Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ciri-ciri belajar
dan Wujud Belajar”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang teah
membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun. Kami sangat mengharapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Luwuk, 24 Oktober 2019

Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...…1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………...…1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………2

2.1 Pengertian Belajar .....................………………………………………………2


2.2 Ciri Khas Belajar ……………...………………………………………………2
2.3 Perwujudan Belajar …………………………………………………………..4

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………..6


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….6
3.2 Saran …………………………………………………………………………6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses menuju hal yang belum anak
ketahui dengan cara berinteraksi dengan lingkungan belajar yang sengaja di
ciptakan maupun lingkungan secara alami. Disanalah anak akan mendapatkan
pengalaman-pengalaman yang akan membentuk suatu konsep dalam pikiran
anak itu sendiri. Ada beberapa ciri-ciri yang menandakan bahwa seorang anak
telah melakukan aktivitas belajar yaitu diantaranya akan terjadi perubahan
tingkah laku pada diri anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik; perubahan yang terjadi merupakan buah dari pengalaman yaitu
interaksi antara dirinya dengan lingkungan; dan perubahan tersebut relative
menetap.
Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada anak untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
disebut Pembelajaran. Di sinilah, pendidik merancang tentang strategi, materi,
media, lingkungan belajar, tujuan serta kegiatan apa saja yang akan dilakukan
untuk belajar bagi anak. Pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan
keaktifan anak serta adanya permainan di dalamnya akan membuat proses
belajar menjadi aktif dan tidak membosankan. Lebih dari itu, pengetahuan
dan pengalaman yang diperoleh anak akan bertahan lama dan membentuk
konsep pada diri anak bahwa belajar adalah hal yang asyik dan
menyenangkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka
penulis merumuskan masalah
a. Apa pengertian Belajar ?
b. Apa sajakah ciri khas belajar?
c. Bagaimanakah perwujudan belajar?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang, penulisan makalah ini bertujuan untuk
a. Mengetahui ciri khas perilaku belajar
b. Mengetahui perwujudan perilaku belajar
c. Mengetahui perwujudan belajar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BELAJAR


Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar
dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Belajar ialah suatu proses usaha  yang dilakukan  seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang
anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam itu
tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian
pula perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk,
perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan
perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

2.2 CIRI KHAS BELAJAR


a. Terjadi perubahan secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya
suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya
bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau
dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan
itu.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak
belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini terus berlangsung terus
hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat
menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur,
dan sebagainya. Di samping itu dengan kecakapan menulis yang telah
dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan lain misalnya, dapat menulis
surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soal-soal dan sebagainya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar yang
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya
perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan
sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam
pengertian belajar.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk
beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis
dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti
belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan
piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus
dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau
dilatih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada tingkah laku yang
benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik,
sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan
belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah
kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek perubahan
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar
sesuatu, sebagai haslnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka
perubahan yang paling tampak ialah dalam keterampilan naik sepeda itu.
Akan tetapi ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti
pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis
sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki
sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda dan sebagainya.
Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.
2.3 PERWUJUAN BELAJAR
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya leihh sering tampak
dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :
a) Kebiasaan
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-
kebiasaannya akan tampak berubah. Menurut Burghardt (1973), kebiasaan
itu timbul karena proses penyusutan kecendruangan respons dengan
menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam Proses belajar,
pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan.
Karena proses penyusutan inilah, munculah suatu pola bertingkah laku
baur yang relatif menetap dan otomatis.

b) Keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat
syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam
kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahhraga dan sebagainya.
Meskipun sifatnya motoric, namun keterampilan memerulukan koordinasi
gerak yang teliti dan kesadarann yang tinggi. Dengan demikian, siswa
yang melakukan gerak motoric dengan koordinasi dan kesadaran yang
rendah dapat dianggap kurang trampil.
Menurut Rebber (1988), keterampilan adalah kemampuan
melakukann pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun secara
mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai mutu hasil tertentu.

c) Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dam memberi arti
rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti telinga dan mata.
Berkat pengalaman belajar seorang siswa akann mampu mencapai
pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian.
Pengamatan yang salahh akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang
salah pula.

d) Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat


Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan
sesuatu dengan lainnya. Berfikir asosiatif itu merupakan proses
pembentukan hubungan antara rangsangan dan respons. Disamping itu
daya ingat merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok
dalam berfikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami poses belajar
akan ditandai dengan bertambanya pengetahuan dalam memori, serta
meningkatnnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan
stimulus atau situasi yang sedang dihadapi.

e) Berpikir Rasional dan Kritis


Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar
terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya
siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip dan dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana.

f) Sikap
Menurut Bruno (1987) sikap adalah kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu. Pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu
kecenderuanga siswa untuk bertindak dengan cara tertentu.

g) Inhibisi
Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu
respons tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang
berlangsung (Reber, 1988). Dalam porses belahar inhibisi adalah
kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang
tidak perlu lalu memilihh melakukan tindakan lain yang lebihh baik ketika
ia berinteraksi dengan lingkungan.

h) Apresiasi
Apersepsi adalah gejala rana afektif yang pada umumnya ditunjukan
pada karya seni budaya. Tingkat apersepsi siswa terhadap nilai sebuah
karya sangat bergantung pada tingkat pengalaman berlajarnya.

i) Tingkah Laku Afektif


Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut
keanekaragaman perasaan seperti: takaut, marah, sedih, gembira dan
sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh
pengalaman belajar.
 
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Belajar ialah suatu proses usaha  yang dilakukan  seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Terdapat banyak perbedaan belajar dalam hal ciri khas perilaku belajar,
perwujudan perilaku belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik
perilaku belajar yang terpenting adalah:
a. Perubahan Internasional
b. Perubahan Positif Dan Aktif
c. Perubahan Efektif Dan Fungsional
Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi atau kiat
melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sering terjadi seorang
siswa yang memiliki kemampuan ranah cipta (kognitif) yang lebih tinggi
daripada teman-temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama
dengan yang dicapai teman-temannya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi
belajar yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)  dan faktor eksternal
(faktor dari luar siswa).

3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini pastilah banyak khilaf dan salah. Oleh
karenanya kritik dan saran sangat dibutuhkan demi terpenuhinya makalah
dengan kriteria yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://blog.umy.ac.id/lenifitriana/2011/12/07/ciri-perwujudan-dan-jenis-belajar/di
akses pada tanggal 24/10/2019
http://msofanudintohir.blogspot.com/2017/10/makalah-psikologi-
pendidikan_15.html, di akses pada tanggal 24/10/2019
http://sitizulaikah70.blogspot.com/2011/12/makalah-ciri-prilaku-belajar.html,
diakses pada tanggal 24/10/2019
http://semuabaruthursina.blogspot.com/2016/04/makalah-belajar-dan-faktor-
yang.html, diakses pada tanggal 24/10/2019

Anda mungkin juga menyukai