Sri Wulandari ͙*
Eka Yuli Handayani **
ABSTRAK
405
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU KECAMATAN KEPENUHAN
KABUPATEN ROKAN HULU.
informasi oleh bukan pengguna narkotika. Yang akan dilakukan dengan
beberapatahap:
1. Tahap persiapan (pembuatan modul)
2. Tahapan Pemilihan Peer Educator
3. Tahapan Pelaksanaan
Menyampaika tujuan penelitian, membuat perjanjian dan melatih kemampuan
peer educator, dan mengevaluasi hasil pelatihan kemudian tahapan selanjutnya
adalah Pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan intervensi berupa
pendidikan kesehatan oleh peer educator remaja mantan pengguna narkoba dan
bukan pengguna.
Target luaran dari penelitian ini adalah Artikel ilmiah dimuat di jurnal Nasional tidak
terakreditasi Ber ISSN (Maternity and Neonatal Ber ISSN 2302-0806), Artikel dimuat di
prosiding nasional, hasil penelitian akan disajikan (Keynote Speaker /Invited) dalam temu
ilmiah nasional. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) dalam Penelitian ini yaitu
mengaplikasikan formulasi konsep penguatan pengetahuan dan pengembangan kebiasaan
masyarakat dalam berprilaku sehat dengan memberdayakan masyarakat itu sendiri khususnya
remaja sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika dengan pemberian informasi
yang tepat dan benar
ABSTRACT
Drug abuse and distribution dark was a serious problem alarming international.The unodc,
indonesia currently in the first place in the number of suspected drug. aseanThe survey by the
agency years 2017 total penyalahguna 3.376.115, the narcotic and prevalence of highest is in
the educated middle class. this is concernedThe united nations officion on drugs and crime (
unodc ) stated that 27 0,6 million people or percent of the population age this year is 15-64.
suffers with consumption of drugsDrug abuse endangers life penyalahguna, and others drugs
abuse, negatively impact on the physical psychological, social and spiritual so this had an
impact on the outcome. learning achievementsThe impact is slow work, careless, work lost
confidence, apathetic, pengkhayal, be vicious and brutal behavior. Difficult to concentrate,
tend to hurt themselves. even suicideFormer needed.
The purpose of this research is to find the effectiveness of peer educator conducted by former
users and nonusers narcotic drugs abuse prevention of juvenile smun 1 fullness. upstreamThe
study used is quasi experiment is pretest-postes comparison with, group for the purpose of
knowing the difference the effectiveness of peer educator conducted by former drugs users
and not using drugs abuse prevention of juvenile smun 1 fullness. upstreamWith the total
sample 80, one the group 40 information given by former users of narcotics and 40 one group
who were given information by not using. narcoticsTo be performed by beberapatahap:
1.The preparatory stage ( making ) module.
2.The election
3. peer educatorPhase of the Topic
research objectives made a pact and exercise peer educator, and evaluate the training and
the rest of the data collection will intervene in teenagers peer educator education health by
former drug users and nonusers.
The outer covering of the research is a scholarly article was published in the national and not
accredited issn ( maternity and neonatal and issn 2302-0806 ), article was published in
national, proceeding research will be presented (Keynote Speaker /Invited) invited the keynote
406
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU KECAMATAN KEPENUHAN
KABUPATEN ROKAN HULU.
speaker at a national scientific.The readiness of technology ( TKT ) the formulation of the
concept is applying the knowledge and development of the community in berprilaku healthy
to empower society itself especially the youth prevention as drugs abuse by the provision of
information and genuine true keywords
angka 1,75% pada tahun 2005, 1,9% pada Remaja laki-laki secara statistik terbukti
tahun 2008, 2,2% pada tahun 2011, dan memiliki peluang 27 kali lebih besar
pada tahun 2017 menjadi 1,77% dari untuk berperilaku berisiko dibanding
(BNN, 2015; BNN, 2015, BNN, 2017). UNODC (2015) menyatakan bahwa 27
407
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU KECAMATAN KEPENUHAN
KABUPATEN ROKAN HULU.
