Anda di halaman 1dari 23

HUKUM-HUKUM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Psikologi Perkembangan


Dosen pengampu : Siti Thohurotul Ula M. Pd. I.

Disusun oleh :

1. Mutmainah 23010220050
2. Istithoah Hanif Islami 23010220061
3. Muhammad Nur Soleh 23010220110
4. Berliyan Tamam 23010220118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, nikmat, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kelompok dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan ini dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang mana syafaatnya, kita harapkan di hari akhir
kelak.

Makalah yang berjudul Hukum-Hukum Psikologi Perkembangan


ini kami susun dengan maksud dan tujuan untuk menambah pengetahuan
pembaca. Kami tidak bisa membuat makalah ini dengan sesrmpurna
mungkin. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaca. Khususnya dari dosen yang telah membimbing kami dalam mata
kuliah Psikologi Perkembangan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 20 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Hukum Masa Peka.......................................................................................................
B. Hukum Rekaptulasi......................................................................................................
C. Hukum Masa Menentang...........................................................................................
D. Hukum Masa Penjelajah dan Penemuan....................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang
semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian
perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari
fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap
kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Proses
perkembangan merupakan suatu evolusi yang secara umum sama pada setiap
anak. Namun demikian, perbedaan-perbedaan individual dimungkinkan
terjadi karena faktor-faktor pembawaan, pengalaman-pengalaman dalam
lingkungan, dan faktor-faktor lainnya, seperti iklim, sosiologis, ekonomis,
dan sebagainya.
Psikologi perkembangan sebagai cabang dari ilmu psikologi mencoba
menelaah berbagai perubahan intravidual dan perubahan-perubahan
interindividual. Beberapa psikolog mempelajari perubahan dalam
perkembanagan yang mencakup seluruh rentang kehidupan dari pembuahan
sampai ahkir hayat. Dengan begitu, mereka mencoba menggambarkan dengan
sempurna pertumbuhan dan kemunduran manusia. Sebagian ahli hanya
mempelajari dan menelaah bagian dari rentang kehidupan anak-anak.
Dewasa hingga ada sebagian psikolog yang menelaah manusia hanya pada
usia lanjut saja. Manusia sebagai individu mengalami perkembangan yang
berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, menjalani berbagai
fase, dan ada kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya pada waktu-waktu
tertentu.
Proses perkembangan yang berkesinambungan, beraturan,
bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat maupun
lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti patokan-
patokan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu, yang disebut dengan
"hukum perkembangan". Dalam psikologi perkembangan, hukum-hukum ini
dapat membantu menjelaskan dan memahami bagaimana manusia tumbuh
dan berkembang seiring waktu, serta memahami perbedaan individu dalam
perkembangan mereka.
B. Rumusan Masalah
Dari pernyataan di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hukum-hukum psikologi perkembangan?
2. Apa saja hukum-hukum yang terdapat dalam psikologi
perekembangan?
3. Apa saja tahapan-tahapan perkembangan manusia pada hukum
psikologi perekembangan?
C. Tujuan
1. Dapat menegtahui apa yang dimaksud hukum-hukum psikologi
perkembangan.
2. Dapat mengetahui apa saja hukum-hukum yang terdapat dalam
psikologi perkembangan.
3. Dapat mengetahui tahapan-tahapan perkembangan manusia pada
hukum psikologi perekembangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang
mempelajari bagaimana manusia berkembang dari masa bayi hingga dewasa.
Studi ini meliputi perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang terjadi
pada individu sepanjang rentang usia mereka. Psikologi perkembangan
memfokuskan pada bagaimana pengalaman dan lingkungan mempengaruhi
perkembangan individu, dan bagaimana perkembangan ini mempengaruhi
cara individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Hukum-hukum psikologi perkembangan mengacu pada aturan dan
prinsip-prinsip umum yang mengatur bagaimana manusia tumbuh dan
berkembang dari masa bayi hingga dewasa. Hukum perkembangan adalah
Kaidah fundamental tentang realitas kehidupan manusia yang telah disepakati
kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama.
Selama hayatnya, manusia sebagai individu mengalami perkembangan yang
berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, menjalani berbagai
fase, dan ada kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya pada waktu-waktu
tertentu. Proses perkembangan yang berkesinambungan, beraturan,
bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat maupun
lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti patokan-
patokan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu, yang disebut dengan
"hukum perkembangan".1 Hukum-hukum Psikologi perkembangan antara
lain :
A. Hukum Masa Peka
1. Pengertian
Hukum Masa Peka adalah sebuah konsep dalam psikologi
perkembangan, yang mengacu pada masa ketika seseorang sangat
reseptif terhadap pengaruh atau rangsangan tertentu, yang pada

1
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009)
h.15

3
akhirnya akan mempengaruhi perkembangan kognitif, emosional,
sosial atau fisik individu. Dalam psikologi perkembangan, hukum
masa peka dapat diterapkan pada berbagai aspek, seperti kemampuan
bahasa, pengenalan sosial, perkembangan motorik, dan perkembangan
kognitif. Contohnya, hukum masa peka pada kemampuan bahasa
mengindikasikan bahwa anak-anak pada usia tertentu memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk belajar bahasa dibandingkan
dengan usia lainnya.
Masa peka merupakan masa ketika fungsi sensitif berkembang.
Masa peka adalah masa yang terjadi pada titik-titik tertentu dalam
perkembangan. Misalnya, anak usia 1 sampai 2 tahun mengalami
masa peka untuk berbicara dan meniru, sehingga apa yang diajarkan
mudah dipahami dan berhasil dengan baik. Secara umum, hukum
masa peka memiliki implikasi penting dalam pendidikan dan
pengasuhan anak-anak, karena menunjukkan pentingnya memberikan
pengalaman dan rangsangan yang tepat pada waktu yang tepat untuk
memaksimalkan perkembangan anak.2
2. Tahapan perkembangan manusia pada hukum masa peka
Manusia melewati tahap perkembangan dari lahir hingga usia
lamjut. Hal ini berdasarkan peneltiannya pada manusia. Adapun tahap
perkembangan pada balita sampai masa anak-anakt yakni:
a. Tahap pertama yaitu masa peka untuk keteratura yaitu usia lahir
hingga 3 tahun, pada tahap ini anak-anak memiliki apa yang
disebut dengan pemikiran bawah sadar (unconscious mind) atau
pemikiran yang mudah menyerap (absorbent mind). Anak-anak
dalam proses ini dapat menyerap kesan yang ada di ingkungannya.
Masa penyerapan total perkenalan dan pengalaman sensoris dan

2
Suryana, Dadan, Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Psikologi Perkembangan Anak, 2011.
h.15

4
pancaindera . Anak mulai belajar keteraturan, misalnya dalam
merapikan mainanya.
b. Tahap kedua yaitu masa peka dalam hal memusatkan perhatian
pada hal-hal yang kecil yaitu pada umur 1 sampai 2 tahun. Anak
dapat mendeteksi adanya serangga yang kecil yang tidak
diperhatikan oleh orang dewasa. Misalnya, Apabila mereka melihat
suatu gambar, mereka akan mengabaikan obyek utama gambar dan
akan beralih memperhatikan hal-hal kecil yang ada dilatar belakang
obyek utama gambar.
c. Tahap ketiga yaitu masa peka dalam hal menggunakan tangan atau
konsisten menggenggam benda-benda yang disentuhnya yaitu pada
usia 18 bulan sampai 3 tahun. Anak-anak menyukai aktivitas
membuka dan menutup benda-benda dengan seluruh telapak
tangannya. Misalnya, memasukan benda-benda ke dalam suatu
wadah, menuangkannya keluar dan memasukkannya kembali
dengan seluruh telapak tangannya. Selama dua tahun berikutnya
atau lebih mereka memperbaiki gerakan dan indra sentuhan
mereka.
d. Tahap keempat yaitu masa peka untuk movement atau gerakan
yaitu usia 1,5 sampai 4 tahun. Periode kepekaan yang paling mudah
dibaca adalah berjalan. Koordinasi dan perkembangan otot, minat
pada benda-benda kecil. Peneguhan gerakan minat pada kebenaran
dan realitas menyadari urutan dalam waktu dan ruang seperti anak-
anak didorong oleh implus yang tidak bisa dilawan dalam upaya
mereka untuk berjalan, mislnya saat dia disuruh untuk mengambil
mainan atau makanan yang di pegang oleh orang tuanya dan
mereka berjalan dengan bangga seolah-olah mereka telah
menemukan caranya.
e. Tahap kelima yaitu masa peka untuk belajar bahasa secara tidak
sadar 3 bulan sampai 3 tahun dan secara sadar 3 tahun sampai 6
tahun. Anak-anak menyerap bunyi-bunyi, kata-kata,dan tata bahasa

