Aulia Hildianti
M. Sopian Firdaus
M. Agus Johriadi
Siti Hidayatul Fitriani
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan
sehingga penulis bisa menyelesaikan buku yang berjudul “Hakikat Sains dan
pembelajaran Sains” ini dengan baik meskipun kurang maksimal. Buku ini ditujukan
untuk terutama bagi siswa atau peserta didik dan bagi para guru atau instruktur di
lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal. Buku ini diharapkan mampu
meningkatkan dan menambah wawasan bagi peserta didik dan pendidiknya, sehingga
benar-benar memahami tugas dan peranannya secara professional.
Harapan kami mudah-mudahan buku ini dapat memberikan wawasan bagi
usaha meningkatkan ualitasnya sebagai seorrang pendidik dan masyarakat social
dimlingkungan sekitarnya.
Penulis
B. PENGERTIAN BELAJAR
Menurut pengertian secara psikkologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubaha-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh
aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya”. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.
a. Perubahan Terjadi Secara Sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan
itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan
Soal
Apakah yang dimaksud dengan Belajar Secara umum.?
Jawaban
Belajar Secara Umum adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara sadar, bersifat
sementara, aktif maupun positif.
C. JENIS-JENIS BELAJAR
1. Belajar Bagian (Part Learning, Tractionad Learning)
Umumnya belajar dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi
belajar yang bersifat luas dan ekstensif, misalnya mempelajari sejak ataupun
gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah
Soal
1. Sebutkan 11 Jenis- jenis belajar .!
Jawaban
Jenis belajar antara lain:
(1) Belajar bagian, (2) belajar dengan wawasan, (3) belajar deskriminatif, (4)
belajar global keseluruhan, (5) belajar insidental, (6) belajar Instrumental, (7)
belajar Intensional, (8) Belajar Laten, (9) Belajar mental, (10) belajar produktif,
(11) belajar verbal.
D. HAKIKAT BELAJAR
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agarpeserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepriadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan pernyataan
E. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Bruce Weil (1980) mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses
pembelajaran. Pertama, proses pembelajaran membentuk kreasi lingkungan yang dapat
mengubah struktur kognitif peserta didik. Pengaturan lingkungan belajar dimaksudkan
untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat memfasilitasi perkembangan kognitif
peserta didik. Prinsip ini mendukung pendapat Piaget yang menyatakan bahwa struktur
kognitif akan tumbuh dengan baik jika peserta didik memiliki pengalaman belajar yang
Otak Triune
Reptil Sistem Limbik
Otak reptil adalah otak paling sederhana dan tugas utama dari otak ini adalah
untuk mempertahankan diri. Otak reptile mengontrol fungsi organ tubuh yang
bersifat otomatis seperti detak jantung dan sistem peredaran darah. Otak reptile
diyakini sebagai bagian dari otak hewan yang berfungsi untuk mengejar kekuasaan.
Seseorang yang didominasi oleh fungsi otak reptilnya akan berbuat apa saja untuk
mencapai tujuan yang diinginkannya termasuk untuk mempertahankan diri. Sistem
limbik adalah otak tengah yang mengontrol fungsi social dan emosional. Dalam
sistem limbik juga terdapat sarana untuk mengingat jangka panjang (long team
memory) . Neokorteks adalah bagian otak yang paling tinggi tingkatannya dan
memiliki fungsi kontrol tingkat tinggi termasuk mengembangkan kemampuan
berbahasa, berpikir abstrak, menyelesaikan masalah, mengatur rencana dan
kemampuan berkreasi. Bagian otak inilah yang menjadikan manusia berbeda dengan
makhluk lain ciptaan Tuhan.
Proses pendidikan dan pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan
potensi semua bagian otak. Apabila proses pembelajaran mampu memfasilitasi
perkembangan potensi neokorteks maka tentu saja otak reptile dan system limbic
juga akan ikut berkembang. Sedangkan pembelajaran yang hanya menyentuh otak
limbic dan otak reptile saja belum tentu dapat mendukung perkembangan potensi
neo-korteks. Dalam proses belajar ada berbagai tahapan, dan dari masing-masing
tahap akan menampakkan hasil belajar. Dari masing-masing tahapan itu, komponen
utama yang terlibat dalam proses belajar dapat mengkondisikan diri secara kondusif
agar hasil belajar dapat optimal. Dengan demikian, proses itu mampu menanamkan
kemandirian kepada calon guru di masa yang akan datang.
Selama ini praktek pembelajaran di semua jenjang pendidikan di Indonesia
masih cendrung mengagungkan aspek intlektualitas dan lebih mementingkan hasil
F. KONDISI PEMBELAJARAN
Sejalan dengan perkembangan penelitian yang terkait dengan pembelajar, maka
semakin jelas bahwa teori belajar harus berkembang semakin canggih, karena teori-teori
belajar bermanfaat sebagai pedoman bagi pengembangan model dan strategi
pembelajaran. Harus disadari pula bahwa meskipun guru sudah berusaha untuk
memfasilitasi pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip teori belajar , situasi pembelajarn
yang efektif belum tentu dapat tercipta dengan baik. guru harus memperhatikan factor-
faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran yang dapat disebut dengan kondisi
pembelajaran. Kondisi pembelajaran dapat turut ditentukan oleh dua faktor yaitu, faktor
internal dan faktor external peserta didik. Faktor internal dapat berupa pola pikir dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan kemampuan lain yang sudah dipelajari sebelumnya.
Kapasitas internal inilah yang berperan lebih banyak dalam mendukung pembelajaran
yang efektif.
Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diharapakan. Pembelajaran potensi ini diarahkan untuk mendorong
pencapaian kompetensi dan terbentuknya perilaku khusus supaya setiap individu mampu
menjadi pebelajar sepanjang hayat dan menjadi warga masyarakat belajar (lerner
community). Dalam proses implementasi istilah pembelajaran tidak berarti bahwa guru
harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual istilah
mengajar itu juga bermakna membelajarkan peserta didik. Mengajar dan mengajar
adalah kata lain yang sering digunakan untuk kegiatan belajar dan pembelajaran.
Mengajar atau pembelajarn adalah suatu aktivitas yang dapat membuat peserta didik
belajar. Keterkaitan antara belajar dan mengajar diistilahkan oleh John Dewey sebagai “
Teaching is to learning as selling is to buying”. Artinya, seseorang tidak mungkin
menjual barangnya jika tidak ada orang yang membeli. Dalam hal pembelajaran, maka
pasti tidak akan ada proses pembelajaran atau kegiatan mengajar jika tidak ada peserta
didik yang belajar. Dengan demikian, maka dalam istilah mengajar juga terkandung
makna akan adanya proses belajar peserta didik.
Soal
Bagaimanakah hakikat belajar yang sesungguhnya setelah anda mempelajari
uraian di atas ?
Jawaban
Belajar meliputi adanya perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang sebagai dampak dari kegiatan belajar
seperti membaca, mendengar, meniru, dan berlatih. Belajar sering kali dialihkan sebagai
perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan mutakhir tentang proses
belajar diperoleh dari kajian pengolahan informasi, neurofisiologi, neurofsikologi dan
sain kognitif. Gagne menyatakan bahwa pembelajaran adalah pengaturan pristiwa yang
ada yang ada di luar diri peserta didik dan dirancang serta dimanfaatkan untuk
memudahkan proses belajar. Makna pembelajaran yang mendidik dalam konteks proses
pendidikan di Indonesia ditunjukkan oleh beberapa prinsip yakni Pengembangan
kemampuan berpikir, pengembangan fungsi otak dan pembelajaran sepanjang hayat.
Musik
Seni Sejarah
Pengetahuan
Literatur Filsafat
IPA
Definisi diatas adalah salah satu definisi IPA dan bersifat sederhana. Dalam
hal ini yang dimaksud dengan IPA adalah body of knowledge (Gambar 3.1). berikut
beberapa definisi yanng senada (Subiyanti,1988).
a. Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara
sistematis dan menunjukan berlakunya hukum-hukum umum.
b. Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik.
c. Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan obsevasi dan klasifikasi
fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan
hipotesis.
Oleh karena itu, peserta didik dapat menemukan banyak definisi dari berbagai
sumber. Salah satu definisi yang lengkap diberikan oeh Gagne (2010), sciense
should be viewed as a way of thinking in the pursuit of understanding nature, as a
way of investigating claims about phenomena, and as a body of knowlwdge that has
resulted from inquiry. ( IPA harus dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian
Keluaran Peserta
Masukan Proses
Didik yang
Peserta Didik Pembelajaran IPA
Berhasil
Soal
Sebutkan tiga focus utama pembelajaran Sains !
Jawaban
tiga fokus utama pembelajaran sains di sekolah, yaitu dapat berbentuk (1) produk
dari sains, yaitu pemberian berbagai pengetahuan ilmiah yang dianggap penting
untuk diketahui siswa (hard skills); (2) sains sebagai proses, yang berkonsentrasi
pada sains sebagai metode pemecahan masalah untuk mengembangkan keahlian
siswa dalam memecahkan masalah (hard skills dan soft skills); (3) pendekatan
sikap dan nilai ilmiah serta kemahiran insaniah (soft skills).
B. PEMBELAJARAN SAINS
Berdasarkan pengertian sains dan bagaimana anak membangun pengetahuannya
maka aktivitas belajar sains di sekolah perlu memperhatikan pembentukan pengetahuan
dalam benak siswa. Perlu diingat bahwa pengetahuan tidak dapat dipinddahkan begitu
saja dari pikiran seseorang, (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang
harus mengartikan apa yang telah diajarkan oleh guru menyesuaikan terhadap
pengalaman-pengalaman mereka (Suparno 1997:19). Pada kondisi ini guru berperan
sebagai mediator dan fasilitator yang membantu proses belajar murid berjalan dengan
baik.
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, kompetensi dalam pembelajaran
sains SD/MI, dapat dipilahkan menjadi 5, yaitu (1) menguasai pengetahuan tentang
berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitan
dengan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari; (2) mengembangkan proses
keterampilan sains; (3) mengembangkan wawasan, sikap dan nilai-nilai yang berguna
bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari; (4) mengembangkan
Tabel .3
Jupri Wahab, (2017), Belajar dan Pembelajaran Sains, Bandung, Penerbit Pustaka Reka
Cipta.
Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo, (2014), Pembelajaran Sains, Yogyakarta, Penerbit
Ombak.
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, (2014), Metodologi Pembelajaran IPA, Jakarta,
PT. Bumi Aksara.
Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Bandung, CV. Yrama Widya