Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN EMOSI

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Disusun Oleh :

Nur Hidayatun NIM (0308213112)

Dosen Pengampu :

Dr. Khadijah, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul makalah saya yaitu
“Pengembangan Emosi”. Dalam makalah ini saya masih merasa adanya kekurangan, untuk itu
saya mohon maaf serta kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah saya ini.
Semoga juga makalah saya ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan referensi untuk pembaca.

Medan, 22 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................2
A. Latar Belakang .............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
C. Tujuan ..........................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................4
A. Pengertian Emosi .........................................................................................................................4
B. Tujuan Pengembangan Emosi Anak Usia Dini ...........................................................................6
C. Manfaat Pengembangan Emosi Anak Usia Dini .........................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................10
A. Kesimpulan ................................................................................................................................10
B. Saran ..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan emosi anak sudah ada sejak lahir atau saat masih bayi. Menuru Hurlock,
gejala emosional pertama yang muncul adalah keterangsangan yang umum terhadap stimulus
atau rangsangan yang kuat. Reaksi emosi ini memang belum tampak jelas sebagai reaksi emosi
pada umumnya, tetapi hanya memberi kesan sederhana berupa kesenangan atau
ketidaksenangan. Reaksi emosional yang tidak menyenangkan biasanya diekspresikan oleh
anak dengan cara menangis, bersuara keras, mengubah posisi secara tiba-tiba, dan lain
sebagainya. Sementara itu reaksi emosional yang menyenangkan tampak jelas ketika anak
sedang menyusu pada ibunya, tertawa, berceloteh, ketika anak diayun-ayun, digendong dan
diberikan sentuhan hangat.

Perkembangan emosi pada anak usia dini sangat penting. Sebab perilaku emosi-emosi
ada hubungannya dengan aktivitas dalam kehidupan anak usia dini. Semakin kuat emosi
memberikan tekanan, akan semakin kuat mengguncang keseimbangan tubuh untuk melakukan
aktivitas tertentu. Jika kegiatan sesuai dengan emosi anak maka anak akan senang melakukam
kegiatannya, dan secara mental akan meningkatkan konsentrasi serta aktivitasnya dan secara
psikologis akan positif memberikan sumbangan pada peningkatan motivasi dan minat pada
pembelajaran yang ditekuni oleh anak. Emosi pada anak usia dini penting untuk
dikembangkan. Agar anak mudah berinteraksi serta bersosialisasi dengan lingkungan di
sekitarnya. Jika perkembangan emosi pada anak tidak dilakukan, maka perkembangan emosi
pada anak akan terhambat dan anak akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan
orang-orang dalam lingkungan hidupnya.

Perkembangan sosial emosional anak adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan
orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat interaksi anak dengan
orang lain dimulai dari orang tua, saudara, teman bermain hingga masyarakat luas. Dapat
dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Emosi adalah “A complex feeling state accompained By motor and glandular Activies”
(suatu keadaan perasaan yang kompleks disertai dengan karakteristik kegiatan kelenjar dan
motoris. emosi berasal dari kata “emotus”,“emovere” atau “mencerca” dalam bahasa Inggris

2
disebut “to stir up” yang berarti ada suatu dorongan akan suatu hal untuk menimbulkan
tindakan seperti tertawa.

Emosi adalah merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas atau afeksi hasil
persepsi seseorang yang timbul terhadap perubahan-perubahan akibat reaksi tubuh saat
menghadapi situasi tertentu yang mengandung penilaian positif dan negatif yang kompleks dari
sistem syaraf seorang terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri.

Emosi memiliki manfaat yang besar terhadap anak usia dini dan dalam kehidupan
manusia, ketika seseorang menggunakan emosi ketika mengalami suatu peristiwa atau
kejadian, maka itu semua dapat lebih berarti dan berkesan bagi diri seseorang. Karena dengan
adanya emosi manusia dapat menjaga dirinya dari segala marabahaya, dapat menjalin
hubungan dengan orang serta memiliki motivasi untuk meraih dan mencapai suatu tujuan yang
diharapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Emosi Anak Usia Dini


2. Bagaimana Tujuan Pengembangan Emosi Anak Usia Dini
3. Bagaimana Manfaat Pengembangan Emosi Anak Usia Dini

C. Tujuan

Tujuan rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui Pengertian Emosi Anak Usia
Dini, Tujuan Pengembangan Emosi Anak Usia Dini, dan Manfaat Pengembangan
Emosi Anak Usia Dini.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Emosi

Emosi adalah perasaan yang berdampak terhadap perilaku. Biasanya emosi merupakan
reaksi terhadap dorongan dari luar maupun dalam diri individu. Emosi berkaitan dengan
perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi Merupakan salah satu aspek yang
penting dalam kehidupan manusia. Emosi merupakan suatu reaksi kompleks yang mengait
suatu tingkat tinggi kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam, serta dibarengi
perasaan yang kuat, atau disertai keadaan Afektif. Emosi adalah “A complex feeling state
accompained By motor and glandular Activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks
disertai dengan karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris.1

Emosi berasal dari kata “emotus”,“emovere” atau “mencerca” dalam bahasa Inggris
disebut “to stir up” yang berarti ada suatu dorongan akan suatu hal untuk menimbulkan
tindakan seperti tertawa. Emosi juga dapat diartikan sebagai suatu gejolak penyesuaian diri
yang berasal dari dalam diri dan melibatkan keseluruhan diri seorang individu. Emosi adalah
suatu keadaan atau perasaan seorang yang bergejolak dalam diri seseorang tersebut yang
disadari dan diungkapkan melalui wajah atau sebuah tindakan yang berfungsi sebagai inner
adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan bentuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan individu.2

Emosi sendiri banyak dikaji oleh beberapa pakar psikologi yang mendapatkan banyak
tempat dalam gagasan kajian mereka. Hal ini terjadi dikarenakan emosi sangat banyak
mengangkat hal yang menarik dan penting bagi kehidupan manusia. Sukmadinata menyatakan
bahwa emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang memiliki intensitas yang
relatif tinggi serta menimbulkan gejala suasana batin.

Menurut Crow &Crow menyatakan emosi itu sebagai pengalaman efektif yang disertai
penyesuaian diri individu mengenai keadaan fisik, mental dan perilaku yang muncul. Jadi dapat
dinyatakan bahwa emosi merupakan perasaan batin pada seorang individu baik gejolak pikiran,

1 Heleni Filtri. (2017). Perkembangan Emosional Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun Ditinjau Dari Ibu Yang Bekerja.
Jurnal Pendidikan Anak UsiaDini, Vol 1, No 1.
2 Dr. Khadijah, M.Ag. Nurul Zahriani JF, M.Pd. (2022). Perkembangan Emosi Anak Usia Dini. Medan: Perdana

Publishing: 2022

4
nafsu keadaan mental, serta fisik yang terkonferensikan dalam wujud rasa takut, kecemasan,
bahagia, sedih, senang, cemburu, cinta dan lain sebagainya.

Emosi pada dasarnya adalah sebuah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk
mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Secara
etimologi emosi berasal dari bahasa Prancis ya itu emotion, dari kata emouvoir, yang berarti
kegembiraan. Selain itu emosi juga berasal dari bahasa latin emovere, dari e-(varian eks) yang
berarti “luar” dan movere yang berarti “bergerak”. Dengan demikian secara etimologi emosi
adalah bergerak keluar. Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary
mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu,
keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”.3

Pengertian Emosi menurut beberapa para ahli:

a. Menurut Goleman, emosi adalah merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.
b. Menurut Matsumoto, emosi adalah pelabelan atas arousal atau perilaku dalam sebuah
situasi.
c. Menurut Ekman, emosi adalah sebuah proses penilaian otomatis yang sifatnya
partikular yang dipengaruhi oleh masa lalu evolusioner dan personal kita, yang di
dalamnya kita merasakan bahwa sesuatu yang penting bagi kesejahteraan kita tengah
terjadi, dan seperangkat perubahan fisiologis dan perilaku emosional mulai berhadapan
dengan situasi tersebut.
d. Menurut Santrock, emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul saat seseorang
sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu intraksi yang dianggap penting olehnya.
e. Menurut Sobur, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan yang terjadi
pada tubuh sebagai respons terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar.
f. Menurut Jahja, emosi adalah suatu keadaan pada diri organisme maupun individu, pada
suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi afektif mulai dari tingkatan
yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat. Sedangkan
g. Menurut Sarwono, emosi adalah reaksi penilaian positif dan negatif yang kompleks dari
sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya.

3Akhmad Fajar Prasetya, M.Pd.Made Sonny Gunawan, M.Pd. (2018). Mengelola Emosi. Penerbit K-Media:
Yogyakarta, 2018.

5
Dari pengertian menurut beberapa para ahli di atas, jadi emosi adalah merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas atau afeksi hasil persepsi seseorang yang timbul
terhadap perubahan-perubahan akibat reaksi tubuh saat menghadapi situasi tertentu yang
mengandung penilaian positif dan negatif yang kompleks dari sistem syaraf seorang terhadap
rangsangan dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri.

Kemampuan sosial dan emosional merupakan kemampuan yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi. Emosi anak-anak adalah sinyal yang diyakini sangat kuat
mempengaruhi orang lain. Demikian pula sebaliknya, dimana reaksi emosional anak-anak juga
dipengaruhi oleh perilaku orang lain. Kemampuan sosialemosional yang baik merupakan suatu
kemampuan yang perlu dimiliki anak sejak anak masih kecil karena perilaku ini akan sangat
mempengaruhi dan menentukan kemampuan anak di kemudian hari. 4

B. Tujuan Pengembangan Emosi Anak Usia Dini

Saat kita dilahirkan maka akan secara alami manusia memiliki kemampuan dalam
merespons secara emosional, ditandai dengan respons yang kuat dari rangsangan lingkungan.
Rangsangan secara berlebihan akan terjadi pada yang baru lahir, walau ketika anak lahir tidak
banyak menimbulkan respons yang begitu jelas tapi hal ini bisa dikatakan keadaan emosional
yang bersifat spesifik. Pada anak usia dini apabila mendapatkan perilaku yang tidak
menyenangkan dari lingkungan sekitar mereka akan menangis sekencang-kencangnya serta
melakukan perlawanan maupun mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan, akan tetapi hal
tersebut akan berbeda reaksi apabila semakin bertambahnya usia jadi respons yang akan
banyak terlihat dari bahasa tapi memberikan respons otot yang mulai dikurangi.5

Berbagai macam pola emosi yang bisa diterapkan tidak hanya dari pola emosi yang
sifatnya umum saja, misalnya saat individu berusia 4 sampai 5 tahun mereka memiliki ledakan
emosi yang lalu akan digantikan oleh respons emosi yang lebih matang seperti bersikap
cemberut. Berbagai pola perkembangan emosi yang banyak akan dibahas pada pola emosi yang
umum. Dalam hal masalah gender maka anak laki-laki lebih sering mengekspresikan emosinya
seperti halnya marah, Ketidaksukaan, dan pada anak perempuan akan lebih sering

4 Sri Tatminingsih. (2019). Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Nusa Tenggara Barat. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 3 Issue 2.
5 Agus Pratomo Andi Widodo, M.Pd. (2018). Anak Dengan Hambatan Perilaku Emosi dan Sosial. Nizamia

Learning Center: Sidoarjo, 2018.

6
mengekspresikan emosinya seperti kasih sayang, cemburu, kesukaan, dan takut. Ketika
mendidik anak hendaknya menjadi orang tua atau pendidik yang demokratis atau serba
membolehkan, maka itu akan mendorong perkembangan semangat dan menimbulkan rasa
kasih sayang sedangkan dengan cara mendidik anak dengan otoriter maka akan
mengembangkan perilaku anak jadi penakut, rasa cemas berlebihan dan anak akan merasa tidak
di hargai dan terkurung, anak mempunyai hak untuk merasa bebas dan merasa nyaman dan
tidak selalu anak di atur dengan kehendak orang tua (serba tidak diperbolehkan).

