Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Manusia memiliki tahapan yang di kenal yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi artinya saling bergantung satu sama
lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan atau berdiri sendiri-sendiri, Akan tetapi bisa
dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya. Pertumbuhan dapat di artikan
sebagai proses berubahnya keadaan jasmaniah ( fisik) yang turun- temurun dalam bentuk
proses aktif yang berkesinambungan (terstruktur).
Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa untuk membantu membimbing
pertumbuhan dan perkembangan anak kearah kedewasaan. Definisi pendidikan diatas
mengisyaratkan agar setiap pendidik baik orang tua maupun guru memahami benar hakikat
pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat membimbing atau mengarahkan mereka
kearah kedewasaan yang diharapkan.
Untuk dapat memehami hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut ada
beberapa pokok bahasan yang harus dipelajari, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Pengertian,perbedaan pertumbuhan dan perkembangan


Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan
Fase-fase perkembangan dan kondisinya
Tugas-tugas perkembangan
Dengan keempat pokok bahasan tersebut diharapkan dapat memperjelas tentang

bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak itu terjadi sebelum mereka menjadi
dewasa.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut,

1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?


2. Apa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan?
3. Apa saja fase-fase perkembangan?
4. Apa tugas-tugas perkembangan?
5. Apa saja aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan?
6. Bagaimana Kematangan dan Belajar Dalam Proses Perkembangan?

1.3.

Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah,

1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan
3. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan
7. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan
8. Untuk megetahui aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan
9. Untuk mengetahui kematangan dan belajar dalam proses perkembangan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses kematangan fungsifungsi jasmani sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan (Baharuddin, 2009:66).
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnya keadaan jasmaniah (fisik) yang
turun-temurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan (terstruktur). seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ fisik sehingga anak
semakin bertambah umurnya semakin besar dan semakin tinggi badannya.
Perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan
penyempurnaan fungsi (Syaodih 2003:111). seperti halnya perubahan-perubahan yang
berkaitan dengan aspek pengatahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama,
kecerdasan dan sebagainya, sehingga dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin
bertambah banyak pengatahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral,
keyakinan agama dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan
penyempurnaan struktur, sedang perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai persamaan yakni suatu proses perubahan yang menuju kearah
kesempurnaan. Kedua istilah tersebut bersifat integral
2.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Faktor Internal
a. Faktor Genetika (hereditas)
Gen adalaah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat mahluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tingga tubuh, warna
kulit, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme mahluk hidup,
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Factor fisiologis yang mempengaruhi perkembangan peserta didik diantaranya
adalah:
1) Tubuh dan warna kulit.

Tubuh merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang tidak
bisa disamakan dengan yang lainnya, begitupun dengan warna kulit seseorang. Hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang sesuai dengan tahap
perkembangannya.
2) Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan berimbang.
Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam merangsang tumbuh kembang
individu dan merangsang perkembangan otak dan sistem syarafnya yang merupakan
bagian paling penting dalam menentukan tumbuh dan kembang individu.
3) Cacat dan penyakit
Kondisi individu yang cacat atau mempunyai penyakit tertentu, tentu saja akan
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang diberikan tidak hanya
pengaruh pada fisik saja, melainkan juga secara psikologis. Cacat atau penyakit
banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
a)

Pengaruh genetik

b) Ibu yang kurang gizi pada saat mengandung.


c)

Obat-obatan dan alkohol.

d) Radiasi
e)

Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan

f)

Keadaan Emosi pada Ibu saat hamil.

c. Faktor Psikologis.
Kondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Kondisi fisik yang tidak sempurna
atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya.
Begitupun dengan ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya dapat disebabkan
karena kerusakan sistem syaraf , kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu
berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses perkembangan siswa,
hormone, intelegensi, motivasi, sikap, dan bakat.
1) Hormon

Hormon merupakan zat yang berfungsi mengendalikan berbagai fungsi di dalam


tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormone memberikan pengaruh yang nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormone akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada mahluk hidup beragam jenisnya.
2) Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi
juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya
otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak
itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh
aktivitas manusia.
3) Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas yang nyata
kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak
laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat
perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada
anak laki-laki. Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan
seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat
besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelas pada anak umur 9 sampai 12 tahun
4) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Para
ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas
dan arah perilaku seseorang. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia
tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi
aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya.
5) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses
belajarnya.

Sikap

adalah

gejala

internal

yang

berdimensi

afektif

berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif

(Sutirna, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang
atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan
untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya
berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap
profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai
seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk
menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan
siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
6) Bakat
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga
diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu,
akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang
dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
2.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan hal hal yang datang atau ada di luar diri siswa/peserta

didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa
tersebut dengan lingkungan. faktor eksternal yang memengaruhi perkembangan dapat
digolongkanmenjadi 7 macam yaitu: faktor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif,
religious dan lingkungan.
a.

Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan
primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang
datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.

b.

Faktor Physis
Faktor ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau
kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan
kepadatan hunian. Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya
pertikaian dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi atau

peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu.
Semua ini jelas membawa dampak masingmasing terhadap perkembangan anakanak
yang lahir dan dibesarkan disana. Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan
psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima
pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
c.

Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi


Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak
yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu. ia anak siapa. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak,
masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam
keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan
kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu,
dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa menjaga status sosial dan ekonomi
keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud menjaga status sosial keluarganya itu
mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini
dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi terisolasi dari kelompoknya. Akibat lain
mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

d. Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang
masingmasing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal
ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anakanak.
e.

Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan anak manusia terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian
ilmu yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat
dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus
diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat,
dan kelembagaan.Faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya dibandingkan
dengan faktor yang lain.

f.

Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak yang hidup dilingkungan yang kental dengan suasana
religius, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak berada dalam
lingkungan religi yang kental, yang sekedar terhitung orang beragama, lebihlebih yang

memang tidak beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula,
menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor
penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam perkembangan
peserta didik.
g.

Faktor Lingkungan
1. Lingkungan sosial masyarakat. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran
dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa
kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar
yang kebetulan belum dimilikinya.
2. Lingkungan sosial keluarga. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi
keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
3. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses perkembangan belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis
antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah.

2.3. Fase-Fase Perkembangan


Untuk memudahkan kita dalam memahami tahapan perkembangan
tersebut

Elizabeth

Hurlock

secara

lengkap

telah

membagi

fase

perkembangan manusia dalam sepuluh fase/masa perkembangan, yaitu :


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Masa
Masa
Masa
Masa
Masa
Masa
Masa
Masa
Masa
Masa

Sebelum Lahir ( Pranatal ) Selama 280 Hari


Bayi Baru Lahir ( New Born ) 0,0-2 Minggu
Bayi ( Babyhood ) 2 Minggu 2,0 Tahun
Kanak-Kanak Awal ( Early Childhood ) 2,0 6,0
Kanak-Kanak Akhir ( Later Childhood ) 6,0 12,0
Puber ( Puberty ) 11,0/12,0 15,0/16,0
Remaja ( Adolescence ) 15,0/16,0 21,0
Dewasa Awal ( Early Adulthood ) 21,0 40,0
Dewasa Madya ( Middle Adulthood ) 40,0 60,0
Usia Lanjut ( Later Adulthood ) 60,0 - .

Dari pembagian fase perkembangan diatas berarti bahwa proses


pertumbuhan dan perkembangan anak itu berlangsung sejak masa
pranatal sampai anak selesai masa remajanya.
1) Masa Sebelum Lahir ( Pranatal )

Masa pranatal ini berlangsung dari sejak terjadinya konsepsi atau


vertilasi sampai bayi lahir kira-kira lamanya 9 bulan 10 hari atau 280
hari.
2) Masa Bayi Baru Lahir ( New Born )
Masa ini dimulai sejak lahir sampai bayi beruur kira-kira 15 hari. Masa
ini merupakan masa pemberhentian (plateau stage) artinya masa tidak
terjadi pertumbuhan/perkembangan. Masa ini dikenal juga dengan
masa resting age yaitu masa istrahat guna menyesuaikan diri
dengan keadaan baru di dunia ini.
3) Masa Bayi ( Babyhood )
Masa ini berlangsung dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Ciriciri masa ini adalah : a). masa bayi merupakan masa dasar yaitu masamasa pembentukan dasar-dasar kehidupan yang sesungguhnya pada
masa ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi
terbentuk. b). bayi berkembang pesat baik fisik maupun psikologisnya
sehingga penampilan dan kemampuannya pada masa ini banyak
mengalami perubahan.
4) Masa Kanak-Kanak Awal ( Early Childhood )
Masa kanak-kanak awal ini berlangsung dari umur 2,0 sampai 6,0
tahun.

Masa

ini

sering

di

sebut

usia

sulit/problematis

karena

memelihara/mendidik mereka sulit. Masa ini juga disebut sebagai usia


main karena sebagian besar hidup anak waktunya dihabiskan untuk
bermain.
5) Masa Kanak-Kanak Akhir ( Later Childhood )
Masa kanak-kanak akhir atau disebut juga

masa anak sekolah ini

berlangsung dari umur 6 tahun sampai 12 tahun.


6) Masa Puber ( Puberty )
Masa puber merupakan periode tumpang tindih karena mencakup akhir
masa kanak-kanak dan awal masa remaja, yaitu dari umur 12,0 atau
13,0 sampai umur 16,0 atau 17,0. Pada masa ini ditandai dengan
gejala-gejala bahwa anak itu sudah mencapai baligh, yaitu haid
pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak lakilaki.
7) Masa Remaja ( Adolescence )
Masa remaja ini berlangsung dari umur 15,0 atau 16,0 sampai umur
21,0 atau berlangsung dari saat individu matang secara seksual
sampai mencapai usia matang menurut hukum. Masa remaja ini dibagi

di bagi dua bagian yaitu masa remaja awal yang berlangsung hingga
umur 17 tahun dan kedua, masa remaja akhir yang berlangsug hingga
mencapai usia kematangan resmi secara hukum yaitu 21 tahun.
2.4.

Tugas-Tugas Perkembangan
Secara sederhana, tugas perkembangan adalah sesuatu yang diharapkan dapat
dicapai seseorang dalam tahap-tahap perjalanan hidupnya. Adapun pendapat
R.J.Havighurst, tugas-tugas perkembangan itu jika diperinci sepanjang hidup seseorang,
maka akan diperoleh rumusan sebagai berikut:
a. Tugas perkembangan pada masa bayi dan kanak-kanak awal
1. Balajar berjalan
2. Balajar makan-makanan padat
3. Balajar mengendalikan buang air kecil dan besar
4. Balajar membeda-bedakan jenis kelamin dan menghargainya.
b. Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir
1. Balajar tentang keterampilan psikis yang diperlukan dalam permainan yang
ringan-ringan atau mudah.
2. Membentuk sikap-sikap sehat terhadap dirinya, demi kepentingan organismenya
yang sedang tumbuh.
3. Balajar bergaul dan bermain bersama dengan teman-teman seusia.
4. Balajar menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya, sebagai pria atau wanita.
c. Tugas perkembangan dalam masa remaja
1. Menerima keadaan psikisnya, dan menerima peranannya sebagai pria atau wanita.
2. Menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya, baik sesame
jenis maupun lain jenis kelamin.
3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya, juga dari orang-orang
dewasa lainnya.
4. memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis, sekurangnya
untuk dirinya sendiri.
d. Tugas perkembangan pada masa dewasa awal
1. memilih teman bergaul, baik sebagai calon suami maupun sebagai calon isteri.
2. belajar hidup bersama dengan suami dan isteri.
3. mulai hidup dalam sebuah keluarga yang dibinanya.
4. belajar mengasuh anak-anak.

e. Tugas perkembangan pada masa setengah baya


1. memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berwarganegara dan
hidup bermasyarakat.
2. menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi keluarganya.
3. membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab.
4. mengembangakan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang, sesuai dengan
keahlian dan keinginannya.
f. Tugas perkembangan pada masa tua
1. menyesuaikan diri dengan keadaan semakin berkurangnya kekuatan psikis dalam
kesehatan.
2. menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang semakin berkurang.
3. menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami isteri.
4. menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman atau kelompok seusia.
2.5.

Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan fisik yang terjadi pada diri si anak adalah menyangkut

semua organ dan struktur organnya, seperti : organ fisik dalam misalnya
jantung,

paru-paru,

otak

dan

sebagainya

semuanya

mengalami

perubahan-perubahan secara kuantitatif yaitu semakin besar, semakin


banyak, semakin lengkap strukturnya, sehingga si anak tinggi badannya
dan pertumbuhannya selesai apabila semua organ fisiknya mencapai
kematangan, sehingga anak mencapai kedewasaan fisik.
Adapun perkembangan mental psikologis yang terjadi pada diri si
anak adalah mencakup semua aspek mental psikologis anak baik segi
pengetahuan,keterampilan, kecerdasan, sifat sosial, moral, agama, sikap,
reaksi dan aspek-aspek mental psikologis lainnya yang semuanya itu
melalui

proses

perkembangan

akan

mengalami

perubahan

secara

kuantitatif dan kualitatif sehingga si anak bukan saja semakin banyak


pengatahuan dan kemampuannya, tetapi juga semakin baik kualitas
pengatahuan dan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan

proses

pertumbuhan

fisik

dan

perkembanga

mental

psikologis yang diperoleh anak secara maksimal dapat diharapkan si anak

akan tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa yang baik dan


berkualitas sebagaimana yang diharapkan dirinya sendiri, juga oleh orang
tua dan masyarakatnya.
Guna mewujudkan hasil perkembangan yang sangat diharapkan itu
tidak ada cara lain kecuali dengan mengefektifkan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab para pendidik (orang tua dan guru) dalam membimbing
dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dirumah, di
luar rumah maupun di sekolah, karena pada hakikatnya memperoleh
bimbingan dan pendidikan yang baik itu adalah hak si anak dari
pendidiknya.
2.6.

Kematangan dan Belajar Dalam Proses Perkembangan


Kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi fisik dan

potensi mental psikologis yang telah dicapai dalam tahap pertumbuhan


atau perkembangan. Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam
kaitannya dengan proses perkembangan itu adalah perubahan yang
terjadi melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak memiliki
kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Dengan kata lain, semua
aspek perkembangan yang diperoleh si anak itu terjadi karena belajar,
tanpa belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apaapa.

Dalam

proses

kematangan/kedewasaan

pertumbuhan
fisik

dan

mental

kearah

tercapainya

psikologis,kematangan

merupakan faktor penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang anak


sangat tergantung pada waktunya matang saja atau 17 tahun ke atas dan
kematangan intelektual juga emosi.
Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu sebab
terjadinya perkembangan. Tanpa melalui belajar potensi mental psikologis
anak tidak mungkin akan dapat dikembangkan. Atau dengan kata lain
tanpa belajar manusia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia.
Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsur
kematangan dan belajar.
\

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Kebanyakan para ahli psikologi cenderung membedakan pengertian
pertumbuhan dan perkembangan . Istilah pertumbuhan diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif yang
menyangkut aspek fisik jasmaniah. Istilah perkembangan secara
khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mentalpsikologis manusia.
2. Fase-Fase Perkembangan:
a) Masa Sebelum Lahir ( Pranatal ) Selama 280 Hari
b) Masa Bayi Baru Lahir ( New Born ) 0,0-2 Minggu
c) Masa Bayi ( Babyhood ) 2 Minggu 2,0 Tahun
d) Masa Kanak-Kanak Awal ( Early Childhood ) 2,0 6,0
e) Masa Kanak-Kanak Akhir ( Later Childhood ) 6,0 12,0
f) Masa Puber ( Puberty ) 11,0/12,0 15,0/16,0
g) Masa Remaja ( Adolescence ) 15,0/16,0 21,0
h) Masa Dewasa Awal ( Early Adulthood ) 21,0 40,0
i) Masa Dewasa Madya ( Middle Adulthood ) 40,0 60,0
j) Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood ) 60,0 - .
3. Tugas perkembangan ialah tugas yang harus diselesaikan individu
pada setiap fase atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia

berhasil mencapainya maka ia akan berbahagia, tetapi sebaliknya


apabila ia gagal

akan kecewa dan dicela oleh orang tua dan

masyarakatnya serta proses selanjutnya akan mengalami kesulitan.


4. Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Belajar:

Faktor-faktor

yang

berasal dari luar diri siswa (eksternal)terdiri dari faktor lingkungan


dan faktor instrumental; sedang faktor yang berasal dari dalam diri
siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis
pada diri siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita, 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purwanto,

Ngalim.2006.

Psikologi

Pendidikan.

Bandung:

Remaja

Rosdakarya
Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Sumanto, Wasty. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakrta: PT. Monica Cipta.
Suryabrata, Sumadi.2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutirna, 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: Andi Offset
Winkel. 2005. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA


MANUSIA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Perkembangan Peserta Didik

MAKALAH

Oleh
ALFIANA FITRI NURWIJAYANTI
06061281520067
Dosen Pengampu
Dra. Evi Ratna Kartikawati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016

Anda mungkin juga menyukai