Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journals Universitas Negeri Gorontalo

DAMPAK NARKOTIKA PADA PSIKOLOGI DAN


KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh:
SUMARLIN ADAM
Sumarlin.adam17@gmail.com
Dosen Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo

ABSTRAK

Narkotika adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang
bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkotika adalah sumber
dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umum. Menimbulkan
dampak negatif yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus
obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (biasa disebut sugest). Gejala fisik dan psikologis ini juga
berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri,
pemarah, manipulatif, dan sebagainya.

Kata Kunci : Narkotika dan Psikologi, Kesehatan masyarakat

Perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai akibat sindroma ketergantungan


teknologi (IPTEK) telah membawa manusia terhadap zat kimia narkotika atau obat-obatan
ke dalam suatu dimensi baru yang penuh terlarang. Sebab secara sosiologis mereka
dengan pembaharuan dan kemajuan. Adanya dapat mengganggu masyarakat dengan
gaya hidup konsumtif dan pergaulan yang melakukan perbuatan-perbuatan abnormal atau
terbuka menjadi ciri dari majunya kriminalitas di luar kesadaran mereka. Dengan
perkembangan IPTEK. adanya penyalahgunaan ini akan berakibat
Adanya anggapan bahwa seseorang memicu terjadinya tindak kejahatan baik itu
dikatakan kampungan, terbelakang, bahkan pencurian, pemerasan, penipuan, penggelapan
tidak gaul bila belum mencoba yang namanya peredaran obat-obat terlarang, penganiayaan
narkotika. Situasi inilah yang membentuk dan lain sebagainya. Dengan kata lain, akan
suatu budaya baru terutama di kalangan tergangggunya kelangsungan kehidupan
generasi muda. Oleh sementara orang bangsa.
narkotika sering diidentikkan dengan Penyalahgunaan narkotika terhadap
pergaulan dan gaya hidup modern. masyarakat berawal dari penawaran dari
Permasalahan penyalahgunaan pengedar narkotika. Mula-mula mereka diberi
narkotika saat ini menjadi momok yang beberapa kali dan setelah mereka merasa
menakutkan. Secara universal penyalahgunaan ketergantungan terhadap narkotika itu, maka
narkotika dapat mengancam dan merusak pengedar mulai menjualnya. Setelah mereka
masa depan penggunanya, bahkan dapat saling membeli narkotika, mereka disuruh
menimbulkan kejahatan-kejahatan lainnya
pengedar untuk mengajak orang lain untuk adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika
mencoba obat-obatan terlarang tersebut. dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja
Sebenarnya narkotika itu obat legal otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
yang diragukan dalam dunia kedokteran, Meskipun demikian, penting kiranya
namun saat ini narkotika banyak diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika
disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak dan psikotropika dilarang penggunaannya.
sedikit yang menggunakan narkotika. Karena cukup banyak pula narkotika dan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan psikotropika yang memiliki manfaat besar di
terlarang di kalangan generasi muda dewasa bidang kedokteran dan untuk kepentingan
ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan pengembangan pengetahuan.
perilaku generasi muda tersebut, dapat Dalam Undang-Undang narkotika
membahayakan keberlangsungan hidup digolongkan dalam 3 (tiga) golongan
bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat (2),
sebagai generasi yang diharapkan menjadi yaitu: narkotika golongan I, narkotika
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh golongan II, dan narkotika golongan III.
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Adapun yang dimaksud dengan golongan-
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir golongan narkotika tersebut dapat dijelaskan
jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa sebagai berikut : Narkotika gologan I adalah
yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan
kenangan. pengembangan ilmu pengetahuan dan tidk
Sasaran dari penyebaran narkotika ini digunakan dalam terapi, serta mempunyai
adalah kaum muda atau remaja. Banyak dari potensi yang sangat tinggi mengakibatkan
mereka yang menggunakan narkotika dengan ketergantungan. Narkotika golongan II adalah
alasan untuk kesenangan batin, namun narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan,
sayangnya tidak banyak yang mengetahuai digunakan sebagai pilihan terakhir dandapat
bahaya narkotika. Oleh karena itu, tulisan ini digunkan dalam terapi dan atau tujuan
bertujuan untuk memberikan informasi betapa pengembangan lmu pengetahuan serta
bahayanya narkotika bagi psikologi dan mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
kesehatan masyarakat. ketergantungan. Narkotika golongan III adalah
Narkotika berasal dari tiga jenis narkotika yng berkhasiat untuk pengobatan
tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) dan banyak digunakan dalam terapi dan atau
koka. Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
Narkotika disebutkan pengertian Narkotika mempunyai potensi yang ringan
adalah Narkotika adalah “zat atau obat yang mengakibatkan ketergantungan.
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik Zat-zat yang tergolong narkotika
sintetis maupun semi sintetis yang dapat dalam Undang-Undang No.22 Tahun 1997
menyebabkan penurunan atau perubahan Tentang Narkotika di Indonesia, yang dilarang
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai untuk disalahgunakan adalah: ganja,
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat morphine, heroin, kokain dan sebagainya.
menimbulkan ketergantungan”. Sehingga dari pendapat-pendapat di atas
Psikotropika adalah “zat atau obat, penulis menarik suatu pengertian dari
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, narkotika itu sendiri yaitu segala macam zat
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh atau produk alami/sintesis dari morfin atau
selektif pada susunan saraf pusat yang heroin dan zat-zat lain yang dapat
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas menimbulkan ketagihan serta merusak sistem
mental dan perilaku”. Bahan adiktif lainnya kerja jaringan syaraf pusat manusia.
Menurut definisi di atas, jelaslah kelainan paru-paru, lever, jantung, ginjal,
bahwa narkotika, jika disalahgunakan, sangat pancreas dan gangguan fisik lainnya.
membahayakan bagi kesehatan fisik dan Menurut Dadang Hawari (Sofyan,
mental manusia. Bahkan, pada pemakaian 2005:157) bahwa orang yang telah bergantung
dengan dosis berlebih atau yang dikenal pada narkotika, maka hidupnya mengalami
dengan istilah over dosis (OD) bisa gangguan jiwa sehingga tidak lagi mampu
mengakibatkan kematian. Namun sayang berfungsi secara wajar dalam masyarakat.
sekali, walaupun sudah tahu zat tersebut Kondisi demikian dapat dilihat dari rusaknya
sangat berbahaya, masih saja ada orang-orang fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah, serta
yang menyalahgunakannya. tidak mampu mengendalikan dirinya. Pada
Penyalahgunaan narkotika (drugs peristiwa ini timbul gejala-gejala seperti air
abuse) adalah suatu pemakaian non medical mata berlebihan, cairan hidung berlebihan,
atau ilegal barang haram yang dinamakan puril mata melebar, keringat berlebihan, mual,
narkotika (narkotik dan obat-obat adiktif) muntah, diare, bulukuduk berdiri, menguap,
yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan tekanan darah naik, jantung berdebar,
yang produktif manusia pemakainya.(Sofyan, insomnia (tak bisa tidur), mudah marah,
2005:154). emosional, serta agresif.