Perkembangan emosi juga dapat berdampak pada kegiatan belajar dan faktor
psikologisnya, pematangan serta belajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam
mempengaruhi emosinya sehingga sulit untuk menentukan pada dampaknya. Pada
perkembangan emosi, emosi yang tidak menyenangkan dapat di lawan sampai batas emosi
yang menyenangkan dan sebaliknya ,keseimbangan emosi yang ideal adalah harus lebih
condong ke arah emosi yang menyenangkan sehingga emosi itu dapat melawan psikologis yang
ditimbulkan oleh emosi yang tidak menyenangkan.

Anak dalam tahun pertama dan kedua kehidupan anak masih bisa dikendalikan
lingkungan sehingga emosi yang anak terima lebih banyak menyenangkan dari pada tidak
menyenangkan dan begitu anak mulai bergerak dan pengendalian itu tidak mungkin dilakukan
lagi, dengan berkembangnya otot dan keterampilan otot dan juga meningkatnya kebebasan
maka akan sangat banyak hal dalam lingkungan yang membuat dan menimbulkan kemarahan,
ketakutan, kecemburuan dan emosi yang tidak menyenangkan. Keseimbangan emosi dapat
diperoleh melalui beberapa cara: pertama yaitu pengendalian emosi, dan kedua
mengembangkan toleransi terhadap emosi, anak harus tahu bagaimana toleransi dalam emosi
itu sendiri maka jika anak sering menerima emosi yang menyenangkan maka anak tidak akan
menerima emosi yang tidak menyenangkan, maka dikhawatirkan anak tidak akan dapat
mengatasi emosi yang tidak menyenangkan bila sewaktu-waktu emosi itu timbul.

Pengembangan emosi pada anak sangat berdampak pada hubungan bersosialisasi antara
anak dengan lingkungannya, jadi dari pembahasan di atas maka tujuan pengembangan emosi
pada anak usia dini sangat penting untuk perkembangan emosinya, jika kita para orang tua atau
pendidik tidak melakukan pengembangan emosi pada anak, maka perkembangan emosi pada
anak akan terhambat dan anak akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang-
orang dalam lingkungan hidupnya.

7
C. Manfaat Pengembangan Emosi Anak Usia Dini

Perkembangan sosial emosional anak adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan
orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat interaksi anak terhadap
orang lain dimulai dari orang tua, saudara, teman bermain hingga masyarakat luas. Dapat
dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Dengan kata lain, membahas perkembangan emosi harus bersinggungan dengan perkembangan
sosial, begitu pula sebaliknya membahas perkembangan sosial harus melibatkan emosional,
sebab keduanya saling berhubungan dan terintegrasi dalam bingkai kejiwaan yang utuh.6

Menurut Hurlock, perkembangan sosial emosional adalah perkembangan perilaku yang


sesuai dengan tuntunan sosial, perkembangan emosional adalah suatu proses anak melatih
rangsangan-rangsangan sosial terutama yang didapat dari tuntutan kelompok serta belajar
bergaul dan bertingkah laku.

Emosi dalam keseharian sering diartikan sebagai sebuah amarah atau kemarahan
seseorang namun pada dasarnya bukan seperti itu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
emosi itu merupakan suatu ekspresi atau perasaan seseorang yang terlihat dari perilaku-
perilakunya. Emosi pada dasarnya bersifat genetis (turunan) namun dalam pengembangannya
dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya dimana mereka tinggal. Karena itu tidak kita sebagai
orang tua dan pendidik harus memiliki pemahaman akan emosi yang ada pada anak utamanya.7

Perkembangan emosi pada anak sangat penting. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, emosi sangat berkaitan erat dengan aktivitas kehidupan sehari-hari. Banyak
penelitian yang mendukung bahwa perkembangan emosi tergantung pada faktor pengamatan
dan juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman belajar, sehingga faktor-faktor itu saling
berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Reaksi emosi pada anak terjadi pada semua
individu atau anak-anak tidak sama dari tahap perkembangannya, ada yang lambat dan ada
yang cepat karena dipengaruhi oleh faktor kedewasaan dan pengalaman belajar.

