Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengukuran Dan
Penilaian Dalam Pendidikan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan Anak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang teah
membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun. Kami sangat mengharapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Luwuk, 3 November 2019

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….1
C. Tujuan ………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………3

A. Pengertian Konflik ……...………………………………………………….....3


B. Pengertian Stress …………………………...…………………………………4
C. Pengertian Trauma …………………………………………………………..6
D. Cara Penanggulangan konflik, stress, dan trauma pada peserta didik ………...6

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….9


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………9
B. Saran …………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang
dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut
dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun
sekolah dasar.
Banyak karakter-karakter yang dimiliki oleh anak atau peserta didik.
Karakter tersebut dapat berupa sikap, prilaku yang dimilikinya. Dengan
adanya karakter tersebut ini merupakan ciri khas bagi tiap-tiap peserta didik.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan
maupun pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan
tertentu.
Pada masa ini ada banyak masalah yang sering dihadapi oleh peserta didik
diantaranya : konflik dengan teman sebaya. Konflik dapat diartikan
sebagai salah satu gejala psikologis yang umumnya menggiring individu pada
suasana kurang menguntungkan terutama jika ia tidak mampu mengatasinya.
Adapun hal lain yaitu stres yang dialami oleh peserta didik. Stres
adalah suatu tekanan atau wilayah ketegangan, baik pada aspek jasmani
maupun rohani. Masalah ini sangat tidak baik dialami oleh peserta didik
karena akan menggangu jiwa psikis anak. Lain halnya dengan trauma yang
dialami oleh pserta didik, masalah ini dapat mengakibatkan rasa takut yang
berkepanjangan bagi dirinya sendiri.

