Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PELAYANAN PRIMA
“PENGARUH KOMUNIKATOR”

Dosen : Dra. Ratnawati Tawani, M.Hum

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
1. Milani Manna (1928040006)
2. Arni Idham (1928040007)
3. Nurhaliza (1928040010)
4. Reny Nurul Syahraini K (1928040021)
5. Nur Wulan (1928040022)

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2020-2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tepat pada waktunya.

Kami mengucapakan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pelayanan Prima dengan
judul “ Pengaruh Komunikator”.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan bagi dunia pendidikan.

Makassar, 10 November 2020

Penyusun,

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Pengaruh
B. Pengertian Komunikator
C. Syarat komunikator
D. Tugas komunikator

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan
baik dengan menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan
tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau
lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh
seseorang seperti melalui lisan, tulisan maupun sinyal-sinyal non verbal.
Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap manusia, baik itu
manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun dalam
kehidupan berorganisasi, tidak ada satupun organisasi yang dapat terbentuk
tanpa adanya komunikasi di antara para anggotanya. Komunikasi yang tercipta
di antara para anggota organisasi disebut dengan komunikasi organisasi. Salah
satu komunikasi yang kerap atau tidak mungkin tidak terjadi dalam organisasi
adalah komunikasi interpersonal. Manusia di dalam kehidupannya harus
berkomunikasi, artinya seseorang memerlukan orang lain dan membutuhkan
kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini adalah sebuah
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesamanya. Di kehidupan ini manusia sering bertemu satu dengan
yang lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Komunikasi
formal adalah proses komunikasi bersifat resmi yang biasanya dilakukan dalam
lembaga formal melalui garis perintah yang berorientasi pada produktifitas,
berdasarkan struktur organisasi berkomunikasi sebagai petugas organisasi
dengan status masing-masing yang tujuannya menyampaikan pesan berkaitan
dengan kepentingan dinas. Pesan dalam komunikasi formal mengalir
berdasarkan hierarki atau struktur resmi organisasi yaitu mengalir dari atas ke
bawah, dari bawah ke atas ataupun antar anggota secara horizontal. Pesan
tersebut berupa informasi yang berkaitan erat dengan organisasi seperti tugas,
perintah, kebijakan, dan sebagainya. 2 Sedangkan komunikasi informal adalah
komunikasi yang biasanya bebas bergerak ke segala arah, tanpa mengikuti

4
komando atau bergantung pada hierarki wewenang. Komunikasi informal dalam
organisasi biasanya berlangsung diantara anggota organisasi tanpa
memperhatikan atribut-atribut keorganisasian. Pesan yang banyak mengalir
dalam komunikasi ini adalah informasi pribadi. Fungsi komunikasi informal
adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal,
penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu, gosip, atau
rumor. Jaringan atau saluran komunikasi formal dan informal dalam suatu
organisasi bersifat saling melengkapi dan mengisi di dalam lingkungan
organisasi. Komunikasi formal dan informal merupakan saluran komunikasi
yang tidak terpisahkan, karena adanya saling keterkaitan pada keduanya dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam organisasi tersebut, jika
saluran formal tidak terlaksana dengan baik maka bisa dioptimalkan melalui
saluran komunikasi informal.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep pengaruh
2. Pengertian dan karakteristik komunikator
3. Syarat komunikator
4. Tugas komunikator

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengaruh
Menurut Hugiono dan Purwanto “pengaruh merupakan dorongan
atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek”,
sedangkan menurut Badudu dan Zein “pengaruh adalah daya yang
menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu yang lain dan tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuasaan
orang lain”. Sedangkan Louis Gottschalk mendefinisikan pengaruh sebagai
suatu efek tegar dan membentuk terhadap pikiran dan perilaku manusia baik
sendiri – sendiri maupun kolektif.Sementara itu, Surakhmad (1982:7)
menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda
atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan
terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau
kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala
sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di
sekitarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “pengeruh adalah daya yang
timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang”. Pengaruh merupakan suatu daya
atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta
segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa – apa yang ada
disekitarnya.
Pengaruh di bagi menjadi dua, yang yang negatif dan ada pula yang
positif. Bila seseorang memberi pengaruh positif kepada masyarakat iya bisa
mengajak mereka untuk menuruti apa yang mereka inginkan. Namun bila
pengaruh seseorang kepada masyrakat negatif maka masyarata justru akan
menjauhi dan tidak lagi menghargainya.
Berdasarkan konsep pengaruh di atas dapat di simpulkan bahwa
pengaruh merupakan suatu reaksi yang timbul (berupa tindakan atau

6
keadaan) dari suatu perlakuan akaibat dorongan untuk mengubah atau
membentuk suatu keadaan baik itu positif atau negatif.