juta orang atau 0,6% populasi usia 15-64 jenis kelamin, umur dan lingkungan
tahun diperkirakan menderita akibat pergaulan. Model
mengkonsumsi narkoba, termasuk pendidikan yang efektif untuk
ketergantungan. meningkatkan pengetahuan, sikap dan
Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap perilaku adalah peer education. Sebagai
psikis adalah lamban kerja, ceroboh contoh penelitian yang dilakukan oleh
kerja, sering tegang dan gelisah. hilang Purnomo et al (2012) menunjukkan ada
kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, pengaruh signifikan peer education
penuh curiga. agitatif, menjadi ganas dan terhadap tingkat pengetahuan remaja
tingkah laku yang brutal. sulit mengenai masalah kesehatan. Peranan
berkonsentrasi, perasaan kesal dan educator (pendidik) dalam pelaksanaan
tertekan. dan cenderung menyakiti diri, pendidikan kesehatan sangat penting.
perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. Educator yang tepat untuk peer
Dampak penyalahgunaan narkoba education adalah dari kelompok umur
terhadap lingkungan sosial yaitu gangguan tersebut (peer educator). Sebab, remaja
mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan cenderung lebih dekat dengan teman
oleh lingkungan. merepotkan dan menjadi sebayanya, sehingga teman sebaya
beban keluarga; Pendidikan menjadi tersebut dapat menjadi agen perubah
terganggu, masa depan suram dan tindak (Prossiding Hepa, 2017).
kriminalitas (UNODC, 2014)
Diperlukan ekstra strategi program dan BAHAN DAN METODE
kegiatan yang lebih berinovasi dan
Jenis penelitian ini adalah
berkelanjutan yang luar biasa agar dapat
penelitian eksperimental, rancangan
menurunkan secara signifikan baik dari penelitian yang digunakan adalah
sisi pencegahan maupun penegakkan quasi eksperimen yang bersifat
Pretest-postes with comparison group
hukum, dengan menetapkan target
untuk mengidentifikasi perbedaan
pencapaian yang jauh lebih tinggi efektifitas peer educator yang
dibandingkan saat ini (BNN, 2017). Hasil dilakukan oleh mantan pengguna
narkoba dan yang bukan pengguna
penelitian yang dilakukan Muslimatun
terhadap pencegahan penyalahgunaan
(2015) menunjukkan beberapa faktor yang narkotika pada remaja SMUN 1
berpengaruh terhadap perilaku antisipasi Kepenuhan Hulu
terhadap penyalahgunaan narkoba adalah
408
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU
KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
Jumlah
Karakteristik Responden
Rata-rata N = 80 %
1. Usia
15-19 16.90
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 33 41,3
Perempuan 47 58,7
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 80 orang
responden sebagian besar responden berada pada rentang usia 18 tahun,
jenis kelamin responden sebagian besar adalah perempuan sebanyak 47
orang (58,7%).
B. Analisis Bivariat (uji statistik t - test Dependent Pre – test dan Post – test).
409
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU
KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
Hasil penelitian pada pengetahuan responden sebelum diberikan
penyuluhan oleh teman sebaya (pre-test) tentang penyalahgunaan
narkoba Rata-rata adalah 48.70 dengan SD 12.427. Setelah diberikan
penyuluhan oleh teman sebaya (post-test) tentang penyalahgunaan
narkoba Rata-rata adalah 74.90 dengan SD 10.137. dengan nilai p =
0,0001 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan setelah
diberikan penyuluhan oleh teman sebaya tentang Penyalahgunaan
Narkoba.
2. Distribusi Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan
penyuluhan tentang Penyalahgunaan Narkoba oleh Mantan Pengguna
Narkoba di SMA Negeri 1 Kepenuhan Hulu.
410
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU
KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
C. Analisis Bivariat (uji statistik t - test Independen Pre – test dan Post –
test).
411
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU KECAMATAN
KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
10.137. dengan nilai p = 0,0001 (p < terhadap perilaku merokok pada remaja
0,05) maka dapat disimpulkan bahwa dengan pengetahuan sebelum diberikan
ada perbedaan yang signifikan peer educator diperoleh Rata-rata 64,83
pengetahuan sebelum diberikan setelah diberikan peer educator Rata-
penyuluhan dan setelah diberikan rata 84,33. Hasil uji statistik didapatkan
penyuluhan oleh teman sebaya tentang nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan
Penyalahgunaan Narkoba. bahwa ada pengaruh peer educator
Menurut Imron (2014), pendidikan terhadap perilaku merokok pada remaja
kesehatan pada dasarnya merupakan di SMAN “X” Denpasar.
suatu proses mendidik individu atau Menurut penelitian Asmadi (2017),
masyarakat agar dapat memecahkan efektifitas model peer educator mantan
masalah-masalah kesehatan yang pengguna dan bukan pengguna narkoba
dihadapinya baik individu, kelompok terhadap pencegahan penyalahgunaan
atau masyarakat untuk dapat narkoba pada remaja dengan Rata-rata
menumbuhkan perilaku sehat. Peer kemampuan proteksi diri remaja
Educator merupakan aktor utama dalam mengikuti peer education dengan peer
pendidikan kesehatan. Peer Educator educator mantan pengguna narkoba
memberikan pelayanan informasi dan adalah 135,73 sedangkan untuk peer
konseling tentang kesehatan. Terdapat educator bukan pengguna narkoba
perubahan pengetahuan setelah sasaran diperoleh Rata-rata 133,00. Hasil uji
mengikuti kegiatan pendidikan statistik diperoleh nilai p = 0,021 maka
kesehatan (Sumardiawati, 2008). Oleh dapat disimpulkan ada perbedaan
karena itu, melalui peran peer educator signifikan antara peer educator yang
inilah diharapkan remaja melakukan dilakukan oleh mantan pengguna
perubahan perilaku dengan narkoba dibandingkan dengan peer
mempraktikkan hidup sehat dan educator yang bukan pengguna.
menghindarkan diri dari resiko masalah Hasil penelitian pada pengetahuan
kesehatan terutama penyalahgunaan responden sebelum diberikan
narkoba (Imron, 2014) penyuluhan oleh mantan pengguna
Hasil penelitian ini sejalan dengan narkoba (pre-test) tentang
penelitian yang dilakukan oleh Wiratini penyalahgunaan narkoba Rata-rata
(2015), tentang pengaruh peer educator adalah 48.20 dengan SD 9.008. Setelah
412
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU KECAMATAN
KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
diberikan penyuluhan oleh mantan ikut-ikutan teman. Pengaruh teman
pengguna narkoba (post-test) tentang sangat besar terhadap penyalahgunaan
penyalahgunaan narkoba Rata-rata obat atau zat terlarang. Hukuman oleh
adalah 75.58 dengan SD 13.384. dengan kelompok teman sebaya yang berbentuk
nilai p = 0,0001 (p < 0,05) maka dapat pengucilan bagi anggota kelompok yang
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang mencoba berhenti dirasakan lebih berat
signifikan pengetahuan sebelum dari penyalahgunaan obat itu sendiri
diberikan penyuluhan dan setelah (Hidayati dan Indarwati, 2012).
diberikan penyuluhan oleh mantan Lingkungan pergaulan/pengaruh teman
pengguna narkoba tentang sangat dominan terhadap
Penyalahgunaan Narkoba. penyalahgunaan narkotika oleh remaja.
Lingkungan pergaulan remaja Remaja yang berteman dengan pemakai
berpengaruh pada perilaku antisipatif narkotika umumnya mudah terpengaruh
terhadap bahaya penyalahgunaan dan terlibat dalam penyalahgunaan
narkoba. Teman adalah orang yang narkotika (Siregar, 2004)
paling sering menawari narkoba pada Hasil penelitian pengetahuan responden
pelajar/mahasiswa, terutama teman di yang diberikan penyuluhan oleh Teman
luar lingkungan sekolah. Teman yang sebaya tentang Penyalahgunaan Narkoba
paling banyak untuk menawarkan Rata-rata adalah 26.33 dengan SE
narkoba adalah di rumah teman luar 15.835. pengetahuan responden yang
sekolah dan lingkungan sekolah/kampus diberikan penyuluhan oleh Mantan
(BNN, 2012). Sesuai dengan hasil Pengguna Narkoba tentang
penelitian Lestary I dan Sugiharti Penyalahgunaan Narkoba Rata-rata
(2011), adanya teman yang berperilaku adalah 27.38 dengan SE 17.715. Selisih
berisiko berpegaruh terhadap perbedaan Rata-rata nilai pengetahuan
Perilaku remaja berisiko melakukan yang diberi penyuluhan oleh teman
penyalahgunaan narkoba. Alasan remaja sebaya dan Mantan Pengguna Narkoba
melakukan penyalahgunaan narkoba tentang Penyalahgunaan Narkoba adalah
karena ingin tahu, identitas pergaulan, 1.050 dengan perbedaan SE 3.757. Hasil
modern dan mendapat pengakuan teman uji statistik didapatkan nilai p = 0,781 (p
sebaya. Alasan lain remaja > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
menyalahgunakan narkoba adalah karena ada perbedaan yang signifikan antara
413
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU KECAMATAN
KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
pengetahuan responden yang diberikan didasari oleh kesadaran diri setelah
penyuluhan oleh Teman sebaya dan terpapar dengan berbagai informasi atau
Mantan Pengguna Narkoba tentang pengetahuan terutama tentang narkoba
Penyalahgunaan Narkoba. (Asmadi, 2017).
Pengaruh dari teman kelompok
Menurut penelitian Purnomo (2013), merupakan salah satu faktor yang
perbandingan pengaruh metode menyebabkan remaja menyalahgunakan
pendidikan sebaya dan metode ceramah narkoba (Handayani, S., 2011). Remaja
terhadap pengetahuan dan sikap yang memiliki teman sebaya
pengendalian HIV/AIDS dengan Rata- penyalahguna NAPZA memiliki risiko
rata metode pendidikan sebaya 69,33 tinggi untuk menjadi penyalahguna
sedangkan metode ceramah 62,77. Hasil NAPZA. Penelitian lain oleh Safaria
uji statistik didapatkan nilai p = 0,013 (2007) menyebutkan bahwa pengaruh
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat negatif teman sebaya sangat menentukan
perbedaan pengetahuan mahasiswa kecenderungan terlibatnya remaja dalam
antara kelompok ceramah dan kelompok penyalahgunaan NAPZA. Semakin kuat
pendidikan sebaya. pengaruh negatif teman sebaya, akan
Penggunaan metode peer educator ini menimbulkan dampak negatif bagi
tidak hanya untuk transfer pengetahuan remaja berupa kurang tertarik
semata tetapi dapat dijadikan sebagai mengambil langkah-langkah preventif
strategi intervensi perubahan pada suatu dan mempunyai kepercayaan fatalistik,
kelompok sosial karena alih pengetahuan sehingga meyakini bahwa remaja tidak
dilakukan antar kelompok yang mampu melakukan apapun juga untuk
mempunyai hubungan lebih akrab, mencegah terjadinya masalah buruk
penggunaan bahasa yang sama serta dalam hidupnya. Pengaruh negatif teman
dapat dilakukan dimana saja dan kapan sebaya tidak dipengaruhi oleh motivasi
saja dengan cara penyampaian yang berprestasi, tingkat religiusitas dan
santai (Wiratini, 2015). Melalui peer regulasi emosi remaja, karena pengaruh
educator terjadi proses interaksi yang negatif teman sebaya berhubungan
saling mempengaruhi satu sama lain. langsung dengan kecenderungan
Pada proses inilah dapat terjadi penyalahgunaan NAPZA.
perubahan sikap dan perilaku yang
414
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU KECAMATAN
KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
Menurut asumsi penulis pengaruh peer responden lebih baik dengan mengetahui
educator terhadap pengetahuan perubahan, penanganan dan dampak-
penyalahgunaan narkoba berpengaruh dampak dari Narkoba. Pengetahuan
terhadap pengetahuan responden seseorang akan bertambah setelah
sebelum dan setelah diberikan mendapatkan informasi dari penyuluhan
penyuluhan. Setelah mendapatkan yang diberikan.
penyuluhan oleh peer educator dan
mantan pengguna narkoba mengenai
penyalahgunaan narkoba pengetahuan
Remaja di SMK Negeri 2 Sragen.
Jurnal Gaster, Vol.9 No.1 Februari
DAFTAR PUSTAKA 2012.
7. Handayani, S. 2011. Pengaruh
1. Asmadi. (2017). Efektifitas Model
Keluarga, Masyarakat dan
Peer Educator Mantan Pengguna
Pendidikan terhadap Pencegahan
dan bukan Pengguna Narkoba
Bahaya Narkoba di Kalangan
terhadap Pencegahan
Remaja. Tesis Diterbitkan. Jakarta:
Penyalahgunaan Narkoba Pada
Pascasarjana Program Studi
Remaja di Kabupaten Kuningan.
