Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINI

“MACAM-MACAM EMOSI ANAK USIA DINI”

Dosen Pengampu:
Lusi Marlisa, M.Pd.I

Disusun Oleh:
1. Desiana Rahmawati 20260002
2. Maftuhatul Laila 20260005
3. Reni Maryani 20260023

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................3
A. Latar belakang....................................................................3
B. Rumusan masalah..............................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................4
A. Pengertian Emosi ...............................................................4
B. Jenis-Jenis Pada Emosi......................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................8
B. Saran..................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap anak memiliki emosi yang berbeda-beda dan biasanya hal
itu tergantung dari Susana hatinya dan kadang juga dipengaruhi dari
situasi dilingkungannya. Perasaan emosi anak ada yang negative ada
pula yang positive. Perasaan marah dan takut merupakan emosi negative
pada anak sedangkan perasaan senang atau gembira merupakan emosi
positif pada anak. Oleh karena itu, untuk memahami anak-anak kita perlu
mengetahui apa yang ia lakukan, inginkan, dan dipikirkan, apa yang
mereka rasakan. Gejala – gejala emosional seperti kecewa dan bangga,
marah dan senang, malu dan berani, cinta dan benci, harapan-harapan
dan rasa putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik oleh orang
tua dan guru.
Banyak sedikitnya dorongan dan minat seseorang itu mendasari
pengalaman emosionalnya. Apabila dorongan, keinginan atau minatnya
dapat dipenuhi, anak cenderung memiliki perkembangan afektif atau
emosi yang sehat dan stabil. Dengan demikian, ia dapat menikmati dan
mengembangkan kehidupan sosialnya secara sehat pula. Selain itu, ia
tidak akan terhambat oleh gejala gangguan emosi. Sebaliknya, jika
dorongan keinginannya tidak dapat dipenuhi disebabkan kurangnya
kemampuan untuk memenuhinya ataupun karena kondisi lingkungan
yang kurang menunjang, sangat dimungkinkan perkembangan
emosionalnya itu akan mengalami gangguan

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Emosi?
2. Apa Saja Jenis-Jenis dari Emosi?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Emosi
Emosi diartikan sebagai dari reaksi terhadap situasi tertentu yang
dilakukan oleh tubuh. Hal yang biasanya memiliki kaitan dengan aktivitas berpikir
(kognitif) seseorang, yaitu sifat dan intensitas dari emosi, yang dikarenakan hasil
dari persepsi akan situasi yang terjadi. Emosi menjadi salah satu aspek yang
memiliki pengaruh besar atas sikap manusia selama ini. Hal itu dibarengi dengan
dua aspek yang lain, yaitu adanya daya pikir (kognitif) dan psikomotorik (konatif),
biasanya emosi sering dikenal dengan aspek afektif, hal ini merupakan dari
penentuan sikap, yang menjadi salah satu predisposisi dari perilaku manusia.
Pada hakikatnya emosi ini merupakan gambaran dari perasaan manusia saat
menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang berbeda. Hal itu wajar, karena
emosi ini merupakan reaksi alamiah manusia terhadap berbagai kondisi yang
nyata.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolah dan
mengontrol emosi agar anak mampu merespon secara positif setiap kondisi yang
merangsang munculnya emosi-emosi ini. Sejalan dengan itu anak diberi
pengajaran keterampilan emosi dan sosial. Anak akan lebih mampu mengatasi
berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangannya. Dalam
mengatasi berbagai permasalahan anak dapat mengelola emosi diri dengan
baik. Pengelolaan emosi yang baik merupakan salah satu aspek dari kecerdasan
emosional.
Kemampuan mengelola emosi termasuk dalam perkembangan sosial
emosional yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Goleman (2009)
menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi yaitu kemampuan seorang
anak dalam membahagiakan diri sendiri, melepaskan rasa cemas,
keputusasaan, atau kemarahan pada diri, dan akibat yang ditimbulkan karena
gagal dalam keterampilan emosi dasar. Kemampuan mengelola emosi penting
bagi anak usia dini karena anak dapat mengekspresikan perasaannya dengan
tepat, anak lebih mudah diterima di masyarakat, anak akan lebih mudah bergaul
dengan teman-temannya, dan anak juga akan sukses di masa depan.