B.   RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimasud dengan konflik?
2. Apa yang dimaksud dengan stres?
3. Apa yang dimaksud dengan trauma?
4. Bagaimana cara penanggulangan konflik,stres, trauma pada peserta didik?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian konflik.
2. Untuk mengetahui pengertian stres.
3. Untuk mengetahui pengertian trauma.
4. Untuk mengetahui cara penanggulangan konflik, stres, trauma pada peserta
didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONFLIK
Konflik merupakan salah satu gejala psikologis yang umumnya
menggiring individu pada suasana kurang menguntungkan terutama jika ia
tidak mampu mengatasinya. Siapapun orangnya, dalam kehidupan sehari-hari
pasti pernah mengalami konflik mulai dari mulai tingkatan yang  sangat
sederhana sampai tingkatan yang kompleks. Peristiwa ini dipastikan dapat
dialami semua orang baik tua maupun muda, anak usia pra sekolah, anak SD
sampai mahasiswa, bahkan tua renta sekalipun, karena konflik berawal dari
proses pengambilan keputusan dalam hidup.
Pengambilan keputusan dalam kehidupan adalah suatu proses memilih
atau menentukan pilihan diantara sekian banyaknya pilihan. Artinya, pilhan
itu biasanya tidak satu, melainkan lebih dari satu atau banyak. Peristiwa
pengambi;an keputusan atau memilih salah satu dari dua atau lebih pilihan
sama kuat disebut konflik. Jadi, konflik merupakan keadaan yang di hadapi
individu dalam bentuk memilih salah satu dari berbagai pilihan yang sama
kuat.
1. Jenis-Jenis Konflik
a. Konflik Mendekat-mendekat
Konflik jenis ini terjadi ketika individu menghadpi dua pilihan atau
lebih sama kuat yang disukai atau bersifat positif baginya.
b. Konflik Menjauh-Menjauh
Konflik jenis ini terjadi ketika seseorang dihadapkan pada dua keadaan
atau lebih yang semuanya tidak disukai atau memiliki konsekuensi
negatif bagi dirinya.
c. Konflik Mendekat-Menjauh
Konflik Mendekat-Menjauh merupakan jenis konflik yang sukar
dipecahkan, dikarenakan terjadi ketika seseorang dihadapkan pada
suatu keadaan yang mengandung baik atau positif maupun negatif
sekaligus.
B. PENGERTIAN STRESS
Stress secara harfiah berarti suatu tekanan atau wilayah ketegangan, baik
pada aspek jasmani maupun rohani. Stress dialami dan berada pada setiap
tahapan kehidupan manusia, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai
orang berusia tua.
Pada prinsipnya keberadaan stress bagi individu diperlukan asalkan ia
mampu mengelolanya. Jika individu mampu mengelola stress maka baginya
stress bisa menjadi sumber dinamika kehidupan yang menjdi
kekuatanbaginya untuk lebih maju, lebih berkembang, dan mengaktualkan
dirinya.
1. Dinamika Terjadinya Stress
Stress terjdi ketika pertemuan antara tuntutan-tuntutan (baik dar dalam
maupun dari luar diri) dengan sumber beban yang dirasakan seseorang.
Stres merupakan transaksi (hubungan) antara tuntutan-tuntutan melampaui
kemampuan penanggualangan. Keadaan stres yang tidak seimbang
(distress)menghendaki pegerakan dari sumber penanggulangan , sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan dengan suatu cara yang memuaskan
seseorang.
Lingkungan eksternal dan internal individu  sebagai sumber stress
memunculkan berbagai tuntutan, tuntutan-tuntutan itulah sebagai
stressyang di terima individu.
2. Gejala-gejala stress pada anak adalah sebagai berikut:
a. Anak menampilkan tanda-tanda depresi
b. Mudah marah dan kehilangan minat pada aktivitas pavoritnya
c. Lelah, gelisah dan agitasi
d. Mengeluh sakit fisik seperti sakit perut (mencret) ataupun sakit kepala
e. Minat belajar menurut dan prestasi yang anjlok
f. Kemungkinan anak akan berubah tingkah laku dari seorang yang
ramah menjadi pendiam, ataupun sebeliknya dari seorang yang
penurut menjadi seorang yang sering membantah
g. Anak berubah menjadi seorang pembohong bahkan mencuri atau
melakukan perbuatan jahat lainnya sebagai bentuk pelarian.
h. Anak kurang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas rumah
i. Anak menjadi lebih tergantung dengan orang tua atau mengacuhkan
orang tua
j. Kurang percaya diri dan bersikap malas
Gejala-gejala stress pada anak harus cepat ditanggulangi sebelum
gejala-gejala tersebut mengalami generalisasi terhadap tingkah laku
negatif lainnya. Anak yang stress berat bahkan bisa bersikap destruktif
(merusak) bahkan bunuh diri jika tidak cepat ditanggulangi.
3. Penyebab stress pada anak
Penyebab stress pada anak bermacam-macam sumbernya. Bahkan
segala sesuatu yang ada di lingkungan anak, respon, tuntutan dan
aktivitasnya keseharian berpotensi menjadi sumber stress baginya.
Sehingga penting bagi orang tua untuk mengenali faktor-faktor penyebab
stress pada anak, sehingga mereka mampu mengambil tindakan
pertolongan bagi anak-anak mereka agar coping (pertahanan) dengan
stress yang dihadapi serta mampu mencegah atau menghindari terjadinya
stress pada anak.
Menurut Prof. Marian Marion dalam bukunya Guidance for young
children, ada dua faktor utama penyebab stress (stressors) pada anak yakni
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Yang termasuk dalam faktor internal antara lain rasa lapar, rasa sakit,
sensitivitas terhadap bunyi/keributan, perubahan suhu, dan kondisi
keramaian (kepadatan manusia). Menurut spesialis pengembangan
manusia dari University of Illinois Cooperative Extension (Christine
M. Todd), stress fisik (seperti rasa lapar, mengantuk atau mendapat
peringatan akibat tingkah laku yang kurang baik) merupakan
penyebab utama masalah tingkah laku pada anak
b. Faktor Eksternal
Yang faktor eksternal meliputi perpisahan atau perceraian dalam
keluarga, perubahan dalam komposisi keluarga, menghadapi
pertengkaran dan konflik, menghadapi kejahatan, mengalami tindakan
kekerasan dari sesama teman (bullying), kehilangan sesuatu yang
berharga misalnya hewan kesayangan, diperhadapkan dengan tugas
yang harus diselesaikan secara bertubi-tubi, terburu-buru (hurrying),
dan kehidupan sehari-hari yang tidak teratur dengan baik.

C. PENGERTIAN TRAUMA
Trauma adalah luka atau perasaan sakit yang dialami seseorang baik
berkenaan dengan aspek jasmani maupun rohani akibat peristiwa
traumatis.Gejala traumatis yang mungkin dialami antara lain ia tidak senang
seumur hidup kepada guru tersebut, enggan berpapasan dijalan, tidak merasa
nyaman belajar disekolah, ingin keluar atau pindah sekolah, atau bahkan pada
suasana batin yang galau dan sedih berkepanjangan. Gejala-gejala tersebut
muncul karena mengalami luka psikologis sebagai marah guru dalam konteks
paparan ini bisa disebut sebagai peristiwa traumatis.
Oleh karena itu, trauma dapt menganggu kehidupan seseorang seperti
pikiran yang tidak dapat konsentrasi, perasaan selalu tegang ketika
mendengar, melihat, dan atau berhadapan dengan objek yang meningkatkan
kejadian yang menimbulkan luka, dan perbuatannya yang tidak tepat dalam
melakukan suatu pekerjaan termasuk dalam proses pembelajarannya.