Penyalahgunaan narkotika adalah suatu Selanjutnya menurut Muh. Adlin
pemakaian non medical atau ilegal barang (2003) penyalahgunaan narkotika dapat
haram yang dinamakan narkotik dan obat- menimbulkan akibat atau resiko, baik secara
obatan adiktif yang dapat merusak kesehatan hukum, medis mupun psikhososial sebagai
dan kehidupan produktif manusia pemakainya. berikut. Secara hukum, resiko penyalahgunaan
Berbagai jenis narkotika yang mungkin narkotika akan dikenakan sanksi pidana
disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, sebagaimna yang diatur dalam Pasal 78, Pasal
obat-obat terlarang dan zat yang dapat 79, Pasal 81 dan Pasal 82 UU No.22 tahun
memberikan keracunan, misalnya yang diisap 1997 Tentang Narkotika. Secara medis
dari asapnya. Penyalahgunaan narkotika dapat penyalahgunaan narkotika akan meracuni
menyebabkan ketergantungan zat narkotika, sistem syaraf dan daya ingat, menurunkan
jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw. kualitas berfikir, merusak berbagaia organ
Penyalahgunaan atau kebergantungan vital seperti : ginjal, hati, jantung, paru-paru,
narkotika perlu melakukan berbagai dan sum-sum tulang, bisa terjangkit hepatitis,
pendekatan. Terutama bidang psikiatri, HIV/AIDS, dan bila over dosis bisa
psikologi, dan konseling. Jika terjadi menimbulkan kematian. Secara psikhososial
kebergantungan narkotika maka bidang yang penyalahgunaan narkotika akan mengubah
paling bertanggung jawab adalah psikiatri, seseorang menjadi pemurung, pemarah,
karena akan terjadi gangguan mental dan pencemas, depresi, paranoid, dan mengalami
perilaku yang disebabkan zat narkotika gangguan jiwa, menimbulkan sikap masa
mengganggu sinyal penghantar syaraf yang bodoh, tidak peduli dengan norma masyarakat,
disebut system neurotransmitter didalam hukum, dan agama, serta dapat mendorong
susunan syaraf sentral (otak). Gangguan melakukan tindak kriminal seperti : mencuri,
neurotransmitter ini akan mengganggu: berkelahi dan lain-lain.
1) fungsi kogitif (daya pikir dan memori), Penyalahunaan narkotika dapat juga
2) fungsi afektif (perasaan dan mood), menjadikan penggunanya sebagai addict. Jika
3) psikomotorik (perilaku gerak), 4) seseorang telah menjadi addict maka untuk
komplikasi medik terhadap fisik seperti menghilangkan sindroma ketergantungan
adalah tanda-tanda atau gejala-gejala yang
timbul pada seseorang akibat tidak teknologi dan globalisasi yang berdampak
dipenuhinya pemakaian narkotika pada saat langsung pada keluarga dan remaja penerus
ubuh membutuhkannya. Untuk itu si bangsa khususnya. Kita harus memerangi
penyalahguna harus mendapatkan narkotika kesia-siaan yang di akibatkan oleh narkotika.
tersebut. Untuk mendapatkannya mereka Kegagalan yang di alami dalam kehidupan
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Tidak memiliki rasa percaya diri ataupun
uang guna membelinya. kurang mendapat kasih sayang orang tua dapat
Untuk korban penyalahgunaan menyebabkan timbulkan penyalahgunaan
narkotika ini adalah sebagian besar adalah narkotika di kalangan remaja. Misalnya saja,
kaum remaja. Hal tersebut dapat menyebabkan orang tua yang terbilang sukses dalam berkarir
terganggunya harapan orang tua dan negara tetepi kurang memberi perhatian kepada
terhadap para remaja sebagai generasi keluarga, adanya perselisihan di keluarga
penerus, yang pada akhirnya akan hingga mengalami kehancuran (Broken
menimbulkan gangguan terhadap peralihan Home).
generasi penerus. Para remaja yang telah Pergaulan yang bebas dan lingkungan yang
addict, hanya ada satu dalam pikirannya, kurang tepat
bagaimana untuk mendapatkan narkotika guna Menurut teori Waddington, mengenai
memenuhi kebutuhannya. Hal ini akan “develope mental land scape”, jika seorang
menimbulkan apatisme di kalangan generasi anak di tempatkan pada suatu lingkungan
penerus. Dengan munculnya apatisme di tertentu, maka sulitlah bagi kalangan tersebut
kalangan remaja dapat menyebabkan untuk mengubah pengaruhnya, terlebih lagi
terganggunya sumber daya manusia. jika lingkungan itu sangat kuat mempengaruhi
Berdasarkan uraian di atas, dapat anak tersebut. Dengan demikian untuk
disimpulkan bahwa penyalahgunaan narkotika mencegah penggunaan narkotika, maka land
mendorong mengakibatkan sindroma scape (lingkungan) yang baik saat ini adalah
ketergantungan apabila penggunanaya tidak lingkungan Islam. Sebagai orang tua
dibawah pengawasan dan petunjuk tenaga seharusnya dapat memperingatkan anaknya
kesehatan yang mempunyai keahlian dan agar tidak bergaul dengan teman yang
kewenangan untuk itu. Hal ini tidak saja berakhlak tidak baik.
merugikan bagi penyalahgunaan, tetapi juga Kurangnya siraman agama
berdampak sosial, ekonomi dan keamanan Untuk memerangi narkotika, upaya yang
sosial, sehingga hal ini merupakan ancaman perlu di lakukan adalah membangkitkan
bagi kehidupan bangsa. kesadaran beragama dan menginformasikan
Maraknya narkotika dan obat-obatan hal-hal yang positif dan bermanfaat kepada
terlarang telah banyak mempengaruhi mental para remaja. Karena, pada zaman sekarang ini
dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar sangt sedikit para remaja yang sadar akan
saat ini. Masa depan bangsa yang besar ini pentingnya siraman agama.
bergantung sepenuhnya pada upaya Keinginan untuk sekedar mencoba
pembebasan kaum muda dari bahaya Keyakinan bahwa bila mencoba sekali
narkotika. Narkotika telah menyentuh takkan ketagihan adalah salah satu penyebab
lingkaran yang semakin dekat dengan kita penggunaan narkotika, karena sekali memakai
semua. Teman dan saudara kita mulai terjerat narkotika maka mengalami ketagihan dan sulit
oleh narkotika yang sering kali dapat untuk di hentikan. Maka dari itu, bila
mematikan. Sebagai makhluk Tuhan yang seseorang ingin terhindar dari narkotika, harus
kian dewasa, seharusnya kita senantiasa dapat menjauhkan dirinya dari hal-hal yang
berfikir jernih untuk menghadapi globalisasi
memungkinkan untuk mencoba dan kehidupan remaja karena emosinya masih
bersentuhan dengan narkotika. sangat labil. Mereka tidak dapat mengontrol
Sementara Adlin (2003:107) emosinya, mudah terpengaruh oleh lingkungan
mengemukakan ada beberapa faktor yang sekitar dan mentalnya masih lemah.
menyebabkan seseorang terpengaruh untuk
menyalahgunakan narkotika yaitu diantaranya Pembahasan
sebagai berikut.
Seperti ungkapan ‘api kecil adalah
Penyebab dari diri pribadi kawan dan jika menjadi besar adalah lawan’.
Seseorang yang menjadi pecandu Ini ungkapan yang sangat pas untuk
narkotika pada dasarnya adalah orang-orang menggambarkan tentang narkotika. Dalam
yang tidak mempunyai kepribadian yang dunia medis, narkotika bisa menjadi obat-obat
mantap sehingga mudah dipengaruhi oleh yang berkhasiat untuk penyembuhan.
orang lain terutama teman sebaya dan Penggunaan narkotika dalam dunia medis
lingkungan. Adanya rasa ingin tahu dan ingin adalah legal. Nah yang menjadi
mencoba-oba, pengaruh dari teman agar dapat penyalahgunaan adalah ketika seseorang yang
diterima dalam lingkungan mereka atau untuk mengkonsumsi narkotika tanpa adanya
menunjukkan rasa solidaritas, untuk melarikan pengawasan dari seorang ahli kesehatan atau
diri dan untuk memperoleh rasa aman. dokter.
Penyebab dari keluarga Bila seseorang menggunakan narkotika
Orang tua dan keluarga dapat menyebabkan tanpa adanya pengawasan dari dokter akan
seseorang tergolong untuk menyalahgunakan sangat membahayakan si pengguna karena
narkotika, apabila kondisi orang tua atau umumnya narkotika mengandung zat-zat
keluarga tidak mampu menghayati beracun yang bisa menyebabkan pengguna
perkembangan dan aspirasi anaknya, serta narkotika akan selalu ketergantungan atau
lemah dalam memberikan pengarahan dan kecanduan terhadap obat-obatan tersebut,
pengawasan. Adanya situasi kehidupan orang merusak organ-organ tubuh, mempengaruhi
ua yang broken home. berkurangnya daya pikir seseorang atau
Penyebab dari lingkungan membuat pikiran menjadi tidak rasional dan
Kurangnya pembinaan dan pengarahan kerusakan otak secara permanen. Akibat yang
terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika, lebih mengerikan lagi adalah berujung pada
dan maraknya fasilitas hiburan masyarakat kematian.
yang merangsang timbulnya peredaran Dilihat dari segi penggunaannya,
narkotika. narkotika dibedakan menjadi 2 golongan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Yakni pengguna narkotika ‘jalanan’ (ilegal)
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dan penggunaan narkotika legal dalam dunia
faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan medis yang disalahgunakan. Data dan fakta
narkotika, adalah pengaruh utamanya sangat menunjukkan persentase tertinggi penguna
tergantung pada: 1) faktor keluarga, di mana narkotika adalah anak-anak sekolah dan anak-
dengan adanya rasa tidak nyaman berada di anak remaja. Sedangkan lokasi tempat mereka
rmah, sehingga ia melarikan diri dari ‘menikmati’ barang haram tersebut umumnya
kenyataan atau mencari kenyamanan dengan di kos-kosan, club-club malam, diskotik dan
cara menggunakan narkotika. Hal itu mereka sebagainya. Mereka dijadikan sasaran empuk
lakukan, karena ingin mendapat perhatian dari oleh para pengedar untuk mengeruk
keluarganya. 2) Faktor lingkungan, di mana keuntungan dari penjualan barang haram
lingkungan sangat berpengaruh dalam tersebut. Tidak pada mereka saja, kalau kita
menonton berita di tv banyak contoh kasus gangguan pada kulit (dermatologis) seperti:
artis-artis yang terlibat dengan penggunaan penanahan (abses), alergi, eksim, gangguan
narkotika. Bahkan ada yang tertangkap sampai pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan
2 kali dalam kasus yang sama. Ini fungsi pernapasan, kesukaran bernafas,
menunjukkan cengkeraman narkotika yang pengerasan jaringan paru-paru. Sering sakit
sangat hebat pada seseorang sehingga sulit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus,
untuk melepaskannya. suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan
Mengingat maraknya peredaran sulit tidur. Selanjutnya berdampak terhadap
narkotika di Indonesia yang sepertinya hukum kesehatan reproduksi adalah gangguan
di Indonesia tidak membuat mereka (para padaendokrin, seperti: penurunan fungsi
pengedar atau bandar ) jera, selalu saja ada hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
penyeledupan narkotika ke wilayah Indonesia. testosteron), serta gangguan fungsi seksual,
Ini menjadi tugas dan kewajiban kita sebagai juga berdampak terhadap kesehatan
orang tua untuk mengawasi dan lebih reproduksi pada remaja perempuan antara lain
mewaspadai anak-anak kita di dalam perubahan periode menstruasi,
pergaulan. Awasi tingkah laku dan pola hidup ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
anak-anak. Orangtua harus peka terhadap (tidak haid).
perubahan sikap anak-anak yang memang Bagi pengguna narkotika melalui
kalau mereka terlibat penggunaan narkotika jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
akan terlihat dengan sangat jelas. Kita patut suntik secara bergantian, risikonya adalah
dan wajib menjaga dan melindungi mereka tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
dari serangan hal semacam itu. Begitu mereka HIV yang hingga saat ini belum ada
terjerumus, adalah masalah besar di kemudian obatnya. Penyalahgunaan narkotika bisa
hari. berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis
Bila narkotika digunakan secara terus yaitu konsumsi narkotika melebihi
menerus atau melebihi takaran yang telah kemampuan tubuh untuk menerimanya.