B. Pengertian Komunikator

Menurut Changara (1998) komunikator adalah pihak – pihak yang


mentampaikan pesan kepada seseorang atau khalayak luas.Menurut
Hardiyansyah (2015) komunikator adalah orang/pihak yang bertindak
sebagai pengirim/penyampai pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata
lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang
berinisiatif untuk menjadi sumber pesan dalam sebuah proses komunikasi.
Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan
kepada penerima, namun juga memberikan tanggapan, serta menjawab
pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima dan publik yang
terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara
langsung maupun tidak langsung (Wiryanto, 2000:63). Komunikator adalah
manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk
mewujudkan motif komunikasinya. Cangara (2008) mengungkapkan bahwa
komunikator memegang peranan yang sangat penting terutama dalam
mengendalikan jalannya komunikasi. Menurutnya, seorang komunikator
juga harus memiliki kepercayaan(credibility), dan daya tarik(attractive).

Menurut wikimedia komunikator adalah pihak yang bertindak


sebagai pengirim pesan kepada komunkan (penerima pesan) dalam sebuah
proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang
atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam
sebuah hubungan. Seorang komunikator tidak hanya berperan
menyampaikan pesan kepada penerima, tetapi juga memberika respon dan
tanggapan , serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh
penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang
berlangsung, baik secara langsung maupun tidak lansung.

7
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak.
Dalam khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga
bertukar peran sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga
komunikator yang baik juga harus berusaha menjadi komunikan yang baik.
Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara. Sebaliknya
komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi
pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan
kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg menyuruh untuk
menyampaikan.

Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:

a. Komunikator dengan Cintra Diri Sendiri (The Communicator’s Self


Image)

Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya


sendiri. Proses pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang
komunikator. Mereka mengukur kesuksesan komunikasi dari segi
kesuksesan mencapai target sasaran secara kuantitatif.

Contoh :

Dalam sebuah seminar sekelompok panitia merasa berhasil dan


bangga ketika seminar itu dihadiri oleh banyak audience, tapi mereka tidak
memperdulikan apakah audience memahami apa yang disampaikan
komunikator atau apakah ada feedback atau respon dari audience.

b. Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of the


audience)

Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah


komunikator yang mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat
mungkin memperoleh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.

Komunikator tipe ini terbagi atas:

8
1.Paternalisme (paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens
seperti hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka
adalah untuk mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara
kebutuhan subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu
menjadi perhatian.

Contoh:

Iklan layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun, program KB dll

2. Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang menjadikan


komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan
kebutuhannya diketahui.

3.Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator


berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan
mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.

Contoh:

Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen dll

4.Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang


melebihi usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens.
Mereka menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau
memperkuat kebersamaan diantara target khalayak.

Contoh:

Informasi Pelaksanaan kerja bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-


mimbar keagamaan.

C. Syarat – Syarat Komunikator


Diperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam
sebuah program komunikasi, baik dalam segi sosok kepribadian maupun
dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa

9
diterima oleh khalayak maka seseorang komunikator mempunyai hal
berikut:
1. Kepandaian
Komunikator yang menguasai teknik bicara & menulis surat
memilih simbol/lambang yang tepat. Cukup membangkitkan
minat pendengar,pembaca & dapat memberikan keterangan-
keterangan secara sistematis serta mudah ditangkap.
2. Sikap komunikator
Sikap sombong, angkuh menyebabkan pendengar muak dan
menolak uraian dari komunikator.Sikap ragu-ragu menyebebkan
pendengar kurang percaya terhadap uraian komunikator.Tetapi
sokap tegas akan menyebabkan pendengar percaya dan sikap ini
harus bersumber pada hubungan kemanusiaan (human
relaton).Makin baik hubungan kemanusiaannya makin lancarlah
komunikasi.
3. Pengetahuan Komunikator
Komunikator yang kaya akan pengetahuan dan menguasai secara
mendalam apa yang akan disampaikan akan lebih mudah
menyampaikan uraian-uraian yang mudah menemukan contoh-
contoh, sehingga komunikasinya makin lancar.
4. Sistem sosial
Dalam hal ini ada dua macam sistem sosial, yaitu :
a. Sistem sosial yang bersifat formal (organisasi)
b. Sistem sosial nonformal (susunan masyarakat biasa)
5. Keadaan lahiriah komunikator
Terutama dalam komunikasi lisa, suara yang mantap, ucapan
yang jelas, lagak lagu yang baik, serta gerakan tangan yang sehat
dapat mendukung pembicaraan.
6. Memiliki kedekatan dengan khalayak
Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada
sepsan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang

10
untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara
fisik ataupun secara sosial. Kesamaan (similirity) merupakan
faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan oleh
khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan,
umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan
bahasa. Kesamaan juga bisa meliputi maslah sikap dan orientai
terhadao berbagai aspek seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan,
keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak terhadap seorang
komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras,
pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi,
interpretasi, dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.
Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung
memerhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang mereka
percata sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau
pengetahuan yang lias. Menurut Ferguson, ada dua faktor
kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat
dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-
faktor lainnya adalah tenang/sabar (compusere), dinamisn, bisa
bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki
kesamaan dengan audiens.
Menunjukkan motivasi dan niat. Cara komunikator
menyampaikan pesan berpengaruh terhadap audiens dalam
memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak
akan berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk
kepentingan informasi (informative) dari pesan yang diniatkan
untuk meyakinkan (persuasive) mereka.
Pandai dalam cara penyampaian pesan Gaya komunikator
menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting
dalam proses penerimaaninformasi.

D. Tugas Komunikator

11
Dari satu sisi komunikator adalah mereka yang menyampaikan gagasan dan
informasi kapada pihak lain. Tetapi di sisi lain sang komunikator wajib
mendengar! . Dengan kemampuan untuk mendengar aspirasi komunikan
atau pihak yang lain ternyata komunikasi lebih bisa dimengerti. Membuat
orang lain mengerti memang penting, sebab gagasan kita bisa masuk dan
bisa terlaksana. Berusaha untuk berhenti bicara dan mendengarkan apa yang
menjadi gagasan orang lain, sebaliknya membuat komunikasi berjalan timbal
balik disusul adanya saling pengertian antara pihak-pihak yang terkait di
dalam sebuah organisasi. Ayat-ayat untuk menjadi komunikator yang efektif,
dari sisi mendengar aspirasi adalah:

1. Berhentilah bicara
Sebab begitu kita mulai membuka mulut, usaha kita ditujukan
sepenuhnya untuk membuat orang lain mengerti. Rangkaian argumen
yang kita ungkapkan hanya untuk memperkuat posisi. Belajar untuk
berhenti bicara bukanlah persolan yang mudah terutama bagi orang-
orang yang merasa memiliki jabatan penting dan menganggap orang
yang dihadapinya lebih rendah posisinya.
2. Biarkan orang lain bicara dengan leluasa
Sebab apa yang dipikirkan dan juga dirasakan orang lain merupakan
energi yang kuat untuk bekerja atau berhenti bekerja. Biarkan orang lain
memiliki kesempatan yang cukup nyaman untuk mengutarakan segala
gagasannya. Sering kali ide-ide brilian justru muncul dari arah yang
tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Syarat untuk menjaring
ide-ide cemerlang adalah kemampuan untuk menahan diri tidak menyela
pembicaran orang lain.
3. Berikan apresiasi dan perhatian kepada pembicara
Sebab sesederhana apapun yang disampaikan seorang pembicara, perlu
diketahui adanya gunung es yang masih tersembunyi dibalik keberanian
si pembicara untuk membuka mulut. Jangan ada keinginan untuk
memotong pembicaraan orang laindengan alasan bahwa waktu rapat

12
sangat terbatas atau dengan mengatakan sebaiknya gagasan orang itu
dituliskan saja.
4. Janganlah menyela dan mengganggu pembicara
Sebab pembicara ingin sekali mendapatkan perhatian, memalingkan
wajah pun sangat mengganggu perasaan dari pembicara. Sangat tidak
dibenarkan bila kita memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara,
sementara kita menulis atau membaca koran, misalnya. Kalaupun
pembicara dan pendengar itu terhalang oleh hiasan bunga di meja, kita
perlu segera memindahkannya. Biarkan si pembicara tuntas
menyuarakan pikirannya.
5. Berusaha mencermati uraian yang disampaikan
dengan memperhatikan segala hal yang terkait kita harus bisa melihat
pesan itu dari isi, bahasa dan konteks yang muncul dalam pembicaraan.
Pemahaman terhadap karakter pembicara pun sangat berguna untuk
mengambil intisari pembicaraannya.
Usahakan untuk bersabar mendengar pembicaraan sehingga kita tidak
perlu menyela dan segera ingin menjawab sesuai dengan argumen yang
kita yakini. Jika kesabaran kita bisa dirasakan oleh pembicara, kita
berada pada posisi yang aman.
Berusaha untuk menahan segala macam emosi yang mungkin muncul
sebagai reaksi spontan atas pembicaraan yang disampaikan. Kebalikan
dengan sikap sabar, kalau kita mengumbar emosi dan naik pitam, segala
pertimbangan kita menjadi negatif dan tidak akan menyelesaikan
masalah.
Seandainya kita merasa perlu berargumen, sampaikan dengan cara yang
santun dan bijaksana sebab usaha memberikan kesempatan berbicara
adalah sarana komunikasi yang saling menguntungkan, tidak untuk
memenangkan satu pihak terhadap pihak lainnya.
Gunakan strategi bertanya untuk menggali informasi lebih dalam sebab
selalu ada hal-hal yang tak terungkap atau belum sempat diutarakan oleh
seseorang yang berbicara. Bertanya menjadi sarana untuk memastikan

13
keinginan pembicara yang sebenarnya. Berhentilah bicara sebab
betapapun pentingnya pikiran kita, kita belum akan bisa memberikan
kesempatan orang lain untuk berbicara bila kita tidak menahan mulut
untuk bersuara. Strategi mendengar yang efektif adalah dengan diam
dan menyimak pembicaraan. Ini juga bisa menjadi waktu bagi kita untuk
berpikir lebih jernih.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
“Pengeruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. Pengaruh
merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang
maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi
apa – apa yang ada disekitarnya.
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam
khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar
peran sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik
juga harus berusaha menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa
menjadi komunikator/pembicara. Sebaliknya komunikator/pembicara tidak
selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang
sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg
menyuruh untuk menyampaikan.
Diperlukan persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam
sebuah program komunikasi, baik dalam segi sosok kepribadian maupun
dalam kinerja kerja. Dari segi kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa
diterima oleh khalayak maka seseorang komunikator mempunyai hal
berikut:
1. Kepandaian
2. Sikap komunikator
3. Pengetahuan Komunikator
4. Sistem sosial
5. Keadaan lahiriah komunikator
6. Memiliki kedekatan dengan khalayak
Dari satu sisi komunikator adalah mereka yang menyampaikan gagasan dan
informasi kapada pihak lain. Tetapi di sisi lain sang komunikator wajib
mendengar! . Dengan kemampuan untuk mendengar aspirasi komunikan atau

15
pihak yang lain ternyata komunikasi lebih bisa dimengerti. Membuat orang lain
mengerti memang penting, sebab gagasan kita bisa masuk dan bisa terlaksana.
Berusaha untuk berhenti bicara dan mendengarkan apa yang menjadi gagasan
orang lain, sebaliknya membuat komunikasi berjalan timbal balik disusul adanya
saling pengertian antara pihak-pihak yang terkait di dalam sebuah organisasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Huligiono dan poerwartana, pengantar ilmu sejarah. (jakarta: PT


Bina Aksara, 2000), hlm,47.
Babadu,J.S dan Zain, Kamus Umum Bhasa Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2001), hlm 131.
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah. (Depok: Yayasan Penerbit
Universitas Indonesia, 2000). Hlm,171.
Hasan Alwi,dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005), hlm.849
Bloger. Bantu. 2011. Makalah Komunikator. (online).
http://bloggerbantul.blogspot.com/2011/11/makalah-komunikator.html?m=1.
Di akses pada 10 November 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai