KALANGAN REMAJA
Abstrak :
Narkotika merupakan obat yang bermanfaat di bidang pengobatan, pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu, namun dapat menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama. BNN Kabupaten Magelang memiliki berperan penting dalam
pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Melihat peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Magelang teercatat masih cukup tinggi.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang
berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Peran Humas pada BNN Kabupaten Magelang sendiri adalah melakukan pencegahan Narkotika lewat media digital. Seperti
menerima laporan dari masyarakat lewat media digital. Mengenalkan kepada masyarakat bahwa BNNK Magelang mempunyai program yaitu, memberikan penyuluhan,
pencegahan, pemberantas, dan merehabilitasi. Upaya humas BNN Kabupaten Magelang untuk mencegah penggunaan narkoba di kalangan remaja adalah dengan
melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah lalu memberikan pengertian dan dampak narkoba.
A. Pendahuluan
Narkotika merupakan obat atau yang memiliki manfaat di bidang pengobatan, pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun jika narkotika digunakan tidak sesuai
dosisnya, atau dengan dosis berlebih dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan
apabila dipergunakan secara berlebih tanpa adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan
seksama dari yang berpengalaman (Utami, 2016). Narkoba sering tidak digunakan sebagaimana
mestinya, sebagian orang memakai narkoba bukan untuk maksud sebagai pengobatan tetapi ingin
menikmati pengaruhnya dalam jumlah berlebihan yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan
fisik, mental maupun kehidupan sosial. Akibat yang diakibatkan narkoba pada kehidupan dan
kesehatan memiliki dua sisi, narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat tetapi bisa juga
merusak kesehatan. Seperti yang sudah kita ketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang
termasuk ke dalam jenis narkoba tetapi hanya boleh dipergunakan untuk proses penyembuhan
dan sesuai resep dokter yang berpengalaman. Dan tentu saja tidak dipakai dalam dosis yang
berlebih, karena bisa mengakibatkan kecanduan. Penyalahgunaan narkoba awal mula berawal
dari rasa menyenangkan yang dirasakan oleh pemakai. Dari situlah muncul keinginan untuk terus
menggunakan narkoba dengan alasan agar bisa mendapatkan ketenangan yang sifatnya
halusinasi. Dampak narkoba tentunya sudah diketahui oleh banyak orang, tetapi hal itu tetap saja
Alangkah baiknya jika kita menjauhi narkoba, walaupun bahaya kecanduan narkoba bisa
disembuhkan. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia. Mengingat sudah banyak generasi muda yang terjerumus narkoba, hal
Generasi muda adalah generasi yang menjadi penerus bangsa yang mampu memajukan bangsa
melalui kecerdasan dan prestasinya. Namun, saat ini sudah banyak generasi muda bangsa
Indonesia yang secara perlahan terjerumus akan narkoba. Hal tersebut menyebabkan dampak
yang besar bagi generasi muda saat ini, citra akan generasi muda yang dikenal cerdas dan
Begitu kompleks dan meluasnya permasalahan narkoba ini, maka sangat diperlukan adanya
sistem informasi nasional mengenai narkoba yang berisikan data-data yang akurat, kondisi
faktual, kebijakan-kebijakan, besarnya permasalahan, dan hal yang lain yang berkaitan dengan
zat adiktif ini. Informasi yang didapat bukanlah hanya sekedar dugaan atau asumsi, tetapi
berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan. Secara khusus, sistem informasi narkoba nantinya
diharapkan dapat menjadi pendukung sebagai alat pengambilan keputusan, penerapan strategi
BNN merupakan lembaga baru di lingkungan Pemerintah Republik Indonesia yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2002 tentang Badan
kedudukan dibawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. BNN mempunyai tugas
pokok membantu Presiden mengkoordinasi instansi pemerintah dalam penyusunan kebijakan dan
precursor dan zat adiktif lainnya. Sedangkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Melihat peredaran narkoba di wilayah Kabupaten
Magelang juga tercatat masih cukup tinggi dan cenderung memprihatinkan. Peredaran narkoba di
Kabupaten Magelang meliputi berbagai jenis, diantaranya sabu-sabu, ganja, tembakau gorilla.
Kabupaten Magelang bahkan tercatat memasuki kasus narkoba tertinggi ke-5 di Jawa Tengah,
setelah Semarang, Solo, Banyumas dan Cilacap. Banyaknya pengguna narkoba dan
penyelundupan narkoba dari luar negeri ke Indonesia juga terjadi karena banyaknya pesanan dari
pada kalangan remaja dan pelajar bisa dikatakan sulit di atasi, karena penyelesaiannya yang
memperlibatkan banyak faktor dan kerjasama dari semua pihak yang bersangkutan, seperti
pemerintah, aparat, masyarakat, media massa, keluarga, atau remaja itu sendiri. Penyalahgunaan
narkotika bisa terjadi karena korban kurang atau tidak memahami pengertian narkoba sehingga
dapat dengan mudah dikelabuhi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab (pengedar). Oleh
karena itu, Badan Nasional Narkotika Kabupaten Magelang membuat beberapa strategi untuk
B. Metode
Metode Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
menerangkan,menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti
dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian.
Pengumpulan data penelitian ini didapat dari proses wawancara antara pihak BNN Kabupaten
Magelang dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang. Data yang didapat dari proses
wawancara dan observasi akan disajikan secara deskriptif menggunakan kata-kata yang mudah
dimengerti.
Bahaya penyalahgunaan narkotika terhadap remaja, pelajar maupun pada khalayak ramai dapat
mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Penyalahgunaan narkoba maupun obat-
obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini semakin meningkat. Penyalahgunaan
narkotika ini tidak begitu saja terjadi tetapi sebagian besar penggunaan narkotika ini justru telah
dimulai sejak remaja. Menurut Kozier, Erb, dan Oliveri (1991) yang termasuk pada usia remaja
dibagi dalam tiga bagian, yakni remaja awal 12-13 tahun, remaja pertengahan 14-16 tahun,
remaja akhir 17-18 tahun atau 20 tahun. Pada masa ini remaja bisa dibilang memiliki
karakteristik khusus. Karakteristik khusus masa remaja menurut Hurlock (1997) yaitu
merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa, periode penuh perubahan, baik
perubahan emosi, sosial, moral maupun hubungan keluarga. Usia remaja yang menjadi usia
perpindahan dari masa kanak-kanak ke usia yang lebih dewasa, tentunya membuat remaja
menemui hal-hal yang baru, dan masalah yang baru, pada usia ini juga remaja melakukan
pencarian jati diri, pengembangan sikap realistik, dan penuh harapan. Pada umumnya penyalah
guna narkoba dimulai sejak usia 13 tahun (Hawari, 2002). Penggunaan dimulai dengan narkoba
yang berisiko rendah, legal, dan mudah didapat seperti rokok atau alkohol, selanjutnya berpindah
menggunakan narkoba yang lebih berat dan illegal seperti ganja atau heroin. Maraknya
penyimpangan perilaku generasi muda ini tentunya dapat membahayakan keberlangsungan hidup
bangsa ini, karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin
hari semakin rapuh digerogoti zat adiktif penghancur syaraf, sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir secara jernih. Akibatnya, generasi muda yang menjadi harapan bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan saja. Penyalahgunaan narkotika dan obat-
obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa yang kian meningkat sebagai salah satu bukti
nyata bahwa kini penyebaran narkoba kian meningkat dan susah dicegah. Mengingat hampir
seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapatkan narkoba dan obat-obatan terlarang
dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Awal mula penggunaan narkoba mungkin hanya
sekedar coba-coba, tetapi bila digunakan secara terus menerus melebihi dosis akan menimbulkan
dampak negatif pada penggunaan yang terus menerus dan berlebihan, narkoba dapat
mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf pusat. Kerusakan sistem saraf pusat akan
mempengaruhi kognisi dan perilaku seseorang seperti halusinasi, kurang konsentrasi, penurunan
memori, malas, berbohong, adiksi yang menyebabkan seseorang melakukan tindak kriminal.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), peredaran narkoba di kalangan remaja
semakin parah. Sekitar 4,7 persen pemakai narkoba adalah pelajar dan mahasiswa. Badan
Narkotika Nasional (BNN) mengakui, bahwa pengaruh narkoba dan obat-obatan terlarang telah
sebanyak 921.695 orang yang tercatat adalah pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan pada Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 1997 yang dimaksud dengan Narkotika, adalah zat atau obat-obatan
terlarang yang berasal dari tanaman atau bisa jadi bukan tanaman, baik itu sintesis maupun
sistematis, dan mengakibatkan dapat menurunkan atau membuat perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.,
dan kini KPAI juga membeberkan hasil survei terhadap kasus penyalahgunaan narkoba oleh
anak-anak atau remaja yaitu 82,4 persen remaja yang terjerat narkotika berstatus pemakai
sedangkan 47,1 persen berperan sebagai pengedar dan 31,4 persen sebagai kurir, dari data yang
kita lihat kini, kasus penyalahgunaan narkoba begitu mengkhawatirkan karena selain dengan
meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak) penyebaran
HIV/AIDS pun juga semakin meningkat. Pada awalnya, pelajar atau remaja yang mengkonsumsi
narkoba diawali dengan perkenalannya dengan rokok, karena kebiasaan merokok kini sudah
menjadi hal yang wajar di kalangan remaja saat ini. Kebiasaan ini yang membuat pergaulan
bebas terus meningkat, apalagi ketika remaja tersebut bergabung ke dalam lingkup orang-orang
yang sudah menjadi pencandu narkoba. Mulanya, remaja mencoba karena penasaran, kemudian
mengalami ketergantungan.