5
dari lingkungannya. Anak-anak akan memulai dengan mengoceh
terlebih dahulu sebelum ia mulai berbicara dengan kata-kata
bermakna. Untuk kemudian menguasai pembuatan kalimat dengan
struktur yang lebih kompleks. Dengan tidak kehilangan masa peka-
nya,anak mempelajari bentuk- bentuk tata bahasa baru dengan
penuh kesadaran. Anak peka terhadap pengaruh orang dewasa.
Misalnya saat orang tua mengajari untuk manggil “mama atau
papa”. Dan seiring berjalannya waktu anak mulai mencorat-coret.
Indra peraba mulai berkembang dan minat membaca mulai tumbuh.
f. Tahap keenam yaitu masa peka untuk Aspek Kehidupan Sosial
pada usia 3 sampai 6 tahun. Periode kepekaan di tandai dengan
anak yang mulai aware dengan teman sekitar. Saat mereka
menyadari itu mereka mulai belajar kooperatif dengan yang lain.
Misalnya saat anak mau berbagi mainan atau makanan dengan
temannya.3
Tahap selanjutnya yaitu masa peka pada remaja. Masa remaja
boleh dibilang masa peralihan, peralihan tidak berarti terputus atau
berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih dari
sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.
Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan
bekasnya pada apa yang akan terjadi sekarang dan akan datang. Bila
anak – anak beralih dari masa kanak – kanak ke masa remaja, anak –
anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak –
kanakkan dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru
untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
Dalam masa usia remaja dapat dibagi dalam beberapa periode yaitu
periode masa puber yaitu pada usia 12-14 tahun. masa Pra pubertas
yaitu peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.

3
Darnis, Syefriani. Aplikasi Montessori dalam pembelajaran membaca, menulis dan
berhitung tingkat permulaan bagi anak usia dini. Jurnal Caksana. 2018. h.3-6

6
Selanjutnya masa pubertas yaitu usia 14-16 tahun merupakan masa
remaja awal. Selanjutnya ada masa akhir pubertas yaitu usia 17-18
tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Dan
yang terahir yaitu masa remaja adolesen yaitu usia 19-21 tahun yang
merupakan masa akhir remaja. Pada masa remaja tersebut
kepekaannya ditandai diantaranya:
a. Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
Anak yang tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
biasanya mereka malu jika mereka diperlakukan sebagai anak
kecil terus menerus, karena mereka berfikir sudah dewasa dan
mereka akan belajar untuk bertanggung jawab. Misalnya saat dia
diberikan tanggung jawab untuk mengurus rumah.
b. Mulai menyadari akan realitas.
Mereka mulai menyadari adanya kenyataan atau fakta
dalam kehidupan. Misalnya saat dia menyadari bahwa belajar
merupakan hal penting untuk menjadikan dirinya lebih baik.
c. Sikapnya mulai jelas tentang hidup
Remaja adalah masa dimana terjadi peningkatan
pengambilan keputusan. Dalam hal ini, mulai mengambil
keputusan – keputusan tentang masa depan,memilih teman,
bertanggung jawab atas pilihannya dan lain lain. Misalnya saat
dia dalam memilih teman yang baik maka akan berpengaruh baik
dalam dirinya.
d. Mulai nampak bakat dan minatnya.
Dalam masa remaja, minat yang dibawa dari masa anak –
anak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih
matang. Juga karena tanggung jawab yang lebih besar yang harus
dipikul oleh remaja yang lebih tua dan berkurangnya waktu yang
dapat digunakan sesuka hati,maka remaja yang lebih besar
terpaksa harus membatasi minatnya,teutama dibidang rekreasi.
Misalnya saat dia memilih untuk berbisnis karena biasanya pada

7
masa remaja dia suka mempelajari hal baru apalagi jika
menghasilkan uang.4
Setelah mengenal hukum masa peka pada balita,anak dan remaja
selanjutnya adalah masa peka pada orang dewasa dan usia lanjut.
Dewasa merupakan usia yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi
pria atau wanita seutuhnya. Setelah mengalami masa kanak-kanak dan
remaja yang panjang seorang individu akan mengalami masa dimana
ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya
untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang
dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa sebelumnya, masa
dewasa ialah waktu yang paling lama dalam rentang kehidupan. 5
Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 20 tahun hingga kira-
kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya
pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak yang telah
berkembang dan mampu berproduksi. Masa peka pada orang dewasa
biasanya ditandai dengan mampu mengaitkan realitas dunia luar yang
obyektif dengan dirinya dan mampu mengendalikan dorongan-
dorongan dari dalam, untuk diarahkan pada tujuan yang berarti
dengan konsekuen dan bertanggung jawab mencapai tujuan yang
sudah digariskan sendiri. Misalnya seseorang tersebut dapat
mengenali dirinya.6
Masa peka merupakan masa di mana pertumbuhan dan
perkembangan seseorang mencapai puncaknya, termasuk
pertumbuhan otot, tulang, dan sistem saraf. Setelah masa peka, proses
penuaan akan dimulai, sehingga kemampuan fisik dan kognitif
seseorang dapat menurun seiring bertambahnya usia. Proses menjadi

4
Marwoko, Gatot, Psikologi Perkembangan Masa Remaja. 26.1. Tasyri: Jurnal Tarbiyah-
Syariah-Islamiyah, 2019. h.1-5
5
Yudrik, Jahja, Psikologi Perkembangan . (Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama, 2011) h.245
6
Maulidya, Faricha, dan Mirta Adelina, Periodesasi perkembangan dewasa. Periodesasi
Perkembangan Dewasa, 2018. h.2

8
tua kadang menyenangkan, kadang kurang menyenangkan, namun
yang pasti menjadi tua tidak terelakkan, karena merupakan
proses yang alami. Jauh sebelumnya, usia tua merupakan masa
penutup dalam rentang kehidupan seseorang, yaitu sebuah masa
seseorang yang telah beranjak dari periode yang produktif. Pada
setiap periode gangguan psikologis sering terganggu seperti stres,
depresi dan termasuk juga kecemasan. Pada manusia lanjut usia
biasanya mengalami penurunan dalam segala hal, terutama dalam segi
kesehatan maka dari itu kepekaannya terhadap sesuatu maupun
lingkungannya berkurang. Namun biasanya orang usia lanjut sering
menasehati anak cucunya, dan biasanya lebih perhatian terhadap
cucunya. Misalnya nenek yang sering suka memberi uang saku
kepada cucunya walaupun sedikt.7
B. Hukum Rekaptulasi
Teori rekapitulasi ini menunjukkan akan persamaan yang telihat
pada tingkah laku anak dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orarng
primitif. Perkembangan umat manusia sejak dahulu terulang secara
singkat dalam beberapa tahun saja dimasa perkembangan anak.
Dengan demikian, teori ini menyimpulkan bahwa perkembangan
psikis anak tidak lain daripada ulangan secara singkat perkembangan
umat manusia. Teori ini diperkuat dengan menunjukkan beberapa
contoh seperti:
a. Pada bangsa-bangsa yang masih sederhana kebudayaannya
(prirnitif) terdapat pikiran-pikiran yang animistis, seperti:
takut akan hantu, takut akan kekuatan-kekuatan gaib, benda-
benda dianggap mempunyai roh, dan sebagainya, keadaan
seperti ini juga terdapat pada diri anak-anak.

7
Annisa, Dona Fitri, dan Ifdil Ifdil, Konsep kecemasan (anxiety) pada lanjut usia
(lansia). Konselor 5.2 : 93-99. 2016. h.3

9
b. Anak-anak mempunyai kesamaan dengan bangsa-bangsa
primitif dalam hal kegemaran, seperti lagu-lagu yang
gaduh/ribut, warna-warna yang tajam atau menyolok, gemar
berburu, dan lain-lain8.
Hukum rekapitulasi pertama-tama dikemukakan oleh Hackel,
seorang sarjana biologi Jerman, yang disebutnya “hukum biogenetis”.
Dalam hukum tersebut perkembangan jasmani individu merupakan
ulangan dari perkembangan jenisnya. Dengan perkataan lain,
ontogenese adalah rekapitulasi dari phylogenese. Otogenese adalah
perkembangan individu. Sedangkan phylogenese adalah kehidupan
nenek moyang suatu bangsa. Dengan demikian menurut hukum
rekapitulasi ini perkembangan yang dialami seorang anak merupakan
ulangan ringkas sejarah kehidupan umat manusia.
Sebagian besar ahli psikologi perkembangan mengakui adanya
persamaan di antara kehidupan kebudayaan mulai dari bangsa-bangsa
primitif sampai pada kehidupan kebudayaan bangsa yang modern
dewasa ini. Contoh pengulangan ini dapat dilihat dari fase-fase
perkembangan anak yang sesuai dengan perkembangan kehidupan
bangsa-bangsa sejak zaman dahulu, yaitu:
a. Masa berburu dan menyamun Masa ini dialami ketika anak
berusia sekitar 8 tahun, yang ditandai dengan kesenangan anak
untuk menangkap binatang (berburu), bermain panah, bermain
untuk saling mengintai (jumpritan), bermain kejar-kejaran, dan
perang-perangan.
b. Masa berternak (menggembala) Masa ini dialami anak sekitar usia
9 sampai 10 tahun, yang ditunjukkan dengan kesenangan anak
memelihara binatang, seperti ayam, burung merpati, kucing,
kelinci, dan lain-lain.
c. Masa bercocok tanam (bertani) Masa ini dialami anak ketika ia
berusia sekitar 12 tahun. Pada masa ini terlihat kegemaran anak

8
Hamdanah, H. Psikologi perkembangan (Malang: Setara Press, 2009), hlm. 32-33.

10
untuk bercocok tanam, seperti senang menanam tanam-tanaman,
memeliharanya, menyiramnya, dan sebagainya.
d. Masa berdagang Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 14
tahun. Pada masa ini terlihat kesenangan anak untuk beraktivitas
yang mirip dengan perdagangan, seperti kesukaan anak untuk jual
beli, tukar-menukar barang (perangko bekas, gambar dan lain-
lain), berkirim-kirim foto dengan sahabat pena, dan sebagainya.
e. Masa industri Masa ini timbul usia sekitar 15 ke atas. Pada masa
ini terlihat kesenangan dan keasyikan anak mengerjakan pekerjaan
tangan, seperti menyulam, membuat keterampilan tangan, dan
sebagainya9.
C. Hukum Masa Menentang
1. Pengertian Hukum Masa Menentang (Trotzalter/Trozt)
Didalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya
proses perkembangan. Artinya adalah bahwa perkembangan manusia
itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Pasa suatu saat seorang
anak mengalami perkembangan yang tenang dan pada saat lain. Ia
mengalami perkembangan yang yang sangat menggoncangkan. Yang
bisa disebut juga masa tegar, keras kepala dan suka menentang.
Penyebab masa ini adalah karena mereka mulai menempatkan dirinya
sendiri, mudah tidak puas dengan otoritas. 10
Adapun tokoh utama yang mendasarkan periodisasi/masa ini
kepada keadaan psikologis adalah Oswald Kroch. Oswald Kroch
(1931) berpendapat bahwa pada dasarnya perkembangan jiwa anak itu
berjalan secara evolutif dan pada umumnya proses tersebut pada
waktu-waktu tertentu mengalami kegoncangan atau aktivitas revolusi.
Masa kegoncangan ini oleh Kroh disebutnya Trotz Periode.11 Kroh
menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-

9
Suparmin, M. Makna psikologi perkembangan peserta didik. Jurnal Ilmiah Spirit. ISSN,
1411-8319, Vol.10 No.2 (2010), hlm 40.
10
Sejati, Sugeng. (2019). Implikasi Egosentris dan Spiritual Remaja dalam Mencapai
Perkembangan Identitas diri. Jurnal Ilmiah Syiar. 19(1), 103-126.

11
masa psikologi perkembangan, alasannya adalah karena Kroh yakin
bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis
yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya. 12
Setiap anak biasanya mengalami beberapa fase/masa
perkembangan. Fase/periodesasi perkembangan ini dibagi menjadi 3
fase, sebagai berikut:
a. Fase lahir sampai trotzalter I (usia 0-3/4 tahun) disebut masa
anak- anak awal. Pada akhir fase ini, mulai terjadi trotz pertama,
yang ditandai dengan anak serba membantah atau menentang
orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan
kemampuannya untuk perkembangan, sehingga ia ingin menguji
kemauannya itu. Contohnya saat anak sudah kecanduan Hp
mereka akan senang dengan dunianya tersebut dan ketika disuruh
orang tuannya berhenti biasannya akan menentang dan sulit untuk
di beri nasehat.
b. Fase trotzalter II (usia 3/4-12/13 tahun) disebut masa keserasian
sekolah. Pada akhir fase ini terjadi trotz kedua, dimana anak
mulai serba membantah lagi, suka menentang kepada orang lain,
terutama pada orangtuanya. Gejala ini sebenarnya merupakan
gejala yang biasa, akibat mulai kesadaran fisiknya, sifat berpikir
yang dirasa lebih maju dibandingkan orang lain, keyakinan yang
dianggapnya benar dan sebagainya. Contohnya, saat anak sudah
terpengaruh oleh teman-teman sekitarnya, pergaulan yang kurang
baik membuat anak tidak mau dikengkang dan merasa dirinya
benar.