D.  CARA PENANGANAN KONFLIK, STRESS, TRAUMA DAN


PENANGGULANGANNYA
1. Bimbingan Penanganan Konflik
Keadaan konflik tidak boleh tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,
karena jika konflik tidak dipecahkan, menumpuk, dan lama mengendap
dalam diri seseorang, maka akan mengganggu prilaku atau kehidupan
sehari-hari yang bersangkutan.
Bagaimanapun konflik harus dipecahkan atau diatasi secara masuk
akal, positif dan membangun, sehingga tidak mengganggu kehidupan yang
bersangkutan dan orang lain disekitarnya. Untuk itu peserta didik, alih-alih
peserta didik SD yang belum banyak pengalaman dalam mengambil
keputusan, seyogianya memperoleh bimbingan agar terjaga atau mampu
mencari jalan keluar dari situasi konflik. Bimbingan guru hendaknya
diarahkan agar peserta didik memiliki kemampuan dan kemauan
melakukan hal-hal berikut :
a. Berfikir untuk mengenali latar belakang penyebab, sumber-sumber,
dan inti masalah konflik selanjutnya memperkirakan dan menguji
jalan keluar, sampai mengatasi konflik itu sendiri.
b. Meminta saran atau bertukar pikiran dengan orang yang sangat
dipercaya dan mampu membantu mengatasi konflik.
c. Berkonsultasi dengan orang ahli.
d. Berserah diri sambil beribadah sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, setelah berbagai usaha dilakukan.

2. Bimbingan Penanganan Stres


Cara penanggulangan stres yang tidak seimbang dapat melalui tiga
langkah kegiatan yaitu :
a. Langkah Pengertian
Langkah ini meliputi kegiatan peran serta penderita stres secara aktif
dalam pengumpulan informasi yang sesuai untuk memahami sumber
penyebab stres beraksi kepada dirinya.
b. Langkah Latihan dan Pengulangan
Dalam lankah ini penderita diajari sebuah variasi keterampilan-
keterampilan penanggulangan stres, yang terentang dari perubahan
pola berpikir bersamaan dengan kehadiran suatu stres kepada
persantaian yang membangun ketenangan.
c. Langkah Penerapan dan Pengulangan
Dalam hal ini penderita menerapkan keterampilan-keterampilan
penanggulangan yang telah diperoleh dari langkah kedua yang
ketetapannya disesuaikan dengan tuntutan situasi. Pada langkah ini ,
penderita dilatih melaksanakan tanggapan penanggulangan yang tepat.
Selanjutnya dalan langkah penanggulangan dan penerapan, penderita
menerapkan keterampilan-keterampilan yang diperolehnya secara
lebih meningkat pada situasi-situasi yang lebih sulit.

Dengan kata lain, tingkat penguasaan keterampilan-keterampilan


penangguangan yang dipertemukan secara tepat, berlawanan dengan
situasi-situasi yang menegangkan dan menekan.

3. Bimbingan Penangan Trauma


a. Biarkan anak mengekspresikan perasaannya dan jangan menghukum
tapi membantu mereka mengungkapkannya lewat kata-kata.
b. Pastikan anak merasa bahwa mereka dalam keadaan yang aman dan
dicintai atau diperhatikan
c. Bersikaplah jujur kepada anak dengan cara memberikan pemahaman
terhadap apa yang sebenarnya terjadi.
d. Buatlah atau ciptakan suasana kembali senormal mungkin karena akan
melahirkan rasa aman dan tenang.
e.  Luangkan waktu untuk melakukan hiburan bersama degan anak.
f.        Berikanlah pelukan, sentuhan atau tepukan di bahu mereka sebagai
bukti bahwa anak dicintai atau diperhatikan
g. Berikan langkah-langkah simulatif yang berkaitan degan prosedur
keamanan bagi anak sehingga mereka lebih siap ketika menghadapi
situasi darurat.
h. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar,lukisan dan mewarnai.
i. Kembangkanlah perilaku bertanggungjawab sehingga anak dapat
memberikan respon normal terhadap situasi yang tidak normal.

          
      
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah diuraikan dapat disimpulkan konflik, stres
trauma merupakan gejala yang sering muncul dikalangan peserta didik
bahkan sampai usia tua sekalipun. Dengan adanya masalah tersebut peserta
didik diharapkan mendapatkan pengawasan yang ketat dari orang tuanya
dengan menjalankan solusi-solusi yang tepat.

B. SARAN
1. Ketika peserta didik sudah mengalami masalah-masalah skonflik,stres dan
trauma segera berikan solusinya agar tidak berkepanjangan.
2. Melakukan pendekatan kepada peserta didik agar pembimbing mengetahui
masalah yang sedang terjadi.
3. Lebih memahami kepribadian anak sehingga mengetahui apa yang harus
dilakukan agar anak tidak berkepribadian tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA

http://sucienuryani.blogspot.com/2015/12/psikologi-pendidikan.html, di akses
pada tanggal 3 November 2019
http://kuliah-oti.blogspot.com/2015/11/permasalahan-dan-upaya-
penanganan.html, di akses pada tanggal 3 November 2019
http://ayolahbuka.blogspot.com/2013/04/permasalahan-dan-upaya-
penanganan.html, di akses pada tanggal 3 November 2019

Anda mungkin juga menyukai