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Magelang didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
pasal 36 bertugas untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah
Kabupaten/Kota. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan
Narkotika Nasional (BNN) memiliki visi sebagai berikut: “Menjadi Lembaga Non Kementerian
yang profesional tangguh, dan terpercaya dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Bahan Adiktif
Lainnya.” Dalam rangka mewujudkan visi yang ditetapkan oleh Badan Narkotika Nasional
Kabupaten Magelang (BNN Kabupaten Magelang), maka dirumuskan misi sebagai berikut:
profesional.
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, Badan Narkotika Nasional Kabupaten Magelang
memiliki strategi. Strategi adalah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Banyak strategi
yang digunakan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Magelang, salah satunya adalah
strategi humas. Strategi humas adalah salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan menciptakan
kerja sama dan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga/perusahaan dengan publik, baik
publik internal maupun eksternal. Menyusun strategi adalah bagian yang paling sulit untuk
dilakukan, karena jika strategi diterapkan tepat, maka segalanya akan berjalan dengan lancar dan
sesuai yang diharapkan. Banyak masyarakat kyang masih tidak mengetahui tentang apa itu
narkoba dan dampaknya, karena itu, upaya pemberantasan melalui pemberian pemahaman
tentang bahayanya Narkotika juga penting utuk dilakukan dan akan terus dilakukan dalam
rangka mewujudkan “Indonesia Bebas Narkoba”. Khususnya untuk generasi muda Bangsa
Indonesia, pemahaman tentang apa narkoba dan dampaknya adalah suatu hal penting yang harus
dilakukan. Begitupun tugas yang harus dilakukan oleh humas BNN Kabupaten Magelang. Salah
satu peran humas pada BNN Kabupaten Magelang sendiri adalah melakukan pencegahan
Narkotika lewat media digital. Karena seperti yang kita tahu, zaman sekarang bisa jadi disebut
sebagai zaman yang mengandalkan media digital. Remaja jaman sekarang juga bisa dibilang
sudah ketergantungan akan gadget, maka dari itu cara BNN Kabupaten Magelang melakukan
pencegahan melalui media digital bisa dibilang cukup efektif. Salah satu hal yang telah
didapatkan oleh BNN Kabupaten Magelang adalah diterimanya laporan pemakai narkoba dari
masyarakat lewat media digital. BNN Kabupaten Magelang mengenalkan kepada masyarakat
membuat resah. Maka dari itu, pihak BNN Kabupaten Magelang melakukan pemahaman
pendidikan kepada masyarakat khususnya remaja tentang bahaya Narkotika. Humas sangat
Dilihat dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa remaja pun rentan terlibat penyalahgunaan
narkoba. Penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) pada tahun 2018 di 18 provinsi menyebutkan jumlah penyalahgunaan narkoba kategori
satu tahun pakai di kalangan pelajar dan mahasiswa mencapai 2.297.492 jiwa (BNN, 2019).
Kemudian penelitian tahun 2019 yang dilaksanakan di 34 provinsi Indonesia menjelaskan bahwa
rata-rata usia penyalahgunaan narkoba berada dalam rentang usia remaja yaitu 19,2 tahun (BNN,
2020). Pada tahun 2021, jumlah tersangka kasus narkoba berdasarkan data dari BNN dan Polri
kategori usia <5 tahun s.d. 16-19 tahun sebesar 4, 74% atau 2.785 orang dari total 58.764 orang
(BNN, 2021).
Remaja merupakan fase transisi dari fase kanak-kanak menuju dewasa, proses tersebut
mengakibatkan remaja rentan terlibat perilaku yang berisiko. Menurut World Health
Organization (WHO), remaja berada pada usia antara 10 sampai dengan 19 tahun. Remaja
adalah usia yang rentan mengalami perubahan yang luar biasa dari aspek fisik, emosional, dan
intelektual. Usia remaja adalah usia yang sangat mudah terpengaruh akan sesuatu tanpa
memikirkan dampaknya. Perkembangan ini adalah proses penyesuaikan diri remaja terhadap
perkembangan fisik baru, identitas sosial, dan pandangan dunia yang luas (Zgourides dalam
Anjaswarni & Nursalam, 2019). Usia remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar dan tertarik
pada hal-hal baru. Pada usia ini juga, Prefrontal cortex pada otak remaja berkembang, yang
mendukung kontrol diri berkembang secara bertahap, sedangkan sistem limbic pada otak yang
mengatur pencarian kesenangan berkembang lebih cepat. Ketidakseimbangan ini yang memicu
remaja untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko (Medicine & Council, 2011). Masa
remaja merupakan masa pencarian jati diri. Pada masa ini, remaja akan mudah terpengaruh
pandangan dari temannya(Yunalia dalam Yunalia & Etika, 2020). Penjelasan ini sejalan dengan
hasil penelitian BNN bahwa alasan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa
terbesar adalah karena rasa ingin tahu atau coba-coba, dan yang lainnya beralasan ingin
bersenang-senang, dibujuk teman, atau tekanan pikiran masalah pribadi (BNN, 2019).