11
Muri'ah, Siti dan Warda, Khusnul. 2020. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
n.p: Literasi Nusantara. h. 17.
12
Hasbi, Imanuddin, dkk. 2021. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Widina Bhakti
Perseda Bandung. h. 36.

12
c. Fase trotzalter III (usia 12/13-21 tahun atau sampai akhir remaja)
disebut masa kematangan. Pada fase setelah berakhirnya gejala-
gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari kekurangan-
kekurangan dan kelebihan-kelebihannya, yang dihadapi dengan
sikap yang sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat
orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang
lain, karena menyadari bahwa orang lain memiliki hak yang
sama. Masa inilah yang merupakan bangkitnya atau terbentuknya
kepribadian menuju kematangan. Contohnya, pada masa ini
seseorang lebih teguh dengan pendiriannya.
Pada dimasa trotzalter akan timbul antara lain sikap-sikap
melawan, memberontak, agresif, keras kepala, dan lain-lain. Berbagi
kesukaran pada trotzer (usia keras kepala) diatas, timbul pada saat-saat
tertentu, dengan tidak adanya sebab dari luar. Untuk beberapa bulan
kemudian, gejala- gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Oleh karena itu, masa menentang juga dianggap sebagai masa
pancaroba, suatu masa yang penuh badai emosi yang tidak menentu,
dan dorongan impuls yang meledak-ledak. Karena itu, trotzalter
tersebut juga disebut sebagai periode sturm und drang (periode badai
dan paksaan/desakan batin). Selain itu trotzalter disebut pula sebagai
masa peralihan (masa transisi) dalam proses perkembangan13
2. Solusi
Trotzalter atau masa menentang berlangsung selama beberapa
bulan saja. Masa ini tidak berlangsung terus-menerus, pada periode-
periode tertentu saja. Perlu kesabaran, bimbingan dan tindakan tepat
dalam menghadapi anak yang sedang menghadapi fase ini.
Ketidaktahuan orang dewasa terhadap fase ini akan memperburuk

13
Saputra, Nefri dan Munaf, Yuniarti. 2020. Perkembangan Peserta Didik. Sleman: PT
Budi Utama. h. 75-76.

13
perkembangan anak dan nantinya akan berpengaruh pada
perkembangan selanjutnya.
Cara mengatasinya atau solusi yang harus dilakukan adalah:
a. Untuk usia 3-7 tahun: mendidik dan mendisiplin dengan pukulan
itu positif, tetapi mendidik dan mendisiplin dengan pengertian saja
kurang berdampak.
b. Untuk usia 12-17 tahun: mendidik dan mendiplin dengan pukulan
berakibat negatif, tetapi dengan pengertian malah lebih baik.
c. Pada usia 8-12 tahun anak mengalami masa tenang karena merasa
sudah mendapatkan yang dibutuhkan. Seolah pada masa ini ada
keinginan untuk menuntut hak, meskipun tidak sengaja dilakukan.
Masa ini disebut masa peralihan dan merupakan masa yang
dinamis (tidak monoton).14
D. Hukum Penjelajah dan Penemuan
1. Pengertian
Sesuai dengan istilahnya yaitu eksploratif yang berarti
penjelajahan, hukum masa eksploratif yang di pelopori oleh seorang
ahli dari belanda yang bernama langeveld berpandangan bahwa
perkembangan individu itu merupakan suatu proses yang berlangsung
sebagai suatu penjelajahan dan penemuan dari individu yang
bersangkutan. Oleh karena itu, dia perlu mengenal dan mempelajari
segala sesuatu yang ada di dunia sekelilingnya pada saat
kehadirannya. Untuk dapat mengenali dunia sekelilingnya, dia perlu
melakukan penjelajahan agar kemudian menemukan bermacam-
macam kehidupan duniawi dan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui
proses penjelajahan dan penemuan-penemuan dunianya itulah
individu mengalami perkembangannya.

14
Simanjuntak, Julianto, dkk. 2014. Perlengkapan Seorang Konselor. Tangerang:
Yayasan Pelikan. h. 121.

14
Hukum masa penjelajah adalah konsep yang merujuk pada
keadaan di mana tidak ada aturan atau hukum yang mengatur perilaku
manusia dalam situasi yang sangat ekstrem atau berbahaya. Konsep
ini biasanya dikaitkan dengan lingkungan alam, di mana orang harus
berjuang untuk bertahan hidup dengan cara apa pun yang diperlukan,
termasuk membunuh atau merampok orang lain. Dalam konteks
sosial, konsep hukum masa penjelajah juga dapat digunakan untuk
menggambarkan keadaan di mana tidak ada otoritas atau hukum yang
berlaku, sehingga individu atau kelompok memiliki kebebasan untuk
bertindak sesuai kehendak mereka tanpa takut dihukum. Teori
Penjelajahan dan Penemuan M.J. Langeveld menerangkan bahwa
perkembangan itu sebagai suatu proses penjelajahan dan
penemuan.Anak manusia lahir dan memasuki dunia ini sebagai warga
baru, yang masih belum mengenal apapun juga. Maka dengan keadaan
yang baru ini yang berbeda dengan keadaan sebelumnya, dia perlu
berkembang dengan mengenal dan mempelajari sesuatu yang telah
ada di sekitarnya pada waktu kehadirannya itu. Oleh karena itu dia
menjelajahi dunia ini dan dalam penjelajahannya itu ia menemukan
bermacam-macam nilai kemanusiaan. Dengan menemukan berbagai
hal dan nilai-nilai itu berarti diapun mengalami perkembangan15.
2. Tahapan manusia pada hukum masa penjelajah dan penemuan
Ada beberapa tahap hukum dalam psikologi perkembangan terkait
masa penjelajah dan penemuan yang dapat dikenali, yaitu:
a. Tahap Bayi Masa ini berlangsung dari lahir hingga sekitar usia 2
tahun. Bayi akan mulai mengeksplorasi lingkungan sekitarnya
melalui indera dan gerakan tubuhnya. Mereka akan mengambil
objek dan mulai mempelajari karakteristik objek tersebut seperti
warna, tekstur, dan bentuk. Proses belajar ini penting untuk
pengembangan sensorik dan motorik bayi. Contohnya pada masa
ini anak mengenali warna-warna yang ada pada mainanya.

15
Hamdanah, 2009 . Psikologi perkembangan. Malang: In- TRANS Publising h.26

15
b. Tahap Awal Anak-Anak: Masa ini berlangsung dari usia 2 hingga
6 tahun. Anak-anak akan mulai mengeksplorasi dunia sekitar dan
memperoleh pengalaman melalui bermain dan berinteraksi
dengan lingkungan. Mereka akan belajar mengenai perbedaan
gender, memahami bahasa, dan mengembangkan pemahaman
yang lebih kompleks tentang dunia sekitarnya. Contohnya saat
mereka bermain dengan teman-temannya disungai, menangkap
ikan disungai dan berenang di sungai.
c. Tahap Sekolah Awal: Masa ini berlangsung dari usia 6 hingga 12
tahun. Anak-anak pada masa ini mulai memperoleh pengetahuan
tentang dunia luar, termasuk sejarah dan sains. Mereka juga mulai
membentuk citra diri mereka sendiri dan mulai memahami
perbedaan mereka dengan orang lain. Pada masa ini, mereka
mulai membentuk gagasan dan pengertian tentang nilai-nilai dan
keyakinan. Contohnya saat disekolah biasanya terdapat
pembelajaran fisika, anak melakukan eksperimen gunung meletus
dari tepung.
d. Tahap Remaja: Masa ini berlangsung dari usia 12 hingga 18
tahun. Pada masa ini, remaja akan mulai mengeksplorasi identitas
dan merumuskan nilai-nilai yang penting bagi diri mereka.
Mereka akan mulai mengeksplorasi hubungan sosial yang lebih
kompleks, seperti hubungan romantis, persahabatan, dan
kelompok sosial. Mereka juga akan mulai mengembangkan
pemahaman yang lebih kompleks tentang dunia sekitar mereka.
Contohnya masa ini biasanya mulai tertarik pada lawan jenis.
e. Tahap Dewasa Awal: Masa ini berlangsung dari usia 18 hingga
40 tahun. Pada masa ini, orang dewasa akan terus mengeksplorasi
dunia sekitarnya dan mengembangkan identitas mereka yang
lebih mapan. Mereka akan memperoleh keterampilan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan hidup mereka, seperti karir,

16
hubungan, dan tanggung jawab sosial. Contohnya pada masa ini
seseorang dapat membedakam urusan pribadi dan asmara.
f. Tahap Pertengahan Hidup: Masa ini berlangsung dari usia 40
hingga 65 tahun. Pada masa ini, orang dewasa akan mengevaluasi
pencapaian hidup mereka dan mengembangkan pemahaman yang
lebih dalam tentang nilai-nilai mereka. Mereka juga akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang dunia sekitar
mereka dan mempersiapkan masa depan mereka. Contohnya
seseorang ingin terlibat di dunia, seperti berkontribusi pada hal-
hal yang akan bertahan setelah mereka berpulang dan
meninggalkan jejak untuk generasi berikutnya.
g. Tahap Lanjut Hidup: Masa ini berlangsung setelah usia 65 tahun.
Pada masa ini, orang dewasa akan mempertahankan identitas dan
nilai-nilai mereka, serta memperluas pemahaman mereka tentang
dunia sekitar mereka. Mereka juga akan mengevaluasi kembali
tujuan hidup mereka.16 Contohnya masa ini seseorang mampu
melihat kejadian-kejadian yang terjadi selama hidup dan akan
merasa lebih bijak dan lebih siap untuk menghadapi akhir
perjalanan hidup mereka.

16
Hamdanah, 2009 . Psikologi perkembangan. Malang: In- TRANS Publising h.48

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang


mempelajari bagaimana manusia berkembang dari masa bayi hingga dewasa.
Studi ini meliputi perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang terjadi
pada individu sepanjang rentang usia mereka
Hukum-hukum psikologi perkembangan mengacu pada aturan dan
prinsip-prinsip umum yang mengatur bagaimana manusia tumbuh dan
berkembang dari masa bayi hingga dewasa.
Perkembangan itu berlangsung menurut hukum-hukum tertentu.
Adapun hukum-hukum perkembangan tersebut diantaranya:
a. Hukum Masa Peka,
b. Hukum Rekapitulasi
c. Hukum Masa Menentang
d. Hukum Penjelajah dan Penemuan

B. Saran
Psikologi perkembangan tentunya mempunyai konsep ataupun
hukum-hukum perkembangan dalam jiwa anak. Hal ini patut untuk dipelajari
guna mencari teori penting dalam menjalani kehidupan yang tepat dan sesuai
perkembanganya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anekasari, Rahmi. 2017. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Pekalongan: PT.


Nasya Expanding Management.
Annisa, Dona Fitri, dan Ifdil Ifdil. 2016. "Konsep kecemasan (anxiety) pada lanjut
usia (lansia)." Konselor 5.2 : 93-99.
Darnis, Syefriani. 2018. "Aplikasi Montessori dalam pembelajaran membaca,
menulis dan berhitung tingkat permulaan bagi anak usia dini." Jurnal
Caksana: Pendidikan Anak Usia Dini 1.01.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamdanah, 2009 . Psikologi perkembangan. Malang: In- TRANS Publising

Hasbi, Imanuddin, dkk. 2021. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Bandung:


WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG.
Marwoko, Gatot.2019 "Psikologi Perkembangan Masa Remaja. " Tasyri: Jurnal
Tarbiyah-Syariah-Islamiyah 26.1 : 60-75.
Maulidya, Faricha, dan Mirta Adelina. 2018. "Periodesasi perkembangan
dewasa." Periodesasi Perkembangan Dewasa 
Muri'ah, siti dan warda, khusnul. 2020. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
DAN REMAJA. n.p: Literasi Nusantara.
Saputra, Nefri, Antara dan Munaf, Yuniarti. 2020. PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK. Sleman: PT BUDI UTAMA.
Simanjuntak, Julianto, dkk. 2014. Perlengkapan Seorang Konselor. Tangerang:
Yayasan Pelikan.
Suparmin, M. 2010. Makna psikologi perkembangan peserta didik. Jurnal Ilmiah
Spirit. ISSN, 1411-8319.

Suryana, Dadan. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Psikologi


Perkembangan Anak.
Yudrik, Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan . Jakarta: PT. Kharisma Putra
Utama

19
20

Anda mungkin juga menyukai