4
B. Jenis-Jenis Emosi pada Emosi
Berkenaan dengan emosi, sama saja berbicara mengenai perasaan.
Perasaan individu, setiap detiknya mengalami perubahan. Beberapa ahli
mengatakan bahwa ada dua jenis emosi yang cenderung muncul dalam diri
individu, yakni: emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif, diantaranya sabar,
lucu, ceria, senang, bahagia, suka, cinta, sayang, dan sebagainya. Sedangkan
emosi negatif diantaranya tidak sabar, marah, curiga, cemas, cemburu, takut,
sedih, benci, dan sebagainya. Perasaan setiap individu terbentuk atas dasar hal
yang bersumber dari dalam maupun luar diri individu itu sendiri dan memberikan
pengaruh secara implisit dalam jangka waktu baik cepat maupun lambat sesuai
dengan kesiapan penerimaan dari dalam diri individu itu sendiri.
Jenis emosi pada anak usia dini akan berkembang sesuai dengan
kematangan si anak usia dini atau bersamaan dengan perkembangan otaknya.
Melalui belajar dan lingkungan, hal dan kondisi yang pada mulanya tidak
menimbulkan respon jenis emosi pada anak usia dini, di kemudian hari tentu
menimbulkan respon jenis emosi pada anak usia dini. Pertumbuhan dan
perkembangan membuat anak usia dini bersifat berbeda terhadap situasai
kondisi yang khas. Apa yang menakutkan baginya pada usia tertentu tentu akan
menimbulkan reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang sama. Demikian pula
rangsangan atau alasan yang dulunya tidak menimbulkan jenis emosi pada anak
usia dini dengan berbagai tingkat intensitas. Belajar dan kematangan terjalin
sangat erat satu sama lain sehingga sukar untuk menetapkan pengaruh mana
yang relatif lebih kuat. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis emosi anak usia
dini yaitu :
1. Takut
Adanya rasa takut pada anak usia dini ialah hal yang wajar selama rasa
takut itu tidak terlalu kuat dan hanya adalah peringatan terhadap bahaya. Tapi,
sebagian besar anak usia dini belajar takut terhadap hal hal yang tidak
berbahaya, dan rasa takut ini menjadi penghambat terhadap tindakan yang tentu
sangat berguna ataupun menyenangkan. Lebih jelasnya lagi, beberapa anak
usia dini yang mengalami berbagai macam rasa takut yang kuat dalam dirinya,
sehingga kesehatan fisik dan mentalnya terganggu. Bila tidak ada penyaluran
yang memuaskan bagi ketegangan etegangan jenis emosi pada anak usia dini

5
ini, maka kesehatan anak usia dini akan terganggu, pandangan hidupnya akan
tercemar, dan penyesuaiannya terhadap sesama manusia tidak
menguntungkan. 

2. Cemas
Cemas ialah suatu bentuk rasa takut yang bersifat khayalan. Jadi bukan
rasa takut yang disebabkan alasan dari lingkungan si anak usia dini. Kecemasan
ini tentu datangnya dari kondisi kondisi yang dikhayalkan atau diimajinasikan
akan terjadi. Tapi dapat pula alasannya dari buku buku, film, komik, radio,
ataupun cara rekreasi populer lain.

3. Marah
Marah adalah reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang lebih sering
terjadi pada masa anak usia dini disebabkan lebih beberapa alasan yang
menimbulkan kemarahan dalam kehidupan anak usia dini dari pada alasan yang
menimbulkan rasa takut, dan beberapa anak usia dini yang pada usia muda telah
menemukan bahwa marah adalah cara yang baik untuk mendapat perhatian atau
memuaskan keinginannya.

4. Cemburu
Cemburu adalah respon yang normal terhadap kehilangan nyata ataupun
ancaman terhadap kehilangan kasih sayang. Cemburu  ialah kelanjutan dari
marah yang menimbulkan sikap benci atau dendam yang ditujukan terhadap
individu, sedangkan marah dapat ditujukan tidak hanya terhadap individu tetapi
terhadap diri sendiri, dan benda benda. Sifat cemburu pada masa anak usia dini
dapat memengaruhi sikap individu terhadap individu lain, tidak hanya pada masa
anak usia dini tapi sepanjang hidupnya. Puncak kecemburuan datang pada umur
3 dan 4 tahun, sedangkan puncak kecemburuan berikutnya muncul pada masa
remaja dan masa dewasa.