Humas BNN Kabupaten Magelang berupaya untuk mencegah penggunaan narkoba di kalangan
remaja, salah satu cara yang dilakukan Humas BNN Kabupaten Magelang adalah dengan
melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah yang berada di Magelang, lalu memberikan
pengertian dan dampak narkoba. Selain itu, BNN Kabupaten Magelang juga pernah membentuk
Sosialisasi Gerakan Anti Narkoba yang pada saat itu dilakukan di SD Kartika XII-1 Komplek
Panca Arga Mertoyudan Magelang. Dalam kesempatan tersebut, BNN Kabupaten Magelang
membentuk Satgas Anti Narkoba, sebagai salah satu program kebijakan dan strategi nasional
(P4GN). Keunggulan dari program kaderisasi siswa Satgas Anti Narkoba dibandingkan kegiatan
penyuluhan adalah siswa tidak hanya sebagai objek dari kebijakan P4GN melainkan juga sebagai
subjek, sebab siswa akan berperan aktif dan terlibat langsung dalam mencegah penyalahgunaan
narkoba di sesama kalangannya. Dalam kesempatan itu, Kepala Sekolah SD Kartika XII-1
mengatakan kegiatan BNN Kabupaten Magelang juga senada dengan progam kerja SD Kartika
dalam rangka meningkatkan pribadi siswa yang religius, nasionalis dan unggul dalam
berprestasi, melalui kegiatan yang bermanfaat dan mengarah kepada edukasi bahaya narkoba
bagi anak usia pendidikan sekolah dasar. Maka dari itu, atas dasar tersebut pihak SD Kartika
menyetujui dibentuknya Satgas Anti Narkoba di SD Kartika XII-1 pada masa bakti tahun 2021
sampai dengan 2022, sebagai upaya pencegahan dan pemahaman narkoba dari dini. Satgas Anti
Narkoba memiliki tujuan berperan sebagai penggerak dalam melakukan upaya preventif dalam
narkotika. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan juga dituntut tidak hanya fokus terhadap
bidang akademik tetapi juga melakukan upaya-upaya progresif dan revolusioner guna menjaga
dan menyelamatkan masa depan generasi muda dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba karena generasi muda adalah generasi yang paling menentukan kemajuan suatu bangsa
dan negara, sebagai orang yang lebih mengerti dan paham akan narkoba, tugasnya adalah
menjaga agar generasi penerus bangsa sebagai sumber daya yang unggul dan terhindar dari
D. Kesimpulan
Strategi yang dilakukan BNN Kabupaten Magelang dalam memberikan pemahaman bahaya
narkoba kepada remaja adalah dengan memberikan penyuluhan dan membuat program ke setiap
sekolah yang ada di kabupaten magelang, memberi pengertian tentang apa itu narkoba serta
memberitahu dampak buruk penggunaan narkoba. Serta cara lain untuk memberi pengetahuan
tentang bahaya narkoba adalah dengan menyebarkan dan mengenalkan kepada masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Badan Narkotika Nasional RI. (n.d.). Badan Narkotika Nasional Kabupaten Balangan.
https://balangankab.bnn.go.id/
Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). 済無 No Title No Title No Title. November, 1–6.
Irawan, F. B. (2019). Menyingkap Kualitas Pelayanan Pada Toko Kelontong Aulia Anugerah
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/B11A/2015/B.111.15.0308/B.111.15.0308-15-File-
Komplit-20200323090502.pdf
Iv, B. A. B., Badan, S., & Nasional, N. (2016). Dokumentasi Badan Narkotika Nasional Kota
Pekanbaru : 2016 39. 39–47.
Nurlaelah, N., Harakan, A., & Mone, A. (2019). Strategi Badan Narkotika Nasional (BNN)
Sari, S. amelia. (2017). No Title42–40 ,549 , מים והשקייה.השפעות של השקיית גינות במים אפורים.