Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang senantiasa


memberikan hidayah kepada seluruh umat untuk tetap berada dijalan-Nya, dan atas berkah-Nya
pula akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan jangka waktu yang telah di
tentukan. Salawat dan salam tak lupa penyusun panjatkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW.

Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Belajar dan Pembelajaran


yang berjudul konsep dan Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran. Dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran akan kami terima dengan
senang hati.
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi


hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan
dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-book sampai e-education. Dalam
aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan
belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu
kelompok tertentu, di pahami ataupun tidak di pahami. Dengan demikian dapat kita katakan,
tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melaksanakan, dan itu berarti pula bahwa
belajar tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu. Karena perubahan yang  menuntut
terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti

Inti dari proses pendidikan adalah belajar dan pembelajaran.  Menyadari hal itu,
untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dengan tujuan meningkatkan proses belajar dan pembelajaran. Agar dapat
berkembangnya proses ataupun system pembelajaran untuk menciptakan peserta didik yang
berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang hakikat belajar dan pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari belajar, mengajar, dan pembelajaraan


2. Apa perbedaan dan persamaan dari belajar, mengajar, dan pembelajaran?
3. Bagaimana konsep belajar, mengajar dan pembelajaran ?
4. Bagaimana hakekat belajar, mengajar, dan pembelajaran?
C.    Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian belajar, mengajar, dan pembelajaran.


2. Untuk mengetahui apa saja persamaan dan perbedaan dari belajar, mengajar, dan   
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep belajar mengajar
4. Untuk mengetahui bagaimana hakekat antara belajar, mengajar, dan pembelajaran.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar akan selalu kita alami sepanjang hidup kita dan terjadi di sekitar kita.
Belajar itu sendiri tidak hanya melibatkan kemampuan pengetahuan atau kognitif saja,
melainkan emosi, sikap, interaksi, kepribadian dan masih banyak lagi yang dapat
dikembangkan dalam diri kita.

Menurut Atkinson, Atkitson, Smith, dan Bem, inti dari belajar adalah kemampuan
organisme untuk mempresentasikan aspek dunia secara mental, kemudian beroperasi pada
representasi mental tersebut ketimbang pada dunia itu sendiri. (Afgani, 2011)

Lalu ada menurut Hilgard, “Learning is the process by which an activity originates or
changed through training procedures (wether in the laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training.” Bagi
Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik
latihan di dalam laboraturium maupun dalam lingkungan alamiah. (Sanjaya, 2011)

Sedangkan menurut Sanjaya (2011), belajar bukanlah sekadar mengumpulkan


pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya
interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan


bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang di
lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang tentunya
bersifat positif yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

2. Pengertian Mengajar

Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar mengalami perkembangan secara terus


menerus. Secara deskriptif, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi
atau pengetahuan dari guru kepada siswa. (Sanjaya, 2011)
Pengertian mengajar di atas tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Smith
bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is
imparting knowledge or skill). (Sanjaya, 2011)

Kemudian pengertian mengajar juga diungkapkan oleh Gagne (Sanjaya, 2011) yang
menyatakan bahwa “instruction is a set of event that effect learners in such a way that
learning is facilitated”. Sehingga mengajar atau “teaching” menurut Gagne disini guru
berperan penting selama mengajar dimana guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing selama terjadinya pembelajaran. Kembali kepada pengertian yang
diungkapkan oleh Gagne tadi. Jadi, guru harus tahu bagaimana merancang atau
mengkreasikan berbagai macam sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau
dimanfaatkan siswa dalam belajar sesuatu. Guru juga melakukan kontak dengan siswa
sehingga tidak adanya salah paham serta salah pengertian selama proses penyampaian
materi dalam mengajar.

Dari pengetian mengajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa mengajar


ialah adanya komunikasi dari pendidik ke peserta didik sebagai usaha menanamkan dan
memberikan informasi baik berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta didik
mengenai hal yang sebelumnya tidak diketahui.

3. Pengertian Pembelajaran

Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran, tidak berarti


guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada
dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar-
belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Tidak
akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seorang belajar. Itulah makna
pembelajaran. (Sanjaya, 2011)

Menurut UU No. 20/2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses


interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran ini terdapat usaha siswa dalam mempelajari materi bahan pelajaran juga
usaha guru dalam menyampaikan materi tersebut. Sehingga proses pembelajaran terjadi
antara siswa dan guru, kedua hal ini saling berkesinambungan untuk menciptakan
pembelajaran.

Dari pengertian pembelajaran di atas, maka kami dapat menyimpulkan


bahwa pembelajaran ialah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang
saling berkesinambungan yang disertai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pembelajaran.

B. Perbedaan dan Persamaan Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

1. Perbedaan Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

no aspek belajar mengajar pembelajaran


1. pengertian semua aktivitas mental adanya komunikasi proses interaksi
atau psikis yang dari pendidik ke antara peserta didik
dilakukan oleh peserta didik sebagai dengan pendidik
seseorang di lingkungan usaha menanamkan yang saling
sekitarnya sehingga dan memberikan berkesinambungan
menimbulkan informasi baik yang disertai
perubahan tingkah laku berupa pengetahuan dengan adanya
yang tentunya bersifat juga keterampilan perubahan tingkah
positif yang berbeda kepada peserta didik laku sebagai hasil
antara sesudah belajar mengenai hal yang dari pembelajaran
dan sebelum belajar sebelumnya tidak
diketahui
2 pelaku Guru-siswa,
pendidik-peserta
didik, ataupun
pelaku-pelaku
lainnya yang
Siswa/pelajar/peserta Guru/pengajar/ mendukung
didik/penerima pendidik/pemberi terjadinya proses
informasi informasi pembelajaran
3 Jenis
kegiatan Menerima,dan
mengolah informasi Membimbing, Interaksi antara
yang didapat, menyampaikan pendidik,peserta
mengalami perubahan informasi dan didik dan
tingkah laku ke arah pengetahuan, lingkungan belajar
positif yang cenderung mendidik, dan lain- selama proses
tetap lain. berlangsung
4 Peran Sebagai penerima Sebagai penggerak/ Sebagai sarana
pelaku informasi/yang Pembimbing/ prasarana kegiatan
dibimbing fasilitator /motivator belajar-mengajar

2. Persamaan Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

Meskipun sebelumnya telah dipaparkan perbedaan dari ketiganya, menurut Rosinda


Nainggolan dalam blog Rossi, sebenarnya belajar, mengajar, dan pembelajaran adalah
saling berkaitan yang memiliki satu makna serta tujuan yang sama. Kegiatan belajar,
mengajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu
dengan yang lain.

Mengajar adalah sebuah kegiatan yang memancing siswa untuk belajar, maka tidak
akan ada yang namanya belajar jika tidak ada tindakan mengajar. Kedua kegiatan ini saling
berkaitan dan bagian dari pembelajaran. Ketiganya sama-sama saling mendukung untuk
perubahan tingkah laku siswa ke arah yang positif serta mengembangkan potensi yang ada
dalam diri siswa dan berlangsung dalam satu waktu dan satu lingkungan yang sama.

C. KONSEP BELAJAR MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN

Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi


pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan
dan mensintesis fakta, konsep  prosedur dan prinsip yang berkaitan.

Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat
dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau seorang pendidik sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik . Adapun yang dimaksud
dengan proses  pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau
dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda
dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki
dan mengakses isi pelajaran itu sendiri .
Dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan
hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana
penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik(student of learning), dan
bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching) . Konsep seperti ini membawa konsekuensi
kepada fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga
proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.

D. Hakekat Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

Pada hakikatnya belajar, mengajar, dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain.
Seperti yang kita ketahui bahwa belajar dapat dilakukan secara individu atau interaksi satu
arah. belajar merupakan suatu proses yang tanpa kita sadari berjalan terus dari kita lahir
hingga akhir hayat.

Sama halnya dengan mengajar, apabila pendidik pasif dalam menyampaikan informasi
sedangkan peserta didik tidak merespon apa saja yang diinformasikan, maka hal tersebut juga
dapat disebut interaksi satu arah. Lain halnya dengan pembelajaran. Pembelajaran dapat
terjadi apabila ada proses timbal balik dari belajar-mengajar, yaitu adanya interaksi dan
komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Nah hal inilah yang dikatakan hubungan
belajar, mengajar, dan pembelajaran.

Selama kegiatan pembelajaran, peserta didik diberikan kesempatan untuk bisa


menggali, mengembangkan, dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu.
Kesempatan itu diperoleh dari kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan antara pendidik dan
peserta didik. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan
potensi pada peserta didik dan belajar-mengajar merupakan proses yang dilakukan untuk
mengoptimalkan potensi tersebut. 
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak
lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat
relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang
berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar
adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi
belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.

B.     Saran

Dari kesimpulan di atas, maka kami menyarankan kepada pembaca khususnya


kepada peserta didik  bahwa belajar sangatlah penting untuk diri kita. Dimana dengan
belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang lebih baik. Dengan belajar pula kita dapat
mengembangkan bergam kemampuan dan sikap. Sedangkan untuk para peserta didik,
khususnya penulis sendiri menyarankan bahwa seorng pendidik, menjadi fasilisator bagi
peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik dan
merubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
http://gitacahyaningtyas.blogspot.com/2015/10/hakikat-belajar-mengajar-dan.html (online) 3
september 2020

http://klik-sini-sob.blogspot.com/2013/10/konsep-belajar-mengajar-pembelajaran.html (online) 3
september 2020

Anda mungkin juga menyukai