
tersebut, kemudian rencana kerja ASEAN Drug Free Area dibagi ke dalam enam kategori. Keenam hal
tersebut adalah (i) Edukasi preventif, (ii) penegakan hukum, (iii) pengobatan dan rehabilitasi, (iv)
penelitian, (v) pengembangan alternatif, dan (vi) hukum dan kerjasama (ASEAN, 2016).
Metode : mengenai riset / penelitian mengenai narkoba jenis baru yang mungkin muncul
dalam level nasional tidak lupa jenis dan asal mula narkoba yang marak beredar di negara anggota.
Hasil penelitian dan kinerja dalam pemberantasan narkoba pun harus dibukukan dalam laporan
tahunan sebagai bahan evaluasi.

3.
Judul jurnal : EVALUASI KEBIJAKAN NARKOTIKA PADA 34 PROVINSI DI INDONESIA
Penulis : uyat suyatna
Latar belakang : Peredaran narkotika di Indonesia apabila ditinjau dari aspek yuridis adalah sah
keberadaannya, akan tetapi melarang terhadap penggunaan narkotika tanpa izin oleh Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Penggunaan
narkotika sering disalahgunakan bukan untuk kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan, bila
dilihat dari keadaan yang demikian dalam tataran empirisnya. Kejahatan narkotika dijadikan ajang
bisnis yang menjanjikan dan berkembang pesat, kegiatan ini berimbas pada rusaknya mental baik
fisik maupun psikis pemakai narkotika khususnya generasi muda. Oleh karena itu, peneliti sangat
perlu merujuk teori evaluasi kebijakan.
Tujuan : Mencermati angka prevalensi dalam unit juta orang di tahun 2015, di mana apabila
tidak ada penghambat penyalahgunaan narkoba, dengan asumsi penduduk 250 juta orang, maka di
Indonesia diperkirakan sekitar 5,1 juta orang akan menjadi penyalahgunaan narkoba atau di antara
50 orang WNI ada 1 orang pengguna narkoba
Metode : Penelitian evaluasi kebijakan narkotika merupakan metode untuk memperoleh
umpan-balik bagi suatu program, agar pelaksana program dapat meningkatkan efektivitasnya.
Namun, penelitian evaluasi kebijakan tidak selalu diterima dan didukung oleh para administrator,
para pelaksana maupun oleh klien dari program itu sendiri. Bagi mereka, tugas utama pemerintah
adalah memberikan program pelayanan, dan evaluasi hanyalah merupakan imbuhan. Meskipun
penelitian itu membantu program dalam jangka pendek dan jangka panjang, cenderung
mengganggu betapapun kecilnya. Oleh karena itu, para evaluator menyelenggarakan penelitian
mereka, dalam suasana yang tidak menyenangkan, antara dibenci dan ditolelir. Mereka berusaha
sedapat mungkin untuk tidak mengganggu, tapi konflik kepentingan tertentu akan segera
menghambat kegiatan penelitiannya.

4.
Judul jurnal : KERJASAMA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN UNITED NATIONS OFFICE ON
DRUG AND CRIME DALAM MENANGGULANGI PERDAGANGAN GELAP NARKOBA DARI IRAN KE
INDONESIA 2009-2013
Penulis : Dyartha Anindya Nugraheni
Latar belakang : Globalisasi yang semakin sering terjadi tidak hanya membawa pengaruh positif bagi
masyarakat dunia, tetapi juga membawa beberapa pengaruh negatif yang salah satu contohnya
adalah meningkatnya kasus Transnational Organized Crime (TOC) yang mengancam perdamaian,
keamanan dan kesejahteraan manusia. Transnational Organized Crime dibahas secara rinci oleh
konvensi United Nations Convention Against Transnational Organized Crime atau disebut UNTOC.
Konvensi ini menjelaskan bahwa TOC adalah kejahatan teorganisir yang bersifat lintas batas negara,
salah satu contoh kejahatan lintas batas negara terorganisir yang dimaksud adalah Illicit Drug
Trafficking atau perdagangan gelap narkoba.
Tujuan : Sindikat perdagangan gelap narkoba Iran adalah pemain baru dalam dunia narkoba
internasional yang cukup berhasil menyelundupkan narkoba ke Indonesia. Dalam melakukan
perdagangan gelap narkoba, sindikat Iran menggunakan rute, jalur serta modus operandi yang selalu
berubah dan sindikat ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pengedar yang merupakan
sindikat yang memiliki jaringan terluas yang tidak saling mengenal satu sama lain dan kelompok
pengguna yang biasanya membeli untuk digunakan sendiri. Kelompok pengedar terbagi lagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok pengedar bermasalah ekonomi yang biasanya memanfaatkan kurir
wanita (www.indonesiabergegas.bnn.go.id) dan kelompok pengedar bermasalah lain seperti pelajar
atau mahasiswa yang belum memiliki penghasilan sendiri kemudian diberi narkoba gratis yang
nantinya akan membuat kecanduan.
Metode : Tipe penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu menjelaskan bagaimana bentuk
kerjasama Badan Narkotika Nasional dengan UNODC dan apakah kerjasama tersebut memberikan
hasil yang cukup membantu dalam menanggulangi perdagangan gelap narkoba dari Iran ke
Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara yang hasilnya
akan menjadi data primer penelitia dan studi kepustakaan (library research) serta computer
literature searching untuk memperoleh data dan informasi sekunder yang diperlukan bersumber
dari buku, laporan resmi, surat kabar, jurnal dan sumber lain yang relevan dengan penelitian.

5.

Judul jurnal : Effectiveness of Mental Development of Prisoners in Cirebon Narcotics Prison


Class IIA as a Form of Correctional Purposes

Penulis : H hamja
Latar belakang : Penyalahgunaan Narkotika terus meningkat, berbagai cara penyalahgunaan
Narkotika dari jarum suntik dan pembuatan tato, ketergantungan Narkotika tidak hanya
menimbulkan dampak fisik juga psikis pada diri seseorang. Berbagai upaya dilakukan Lapas Narkotika
untuk memberi harapan bagi Narapidana penyalahgunaan Narkotika salah satunya pembinaan
mental. Permasalahan yang di kaji dalam Penelitian ini mengenai pembinaan mental Narapidana dan
model pembinaannya di Lapas Narkotika Cirebon.
Tujuan : Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkotika Tahun 2014
diperkirakanada 3,8 hingga 4,1 juta konsumen narkotika. Praktek obat yang disuntikkan
penyalahgunaan dan tato dengan penggunaan jarum suntik yang tidak steril, serta melalui tanpa
pelindung hubungan seksual sesama narapidana yang tidak didukung dengan ketersediaan peralatan
(jarum suntik dan kondom) menjadikan penjara sebagai tempat yang sangat risiko penyebaran HIV.
Direktur Jenderal Lembaga Pemasyarakatan & Pemasyarakatan mengeluarkan data prevalensi HIV
dan Sifilis di 24 Lapas/Rutan di 13 provinsi di Indonesia pada tahun 2010, yang hasilnya menyatakan
bahwa epidemi penyakit seksual infeksi menular, seperti sifilis, tanpa pengobatan yang memadai
juga mendukung terjadinya risiko tinggi penularan HIV melalui aktivitas seksual. Perkiraan HIV
Prevalensi di Narapidana 24 kali lebih tinggi dari perkiraan prevalensi HIV pada orang dewasa
populasi umum di Indonesia. Tingginya prevalensi HIV di beberapa Lapas/Penahanan di Indonesia
lebih disebabkan oleh banyaknya Penasun (pengguna narkoba suntik) yang menjadi tawanan.
Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kualitatif dan pendekatan
sosiologis (Pendekatan hukum sosial) (Amiruddin, 2004). Penelitian ini berusaha untuk
mendeskripsikan secara detail tentang fenomena sosial yang menjadi subyek model narapidana
berbasis rehabilitasi tanpa melakukan hipotesis dan perhitungan statistik deskriptif tidak arti sempit,
artinya dalam memberikan gambaran yang ada dilakukan secara ilmiah metode.

Anda mungkin juga menyukai