5. Kegemembiraan
Kegembiraan dalam bentuknya yang lebih lunak dikenal sebagai
ketenangan atau kebahagiaan, yang adalah jenis emosi pada anak usia dini
yang positif sebab individu yang mengalaminya tidak melakukan usaha untuk
menghilangkan kondisi yang menimbulkannya. Ia menerima kondisi tersebut atau

6
berusaha untuk mempertahankannya sebab hasil yang menyenangkan yang
diperolehnya. Kondisi  gembira ini akan berbeda pada setiap perkembangan
usianya.

6. Kasih Sayang
Kasih sayang atau cinta  ialah reaksi jenis emosi pada anak usia dini
yang ditujukan terhadap seseindividu atau suatu benda. Kasih sayang anak usia
dini terhadap individu lain yang terjadi secara spontan dapat ditimbulkan oleh
suatu alasan sosial yang minim sekalipun. Namun, belajar memainkan peranan
yang penting dalam menentukkan individu individu tertentu atau hal hal tertentu
terhadap siapa anak usia dini menaruh kasih sayang atau cintanya. Kasih
sayang atau cinta itu diperoleh melalui belajar, bukan dibawa dari lahir, maka
cintanya maka cintanya terhadap anggota keluarga atau terhadap individu lain
yang tidak mempunyai tali persaudaraan dengannya tergantung pada bagaimana
anak anak usia dini memperlakukan dan apakah hubungannya adalah
pengalaman yang menyenangkan.

7. Ingin Tahu
Minat terhadap lingkungannya sangat terbatas selama usia 2 atau 3 bulan
pertama dari kehidupan terkecuali bila alasan yang kuat ditujukan terhadap si
anak. Setelah usia itu, apa saja yang baru atau aneh baginya, pasti akan
menimbulkan rasa ingin tahunya. Hal ini mendorongnya untuk melakukan
percobaan sampai rasa ingin tahunya terpuaskan. Minatnya tidak hanya terbatas
pada hal hal umum dalam lingkungannya.Tidak heran jika pada anak usia dini
selalu memiliki banyak pertanyaan mengenai ingkungan di sekitarnya,
pertanyaan itu tentu diajukan pada orang terdekatnya seperti apda orang tuanya
atau saudara yang sering ditemuinya, anak usia dini akan terus menerus
bertanya mengenai apa saja yang ia temui dan ia belum mengerti, hal ini adalah
hal yang wajar, jika hal ini tidak terjadi, maka kemungkinan ada kelainan pada
anak tersebut pada tumbuh kembangnya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi selama awal masa kanak-kanak emosi masih sangat kuat. Saat itu
merupakan saat ketidakseimbangan, karena anak-anak mudah terbawa
ledakan emosional sehingga sedikit sulit dibimbing dan diarahkan. Meskipun
demikian, ada beberapa cara untuk mengarahkan emosi anak, yaitu
menetapkan waktu bermain setiap hari dengan anak, luangkan waktu
memecahkan masalah bersama anak, melihat masalah dari sudut pandang
anak, dan ajarkan anak bagaimana cara untuk mengatur emosinya dengan
baik dan mudah dimengerti. Pola-pola emosi yang umum pada setiap anak
yaitu amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, kasih sayang.

B. Saran
Dalam makalah ini mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan yang
terekspos karna kitapun masih dalam tahap belajar.Jika berkenan hendaknya
pembaca mampu untuk mengkritik dan menambahkan kekurangan-
kekurangan yang ada pada makalah ini. Kami sangat menghargai apapun
kritikan itu selagi hal itu masih menyangkut akan masalah-masalah yang ada
dalam makalah ini.

8
DAFTAR  PUSTAKA

1. Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 2 Desember 2017, page 214-


232
2. Reza Sabrina, Tahap perkembangan Emosi Anak,diakses dari
https:// desenpsikologi.com/tahap perkembangan-emosi-anak
pada tanggal 30 April 2019.
3. Yahdinil, F. (2017). Perilaku Ketidakmatangan Sosial-Emosional
Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak as-sibyan Vol. 2 No.
1, Januari - Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai