Anda di halaman 1dari 5

PERAN DAN STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM

MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA


DI KALANGAN REMAJA

I Putu Rama Arthadi Wijaya


Program Studi Seni Kuliner, Politeknik Pariwisata Bali
Jalan Dharmawangsa, Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali
Email: ramaarthadi547@gmail.com

ABSTRAK
Remaja adalah tahap seseorang untuk menuju dewasa yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi
sehingga berisiko mudah terpengaruhi. BKKBN mendifinisikan remaja adalah seseorang yang ada pada
rentan usia 10 hingga 24 tahun, dan pada tahap inilah remaja mengalami banyak perubahan dalam dirinya
mulai dari tubuh, pikiran, emosional hingga cara bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan. Sehingga
tidak jarang dijumpai remaja yang salah dalam bersosialisasi dapat terjemurus dalam penggunaan
obat-obatan terlarang(Narkotika). Sepanjang tahun 2022 BNN mencatat terdapat 851 kasus yang secara
persentase mengalami kenaikan 11.1% dari tahun 2021 sebanyak 766 kasus.Jika dilihat dari
usiapengguna berada pada usia 15-35 tahun dengan persentase 82,4% sebagai pemakai, 47.1%sebagai
pengedar dan 31.4% sebagai kurir. Tentu hal ini sangat memperihatinkan terhadap generasi masa
depan bangsa Indonesia. Dari hasil penelitian artikel ini tentang peran pemerintah daerah dalam
menanggulangi penyalahgunaan narkotika sangat penting untuk mencegah dan memerangi narkotika
dari kalangan remaja. Diantara hal-hal baik yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
mengatasi persoalan di atas adalah, pertama, pemerintah harus bisa mengambil sikap dan kebijakan
bahwa memerangi narkotika adalah tugas bersama bukan hanya BNN semata sehingga dapat menekan
pada setiap instansi untuk menutup ruang gerak terhadap narkotika salah satunya memasukkan dalam
kurikulum sekolah disetiap tingkatan, kedua, pemerintah daerah dapat mempromosikan pengembangan
alternatif positif bagi remaja guna menghindari penyalahgunaan narkotika.Dan ketiga,Strategi promotive
dan preventif adalah pendekatan paling sukses dan mendasar untuk menghindari dan menghilangkan
penggunaan narkoba pada kalangan remaja.Yang terakhir adalah represi sebagai Upaya yang paling
realistis dan praktis, sedangkan pengobatan dan rehabilitasi adalah yang paling manusiawi.
Kata kunci: Pemerintah daerah, Narkotika, Remaja, Pendidikan
PENDAHULUAN membuat remaja sangat rentan terhadap ancaman
narkoba.
Permasalahan narkoba di Indonesia
masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent
dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade
terakhir permasalahan ini menjadi marak. METODE PENELITIAN
Terbukti dengan bertambahnya jumlah Metode penelitian yang dilakukan oleh
penyalahgunaan atau pecandu narkoba secara peneliti menggunakan penelitian dengan tipe
signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan deskriptif analisis, bersifat tertulis dari perilaku
kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin orang-orang yang dapat diamati. Metodologi
beragam polanya dan semakin masif pula penelitian kualitatif adalah suatu metodologi
jaringan sindikatnya. Dampak dari yang lebih berkonsentrasi pada suatu fenomena
penyalahgunaan narkoba tidak hanya yang dialami oleh subjek. Dengan menggunakan
mengancam kelangsungan hidup dan masa metodologi kualitatif, Proses penelitian dengan
depan penyalahgunanya saja, namun juga masa menggunakan metode kualitatif adalah dengan
depan bangsa dan negara, tanpa membedakan cara mengumpulkan data-data non-numerik yang
strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat kemudian dianalisis berdasarkan landasan
pendidikan. Masa remaja adalah masa eksplorasi konseptual, sehingga pada akhirnya dapat ditarik
identitas. Pada titik ini, anak-anak akan menerima kesimpulan yang merupakan jawaban atas
pendapat teman sebayanya. Dari penjelasan rumusan masalah pada penelitian ini. Teknik ini
tersebut dapat disimpulkan remaja adalah tahap disebut studi pustaka merupakan cara dalam
dimana seseorang menuju dewasa yang memiliki menelusuri kepustakaan yang berisi teori atau
rasa ingin tahu yang tinggi sehingga berisiko konsep yang relevan dari karya ilmiah berupa
