Anda di halaman 1dari 16

KONSEP PERKEMBANGAN EMOSI

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini”

Dosen Pengampu : Nadya Yulianty S,S.Psi, M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 2
 Dini Damayanti
 Hadijah Laelasari
 Munawaroh Ulumiah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


Dr. KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Rabb seluruh alam, yang telah menciptakan manusia
dengan sempurna. Memberikan nikmat terbesar iman dan Islam yang tertancap mantap dilubuk
hati kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, sahabatnya, tabi’innya, dan seluruh umatnya yang Istiqomah mengikuti
tuntunan dan teladan sampai akhir zaman.

Atas berkat rahmat Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan judul “Konsep Perkembangan Emosi”. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu yaitu Ibu Nadya Yulianty S,S.Psi, M.Pd.
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih banyak terdapat kekeliruan,
seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami akan sangat berlapang
dada dan besar hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, bermanfaat bagi
kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.

Purwakarta, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian emosi........................................................................................................3
B. Proses terjadinya emosi..............................................................................................3
C. Pengaruh dan dampak emosi dalam perkembangan....................................................4
D. Basic emotion dan macam emosi...............................................................................5
E. Faktor yang mempengaruhi temperamen....................................................................6
F. Intervensi dini dalam mengembangkan kemampuan emosi........................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
BAB VI DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia senantiasa mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Pengalaman di masa
kecil akan mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan selanjutnya. Perubahan inilah yang
disebut dengan perkembangan, yaitu pola perubahan yang dimulai dari masa pembuahan
(konsepsi) dan berlangsung secara terus menerus selama kehidupan seseorang. Adapun
perkembangan itu dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang khas pada setiap
periode kehidupan, yaitu masa prenatal, bayi, kanak-kanak awal, kanak-kanak madya dan
akhir, remaja, dewasa awal, dewasa madya, serta dewasa akhir.
Berbagai proses yang cukup kompleks mendasari perubahan tersebut. Paling tidak ada
tiga area perubahan dalam diri seorang individu, yaitu area biologis, kognitif, dan
sosioemosional. Proses biologis meliputi karakteristik-karakteristik fisik individu, seperti
perkembangan otak, tinggi dan berat badan, dan aspek-aspek hormonal.
Proses kognitif melibatkan perubahan yang terjadi dalam pola pikir, inteligensi, dan
kemampuan berbahasa individu. Area yang ketiga adalah proses sosioemosional yaitu
perubahan dalam hubungan individu dengan orang lain, emosi, serta pola kepribadiannya.
Ketiga proses tersebut memiliki interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Proses-
proses sosioemosional akan membentuk proses kognitif, dan selanjutnya.
Psikologi perkembangan anak akan berfokus pada proses-proses perubahan biologis,
kognitif, dan sosioemosional yang terjadi pada seorang anak. Kategori masa kanak-kanak itu
sendiri biasanya diklasifikasikan dalam dua masa, yaitu masa kanak-kanak awal early
chillhood (2 – 6 tahun) serta masa kanak-kanak madya dan akhir late chillhood (6 – 11
tahun).Pada masa-masa ini, perubahan yang terjadi pada ketiga area di atas berlangsung relatif
cepat dan menonjol. Informasi tentang perkembangan yang terjadi pada anak-anak akan
membawa implikasi pada cara pengajaran dan pendidikan mereka. Orang tua dan guru, sebagai
bagian dari lingkungan sosial anak, dapat menjadi lebih peka dalam berinteraksi dengan anak
serta mampu menstimulasi dan memotivasi perilaku-perilaku positif anak yang sesuai dengan
perkembangannya. Di samping itu, psikologi perkembangan anak akan membantu dalam
mengungkap potensi-potensi yang ada pada seorang anak yang mungkin krusial untuk
perkembangan masa-masa selanjutnya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
 Apa pengertian emosi?
 Bagaimana proses terjadinya emosi?
 Apa pengaruh dan dampak emosi dalam perkembangan?
 Apa saja karakteristik emosi anak?
 Apa basic emotion dan macam emosi?
 Apa saja faktor yang mempengaruhi temperamen?
 Bagaimana intervensi dini dalam mengembangkan kemampuan emosi?

