Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat
serta salam kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEREKEMBANGAN PESERTA DIDIK”  ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik pada Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Gorontalo, selanjutnya saya mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada Bpk
Dr. Ali Kaku, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan
semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulian makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 21 Februari 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


  Perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi selama manusia hidup.
Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai
dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang
terjadi akibat dari kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1991; Rice, 2002). Studi mengenai
perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu yang berhenti pada waktu seseorang
mencapai kedewasaannya, melainkan berlangsung terus menerus dan mulai konsepsi hingga
orang itu mati. Pembentukan pada masa dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat
penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa yang kemudian. Hal ini pula
menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini ini harus sedemikian rupa
sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi yang baik pada
masa yang akan datang. Dalam proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu
yaitu, pendidikan, pergaulan, lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari
banyak menemui orang-orang, yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang nakal.Oleh
karena itu perlu kita ketahui faktor–faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam
perkembangan peserta didik.

1.2 Rumusan masalah


a. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan peserta didik?
b. Apa yang di maksud dengan faktor Internal?
c. Apa yang di maksud dengan faktor Eksternal?

1.3 Tujuan Pembahasan


a. Mengetahui faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik
b. Mengetahui apa yang di maksud dengan faktor Internal?
c. Mengetahui apa yang di maksud dengan faktor Ekaternal?
\

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam pengkajian Perkembangan Individu ini ada dua istilah yang sering muncul,
pertama perkembangan (development) dan kedua adalah pertumbuhan (growth).Istilah
perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif), sedangkan
pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik (kuantitatif). Antara
fisik dan psikis ini saling berkaitan dalam menelaah kehidupan manusia (Desmita,2012).
Pertumbuhan dan perkembangan kadang-kadang masih kabur pengertiannya dan sukar
dibedakan.Biasanya istilah-istilah itu digunakan untuk menjelaskan adanya perubahan yang
bersifat progresif namun sifatnya berbeda.
Secara rinci, perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan adalah:
a. Pertumbuhan (Growth): cenderung lebih bersifat kuantitatif dan berkaitan dengan aspek
fisik.
Contoh: ukuran berat dan tinggi badan , ukuran dimensi sel tubuh, umur tulang yang bisa
diukur
b. Perkembangan (Development: cenderung lebih bersifat kualitatif, berkaitan dengan
pematangan fungsi organ individu
Contoh:
1.    Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa, emosi, intelektual, perilaku
2.    Perkembangan periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan anak berbeda
sebagai hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga terdapat perubahan struktur dan bentuk.
Jadi, bentuk bayi tidak sama dengan bentuk anak (bentuknya bukan bentuk bayi dalam
ukuran besar). Untuk perubahan strukturnya yaitu secara berproses melalui kematangan dan
belajar, tangan anak sudah bisa digunakan untuk makan sendiri.

2.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik


Kajian medik dan psikologi perkembangan menunjukkan bahwa disamping dipengaruhi
oleh faktor bawaan, kualitas individu juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain,
seperti faktor lingkungan yang tidak lepas dari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor
bawaan atau sering juga disebut faktor keturunan dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini
berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan
yang disebut dengan istilah individual differences. Berdasarkan hal ini, masing-masing
individu memiliki keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam setiap gejala jiwa yang meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dalam kemampuan berfikir, merasakan
sesuatu, serta sikap dan perilakunya sehari-hari. Dalam melihat dan menyikapi perbedaan
tersebut, hendaknya pendidik menyadari bahwa tidak semua individu dapat diperlakukan
dengan cara yang selalu sama. Masing-masing individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga
pendekatan yang sifatnya personal maupun institusional tentu berbeda. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu Faktor Intenal dan Faktor Eksternal.

2.2 Faktor Internal


a. Faktor Genetika (hereditas)
Gen adalaah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat mahluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tingga tubuh, warna kulit,
dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme mahluk hidup, sehingga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Hereditas merupakan “totalitas karakeristik individu yang diwariskan orang tua kepada
anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi
sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Meskipun peranan gen sangat penting, factor genetis bukan satu-satunya factor yang
menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan karena juga dipengaruhi oleh factor
lainnya.
b. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Factor fisiologis yang mempengaruhi perkembangan peserta didik diantaranya
adalah:
1)   Tubuh dan warna kulit.
Tubuh merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang tidak
bisa disamakan dengan yang lainnya, begitupun dengan warna kulit seseorang. Hal ini akan
sangat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang sesuai dengan tahap
perkembangannya.
2)   Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan
berimbang.Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam merangsang tumbuh
kembang individu dan merangsang perkembangan otak dan sistem syarafnya yang
merupakan bagian paling penting dalam menentukan tumbuh dan kembang individu.
3)   Cacat dan penyakit
Kondisi individu yang cacat atau mempunyai penyakit tertentu, tentu saja akan
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang diberikan tidak hanya pengaruh
pada fisik saja, melainkan juga secara psikologis. Cacat atau penyakit banyak disebabkan
oleh beberapa hal yaitu :
a)    Pengaruh genetik
b)   Ibu yang kurang gizi pada saat mengandung.
c)    Obat-obatan dan alkohol.
d)   Radiasi
e)    Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan
f)    Keadaan Emosi pada Ibu saat hamil.

c. Faktor Psikologis.
Kondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan.Kondisi fisik yang tidak sempurna
atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun
dengan ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya dapat disebabkan karena
kerusakan sistem syaraf , kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu berbeda.
Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan
berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa
baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dan
kecerdasan dalam perkembangan sosial  anak.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses perkembangan siswa,
hormone, intelegensi, motivasi, sikap, dan bakat.
1)   Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh.
Meskipun kadarnya sedikit, hormone memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh. Hormone akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada mahluk hidup beragam jenisnya.
2)   Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan
demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-
organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan
organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai
pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau
pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater.Sehingga
dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior,
superior, ratarata, atau mungkin lemah mental.Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang
merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang.-
Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan
merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
3)   Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas yang nyata kelihatan
adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah.Pada waktu lahir anak laki-lakilebih besar
dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula
dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.Anak perempuan pada umumnya
lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan
pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak lakilaki. Hal ini jelas pada anak umur 9
sampai 12 tahun
4)   Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa.Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Para ahli
psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,
mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh
untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi
juga telah menjadi kebutuhannya.
5)   Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Sutirna, 2003). Sikap siswa dalam belajar
dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran,
atau lingkungan sekitarnya.Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung
jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai
seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan
pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang
srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
6)   Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses perkembangan adalah bakat. Secara umum,
bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Sutirna, 2013). Berkaitan dengan
belajar, Slavin (Sutirna,2013) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki
seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang
menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.Karena itu, bakat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah
menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya,
siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain
selain bahasanya sendiri.
2.3 Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan hal – hal yang datang atau ada di luar diri siswa/peserta
didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa
tersebut dengan lingkungan.faktor eksternal yang memengaruhi perkembangan dapat
digolongkan menjadi 7 macam yaitu: faktor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif,
religious dan lingkungan.
a.    Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan
primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang
datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b.    Faktor Physis
Faktor ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan
lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian
(Soetjiningsih, 1998). Semua kondisi di atas sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menjalankan proses kehidupannya. Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena
adanya pertikaian dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi
atau peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu.
Sementara itu kondisi yang jelek pada faktor cuaca, kurangnya sanitasi atau kebersihan
lingkungan, keadaan rumah yang tidak menunjang hidup sehat, serta keadaan geografis yang
sulit, misalnya karena di daerah terpencil yang jauh dari informasi, sulit dijangkau, serta
rawan akan bencana alam, selain dapat mempengaruhi tekanan psikis juga mempengaruhi
faktor kesehatan karena pengobatan yang sulit didapatkan.
Semua ini jelas membawa dampak masing–masing terhadap perkembangan anak–anak yang
lahir dan dibesarkan disana. Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk
mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
c.    Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti
memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk membeli
peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh
kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam
konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam
pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang
berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan
dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan
ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu
mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat
berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka
akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
d.   Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang
masing–masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini
jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak–anak.
e.    Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan anak manusia terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu
yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan
kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan
bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan
kelembagaan.
Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepadapeserta didik yang
belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi
dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa.
Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Faktor
pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya dibandingkan dengan faktor yang lain.

f.     Faktor Religious


Sebagai contoh seorang anak yang hidup dilingkungan yang kental dengan suasana religius,
sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak berada dalam lingkungan religi
yang kental, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih–lebih yang memang tidak
beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula, menyangkut proses
terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang
mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam perkembangan peserta didik.
g.    Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam
atau social yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan
yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan
media massa.
1). Lingkunan Keluarga
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak.
Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak, adalah :
a. Keluarga merupakan kelompok social pertama yang menjadi pusat indentifikasi anak.
b. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai – nilai kehiduupan
kepada anak.
c. Orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi
perkembangan kepribadiaan anak.
d. Keluarga  sebagai  institusi  yang memfasilitas  kebutuhan  dasar  insane ( manusiawi),
baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis.
e. Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Orang tua mempunyai peranan sangat penting bagi tumbuh-kembangnya anak sehingga
menjadi seorang pribadi yang sehat, cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia. Seiring
dengan fase perkembangan anak, maka peran orang tua juga mengalami perubahan. Menurut
Hamner dan Tuner peranan orang tua yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah:
1. Pada masa bayi berperan sebagai perawat (caregiver)
2. Pada masa kanak – kanak sebagai pelindung (protector)
3. Pada usia prasekolah sebagai pengasuh (nurturer)
4. Pada masa sekolah dasar sebagai pendorong (encourager)
5. Pada masa praremaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor)
Selanjutnya faktor – faktor lingkungan keluarga dipandang mempengaruhi perkembangan
anak diklasifikasikan dalam dua faktor, yaitu keberfungsian keluarga dan pola hubungan
orang tua-anak.
a. Keberfungsian Keluarga
Keluarga yang fungsional atau ideal menurut Alexssander A. Schneiders (1960:405)
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Minimnya persilisihan antar orang tua atau antar orang tua-anak.
2.  Adanya kesempatan untuk menyatakan keinginan.
3.  Penuh kasih sayang.
4.  Menerapkan disiplin dan tidak keras.
5.   Memberikan peluanguntuk bersikap mandiri dalam berfikir, merasa, dan berperilaku.
6.  Saling menghargai atau menghormati (mutual respect) antar anggota keluarga.
7.  Menyelenggarakan konferensi (musyawarah) keluarga dalam memecahkan masalah.
8.  Menjalin kebersamaan antar anggota keluarga.
9.   Orangtua memiliki emosi yang stabil.
10.  Berkecukupan dalam bidang  ekonomi.
11.  Mengamalkan nilai – nilai moral agama.
Sementara keluarga yang disfungsional menurut Dadang Hawari (1997:165) ditandai
dengan karakteristik sebagai berikut:
1.   Kematian salah satu atau kedua orang tua.
2.   Kedua orang tua terpisah atau bercerai (divorce).
3.   Hubungan kedua orang tua kurang baik (poor marriage).
4.   Hubungan orang tua dengan anak tidak baik (poor parent-child relationship).
5.   Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan
(high tension and low warmth).
6.  Orang tua sibuk dan jarang berada dirumah (parent absence).
7.   Salah satu atau kedua orang tua memiliki kelainan kepribadian atau gangguan kejiwaan
(personality or pshycological disorder)
b. Pola Hubungan Orang Tua-Anak (sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak)
Diana Baumrind (Weiten dan Lioyd, 1994:359-360, Sigelman dan Shaffer,1995:369)
mengemukakan hasil penelitian tentang gaya perlakuan orang tua (parenting style) dan
kompetensi sosial, emosional, dan intelektual anak.
2). Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan
program bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar
mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-
spiritual, intelektual, emosional, social, maupun fisik-motoriknya.
Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadiananak, baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun berperilaku.
Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga dan guru berperan sebagai subtitusi orang tua.
Michael Russel (Sigelman & Shaffer, 1995:426) mengemukakan definisi sekolah yang
efektif, yaitu yang mengembangkan prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan santun,
sikap positif terhadap belajar, absenteeism yang rendah, melatih keterampilan sebagai bekal
bagi siswa untuk dapat bekerja.
3). Kelompok Teman Sebaya (peer group)
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan social bagi anak mempunyai peranan cukup
penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok teman sebaya, anak dapat memenuhi
kebutuhannya untuk belajar berinteraksi social (berkomunikasi dan bekerja sama), belajar
menyatakan pendapat  perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok dan
memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Pengaruh teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif. Berpengaruh positif,
apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilakunya positif, atau berakhlak
mulia. Sementara yang negative, apabila para anggota kelompoknya berperilaku
menyimpang, kurang memiliki tatakrama dan berakhlak buruk.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku remaja, khususnya dalam kelompok
teman sebaya, maka perlu diperhatikan hal sebagai beberapa hal berikut:
a.  Orang tua perlu menjalin hubungan yang harmonis antara mereka sendiri (suami-istri) dan
mereka  dengan anak. Hal ini perlu, karena pada umumnya perilaku menyimpang anak
disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis (broken home).
b.  Orang tua perlu mencurahkan kasih saying dan perhatian kepada anak. Dengan kasih sayang
ini anak merasa betah dirumah, sehingga dia dapat mengurangi perhatiannya untuk bermain
keluar.
c. Orang tua berdiskusi dengan anak tentang cara memilih atau bergaul dengan teman.
d. Orang tua harus menjadi suri tauladan dan menanamkan nilai – nilai akhlak mulia kepada
anak, seperti persaudaraan, tolong menolong, dan semangat dalam belajar.
e. Sekolah sebagai lingkungan keluarga setelah rumah, perlu diciptakan sebagai lingkungan
belajar yang mengfasilitasi perkembangan siswa, baik aspek fisik, intelektual, emosi, social,
maupun moral spiritual.
4).  Media Massa
Salah satu media massa yang diwasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat
khususnya anak – anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai
misi untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada pemirsanya. Dilihat dari
sisi ini televisi dapat memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk anak –
anak), karena melalui berbagai tayangan yang disajikannya mereka memperoleh:
a.  Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek
kehidupan.
b.  Hiburan, baik berupa film maupun musik, dan
c.  Pendidikan baik yang bersifat umum maupun agama.
Tayangan – tayangan televisi itu disamping memberikan dampak positif, juga telah
memberikan dampak negative terhadap gaya hidup masyarakat terutama anak – anak.
Tayangan televisi yang berupa hiburan, baik film maupun musik banyak yang tidak cocok
untuk ditonton oleh anak – anak.
Santrock dan Yussen (Conny R. Semiawan, 1998-1999:139) mengemukakan saran –
saran dari Dorothy dan Singer, tentang bagaimana membimbing anak dalam menonton
televisi, sebagai berikut :
a.  Kembangkan kebiasaan menonton yang baik sejak awal kehidupan anak.
b.   Doronglah anak untuk menonton progam – progam khusus secara terencana, bukan menonton
progam. Aktiflah bersama anak disaat menonton progam – progam yang terencana tersebut.
c.   Carilah progam – progam yang menonjolkan peran anak dalam kelomppok usianya.
d.  Menonton TV hendaknya tidak digunakan untuk mengganti kegiatan lain.
e.   Lakukan pembicaraan dengan anak tentang teema – tema yang sensiitif. Berilah mereka
kesempatan untuk bertanya tentang progam tersebut.
f.   Seimbangkan antara aktifitas belajar dengan menonton televisi. Anak – anak dapat menindak
lanjuti progam – progam televisi yang menarik.
g.   Bantulah anak dalam mengembangkan anak dalam menonton yang seimbang.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian – uraian di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, bahwa
perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Faktor -
faktor yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya faktor genetika, faktor lingkungan
keluarga, faktor lingkungan sekolah, teman sebaya (peer group), media massa.
Faktor genetika merupakan totalitas karaktiristik individu yang diwariskan orang tua
kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen – gen. Faktor lingkungan adalah
keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang
memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu dalam hal ini adalah faktor
lingkungan keluarga dan sekolah. Teman sebaya (peer group) merupakan lingkungan social
bagi anak yang dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi social
(berkomunikasi dan bekerja sama), belajar menyatakan pendapat  perasaan orang lain, belajar
tentang norma-norma kelompok dan memperoleh pengakuan dan penerimaan social,
sedangkan media massa merupakan media baik berupa media elektronik, cetak, maupun
visual yang sarat dengan berbagai informasi.
3.2 Saran
Perkembangan peserta didik harus terus di awasi oleh orang tua agar anak yang masih
dalam proses perkembangan tidak mengalami gangguan yang akan menyebabkan hambatan
dalam proses perkembngan anak tersebut, orang tua harus memperhatikan tingkat emosi anak
dan lingkungan sekitar terutama teman sebayanya atau saat dia berada di luar rumah agar
anak itu tidak akan terpengaruh dengan hal-hal yang tidak di inginkan yang dapat
menghambat pertumbuhan anak tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Syamsu,Nani M. Sugandi. 2011. Perkembangan Peserta Didik


Monks dan Haditono, Siti Rahayu. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University press
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK”

DI SUSUN
O
L
E
H

RIZKI MAHAJANI (411419015)

JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Anda mungkin juga menyukai