mudah terpengaruhi. Menurut kajian yang buku-buku (e-books), makalah, jurnal online.
dilakukan di 18 Provinsi pada tahun 2018 oleh Teknik literatur ini merupakan teknik
Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga pengumpulan data primer untuk memperoleh data
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdapat mengenai kasus-kasus narkoba serta
2.297.492 pelajar yang telah menggunakan penanganannya. Data yang dihasilkan dalam
narkoba dalam satu tahun terakhir (BNN, studi literatur bersifat tetap, autentik, mudah
2019). Usia rata-rata pertama kali menggunakan ditemukan, dan dapat dipertanggung jawabkan
narkoba adalah 19,2 tahun pada tahun 2019, karena data literatur tersebut memiliki keabsahan
menurut survei tahun 2019 yang dilakukan di 34 dan telah melalui prosedur penelitian yang
provinsi di Indonesia. Menurut statistik dari BNN standar dan berasal dari sumber yang valid.
dan Polri, 2.785 orang atau 4,74% dari total
populasi 58.764 orang termasuk dalam kelompok
usia 5 tahun ke.d.16-19 tahun, jadi tersangka
HASIL DAN PEMBAHASAN
kasus narkoba. 4 Tahun 2022,Badan Narkotika
Nasional (BNN) dan Polri mengungkap 1. Pengertian Narkotika
sebanyak 43.099 kasus tindak pidana narkotika adalah zat atau obat yang berasal
penyalahgunaan narkoba pada. Dari jumlah dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
tersebut, ditemukan sebanyak 50.721 tersangka maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
laki-laki dan 4.731 tersangka lainnya adalah penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
perempuan. Adapun sebanyak 32.734 kasus yang rasa, mengurangi sampai mengghilangkan rasa
diungkap BNN adalah penyalahgunaan narkotika nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,
jenis sabu-sabu. Tekanan teman sebaya, yang dibedakan kedalam golongan-golongan
pendidikan narkoba yang tidak memadai, sebagai mana terlampir dalam undang-undang.
faktor lingkungan ketidakstabilan emosi, Untuk memberikan pengertian narkotika dewasa
pengaruh media dan budaya, kurangnya ini tidaklah begitu menimbulkan kesulitan, oleh
pengawasan dan perhatian orang tua hanyalah karena narkotika bukan lagi merupan suatu hal
beberapa faktor yang mempengaruhi yang yang baru bagi kita, apalagi saat ini masalah
narkotika sangat gencar di beritakan hampir
setiap hari, baik melalui media massa cetak diisolasi dengan cara diekstraksi atau
maupun media masa elektronik. Menurut B. Bosu memakai proses lainnya. Contohnya adalah
dalam buku Hari Sasangka, narkotika adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.
sejenis zat yang apabila dipergunakan atau • Narkotika Jenis Alami
dimasukan kedalam tubuh si pemakai akan Ganja dan Koka menjadi contoh dari
menimbulkan pengaruh-pengaruh seperti berupa Narkotika yang bersifat alami dan langsung
menenangkan, merangsang dan menimbulkan bisa digunakan melalui proses sederhana.
khayalan atau halusinasi. Karena kandungannya yang masih kuat, zat
tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan
2. Jenis-Jenis Narkotika obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan
Kandungan yang terdapat pada narkoba bisa menyebabkan dampak buruk bagi
tersebut memang bisa memberikan dampak yang kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu
buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. akibat fatalnya adalah kematian.
Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi
menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada
risiko ketergantungan. 3. Dampak Dari Ketergantungan Narkoba
• Narkotika Golongan 1 Yang Dapat Merugikan Diri Dan
Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, Lingkungan
dan tanaman koka sangat berbahaya jika Dampak penyalahgunaan narkoba bagi diri
dikonsumsi karena beresiko tinggi sendiri yaitu berpengaruh terhadap fisik dan
menimbulkan efek kecanduan. mental, seorang pemakai narkoba dapat
• Narkotika Golongan 2 mengalami kerusakan organ tubuh akibat adanya
Sementara narkotika golongan 2 bisa narkoba dalam darah misalnya kerusakan paru-
dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan paru, ginjal, hati, jantung dan sebagainya.
sesuai dengan resep dokter. Jenis dari Kerusakan tersebut dapat menyebabkan
golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, timbulnya penyakit-penyakit tertentu. Dampak
beberapa diantaranya seperti Morfin, terhadap moral dan mental biasanya pemakai
Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga akan berubah menjadi tertutup karena malu
berpotensi tinggi menimbulkan terhadapa dirinya, takut apabila dirinya ketahuan
ketergantungan. oleh orang lain jika dia telah melakukan sesuatu
• Narkotika Golongan 3 perbuatan yang buruk, Pemakai juga dapat
narkotika golongan 3 memiliki risiko berubah menjadi egois, selalu curiga dan
ketergantungan yang cukup ringan dan bermusuhan serta tidak peduli terhadap orang
banyak dimanfaatkan untuk pengobatan lain. Selain dapat merugikan diri sendiri,
serta terapi. penggunaan narkoba juga dapat memberikan
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Seperti
beberapa jenis narkoba yang bisa didapatkan meningkatnya tindakan kriminal atau kejahatan
secara alami namun ada juga yang dibuat karena pengguna narkoba bisa melakukan apa
melalui proses kimia. Jika berdasarkan pada saja tanpa sadar, mulai dari mencuri, emosinya
bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika tidak terkendali, hingga mengganggu
tersebut di antaranya adalah: kenyamanan masyarakat di sekitarnya karena
• Narkotika Jenis Sintetis ketakutan akan peredaran narkoba.
Jenis yang satu ini didapatkan dari proses
pengolahan yang rumit. Golongan ini sering 4. Strategi Dan Upaya Yang Dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan Dilakukan Pemerintah Daerah Untuk
dan juga penelitian. Contoh dari narkotika Mencegah Penyalahgunaan Narkotika
yang bersifat sintetis seperti Amfetamin, Pelaku kejahatan narkotika mendapatakan
Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya. narkotika dengan cara membeli, pemerintah dan
• Narkotika Jenis Semi Sintetis pihak terkait lainnya harus bertindak cepat
Pengolahan menggunakan bahan utama untuk menangkap penjual dan memberikan
berupa narkotika alami yang kemudian
hukuman seberat-beratnya jika kejahatan terkait memadai ke layanan kesehatan mental yang
narkoba muncul. Tidak akan ada pembelian atau terjangkau dan berkualitas. Ini melibatkan
penjualan obat setelah memberikan produk meningkatkan jumlah fasilitas kesehatan
ilegal. Pengguna narkotika tidak boleh dijadikan mental, pelatihan tenaga medis, dan
target penangkapan, seperti yang sudah menyediakan program-program dukungan
dilakukan pemerintah sejak lama. Sebaliknya, psikososial.
pemasok dan pengedar harus menjadi sasaran 4. Pembentukan pusat rehabilitasi dan
penangkapan dan hukuman berat karena pemulihan
merekalah yang terus-menerus Pemerintah daerah dapat mendirikan pusat
mendistribusikan narkoba, sering kali rehabilitasi dan pemulihan khusus
melakukannya secara ilegal pada awalnya hanya untukremaja yang terlibatdalam
untuk penggunaan bebas. Menurut G. Karta penyalahgunaan narkoba. Pusat ini harus
Saputra, norma hukum adalah “asas dasar menyediakan perawatan medis, dukungan
segalabentuk peraturan perundang-undangan psikososial, dan program rehabilitasi yang
yang mengatur hubungan antara anggota komprehensif.
Masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya 5. Pengawasan dan penegakan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat”. Oleh karena yang ketat
itu, setiap perbuatan yang dilakukan anggota Pemerintah daerah harus meningkatkan
masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, pengawasan dan penegakan hukum terhadap
baik yang menyangkut dirinya sendiri, peredaran narkoba termasuk upaya untuk
keluarganya, organisasinya, maupun harta menghentikan penyelundupan dan peredaran
bendanya, dicakup olehaturan hukum. Dari narkoba dilingkungan sekolah. Hal ini juga
uraian diatas dapat diketahui bahwa kalangan melibatkan penegakan hukum terhadap
remaja memiliki presentasi terbesar dalam pengedar dan pengedar narkoba.
penggunaan narkoba, beberapa strategi penyebab 6. Pemberdayaan remaja
penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja Pemerintah daerah dapat mengembangkan
adalah sebagai berikut: program-program pemberdayaan remaja,
1. Pendidikan dan kampanye pencegahan seperti kegiatan olahraga, seni, dan
Pemerintah daerah dapat meluncurkan kegiatansosial yang positif. Dengan
program pendidikan yang luas dan memberikan alternatif yang sehat dan
kampanye pencegahan yang ditujukan konstruktif remaja akan memiliki lebih
kepada remaja, orang tua, guru, dan sedikit alasan untuk terlibat dalam
masyarakat umum. Program ini harus penyalahgunaannarkoba.
menyediakan informasi yang akurat dan 7. Peningkatan pemantauan media
faktual tentang bahaya penggunaan Pemerintah daerah dapat meningkatkan
narkoba, konsekuensinya, dan alternatif pemantauan terhadap media dan
gaya hidup yang sehat. mengatur konten yang mempromosikan
2. Kolaborasi dengan lembaga Pendidikan penggunaan narkoba.
Pemerintah daerah dapat bekerja sama
dengan sekolah-sekolah dan lembaga
pendidikan untuk menyediakan program 5. Kesimpulan
pendidikan anti-narkoba yang terintegrasi Penting untuk dipahami dan disadari
dalam kurikulum. Ini dapatmencakup bersama bahwa narkotika merupakan jenis obat-
pelajaran tentang risiko narkoba, obatan yang peradaraanya dilarang dan
keterampilan pengambilan keputusan, terbatas kecuali bagi sebagian orang yang
manajemen stres, serta penanganan tekanan konstitusional ia diberikan untuk mengelola,
sebaya. menjual. Dengan demikian bagi pengguna yang
3. Peningkatan akses terhadap perawatan tidak mendapatkan ijin dari pihak terkait maka
kesehatan mental dianggap telah menyelahgunakan jenis obat-
Pemerintah daerah harus memastikan obatan terlarang tersebut dan yang bersangkutan
bahwa remaja memiliki akses yang
dapat di pidana karena perbuatannya tersebut. Di PersfektiUndang-Undang No 35 Tahun
Indonesia pengguna narkotika setiap tahunnya 2009 Tentang Narkotika."Jurnal Ilmiah
selalu mengalami peningkatan yang cukup tinggi UniversitasBatanghari Jambi16.3
berikut juga daerah sebaran atau edaraanya yang (2016):12-18.
dulunya hanya wilayah perkotaan saja saat ini
desa atau pedesaan menjadi sasaran empuk Baharuddin, Muhammad Jihad. "Peranan Badan
dari pengedar obat-obatan terlarang tersebut. Narkotika Nasional (BNN) dalam
Salah satu pengguna yang banyak Mencegahdan Menanggulangi
menggunakannya adalah kalangan remaja dengan Peredaran Narkoba Di Kab. Polewali
rentang usia 10-20 tahun, hingga 15-35 Mandar."Alauddin LawDevelopment
tahun.Menyikapi persoalan tersebut diperlukan Journal3.3 (2021): 591-599
sinergi baik dari unsur pemerintah pusat dan Iskandar, Anang, and S. IK.Penegakan hukum
pemerintah daerah dalam mencegahdan narkotika (rehabilitatif terhadap
memerangi narkotika bersama sama. penyalahguna dan pecandu, represif
Pemerintah daerah memiliki peran penting dan terhadap pengedar). Elex Media
strategis dalam mencegah hal di atas salah Komputindo, 2019
satunya dengan mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang menutup ruang gerak narkotika Kustiawan, I. G. A. B., & Manik, I. W.
tersebut baik dilingkungan pendidikan, pedesaan, (2018).Strategi Pemerintah Daerah
organisasi dan dapat menggerakan seluruh dalamPenanggulangan Penyalahgunaan
OPD untuk bersama-sama memerangi Narkoba pada Remaja.Laksana,
narkotika sehingga dapatmembantu tugas AndriWinjaya. "Tinjauan Hukum
daripada Badan Narkotika Nasional (BNN) yang Pemidanaan Terhadap Pelaku
secara SDM sangat kurangmemadai untuk PenyalahgunaNarkotika Dengan Sistem
memantau ke hingga ke daerah dan pedesaan. Rehabilitasi."Jurnal Pembaharuan
Hukum2.1 (2016): 74-85.

DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Maudy Pritha, Sahadi Humaedi, and
Meilanny Budiarti Santoso.
"Penyalahgunaannarkoba di kalangan
remaja(Adolescent Substance
Abuse)."Prosiding PenelitianDan
Pengabdian Kepada Masyarakat4.2
(2017).
Anjaswarni, Tri, et al.Save Remaja
Milenial:Deteksi Dini Potensi
Kenakalan Remaja(Juvenile
Delinquency) dan Solusi. Zifatama
Jawara, 2019
Arifin, Tatas Nur Implementasi Rehabilitasi
Pecandu Narkotika Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 35
tahun 2009 tentang narkotika sebagai
upaya nonpenalbadan narkotika nasional.
Diss. Brawijaya University, 2013
Badri, Muhammad. "Program Rehabilitasi Bagi
Penyalahgunaan Narkotika Dalam

Anda mungkin juga menyukai