C. TUJUAN
 Mengetahui apa pengertian emosi?
 Mengetahui bagaimana proses terjadinya emosi?
 Mengetahui apa pengaruh dan dampak emosi dalam perkembangan?
 Mengetahui apa saja karakteristik emosi anak?
 Mengetahui apa basic emotion dan macam emosi?
 Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi temperamen?
 Mengetahui bagaimana intervensi dini dalam mengembangkan kemampuan
emosi?

2
BAB II
KONSEP PERKEMBANGAN EMOSI

A. Pengertian Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang
yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner
adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan.

Sedangkan menurut L. Crow & A. Crow, emosi adalah pengalaman yang afektif yang
disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi
sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang
jelas dan nyata. Perkembangan sosial anak adalah tahapan kemampuan anak dalam berperilaku
sesuai dengan harapan lingkungan (Hurlock,1998).

Departemen pendidikan dan kebudayaan (1997) menyatakan bahwa perkembangan


sosial adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus-menerus menuju
pendewasaan yang memerlukan adanya komunikasi dengan masyarakat. Masa kanak-kanak
merupakan awal kehidupan sosial yang berpengaruh pada anak, dimana anak akan belajar
mengenal dan menyukai orang lain melalui aktivitas sosial. Apabila pada masa kanak-kanak
ini anak mampu melakukan hubungan sosial dengan baik akan memudahkan bagi anak dalam
melakukan penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan mudah diterima sebagai anggota
kelompok sosial di tempat mereka mengembangkan diri (Hurlock,1998).

B. Proses Terjadinya Emosi

Jika berbicara tentang emosi maka setiap orang akan mengatakan jika ia pernah
merasakannya. Hidup manusia sangat kaya akan pengalaman emosional. Hanya saja ada yang
sangat kuat dorongannya, ada pula yang sangat samar sehingga ekspresinya tidak tampak.

Bagi seorang anak, kondisi emosi lebih mudah diekspresikan melalui kondisi fisiknya.
Sebagai contoh, jika anak terjatuh, ekspresi yang sering ditunjukkan adalah menangis.
Kemudian jika ditanya kenapa alasan menangis, tentu dia akan merasa kesulitan
mengungkapkan pendapatnya melalui verbal.

3
Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui emosi yang sedang di rasakan oleh anak, kita
perlu mengetahui bagaimana proses terjadinya emosi tersebut agar kita dapat memberikan
tanggapan yang benar. Tahapan terjadinya emosi terdapat 5 langkah, diantaranya :
 Elicitors, sebuah dorongan dalam mengekspresikan emosi yang berupa suatu peristiwa.
Misalnya peristiwa perpisahan sekolah.
 Receptors, sebuah aktivitas yang terjadi pada pusat sistem syaraf. Setelah mata menerima
stimulus, rangsangan akan diteruskan ke otak sebagai pusat sistem syaraf.
 State, perubahan fisiologis yang didapati setelah rangsangan selesai di proses dalam pusat
sistem syaraf. Perubahan spesifik tersebut biasanya berupa detakan jantung yang berdebar
keras, ataupun badan menjadi tegang.
 Expression, perubahan yang terjadi pada daerah yang dapat diamati. Seperti pada wajah, suara,
ataupun tindakan dari seseorang.
 Experience, dimana kondisi emosional seseorang muncul dari hasil penerjemahan
pengalaman pribadinya.

C. Pengaruh dan dampak emosi dalam perkembangan


Menurut Hurlock, emosi akan mempengaruhi penyesuaian pribadi anak dalam lingkungan
sosialnya, antara lain:

 Emosi akan membuat tubuh bersiap untuk melakukan suatu tindakan, emosi yang sangat
kuat dapat mempengaruhi keseimbangan dalam tubuh. Misalnya rasa marah yang luar biasa,
tubuh akan bersiap untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan ketika timbul amarah.
Jika tidak tersalurkan, bisa timbul rasa gelisah, tidak nyaman atau amarah yang terpendam.
 Keterampilan motorik juga dapat terganggu oleh ketegangan emosi. Misalnya, karena
merasa tegang seorang anak dapat melakukan gerakan yang kurang terarah dan mengganggu
kemampuan motoriknya apabila hal ini berlangsung lama.
 Perasaan dan pikiran dapat dinyatakan melalui emosi yang dirasakan, yang akan
menyebabkan perubahan ekspresi wajah, bahasa tubuh atau gestur tubuh, intonasi suara dan
sebagainya, bahkan 4 karakter manusia.
 Kegiatan mental pun dapat terganggu oleh emosi, maka dari itu proses berpikir, belajar,
berkonsentrasi dan lainnya akan terpengaruh apabila emosi tidak stabil.

4
 Pengelolaan emosi oleh seorang anak akan mempengaruhi bagaimana orang dewasa
memperlakukan anak, dan hal ini akan mendasari bagaimana cara anak menilai dirinya
sendiri.
 Peranan anak dalam masyarakat dan keluarga secara sosial sangat dipengaruhi oleh
perkembangan emosi mereka dan mempengaruhi pandangan anak terhadap kehidupan.
 Interaksi anak dengan lingkungannya juga dipengaruhi oleh kematangan emosi, dan juga
dapat menjadi panduan cara berperilaku bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan norma
sosial.
 Anak perlu dibiasakan untuk mengulang perilaku positif, karena reaksi emosional yang
diulang akan menetap menjadi suatu kebiasaan yang akan sulit diubah pada satu saat
tertentu.

D. Karakteristik emosi anak


Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada orang dewasa,
dimana karakteristik emosi pada anak itu antara lain:
 Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.
 Terlihat lebih hebat atau kuat.
 Bersifat sementara atau dangkal.
 Lebih sering terjadi.
 Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya.
 Reaksi mencerminkan individualitas.
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal ditandai dengan munculnya emosi yang
disadari rasa bangga, malu, dan rasa bersalah, dimana munculnya emosi ini menunjukkan
bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk
menilai perilaku mereka. Berikut penjelasan dari 3 emosi tersebut:
1. Rasa bangga
Perasaan ini akan muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan
perilaku tertentu. Rasa bangga sering digambarkan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
2. Malu
Perasaan ini muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau
target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa bersembunyi atau
menghilang dari situasi tersebut. Secara fisik anak seolah ingin menghindar dari tatapan orang
lain. Biasanya rasa malu lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian tertentu.
3. Rasa bersalah

5
Rasa ini akan muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan. Dan dalam
mengekspresikan perasaan ini biasa anak terlihat seperti melakukan gerakan-gerakan tertentu
seakan berusaha menggambarkan perasaan tersebut.

E. Basic Emotion dan macam emosi


BASIC EMOTION
setiap manusia memiliki emosi dasar yang menjadi watak manusia yang ada dalam
dirinya. Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence mengatakan, emosi merujuk
pada suatu perasaan dan serangkaian pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkain kecenderungan untuk bertindak.
Para peneliti masih memperdebatkan tentang emosi-emosi dasar yang menjadi watak manusia.
Meskipun belum semuanya sepakat, namun para ahli telah mengelompokkan yang termasuk
emosi dasar manusia itu ada 8 diantaranya adalah:
- Joy : perasaan senang dan kebahagiaan
- Sadness : perasaan atau menunjukkan kesedihan; tidak bahagia
- Surprise : (Dari sesuatu yang tidak terduga) penyebab (seseorang) merasa heran
ringan atau syok
- Disgust : perasaan jijik atau ketidaksetujuan mendalam terangsang oleh sesuatu
yang tidak menyenangkan atau menyinggung
- Fear : emosi yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh keyakinan bahwa
seseorang atau sesuatu yang berbahaya, mungkin menyebabkan rasa sakit, atau
ancaman
- Anger : perasaan yang kuat jengkel, ketidak senangan, atau permusuhan
- Anticipation : aksi mengantisipasi sesuatu; harapan atau prediksi
- Acceptance : aksi menyetujui untuk menerima atau melakukan sesuatu yang
ditawarkan

MACAM EMOSI
Adapun beberapa macam emosi yang dapat kita ketahui, antara lain :
 Senang
Senang adalah perasaan anak saat keinginannya terpenuhi atau senang terhadap sesuatu yang membuat
dia bahagia. Misalnya saja anak mendapat nilai baik di sekolah dan mendapat hadiah suatu barang yang
di senanginya dari orang tuanya pasti anak merasa senang, selain anak sendiri juga senang karena

6
mendapat nilai baik, anak juga merasa senang karena juga mendapat bonus dari orang tua nya, yaitu
suatu keinginannya juga terpenuhi.

 Takut
Takut adalah perasaan anak ketika mendapat sesuatu yang membuatnya merasa membahayakan untuk
dia seperti sesuatu yang membuat mereka shock tentang kejadian yang pernah dialaminya. Misalnya
anak mendengarkan cerita dari tetangganya bahwa ada pencurian anak. Anak jadi takut dengan adanya
kejadian tersebut.

 Marah
Marah adalah perasaan anak ketika meluapkan emosi. Biasanya diakibatkan karena tidak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh kata hatinya. Misalnya anak perempuan ingin membeli mainan boneka barbie
dan orang tua menganjurkan boneka lain. Anak jadi marah karena tidak sesuai yang diinginkan olehnya.
Walaupun anak lelaki juga ingin boneka robot tetapi orang tua menganjurkan yang lain dan anak tidak
mau, saat itu juga anak akan marah, karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

 Ingin tahu
Ingin tahu adalah perasaan anak untuk meningkatkan keingintahuan tentang hal-hal yang baru yang ada
di sekitarnya. Misalnya anak belum tahu sepenuhnya macam-macam binatang yang jarang di ketahui
nya, dan pada saat itu pula sang anak lagi jalan-jalan ke taman misalnya lalu anak melihat capung
beterbangan di taman. Pada saat itu juga pasti anak akan bertanya-tanya, itu hewan apa pak,bu ? dan
pasti akan bertanya-tanya lagi sampai dia mengerti . itu menunjukkan bahwa anak selalu ingin tahu
tentang hal baru yang dilihat di sekitarnya.

 Sedih
Sedih adalah perasaan anak ketika melihat sesuatu yang membuat hatinya luluh dan timbul kesedihan
dan merasa kehilangan sesuatu yang di senangi atau tidak terpenuhi apa yang diinginkan. Misalnya saja
sang anak mempunyai hewan kesayangannya kelinci, di beri makan setiap hari lalu kelinci itu tiba-tiba
hilang. Disitulah anak pasti merasa kehilangan dan timbul kesedihan.

 Afeksi
Afeksi adalah perasaan anak yang diwujudkan dalam bentuk kasih sayang. Misalnya anak mendapat
rangking di sekolah , orang tua pasti bangga dengan prestasi yang diperoleh sang anak secara tidak
langsung orang tua memeluk dan mencium sang anak dan itu bukti kasih sayang orang tua terhadap
anaknya.

 Malu

7
Malu adalah perasaan anak yang timbul saat anak ragu akan kemampuan yang dimilikinya. Misalnya
anak suka menyanyi, dan setiap hari sang anak menyanyi di rumah. Seketika anak akan mengikuti
lomba karena ia ragu akan kemampuannya, maka sang anak merasa malu seakan-akan dia tidak bisa
melakukannya, padahal dia bisa melakukannya dengan kemampuan yang dimilikinya.

Uraian diatas telah menunjukkan berbagai macam emosi, mungkin sebagian orang menyimpulkan
bahwa marah merupakan emosi, bukan hanya marah saja yang bisa disebut dengan emosi. Senang,
sedih, takut, dan lain-lain

F. Faktor yang Mempengaruhi Emosi Anak


Pada anak yang masih sangat muda, emosi mereka pada umumnya ditunjukkan dari
reaksi fisik atau tingkah laku dan mereka akan mengembangkan kemampuan untuk mengenali
berbagai jenis emosi seiring dengan pertumbuhannya. Banyak hal yang akan memberi
pengaruh kepada cara anak mengekspresikan emosinya, baik itu melalui kata – kata ataupun
tingkah laku. Faktor yang mempengaruhi tersebut adalah:

1. Faktor Kematangan
Perilaku emosional yang matang dapat terjadi jika ada perkembangan kelenjar endokrin itulah
sebabnya bayi belum matang secara emosional. Mereka masih kekurangan produksi kelenjar
endokrin yang penting untuk mendukung reaksi fisiologis terhadap stres.
2. Faktor Belajar
Metode belajar yang dapat menunjang perkembangan emosi anak usia dini yaitu:
 Trial and error
Anak mempelajari untuk mengekspresikan emosi secara coba – coba melalui beberapa macam
perilaku dan memilih yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya, dan mengeliminasi
perilaku yang memberikan sedikit kepuasan atau tidak sama sekali.
 Meniru
Anak belajar mengenal emosi dengan cara meniru yang akan mempengaruhi rangsangan yang
dirasakannya dan aspek reaksinya terhadap emosi atau situasi tertentu. Anak mengamati apa
saja hal yang bisa membangkitkan emosi tertentu pada orang lain, dan akan bereaksi yang sama
dengan orang yang diamati.
 Mengidentifikasi
Sama dengan belajar meniru, namun berbeda dalam aspek bahwa anak hanya meniru orang
yang dikaguminya. Biasanya orang ini adalah orang yang mempunyai ikatan kuat dengan anak,

8
sehingga keinginan anak untuk meniru kepada orang tersebut akan lebih kuat daripada untuk
meniru sembarang orang.
 Mengkondisi
Kondisi ini berarti bahwa anak mengasosiasikan obyek dan situasi yang awalnya gagal
memancing reaksi emosional darinya. Pengkondisian terjadi dengan mudah pada anak usia dini
karena pada saat itu anak belum mampu menalar situasi, kurangnya pengalaman untuk bersikap
kritis, dan tidak menyadari jika reaksi mereka tidak rasional.
 Berlatih
Anak berlatih mengelola emosi dengan bimbingan orang dewasa, yang mengajarkan cara
bereaksi yang tepat jika emosinya terpancing. Anak akan berlatih untuk memberikan reaksi
kepada rangsangan yang memberikan emosi menyenangkan, dan juga mengendalikan emosi
ketika mendapatkan rangsangan yang tidak menyenangkan.

G. Intervensi dini dalam mengembangkan kemampuan emosi


Selain kecerdasan kognitif/intelektual, seorang anak harus memiliki kecerdasan
emosional. Emosi sangat terkait dengan perasaan, dan menentukan sikap seseorang. Orang
yang memiliki kecerdasan emosional akan lebih mudah mencapai kesuksesan dalam pekerjaan,
kehidupan pribadi, dan kehidupan bermasyarakat. Kecerdasan ini bisa dikembangkan sejak
anak di usia dini. Untuk itu, orang tua harus dapat memahami cara mengembangkan kecerdasan
emosional anak sejak dini untuk mendukung proses tumbuh kembangnya.
Berkaitan dengan kecerdasan emosional anak, orang tua dapat memberi stimulasi dan
intervensi sejak dini. Cara mengembangkan kecerdasan emosional anak di antaranya:
1. Mengenal Emosi Diri
Mulai usia 2 tahun, anak harus dikenalkan dengan berbagai emosi. Orang tua sebaiknya
memberi nama emosi yang sedang dirasakan oleh anak. Misal, jika balita Anda sedang
cemberut, Anda bisa bertanya, “Adek kenapa cemberut? Sebal ya karena tidak dipinjami
mainan?”. Begitu pula dengan emosi yang lain baik senang ataupun sedih. Semakin sering
balita mendengar nama dan jenis emosi serta pemicunya, ia akan belajar menilai emosi apa
yang sedang terjadi padanya.

2. Menggambarkan Perasaan Yang Dialami Setiap Minggu


Ajak anak untuk mendeskripsikan perasaan yang dialaminya setiap minggu. Cara
mengembangkan kecerdasan emosional anak ini dilakukan dengan menggunakan lambang

9
warna. Misal, rasa sedih dilambangkan dengan biru, merah untuk marah, kuning untuk senang,
dan seterusnya. Bahas perasaan anak setiap hari dan setiap kali ia merasakan perasaan-perasaan
tersebut dan tempelkan warna-warnanya di dinding rumah atau lemari pendingin.

3. Ajari Anak Untuk Mengontrol Diri Dan Emosi


Mulai usia 2 tahun anak sudah mampu mengungkapkan keinginannya dan cenderung memiliki
keinginan yang kuat. Pada usia ini, orang tua bisa mulai mengajarkan bahwa tidak semua
keinginan anak bisa terpenuhi dalam waktu singkat. Anak harus belajar bersabar jika
menginginkan sesuatu. Mereka pasti akan menangis, merengek, atau berteriak. Tapi keteguhan
orang tua pada prinsip tadi akan membantu anak memiliki kecerdasan emosional yang baik.

Saat orang tua teguh, anak akan belajar bahwa menangis atau berteriak tidak akan
menyelesaikan masalah. Buatlah pijakan, misalnya Anda tidak akan memberikan kue yang
diinginkan anak jika ia tidak bicara dengan pelan dan sopan. Selain itu, kenalkan anak pada
konsekuensi sejak dini. Misalnya, saat akan pergi orang tua menjelaskan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dan apa konsekuensinya jika melanggar kesepakatan.

4. Memotivasi Anak
Orang tua dapat menerapkan pola asuh yang mendukung kemandirian anak. Contoh sederhana
saat anak jatuh, biarkan anak mencoba untuk bangkit kembali tanpa menangis. Jika orang tua
langsung menolong, biasanya anak akan langsung menangis dan tidak percaya pada
kemampuannya sendiri.
Ajarkan pula anak untuk bertanggung jawab bahkan pada hal-hal sederhana seperti
membereskan mainan. Selama proses belajar, jika anak mengalami kegagalan, dorong mereka
untuk mencoba lagi dan besarkan hatinya.

5. Membantu Anak Untuk Mengenali Emosi Orang Lain/Empati


 Melalui contoh. Misalnya, jika dipukul itu sakit.
 Menamakan emosi orang lain. Misalnya saat anak kita mau meminjamkan mainannya
kepada teman kita katakan, “Baik sekali anak ibu. Lihat temanmu jadi senang sekali.”
 Memperhatikan kebiasaan orang lain.
 Menunjukkan beragam emosi lewat media seperti gambar, video, dan sebagainya.

6. Membantu Anak Agar Pintar Membina Hubungan Dengan Orang Lain


Setelah anak dapat mengenali emosi orang lain, mereka akan mencoba untuk membina
hubungan yang baik. Untuk mendukung hal ini, sebaiknya orang tua tidak membatasi

10
lingkungan bermain anak. Selain itu, dampingilah anak Anda saat bermain khususnya di
lingkungan baru. Bantu anak untuk menilai mana yang benar dan salah. Ajaklah anak
berkunjung ke rumah karib kerabat agar anak mengenali siapa saja keluarganya.

Cara mengembangkan kecerdasan anak sejak dini ini perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Percaya atau tidak, ketika kita mengajarkan hal ini kepada anak, kita akan sekaligus belajar
mengasah kecerdasan emosional kita sendiri. Istilah “anak-anak adalah guru yang terbaik”
memang benar adanya.

11
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang
yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner
adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan.
Perkembangan sosial anak adalah tahapan kemampuan anak dalam berperilaku sesuai
dengan harapan lingkungan (Hurlock,1998).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emmosional pada
anak yaitu faktor kematangan dan faktor belajar.
Stimulasi perlu diberikan kepada anak agar perkembangan sosial dan emosional anak
dapat berkembang dengan optimal.

12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

 https://paud.id
 https://dosenpsikologi.com
 https://emirahayu.wordpress.com
 https://appletreebsd.com
 Kompasiana.com

13

Anda mungkin juga menyukai