Emosi memiliki manfaat yang besar terhadap anak usia dini dan dalam kehidupan
manusia, ketika seseorang menggunakan emosi ketika mengalami suatu peristiwa atau
kejadian, maka itu semua dapat lebih berarti dan berkesan bagi diri seseorang. Karena dengan

6 Mira Yanti Lubis. (2019). Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Bermain. Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Volume 2, No. 1
7 Dr. Khadijah, M.Ag. Nurul Zahriani JF, M.Pd. (2022). Perkembangan Emosi Anak Usia Dini. Medan: Perdana

Publishing: 2022.

8
adanya emosi manusia dapat menjaga dirinya dari segala marabahaya, dapat menjalin
hubungan dengan orang serta memiliki motivasi untuk meraih dan mencapai suatu tujuan yang
diharapkan.

Selain itu emosi juga bermanfaat dalam berkomunikasi terhadap seseorang, sehingga
anak dapat mengekspresikan emosi dengan menunjukkan perubahan ekspresi wajah dan
perubahan tubuh. Emosi mewarnai kehidupan semua orang baik anak-anak maupun orang
dewasa mengkomunikasikan emosi dalam bentuk apapun pada orang lain dan berusaha
menginterpretasikan perasaan orang lain terhadap dirinya sendiri. Jadi dalam pembahasan di
atas manfaat perkembangan sosial dan emosional yang positif memudahkan anak untuk bergaul
dan belajar lebih baik, serta mudah melakukan kegiatan sosial lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Emosi adalah merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas atau afeksi hasil
persepsi seseorang yang timbul terhadap perubahan-perubahan akibat reaksi tubuh saat
menghadapi situasi tertentu yang mengandung penilaian positif dan negatif yang kompleks dari
sistem syaraf seorang terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri.

Tujuan pengembangan emosi pada anak usia dini sangat penting untuk perkembangan
emosinya, jika kita para orang tua atau pendidik tidak melakukan pengembangan emosi pada
anak, maka perkembangan emosi pada anak akan terhambat dan anak akan mengalami
kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang-orang dalam lingkungan hidupnya.

Emosi bermanfaat dalam berkomunikasi terhadap seseorang, sehingga anak dapat


mengekspresikan emosi dengan menunjukkan perubahan ekspresi wajah dan perubahan tubuh.
Emosi mewarnai kehidupan semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa
mengkomunikasikan emosi dalam bentuk apapun pada orang lain dan berusaha
menginterpretasikan perasaan orang lain terhadap dirinya sendiri. Jadi dalam pembahasan di
atas manfaat perkembangan sosial dan emosional yang positif memudahkan anak untuk bergaul
dan belajar lebih baik, serta mudah melakukan kegiatan sosial lainnya.

B. Saran

Saran untuk pembaca, kuasailah pembahasan pada makalah ini, karena kelak ilmu
tersebut akan bermanfaat bagi kita, peserta didik kita dan juga untuk orang lain, serta belajarlah
dari segala ilmu, jangan pernah merasa puas dengan hasil yang kita dapat teruslah membaca
dan meluaskan ilmu pengetahuan kita, agar ilmu yang kita dapat bermanfaat bagi orang lain
dan semoga makalah penulis dapat menjadi referensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Fajar Prasetya, M.Pd. Made Sonny Gunawan, M.Pd. (2018). Mengelola Emosi.
Penerbit K-Media: Yogyakarta, 2018.

Agus Pratomo Andi Widodo, M.Pd. (2018). Anak Dengan Hambatan Perilaku Emosi dan
Sosial. Nizamia Learning Center: Sidoarjo, 2018.

Dr. Khadijah, M.Ag. Nurul Zahriani JF, M.Pd. (2022). Perkembangan Emosi Anak Usia Dini.
Medan: Perdana Publishing: 2022.

Heleni Filtri. (2017). Perkembangan Emosional Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun Ditinjau Dari
Ibu Yang Bekerja. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 1, No 1.

Mira Yanti Lubis. (2019). Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Bermain. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Volume 2, No. 1.

Sukatin. Nurul Chofifah. Turiyana. Mutia Rahma Paradise. Mawada Azkia. Saidah Nurul
Ummah. (2020). Analisis Perkembangan Emosi Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini. Vol. 5 (2), Juni 2020 (77-90).

Sri Tatminingsih. (2019). Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Nusa Tenggara
Barat. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini5. Volume 3 Issue 2.

11

Anda mungkin juga menyukai