Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH CIRI, PERWUJUDAN, DAN JENIS BELAJAR

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :

MUCHAMAD ARIF, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. NABILA AULIA ( 170631100013 )


2. EVA MAUDINA PUTRI ( 170631100016 )
3. VIA WULANDARI ( 170631100017 )
4. MUHAMMAD NAWIR MUZADI ( 170631100019 )

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

FAKULTAS ILMU PENIDIDKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang "Ciri, Perwujudan, dan Jenis Belajar" ini.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan judul "Ciri, Perwujudan, dan Jenis
Belajar". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa
diperbaiki.

Bangkalan, 26 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan .........................................................................................................1
1.3 Manfaat .......................................................................................................1
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................2
2.1 Ciri Khas Perilaku Belajar ..........................................................................2
1. Perubahan Intensional ............................................................................2
2. Perubahan Positif dan Aktif ...................................................................2
3. Perubahan Efektif dan Fungsional .........................................................3
2.2 Perwujudan Perilaku Belajar .................... Error! Bookmark not defined.
1. Kebiasaan ...............................................................................................3
2. Keterampilan ........................................ Error! Bookmark not defined.
3. Pengamatan .......................................... Error! Bookmark not defined.
4. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat .........................................................4
5. Berpikir Rasional dan kritis ...................................................................4
6. Sikap ......................................................................................................5
7. Inhibisi ...................................................................................................5
8. Apresiasi ................................................................................................5
9. Tingkah Laku Afektif ............................................................................5
2.3 Jenis-jenis Belajar .......................................................................................6
1. Belajar Abstrak ......................................................................................6
2. Belajar Keterampilan .............................................................................6
3. Belajar Sosial .........................................................................................6
4. Belajar Pemecahan Masalah ..................................................................7
5. Belajar Rasional .....................................................................................7
6. Belajar Kebiasaan ..................................................................................7
7. Belajar Apresiasi ....................................................................................8
8. Belajar Pengetahuan...............................................................................8
BAB III. PENUTUP ................................................................................................9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses menuju hal yang belum
anak ketahui dengan cara berinteraksi dengan lingkungan belajar yang
sengaja diciptakan maupun lingkungan secara alami. Ada beberapa ciri-ciri
yang menandakan bahwa seorang anak telah melakukan aktivitas belajar
yaitu diantaranya akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri anak yang
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik; perubahan yang terjadi
merupakan buah dari pengalaman yaitu interaksi antara dirinya dengan
lingkungan; dan perubahan tersebut relative menetap.
Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada anak untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
disebut Pembelajaran. Di sinilah, pendidik merancang tentang strategi,
materi, media, lingkungan belajar, tujuan serta kegiatan apa saja yang akan
dilakukan untuk belajar bagi anak. Pembelajaran yang menyenangkan dan
melibatkan keaktifan anak serta adanya permainan di dalamnya akan
membuat proses belajar menjadi aktif dan tidak membosankan.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui ciri khas perilaku belajar
2. Mengetahui bagaimana perwujudan perilaku belajar
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis belajar

1.3 MANFAAT
1. Bagi siswa : memberikan masukan tentang jenis belajar dan ciri perilaku
belajar agar siswa dapat menyesuaikan belajar seperti apa yang sesuai
dengan dirinya.
2. Bagi Guru : memberikan materi sebagai bahan pengajaran di bidang
pendidikan dan memberikan pengetahuan jenis belajar apa yang sesuai
dengan peserta didik.

1|Page
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 CIRI KHAS PERILAKU BELAJAR

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang


spesifik. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajar yang terpenting adalah:

1. Perubahan Intensional
Perubahan Intensional merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam
proses belajar berdasarkan pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan
sengaja dan disadari. Dengan perkataan lain,bukan perubahan karena
kebetulan. Karakteristik ini maknanya adalah bahwa siswa meyadari akan
adanya perubahan yan dialami atau sekurang-kurangnya ia meresakan
adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan, dan seterusnya.
Di samping perilaku belajar itu menhendaki perubahan yang disadari,
juga diarahkan pada tercapainya tujuan perubahan tersebut. Misalnya
apabila seorang siswa belajar bahasa inggris,sebelumnya ia telah
menetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan dengan tujuan
pemakaiannya. Penetapan ini misalnya, apakah bahasa asing tersebut akan
ia gunakan untuk keperluan studi ke luar negeri ataukah untuk sekedar bisa
membaca teks-teks atau literatur berbahasa Inggris.
2. Perubahan Positif dan Aktif
Perubahan positif dan aktif merupakan perubahan yang terjadi karena
proses belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan bersifat positif maknanya
baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa
perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya
sesuatu yang relatif baru (misalnya pemahaman dan keterampilan baru)
yang lebih baik dari apa yang telah ada sebelumnya. Perubahan bersifat aktif
artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan

2|Page
(misalnya,bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk). Dengan perkataan
lain perubahan tersebut karena usaha siswa itu sendiri.
3. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan Efektif dan Fungsional merupakan perubahan yang timbul
karena proses belajar bersifat efektif, yakni berdaya guna. Artinya,
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi
orang atau individu yang belajar. Perubahan bersifat fungsional juga
bermakna bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan,
perubahan tersebut dapat direduksi dan dimanfaatkan serta dapat
diharapkan memberi manfaat yang luas bagi siswa.
Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat
dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya.
Misalnya, apabila seseorang belajar menulis, ia akan mampu merangkaikan
kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, dan ia juga akan memperoleh
kecakapan lainnya seperti membuat catatan mengarang surat dan lainnya.

2.2 PERWUJUDAN PERILAKU BELAJAR

Dalam hal memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar,
para ahli sependapat sekurang-kurangnya terdapat titik temu diantara mereka
mengenai hal-hal yang principal. Dalam arti lain Hintzman berpendapat
belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan
dalam pengalaman yang bisa mempengaruhi tingkah laku organisme itu.

1. Kebiasaan
Setiap individu (siswa) yang telah mengalami proses belajar,
kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Burghardt dalam syah
(1996) menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan
kecederungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-
ulang.
Sebagai contoh: Siswa yang belajar bahasa berkali-kali menghindari
kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, akhirnya akan
terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar. Jadi, berbahasa

3|Page
dengan yang baik dan benar itulah perwujudan perilaku belajar individu
(siswa) tadi.
2. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat saraf
dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti
menulis, mengetik, olahraga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik,
tetapi keterampilan itu memerlukan koordinasigerak yang teliti dan
kesadaran yang tinggi.
Menurut Rebber (1988), keterampilan adalah kemampuan melakukan
pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan
sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Misalnya, guru yang
bisa mendayagunakan siswa secara tepat, sehingga bisa terwujud perilaku
belajar yang efektif pada siswa, guru yang bersangkutan dianggap terampil.
Selain itu, siswa yang bisa mendayagunakan teman-temannya di kelas,
sehingga muncul aktifitas belajar bersama, siswa yang bersangkutan bisa
dianggap terampil.
3. Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti
rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu mencapai
pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan
yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.
4. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Secara sederhana berfikir asosiatif adalah berfikir dengan cara
mengasosiasikan sesuatu dengan lainya. Berfikir asosiatif itu merupakan
proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons. Dalam
hal ini perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk melakukan hubungan
asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar.
5. Berpikir Rasional dan Kritis
Berfikir rasional dan kritis adalah perwujudan periaku belajar terutama
yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang

4|Page
berfikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana dan mengapa”. Dalam
berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika untuk menentukan
sebab-akibat, menganalisis, menarik simpulan-simpulan, dan bahkan juga
menciptakan hukum-hukum dan ramalan-ramalan.
6. Sikap
Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan
mental. Menurut Bruno (1987), sikap adalah kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita
anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu.
7. Inhibisi
Secara ringkas inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan
timbulnya suatu respons tertentu karena ada proses respons lain yang sedang
berlangsung (Reber, 1988). Dalam hal belajar, yang dimaksud dengan
inhibisi adalah kesangupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan
tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya
yag lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya.
8. Apresiasi
Pada dasarnya, apresiasi berarti suastu pertimbangan (judgment)
mengenai arti penting atau nilai sesuatu (chaplin, 1982). Dalam
penerapannya, apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian
terhadap benda-benda baik yang abstrak maupun yang kongkrit yang
memiliki nilai luhur, Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang pada
umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti: seni sastra, seni
musik, seni lukis, drama, dan lain sebagainya.
9. Tingkah laku Afektif
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut
keanekaragaman perasaan seperti: takut, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperi ini tidak terlepas dari
pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga dapat dianggap
sebagai perwujudan perilaku belajar. Seorang siswa, misalnya, dapat

5|Page
dianggap sukses secara afektif dalam belajar agama apabila ia telah
menyenangi dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran agama yang ia
pelajari, lalu ia menjadikannya sebagai penuntun hidup.

2.3 JENIS-JENIS BELAJAR


Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan
dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam.
1. Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak
diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip,
konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar
matematika, kimia, kosmografi, astronomi dan juga sebagian materi bidang
studi agama seperti tauhid.
2. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-
otot (neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan
intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar jenis ini misalnya
belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda
elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama seperti ibadah shalat
dan haji.
3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-
masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan
masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok,
dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Selain itu belajar
sosial juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi
kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau

6|Page
kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan
proporsional. Bidang-bidang studi yang termasuk bahan pelajaran sosial
antara lain pelajaran agama dan pendidikan moral.
4. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar
menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah rasional, lugas, dan tuntas.
Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-
prinsip, dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan. Dalam
hal ini hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan
masalah. Untuk keperluan ini, guru (khususnya) yang mengajar eksakta,
seperti matematika dan IPA sangat dianjurkan menggunakan model dan
strategi mengajar yang berorientasi pada cara pemecahan masalah.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya
ialah untuk memperoleh aneka ragama kecakapan menggunakan prinsip-
prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan
belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan
memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan
memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal
sehat, logis, dan sistematis. Bidang-bidang studi yang dapat digunakan
sebagai sarana belajar rasional sama dengan bidang-bidang studi untuk
belajar pemecahan masalah. Perbedaannya, belajar rasional tidak memberi
tekanan khusus pada penggunaan bidang studi eksakta. Artinya, bidang-
bidang studi noneksakta pun dapat memberi efek yang sama dengan bidang
studi eksakta dalam belajar rasional.
6. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan
baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan,
selain menggunakan perintah, suri tauladan, dan pengalaman khusus, juga

7|Page
menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuan agar siswa memperoleh
sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam
arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (konstekstual).
7. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgement) arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill), yaitu kemampuan
untuk menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya
aspresiasi sastra, musik, dan sebagainya. Bidang-bidang studi yang dapat
menunjang tercapainya tujuan belajar apresiasi, antara lain bahasa dan
sastra, prakarya, dan kesenian. Selain itu memungkinkan juga bidang studi
agama digunakan sebagai alat pengembangan apresiasi siswa, misalnya seni
baca tulis Al-qur'an.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga
dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai
materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen.
Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya
lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya
dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian .

8|Page
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik
perilaku belajar yang terpenting adalah:
1. Perubahan Internasional
2. Perubahan Positif Dan Aktif
3. Perubahan Efektif Dan Fungsional
Perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam
perubahan-perubahan kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir
Asosiatif Dan Daya Ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi,
apresiasi dan tingkah laku efektif.
Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan
sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam, yaitu

1. Belajar Abstrak
2. Belajar Keterampilan
3. Belajar Sosial
4. Belajar Pemecahan Masalah
5. Belajar Rasional
6. Belajar Kebiasan
7. Belajar Apresiasi
8. Belajar Pengetahuan

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

1. Syah, Muhibbin. 2016. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.


Bandung : Remaja Rosdakarya.
2. Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo.
3. Purwanto, M. Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
4. Danim, Sudarwan. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
5. Djaeli. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai