Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN DITINJAU DARI ASPEK EMOSIONAL, SOSIAL,

AGAMA DAN MORAL


makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pisikologi
Perkembangan dan Teori Belajar
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Nur Hidayah Hanifah, M.Pd

Disusun oleh:
Holikul Mubin (220106110071)
Emily Ghaitsa Nurilhaq (220106110091)

KEMENTERIAN AGAMA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan berbagai macaam nikmat kesehatan, kesempatan dan ilmu
pengetahuan kepada manusia selaku hambanya. Dengan nikmat, rahmat dan
hidayah nya kami bisa menyelesaikan projek makalah ini. Shalawat serta salam
semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan alam kita, Nabi Muhammad SWA.
Karena berkat perjuangan beliau lah kita bisa selamat dari zaman kegelapan dan
dapat merasakan nikmat iman dan kedamaian.

Makalah dengan judul “Perkembangan Ditinjau dari Aspek Emosional,


Sosial, Agama dan Moral” adalah sebagai pemenuhan tugas dan referensi yang
dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai berbagai aspek
perkembangan. Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Bu Nur Hidayah
Hanifah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pisikologi Perkembangan dan Teori
Belajar yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karena itu kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pada pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepanya.

Malang, 21 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover...............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

BABI PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Topik Bahasan.........................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Aspek Emosional...................................................................................................2

B. Aspek Sosial...........................................................................................................4

C. Aspek Agama.........................................................................................................7

D. Aspek Moral..........................................................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 11

B. Saran..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang makhluk hidup dan makhluk sosial manusia pasti akan
mengalami perkembangan, baik dalam bentuk fisik maupun psikis.
Perkembangan yang dialami oleh seorang individu tersebut dapat terbentuk
akibat hasil dari proses sosialisasi dengan lingkungan maupun hasil dari
perkembangan internal dari individu tersebut. Perkembangan menjadi salah
satu proses yang penting dalam kehidupan, dimana manusia pasti menginginka
perubahan dalam hidupnya, oleh karena itu perkembangan sangatlah
diperlukan. Perkembangan akan menjadikan seorang individu memiliki
pemikiran yang matang dan siap dalam mengikuti dan menghadapi problem-
peroblematika dalamn kehidupanya. Oleh karena itu, dalam pembahasan
makalah ini akan dijelaskan secara spesifik terkait beberapa perkembangan
yang dimiliki dan akan dilalui oleh seorang individu yakni berupa,
perkembangan emosional, sosial, agama dan moral, dimana perkembangan ini
sangat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aspek fisik dan psikis
yang dimiliki seorang individu.

B. Topik Bahasan
1. Apa yang pengertian perkembangan emosional, sosial, agama dan moral?
2. Bagaimana tahapan-tahapan dalam perkembangan emosional, sosial, agama
dan moral?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan emosional, sosial,
agama dan moral?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian perkembangan emosional,
sosial, agama dan moral
2. Untuk mengetahui dan memahami tahapan-tahapan dalam perkembangan
emosional, sosial, agama dan moral
3. Untuk mengetahui dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi
perkembangan emosional, sosial, agama dan moral.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Emosional

1. Pengertian perkembangan emosional


Emosional atau emosi merupakan suatu kondisi perasaan yang dialami
oleh individu akibat dari interkasi dengan lingkungan (Hijriati, 2019). Dalam
pengertian lain emosi didefinisikan sebagai suatu kondisi seseorang yang disertai
warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat luas (Filtri, 2017).
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan
suatu keadaan, kondisi atau perasaan yang dialami oleh seorang individu yang
merupakan akibat dari interaksi dengan lingkungan sekitar. Adapun
perkembangan emosional atau emosi merupakan kemampuan seorang individu di
dalam mengelola atau mengendalikan perasaan, kondisi dan keadaan individu
sebagai akibat dari adanya interaksi dengan lingkungan, baik emosi positif
maupun negatif. Perkembangan emosi juga dapat berupa kemampuan seorang
individu dalam mengaplikasikan emosinya terhadap lingkungan sekitar. sebagai
contoh, anak-anak, remaja, orang dewasa memiliki peredaan yang sangat jelas
dalam mengaplikasikan emosi yang dimiliki.