ditentukan akan mengakibatkan Over dosis bisa menyebabkan kematian
ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan Dampak Psikologi:
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, Dampak psikologi yang ditimbulkan
karena terjadinya kerusakan pada sistem adalah: lamban kerja, ceroboh kerja, sering
syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh tegang dan gelisah, hilang kepercayaan diri,
seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. apatis, pengkhayal, penuh curiga, agitatif,
Dampak penyalahgunaan narkotika menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal,
pada seseorang sangat tergantung pada jenis sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan
narkotika yang dipakai, kepribadian pemakai tertekan, cenderung menyakiti diri, perasaan
dan situasi atau kondisi pemakai. Secara tidak aman, bahkan bunuh diri, gangguan
umum, dampak kecanduan narkotika dapat mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh
terlihat pada fisik, psikis maupun sosial lingkungan, merepotkan dan menjadi beban
seseorang. keluarga serta pendidikan menjadi terganggu,
Dampak Fisik: masa depan suram.
Gangguan pada system syaraf (neurologis) Dampak fisik dan psikis berhubungan erat.
seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa
kesadaran, kerusakan syaraf tepi, sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus
GANGGUAN pada jantung dan pembuluh obat (tidak mengkonsumsi obat pada
darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut waktunya) dan dorongan psikologis berupa
otot jantung, gangguan peredaran darah, keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi
(biasa disebut sugest). Gejala fisik dan karena diberhentikan pemakaian untuk
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sementara waktu. Jika keadaan ini dibiarkan
sosial seperti dorongan untuk membohongi secara terus menerus maka besar kemungkinan
orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan akan menimbulkan kriminalitas, menghambat
lain-lain. pencapaian cita-cita, merusak jaringan saraf
Banyak yang masih bisa dilakukan pusat, merusak lever, menggugurkan
untuk mencegah remaja menyalahgunakan kandungan, besar kemungkinan tertular
narkotika dan membantu remaja yang sudah HIV/AIDS dan masih banyak lagi dampak
terjerumus penyalahgunaan narkotika. Ada negatif dari penyalahgunaan napza (narkotika,
tiga tingkat intervensi, yaitu: 1) Primer, alkohol dan zat adaktif) ini. Namun yang lebih
sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya utamanya dapat mendorong manusia untuk
dalam bentuk pendidikan, penyebaran melakukan suatu kejahatan dalam masyarakat.
informasi mengenai bahaya narkotika, Walaupun begitu, setiap kehidupan
pendekatan melalui keluarga, dan lain-lain. memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak
Instansi pemerintah, lebih banyak berperan negatif, narkotika juga memberikan dampak
pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan yang positif. Jika digunakan sebagaimana
seputar pemberian informasi melalui berbagai mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa
bentuk materi yang ditujukan kepada remaja manusia dan membantu dalam pengobatan,
langsung dan keluarga; 2) Sekunder, pada saat narkotika memberikan manfaat bagi
penggunaan sudah terjadi dan diperlukan kehidupan manusia. Berikut dampak positif
upaya penyembuhan (treatment). Fase ini narkotika: Opioid atau opium digunakan
meliputi: Fase penerimaan awal selama berabad-abad sebagai penghilang rasa
(initialintake)antara 1 – 3 hari dengan sakit dan untuk mencegah batuk dan diare;
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Kokain daun tanaman Erythroxylon coca
Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi biasanya dikunyah-kunyah untuk
medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan mendapatkan efek stimulan, seperti untuk
pengurangan ketergantungan bahan-bahan meningkatkan daya tahan dan stamina serta
adiktif secara bertahap; 3) Tertier, yaitu upaya mengurangi rasa lelah; Ganja Orang-orang
untuk merehabilitasi merekayang sudah terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk
memakai dan dalam proses penyembuhan. bahan pembuat kantung karena serat yang
Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga
antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase Upaya pencegahan terhadap
sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyebaran narkotika, khususnya di kalangan
penyalahguna narkotika mampu pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung
mengembangkan kehidupan yang bermakna di jawab kita bersama. Dalam hal ini semua
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa pihak termasuk orang tua, guru, dan
kegiatan konseling, membuat kelompok- masyarakat harus turut berperan aktif dalam
kelompok dukungan, mengembangkan mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-
kegiatan alternatif, dan sebagainya. anak kita. Adapun upaya-upaya yang lebih
Akibat yang ditimbulkan dari kongkret yang dapat kita lakukan adalah
penyalahgunaan narkotika itu sendiri melakukan kerja sama dengan pihak yang
sangatlah besar. Seorang pemakai akan berwenang untuk melakukan penyuluhan
mengalami gejala ketergantungannya. Gejala tentang bahaya narkoba, atau mungkin
ini ditambah lagi dengan perubahan sikap dan mengadakan Razia Mendadak Secara rutin.
perilaku putus obat, di mana gejala ini timbul Kemudian pendampingan dari orang tua siswa
itu sendiri dengan memberikan perhatian dan psikologis yang ditimbulkan antara lain dapat
kasih sayang. berupa gangguan konsentrasi dan penurunan
Pihak sekolah harus melakukan daya ingat bagi pemakai, sedangkan dampak
pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik bagi kesehatan penggunaan narkotika yang
anak didiknya, karena biasanya penyebaran terlalu banyak atau overdosis akan dapat
(transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar menyebabkan kematian karena dosis yang
lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting digunakan makin lama makin bertambah
adalah, pendidikan moral dan keagamaan banyak sedangkan daya tahan tubuh makin
harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena lama makin berkurang.
salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak Banyaknya dampak negatif yang
ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya ditimbulkan akibat penggunaan narkotika
pendidikan moral dan keagamaan yang secara bebas dan tidak sesuai aturan, maka
mereka serap, sehingga perbuatan tercela diperlukan perhatian khusus untuk
seperti ini pun, akhirnya mereka jalani. Oleh menanggulangi masalah ini, dengan lebih
sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, mesosialisasikan “Bahaya Narkotika”,
pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap mengingat struktur masyarakat Indonesia yang
dan waspada, akan bahaya narkoba yang demikian kompleks dan heterogen, dengan
sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita tingkat intelektual atau daya nalar yang
sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di beragam, memang dibutuhkan sebuah program
atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, preventif tentang “drugs education” yang
dari bahaya narkotika tersebut, sehingga lebih dan terarah. Karena bagaimana pun,
harapan kita untuk menelurkan generasi yang masyarakat atau lebih tepatnya lingkungan
cerdas dan tangguh di masa yang akan datang sekitar, mempunyai dampak/peranan yang
dapat terealisasikan dengan baik cukup signifikan di dlam mempengaruhi
kebiasaan maupun karakter seseorang,
terutama bagi seorang anak yang baru
Simpulan dan saran meningkat remaja, khususnya yang disebut
ABG (Anak Baru Gede). Maka, selain edukasi
Penggunaan narkotika secara (pendidikan) di dalam keluarga dan sekolah,
berlebihan dapat mengakibatkan dampak edukasi di dalam masyarakat pun menjadi hal
secara psikologis maupun kesehatan. Dampak yang sentral dan menentukan.

DAFTAR PUSTAKA Sarwono, Wiraman Sarlito. 2001. Pengantar


Umum Psikologi. Jakarta: Bulan
Bintang.
Heriadi Willy. 2005. Berantas Narkotika (Tak Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta:
Cukup Hanya Bicara). Jogyakarta: Rineka Cipta.
UI Press. Sofyan, Wilis. 2005. Remaja dan Masalahnya.
Muh.Adlin Sila. 2003. Penanggulangan Bandung: Alfabeta.
Penyalahgunaan Narkotika.
Jakarta: Balai Penelitian Agama
dan Kemasyarakatan Proyek
Pengkajian Pendidikan Agama.

Anda mungkin juga menyukai