Pengkajian Ketahanan Nasional UI.
Prosiding Hefa 1st 2017.
8. Imron, A. (2014). Pendidikan
2. Badan Narkotika Nasional RI,
Kesehatan Reproduksi Remaja.
(2011). Pelayanan Rehabilitasi
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Terpadu bagi Korban
9. Lestari, I., dkk. 2014. Hubungan
Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta:
Pengetahuan, Sikap Siswa dan
Direktorat Pelayanan dan
Pekerjaan Orangtua tentang Narkoba
Rehabilitasi
pada Siswa SMA Negeri 1 Takalar.
3. BNN, (2012). Ringkasan Eksekutif,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,
Survei Nasional Perkembangan
Vol. 5 No. 2 Tahun 2014.
Penyalahgunaan dan Peredaran
10. Lestary, H., dkk., 2011. Perilaku
Gelap Narkoba pada Kelompok
Berisiko Remaja di Indonesia
Pelajar/Mahasiswa di Indonesia
menurut Survey Kesehatan
Tahun 2011. Jakarta:
Reproduksi Remaja di Indonesia
(SKRRI) Tahun 2007. Jurnal
4. BNN, (2015). Laporan Akhir Survei
Kesehatan Reproduksi, Vol. 1 No. 3.
Nasional Perkembangan
Agustus 2011: 136144.
Penyalahguna Narkoba Tahun
11. Muslihatun, dkk (2015). Antisipasi
Anggaran 2014. Jakarta: BNN.
Remaja Terhadap Bahaya
5. BNN, (2017). Survei Nasional
Penyalahgunaan Narkoba Dalam
Penyalahgunaan Narkoba Di 34
Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Provinsi. Jakarta: BNN.
Di Sleman. Jurnal Kebidanan dan
6. Hidayati, P.E., dkk., 2012.
Keperawatan, Vol. 11, No. 1.
Gambaran Pengetahuan dan Upaya
12. Notoadmodjo, S. (2010).
Pencegahan terhadap
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Penyalahgunaan Narkoba pada
Jakarta : Rineka Cipta
415
EFEKTIFITAS PEER EDUCATOR DALAM PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA REMAJA SMU N KEPENUHAN HULU
KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU.
13. Purnomo K. I, dkk (2012). Di Smp Dan Sma Di Jatinangor”
Perbandingan pengaruh metode Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks
pendidikan sebaya dan metode untuk Masyarakat Vol. 3, No. 2
ceramah terhadap pengetahuandan ISSN 1410 – 5675.
sikap pengendalian HIV/AIDS pada 17. United Nations Office on Drugs and
mahasiswa fakultas olahraga dan Crime (UNODC), (2015). World
kesehatan Universitas Pendidikan Drug Report 2014, United Nations,
Ganesha (Jurnal Magister New York.
Kedokteran Keluarga Vol 1 No. 1 18. Vingilis, E., Wade, T. & Seeley, J.
Thn 2013) (2007) Predictors of adolescent
14. Purnomo , K. I, Murti, B dan health care utilization. J Adolesc
Suriyasa, P. (2013). Perbandingan Health, 30(5): 773-800.
pengaruh metode pendidikan sebaya 19. Yuli Ardiansyah dan Lalu
dan metode ceramah terhadap Abdurrahman (2013). “Penyuluhan
pengetahuan dan sikap pengendalian Pencegahan Bahaya Narkoba
HIV/AIDS pada mahasiswa fakultas terhadap Anak-anak Usia Dini”
olahraga dan kesehatan unversitas Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,
pendidikan ganesha. Jurnal Magister Volume 2 Nomor II
Kedokteran Keluarga, Vol 1, No 1, 20. Zimmer-Gembeck, M. J. (2002) The
Hal 49-56. development of romantic
15. Prosiding Health Events For All, relationships and adaptations in the
(2017). Publikasi Riset Kesehatan system of peer relationships. Journal
untuk Daya Saing Bangsa, ISSN of Adolescent Health, 31(6).
2581 – 2270. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Cendekia Utama Kudus.
16. Suryani, dkk, (2014). “Upaya
Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba Dan Seks Bebas Serta
Peningkatan Kemampuan Koping
Remaja Berbasis Kelompok Sebaya
416