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional anak


a) Maturation atau Kematangan
Kematangan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
perkembangan emosional individu, dimana individu sudah siap secara fisik dan
psikis untuk menerima rangsangan atau sesuatu dari luar. Sebagai contoh
dalam perkembangan emosi, pengendalian emosi anak sangatlah penting untuk
mencegah emosi yang tidak diinginkan, hal ini merupakan bentuk preventif
yang tepat.
b) Faktor lingkungan belajar.
Lingkungan belajar menjadi faktor yang tidak kalah penting di dalam
proses perkembangan emosi seorang individu, terutama lingkungan yang
paling dekat seperti keluarga khususnya ibu atau pengasih anak. Lingkungan

2
keluarga memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran
dan pembentukan emosi anak.
c) Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan sangat berpengaruh terhadap tingkat emosional anak,
seorang anak akan senang, bahagia, dan gembira apabila memiliki kesehatan
yang meningkat dan seorang anak akan mengalami kesedihan, murung dan
merasa putus asa apabila memiliki derajat kesehatan yang menurun.
d) Suasana rumah (keluarga)
Seorang anak akan tumbuh dan berkembang tergantung dari suasana
keluarga, anak akan menjadi bahagia apabila tumbuh dari keluarga yang
menyebangkan dan sebaliknya.
e) Cara mendidik anak
Mendidik anak dengankeras, tegas dan otoriter dapat melahirkan
pribadi yang keras juga terhadap anak dan sebaliknya mendidik anak
dengan demokratis akan melahirkan anak yang memiliki emosional yang
rilex dan menjadikan anak berkeperibadian menyenangkan.

4. Bahaya perkembangan emosi


Emosi memengang peranan penting dalam menentukan kehidupan anak,
remaja dan orang dewasa. Segala sesuatu yang mengganggu perkembangan
emosi baik akan menghambat penyesuaian emosi tersebut terhadap kehidupan
individu (Susanti, 2018). Terdapat beberapa jenis bahaya dari perkembangan
emosi yang menyimpang yakni sebagai berikut.
➢ Ketelantaran emosional
➢ Terlalu banyak kasih sayang sehingga menimbulkan ketergantungan
dan kurangnya kemandirian anak
➢ Emosionalitas yang tinggi
Emosional menjadi salah satu aspek penting yang harus dikontrol oleh
seorang individu dalam berinterksi dengan lingkungan. Dalam perspektif islam
mengontrol emosi sangatlah penting. Seperti yang dijelaskan dalam Surah Ali
–Imran [3]:134 yang berbunyi.
‫ََّّۤال‬ ‫ََّّۤال‬
َّ
‫َال ْنَيِمِظ كالوَْٰ ءِارض وَ ءِارس ىِف َنُْو قِفُنْيْنَيِذ ال‬
ْ
‫ْنَيِنِس ْح ُم الْ ُّبُِح ُيالّٰل هوَ سَِّۗا نال ِنَع ْنَيفِاَعالوَْ ْظَيغ‬

3
Artinya “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

B. Aspek Sosial

1 Pengertian perkembangan sosial


Basin, (2021) dalam Femmi (2015) menjelaskan perkembangan sosial
adalah perkembangan tingkah laku individu dimana individu atau anak
diminta untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan aturan aturan atau
tata tertib yang berlaku di lingkungan masyarakat. Perkembangan sosial ini
berkaitan erat dengan keseharian yang dilakukan individu bersama
lingkungannya, dan individu tersebut sudah memiliki kematangan dalah
hubungan sosial. Dalam pengertian lain perkembangan sosial diartikan
sebagai usaha menumbuhkembangkan sumber daya manusia melalui proses
interpersonal (hubungan antar pribadi) yang berlangsung pada lingkungan
masyarakat (Umayah, 2017). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah
laku yang dialami oleh individu sebagai hasil dari proses interaksi seorang
individu dengan lingkunganya, baik lingkungan keluarga, masyarakat dan
sekolah. Berdasarkan perspektif islam seorang individu harus bisa
berinteraksi dengan lingkungan, karena manusia pada dasarnya adalah
makhluk sosial yang tidak pernah luput dari bantuan orang lain, seperti yang
dijelaskan dalam surah Al-hujurat ayat 13 yang berbunyi.
ِْ ِ ْ ََ ِ ََٰٓ ََٰٓ ُ ْ ََ َ ٰ َ ٍ ِ ُ َ َٰٓ
‫َُْٰأ نَّإ‬ َ َ ‫۟ نَّإ‬ ْٰ ُ ٰ َ
‫لَّٱَّلَ دنِع مكُم ركْأ مكىقت‬ ‫اُوفراَع تِلَلِئابقو ابًو عُش‬ ‫جو َىثنأو ركََذ مكَنلُع‬ ‫نِم مكَنقَلَُْخ انَّإسانَّٱل اُّهأيي‬
‫ريَبخ ميِلع‬ َّ‫ٱ‬
ٌِ ٌَ ‫لَّل‬

Artinya “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa”

4
2. Ciri-ciri perkembangan sosial
Basin, (2021) dalam Farida (2013) menyebutkan beberapa ciri ciri
dari perkembangan sosial yakni sebagai berikut.
a) Memiliki teman baik, walapun dalam jangka waktu yang pendek
b) Sering bertengkar namun bersifat sementara
c) dapat berbagi dan mengambil giliran
d) Ikut mengambil bagian dalam setiap kegiatan disekolah
e) Ingin menjadi nomor satu

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial


a) Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang penting dalam proses
perkembangan sosial anak, dimana keluarga menjadi sekolah pertama
bagi anak dalam memulai menjalani kehidupanya, keluarga menjadi
tempat pertama dalam proses sosialisai bagi anak terhadap aturan
aturan dalam lingkungan.
b) Kematangan
Kematangan memegang peranan penting dalam proses
sosialisasi, untuk itu kematangan dari segi fisik dan psikis sangatlah
penting, karena untuk memberi dan menirima pendapat dari luar,
diperlukan kematangan dari segi emosional dan intelektual.
c) Pendidikan
Pendidikan menjadi tempat sosialisasi yang terarah bagi
kehidupan anak atau individu, pendidikan dalam arti luas bukan hanya
sebatas pendidikan formal, namun juga pendidikan dalam lingkungan
keluarga, masyarakat dan juga kelembagaan
d) Kepastian mental, emosi dan intelegensi
Kemampuan berfikir mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan memecahkan masalah, belajar dan berbahasa. Anak
dengan tingkat emosi yang baik, mental yang tangguh, dan
intelegensi yang baik akan cepat menerima dan menyeleksi berbagai
informasi dari luar.
e) Lingkungan

5
Faktor yang tidak kalah pentingnya juga yakni faktor
lingkungan, lingkungan sangatlah memberikan pengaruh yang besar
terhadap perkembangan sosial anak. Kondisi lingkungan yang baik
akan melahirkan perkembangan sosial yang baik dan begitu pun
sebaliknya.

4. Tahap perkembangan sosial menurut Erik Eriskon.


a) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.
Dalam tahap ini rangsangan dari luar sangat berpengaruh,
pengalaman yang menyenangkan akan menumbuhkan percaya diri
dan pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa
curiga.
b) Tahap 2: Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3
tahun.
Pada tahap ini anak sudah mulai menguasai anggota tubuhnya.
Pada tahap ini peran lingkungan sangatlah penting, apabila lingkungan
tidak memberikan kepercayaan terhadap anak maka akan
menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu.
c) Tahap 3: Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada tahap ini anak sudah mulai berinteraksi dengan
lingkungannya. Kondisi lepas dapat menimbulkanrasa untuk
berinisiatif dan sebaliknya akan menimbulkan rasa bersalah.
d) Tahap 4: industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia
6 tahun pubertas.
Pada tahap ini anak sudah dapat melaksanakan tugas
perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Pada
tahap ini anak perlu memiliki keterapmilan, anak yang menguasai
keterampilan akan memunculkan rasa berhasil dan sebaliknya akan
memunculkan rasa rendah diri

6. Faktor penghambat perkembangan sosial.


a) Kurangnya kesempatan dalam bersisialisasi
b) Motivasi diri yang rendah

6
c) Ketergantungan yang berlebihan
d) Adaptasi diri rendah

7. Bahaya Perkembangan sosial


Pada dasarnya perkembangan sosial diharapkan untuk kebaikan
bagi pelakunya. Namun, perkembangan sosial tidak selalu membawa
dampak positif, padaproses perkembangan yang salah dan kurang tepat
maka akan melahirkan beberapa dampak negatif seperti.
a) Ketelantaran sosial
Ketelantaran sosial adalah hilangnya kesempatan untuk
berhubungan dengan orang-orang, sehingga menimbulakan
ketelantaran dalam kesempatan belajar menjadi pribadi sosial.
b) Partisipasi sosial yang terlalu banyak
Terlalu banyak partisipasi sosial dapat membahayakan,
sebab hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk
mengembangkan segi batiniah yang memungkinkan mereka
berbahagia apabila keadaan memaksa mereka untuk berada
sendirian.

C. Aspek Agama

1. Pengertian perkembangan agama


Agama merupakan sebuah sistem yang mengatur kepercayaan adan
peribadatan kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam masyarakat agama
menjadi struktur intitusional yang sangat penting yang melengkapi
keseluruhan sistem sosial. Agama memegangperan peting bagi kehidupan
masnusia (Hamali, 2017). Sedangkan dalam pengertian lain, perkembangan
agama yakni peningkatan dan penghayatan seseorang terhdap agama yang
secara mendalam. Adapun indikator yang dapt dijadikan landasan dalam
mengetahui perkembangan agama pada anak yakni dilihat dari, 1) meniru
gerakan urutan ibadah dengan benar, 2) mengucapkan salam dan membalas
salam, 3) menjalankan perintah agama dengan serius dan taat (Sulaiman et
al., 2019). Berdasarkan pengertian danindikator tersebut maka dapat ditarik

7
kesimpulan bahwa perkembangan agama merupakan perkembangan yang
terjadi pada seorang individu yang ditandai dengan peningkatan spiritual
individu tersebut.

2. Tahap Perkembangan agama pada anak


Noor, (2020) dalam Harms mengemukanan terdapat 3 fase
perkembangan keagamaan seorang anak yakni.
a) Tahap fairytale
Pada tahap ini dikenal dengan tahap dongeng, dimana anak akan
senang diceritakan terkait kebesaran dan kehebatan tuhan
b) Tahap Realistic
Pada tahap ini anak cenderung mengkonkretkan agama. Anak akan
memahami terkait sosok tuhan yang kuat dan maha pencipta.
c). Tahap Individualistic
Pada tahap ini anak akan cenderung memahami agama dengan
sensitivitas. Misalnya anak takut akan murka Allah, cenderug dekat
dengan tuhanya, dan pengakuan terhadap keadila tuhan.

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan agama.


a) Faktor Internal
Faktor internal memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
perkembangan keagamaan seorang anak atau individu. Adapun beberpa
jenis faktor internal yang berpengaruh terhadap perkembangan
keagamaan individu seperti pengalaman pribadi dan pengaruh emosi.
b) Faktor Eksternal
Selain faktor internal, terdapat juga faktor eksternal yang
mempengaruhi perembangan keagamaan seorang anak atau individu,
diantara faktor eksternal tersebut yakni, keluarga, sekolah dan
masyarakat. Ketiga lembaga tersebut memberikan pengaruh yang tidak
kalah penting dalam proses perkembangan keagamaan seorang anak.

8
D. Aspek Moral.

1. Pengertian perkembangan moral


Moral atau yang lebih dikenal dengan moralitas merupakan sebuah
perilaku baik seorang individu yang tercermin melalui pemikiran/konsep,
kebiasaan, sikap, dan tingkah laku (Mardi Fitri1, 2015). Adapun pengerrtian
moral yang di jelaskan oleh Murdiono mukhamad,(2008) dalam Soenarjati
(1989:25) menjelaskan pengertian moral berasal dari kata mores yang
diartika sebagai sebuah tabiat, adat istiadat, kelakuan, watak dan akhlak.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa moral atau moralitas
merupakan sebuah perilaku individu yang dipandang baik dan sesuai
dengan adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku. Sedangkan perkembangan
moral diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada tingkah laku, perilaku,
dan akhlak seorang individu seiring dengan bertambahnya usia, pengalaman
dan perkembagan zaman (Ananda, 2017). Berdasarkan definisi tersebut,
perkembangan moral diartikan sebagai perubahan kebiasan, sikap, tingkah
laku, perilakum akhlak dan tata krama seorang individu yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan dan perkembangan zaman. Bagi seorang muslim
akhlak, tata krama dan prilaku yang santu merupakan hal yang esenial
dalam kehidupanya, karena pada dasarnya akhlak, sopan santun memiliki
landasan dan anjuran dalam Al-Qur’an, seperti yang dijelaskan pada surah
Luqman ayat 12 yang berbunyi.
ٌَ ‫نَْموِۗلَّلِهْر كشُْا َِنَاةَم كِح ْالْ َنٰم قَاُْلْنيت ََْٰادقلَو‬ ‫ْد ي يَن هَّٰللا اََّف َََر فك نَْمو ه َفنِْلُركشَُْياََّم اف ْر كشَُّْي‬
َ ‫ِن‬ ‫َ ِس‬ ‫ِمَح ٌّ ِغ ِن‬

Artinya ”Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu,
”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah),
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa
tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha
Terpuji.”

Secara tidak langsung, ayat ini berisi penjelasan mengenai sikap,


perilaku dan moralitas umat islam yakni bersyukur, bersyukur teradap

9
segala keadaan merupakan bentuk akhlak terpuji yang menjadi pendoman
dan landasan bagi umat islam.

2. Tahapan perkembangan moral


Mardi Fitri1, (2015) dalam Hasanah (2019) menjelaskan terdapat dua
fase/tahapan yang dilalui oleh seorang individu dalam perkembangan moral,
kedua tahapan tersebut yakni.
a) Fase moralitas kerja sama
Pada fase ini seorang anak atau individu berusaha untuk
beradaptasi dan bekerja sama dengan orang orang di lingkungan
sekitarnya.
b) Fase moralitas otonomi
Pada fase ini anak atau individu berusaha untuk beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan atau tata tertib lingkungan
sekitarnya.

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral.


Secara umum faktor yang mempengaruhi perkembangan moral seorang
individu dibedakan menjadi dua yakni faktor internal (yang berasal dari
dalam diri individu) dan faktor eksternal (dari luar individu). Faktor internal
dapat berupa kondisi fisik maupun psikis yang dimiliki seorang individu dan
faktor eksternal dapat berupa pengaruh dari lingkungan, misalnya keluarga,
teman sebaya, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses
perkembangan individu terdapat beberapa perkembangan yakni seperti,
perkambangan emosional, sosial, agama dan moral. Perkembangan ini
diperoleh melalui tahap-tahapan tertentu sehingga menghasilkan
perkembangan yang baik dan seimbang. Selain tahapan, pengaruh dari faktor
internal dan eksternal sangat berperan penting salang perkembangan individu.
Faktor internal berkaitan dengan pribadi individu tersebut seperti kondisi fisik
adapun faktor eksternal berkaitan erat dengan lingkungan, baik keluarga,
sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Perkembangan ini membawa
dampak positif dan juga negatif, tergantung dari faktor pengaruh dari proses
perkembangan tersebut. Apabila dalam proses perkembangan anak didominasi
oleh pengaruh negatif, maka akan memunculkan perilaku maupun respon yang
cenderung negatif, dan sebaliknya apabila dalam proses perkembangan
didominasi oleh pengruh positif, maka akan melahirkan pribadi yang baik,
sopan dan memiliki semangat yang tinggi. Oleh karena itu semua komponen
mulai dari tahapan, proses dan pengaruh dalam perkembangan anak harus
selalu diawasi dan dikontrol oleh pihak terdekat (keluarga) sehingga
melahirkan perkembangan anak yang memiliki jiwa intelektualitas dan
moralitas yang seimbang.
B. Saran
Diharapkan untuk seluruh kalangan yang berperan aktif dalam proses
perkembangan anak seperti keluarga, masyarakat, sekolah dan teman sebaya
supaya memberikan contoh dan pedoman yang baik dalam membantu proses
perkembangan anak, karena dalam tahap perkembangan, anak cenderung
meniru perilaku yang dilakukan orang lain, oleh karena itu kontrol dan
pengawasan keluarga sangatlah penting dan urgent dalam perkembangan anak,
baik dalam perkembangan emosional, sosial, agama maupun moral.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R. (2017). Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia
Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 19.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.28

Basin, O. (2021). Analisis Perkembangan Sosial Anak. 5, 2612–2616.

Filtri, H. (2017). Perkembanganemosional Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun


Ditinjau Dari Ibu Yang Bekerja. PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 1(1), 32–37.

Hamali, S. (2017). AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS Syaiful Hamali


Universitas Islam Negeri RadenIntan Lampung Abstrak A . Pendahuluan
Agama disebut sebagai berwajah ganda bukanlah sebuah pernyataan yang
tidak beralasan , disebabkan keberadaan agama itu sendiri dalam masya.
12, 223–244.

Hijriati. (2019). Faktor dan Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial


Emosional Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, V(2), 94–
102.

Mardi Fitri1, N. (2015). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKEMBANGAN MORAL PADA ANAK USIA DINI. Kompasiana,
3(1),1–15.
https://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comamqurrota_/55208248a
33311314746ce79/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-bahasa-pada-
anak

Murdiono mukhamad. (2008). Metode Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia
Dini. Metode Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini, 38(2), 167–
186.

Noor, T. R. (2020). MENGEMBANGKAN JIWA KEAGAMAAN ANAK


(Perspektif Pendidikan Islam dan Perkembangan Anak Usia Dini). Kuttab,
4(2). https://doi.org/10.30736/ktb.v4i2.269

Sulaiman, U., Ardianti, N., & Selviana, S. (2019). Tingkat Pencapaian Pada
Aspek Perkembangan Anak Usia Dini 5-6 Tahun Berdasarkan Strandar

12
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. NANAEKE: Indonesian Journal of
Early Childhood Education, 2(1), 52.
https://doi.org/10.24252/nananeke.v2i1.9385

Susanti, R. (2018). Perkembangan Emosi Manusia. Jurnal Teknodik, 170–181.


https://doi.org/10.32550/teknodik.v4i15.389

Umayah. (2017). Golden Age Period. Pendidikan, Jurnal Anak, Islam Dini, Usia,
2(1), 85–96.

13

Anda mungkin juga menyukai