Anda di halaman 1dari 5

RESUME PERKULIAHAN KELOMPOK 3&4

(Gejala Emosional Krisis & Stress, Gejala Perilaku Krisis & Stres )

Disusun oleh :

Nama : Juwita Romadonah

Nim : 06071182025015

Mata Kuliah : Konseling Krisis

Dosen Pengampu:

Yosef, DR. M.A


Fadhlina Rozzaqyah, S.Pd.,, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022
Gejala Emosional Krisis dan Stress

A. Definisi Emosi

Menurut Gindano (1993), Emosi adalah energi yang kompleks. Emosi kita
membentuk pengalaman langsung. Ketika kita mengalami emosi kita, kita berada dalam
kontak langsung dengan realitas fisik kita. Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang
telah melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya
mungkin terganggu. Bisa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias,
bosan dan lain-lain sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita.

Dapat ditarik kesimpilan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-
pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala
kejasmanian. Apabila individu mengalami emosi, dalam diri individu itu akan terdapat
perubahan-perubahan dalam kejasmanian, misalnya ketakutan pada gejala kejasmanian
yang tampak adalah muka pucat dan jantung berdebar debar.

B. Gejala Emosional Krisis

Sebuah krisis cenderung menimbulkan masalah dalam hidup tanpa memandang


latar belakang seseorang. Selanjutnya satu per satu, krisis akan masuk dalam hidup
seseorang terlepas dari betapa baik dan kuatnya pertahanan yang dibuat dan dimiliki
seseorang. Krisis akan terus menekan hidup seseorang sehingga tidak cukup hanya
memikirkan cara untuk mengatasinya tetapi juga sikap emosional terhadap berbagai
kesulitan. Adapun tanggapan atau sikap emosional, menurut Munroe (2009), yang dapat
timbul sebagai dampaknya berupa: ketakutan, trauma, depresi, keputusasaan, frustasi,
kegelisahan, kesepian, kekawatiran, dan tidak adanya pengharapan. Sikap-sikap
tersebut merupakan ekspresi emosional secara negatif yang ditimbulkan ketika krisis
menghampiri hidup seseorang. Reaksi-reaksi tersebut cenderung akan mengarahkan
krisis pada tahap lanjut jika tidak segera diatasi.

C. Gejala Umum
1. Anak usia pra-sekolah ( 1 – 5 tahun )
a) Takut akan gelap
b) Takut terhadap binatang, (serangga )
c) Takut terhadap orang asing dan pengabaian
2. Anak usia sekolah ( 5 – 11 tahun)
a) Kecemasan umum
b) Sifat lekas marah
c) Penarikan diri dari rekan – rekan
d) Takut terhadap cuaca, keamanan, pengabaian, bahaya, kehilangan
e) Depresi
3. Anak usia pra-remaja ( 11 – 14 tahun )
a) Depresi karena kehilangan minat pada teman sebaya dan aktivitas sosial
b) Amarah
c) Takut kehilangan keluarga, teman, rumah, atau bahaya pribadi
4. Anak usia remaja ( 14 – 18 tahun )
a) Depresi
b) Ketidakpedulian atau apatis
c) Kemarahan pada ketidakadilan yang dirasakan dari krisis
d) Takut kehilangan
e) Kesalahan
f) Takut akan masa depan
g) Takut mencoba dan gagal
D. Perencanaan konselor sekolah professional

Untuk konselor sekolah profesional, penting untuk menyadari bahwa pekerjaan


krisis akan menjadi bagian dari rutinitas. Perencanaan ke depan melalui pengetahuan
tentang krisis dan stres, pelatihan dalam menangani peristiwa ini, dan persiapan diri
yang berkelanjutan sangat penting. Pada saat krisis, tidak ada waktu untuk duduk,
mengacu pada manual, atau mencari proses langkah demi langkah.
Gejala Perilaku Krisis dan Stres

A. Pengertian Krisis

Terry Looker dan Olga Gregson mendifinisikan stress sebagai sebuah keadaan yang
kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan
kemamapuan untuk mengatasinya.

Stress muncul karena suatu stimulus menjadi berat dan berkepanjangan sehingga
individu tidak lagi bisa menghadapinya, atau stress dapat muncul akibat kejadian besar
dalam hidp maupun gangguan sehari-hari dalam kehidupan individu.

B. Perubahan dalam Pola Perilaku Biasa (Regresi)


a. Kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsi sehari-hari.
b. Perubahan kebiasaan makan, minum, tidur atau perilaku yang merugikan diri
sendiri.
c. Perubahan dalam kebersihan pribadi.
d. Hyperarousal.
e. Penarikan diri, keheningan yang berkepanjangan.
f. Pemberontakan atau pertempuran
C. Gejala-gejala Krisis dan Stress
1. Gejala pada anak pra-sekolah ( 1 – 5 tahun)
a) Mengompol
b) Menempel pada orang tua
c) Mengisap jempol
d) Menangis atau teriak mintak tolong
e) Imobilitas dengan ekpresi gemetar dan menakutkan
f) Berlari ke arah orang dewasa atau dalam gerakan tanpa tujuan
2. Gejala pada siswa usia sekolah ( 5 – 11 tahun )
a) Mengisap jempol
b) Merengek
c) Terlalu menempel pada orang tua
d) Berperilaku agresif
e) Terjadinya persaingan dengan saudara kandung untuk mendapatkan
perhatian orang tua
f) Menghindari sekolah
3. Gejala umum pada siswa praremaja ( 11 – 14 tahun )
a) Terjadinya pertarungan
b) Mengalami gangguan tidur ( terlalu banyak tidur atau sulit tidur )
c) Perilaku cenderung mencari perhatian
d) Menarik diri dari sekitar
e) Menolak untuk melakukan tugas – tugas
4. Gejala umum pada siswa remaja ( 14 – 18 tahun )
a) Kinerja yang memburuk atau kurang
b) Perilaku agresif
c) Menarik atau mengisolasi diri
d) Perubahan perilaku dalam kelompok sebaya atau teman
e) Cenderung tidak bertanggungjawab
f) Perilaku nakal
g) Melakukan pemberontakan
h) Menolak untuk melakukan tugas
i) Mencari otensi
j) Komunikasi dengan orangtua menurun

Anda mungkin juga menyukai