Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Perkembangan Peserta Didik” dengan pembahasan “Hukum dan Faktor Perkembangan”
Tujuan dari makalah ini agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca agar
lebih memahami mengenai Perkembangan Peserta Didik terkhusus Hukum dan Faktor
Perkembangan sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar
menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua manusia itu berkembang secara normal, ada yang mengalami
kelainan perkembangan dan beresiko dapat mengalami masalah perkembangan lalu
mempunyai persamaan kebutuhan dalam aspek fisik dan psikologinya. Kemahaman dan
perkembangan manusia itu teramat penting bagi proses pendidikan. Proses perkembangan
adalah hakikat dari kesejatian anak didik karena tidak ada seseorang anak didik pun yang
dapat menghindari atau mempercepat dan memperlambatnya. Pemahaman yang Mandala
mengenal aspirasi perkembangan manusia per anak didik akan membantu pendidik
memahami kondisi psikologis dan pribadi mereka sehingga dengan nya diharapkan dapat
memberikan pendidikan yang tepat dan terarah. Maka dari itu perlu juga diketahui
bagaimana hukum dan faktor-faktor perkembangan pada manusia serta ayat yang
membahas tentang perkembangan manusia dan juga bagaimana kaitannya atau hubungan
faktor perkembangan manusia dengan implikasi pendidikan yang harus diketahui oleh
pendidik.
Maka dari itu makalah ini akan membahas bagaimana hukum perkembangan serta faktor-
faktor perkembangan pada manusia dan ayat atau hadis yang melandaskan Bagaimana
perkembangan manusia dan hubungannya dengan implikasi dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum perkembangan?
2. Bagaimana penjelasan mengenai faktor perkembangan empiris,naturalis,dan
konvergensi?
3. Sebutkan ayat atau hadis yang mempengaruhi perkembangan manusia?
4. Bagimana determinasi faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia
implikasinya dalam pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum perkembangan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pejelasan mengenai faktor perkembangan seperti faktor
empiris,naturalis,dan konvergensi.
3. Untuk mengetahui ayat atau hadis yang mempengaruhi perkembangan manusia.
4. Untuk mengetahui bagaimana determinasi faktor perkembangan manusia dengan
implikasinya dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Perkembangan
Pengertian hukum dalam semangat pembangunan berbeda dengan ungkapan
populer di lingkungan yudikatif dan legislatif. Adapun apa itu hukum perkembangan,
merupakan hasil pertimbangan dan penelitian yang cermat, dan hukum dasar yang
disepakati bersama tentang realitas kehidupan anak (manusia).1
Perkembangan terjadi sesuai dengan ritmenya. Hukum perkembangan berlaku
bagi setiap orang, baik itu perkembangan jasmani maupun rohani, tidak selalu dialami
secara teratur dan lambat, melainkan silih berganti gelombang besar dan kecil.
1
Berdasarkan kesamaan pada saat itu, beberapa ahli mengemukakan tahapan atau tahapan
perkembangan anak. Yang digunakan untuk pementasan tidak sama, menurut temuan
para ahli. Secara garis besar, ada empat pembagian dasar ke dalam tahapan atau tahapan
perkembangan ini, yaitu :
2. Filsafat pengajaran
3. Karakteristik psikologis
Secara umum, hukum perkembangan terjadi secara evolusioner dan umum terjadi
pada setiap anak. Namun, setiap orang mungkin berbeda karena faktor bawaan,
pengalaman lingkungan, dan faktor lain seperti sosiologi, ekonomi, dll. Manusia sebagai
makhluk harus melalui perkembangan secara perlahan dan bertahap, meningkat perlahan
tapi pasti dari waktu ke waktu. Ini semua menunjukkan bagaimana pembangunan
dipandu dan melibatkan hukum-hukum tertentu, yang dikenal sebagai “hukum
pembangunan”, antara lain:
1
Abduloh,Tedi Purbangkara,”Peningkatan dan pengembangan prestasi belajar peserta didik”,( Jawa
Timur:DS.Sidoarjo:2022).hal 65
1. Hukum Kesatuan Organik
Menurut undang-undang ini, anak adalah suatu kesatuan organik, bukan suatu jumlah
atau kumpulan dari unsur-unsur yang berdiri sendiri. Jadi mereka terkait satu sama lain
dan mempengaruhi keseluruhan. Misalnya, memori tidak berkembang seperti ini,
melainkan saling berhubungan dan mandiri, tanpa hubungan yang baik, tanpa
pengamatan dan perhatian.
Menurut hukum ini, setiap anak memiliki kecepatan perkembangannya sendiri. Artinya
beberapa anak akan mengalami keterlambatan perkembangan. Mengikuti keteraturan
ritme perkembangan ini, orang tua tidak boleh kecewa jika anak mereka mengalami
perkembangan mereka sendiri.
3. Hukum C
Hukum ini mengandung pengertian bahwa perkembangan itu berirama dan dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Seorang anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat atau lambat, tetapi
tingkat perkembangannya terjadi dan berkembang secara bertahap.
b. Anak-anak berkembang pesat di usia muda, tetapi seiring bertambahnya usia, laju
perkembangan mereka melambat dan akhirnya berhenti sama sekali.
c. Anak-anak berkembang lambat ketika mereka masih muda, dan sebaliknya, semakin
tua mereka, semakin cepat mereka berkembang.
Periode sensitif adalah periode di mana jiwa berfungsi secara menonjol dan peka
terhadap pengaruh rangsangan aferen. Hukum periode sensitif ini diusulkan oleh
pendidik Italia Maria Montessori. Ia percaya bahwa masa peka adalah masa pertumbuhan
di mana fungsi-fungsi jiwa mudah terpengaruh dan berkembang. Jika masa sensitif ini
tidak dimanfaatkan dengan baik atau tidak ada kesempatan untuk berkembang, maka
fungsi-fungsi tersebut akan menjadi tidak normal/abnormal, yang akan mengganggu
perkembangan selanjutnya.
5. Hukum Rekapitulasi
Ini adalah ringkasan kehidupan suatu bangsa yang telah berkembang secara perlahan
selama berabad-abad. Dengan undang-undang ini, berarti perkembangan jiwa anak
bersifat repetitif dan memiliki persamaan dengan kehidupan Sebelumnya (yang dilakukan
nenek moyang) dapat dibagi menjadi beberapa periode:
a. Masa Berburu dan Berkumpul Anak-anak usia sekitar 8 tahun suka bermain kejar-
kejaran, perang, menangkap binatang (capung, kupu-kupu)
b. Periode merumput Anak usia sepuluh tahun suka memelihara ayam, kucing, burung,
anjing,
c. Masa Tanam Masa ini dialami oleh anak-anak berusia sekitar dua belas tahun yang
ditandai dengan berkebun dan menyiram bunga.
d. Periode Perdagangan Anak-anak senang bermain promosi penjualan, bertukar foto,
perangko, dan berkirim surat dengan teman dan sahabat pena. Asas (hukum) secara
umum menggambarkan bahwa proses pembangunan adalah teratur, sistematis, dan
bertahap, bukan tiba-tiba dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
B. Faktor Perkembangan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor intrinsik adalah pematangan genetik, bakat, dan
fungsi kognitif. Faktor eksternal adalah lingkungan sekitar dan proses belajar siswa.
Menurut para psikolog, perkembangan kehidupan pribadi seseorang dipengaruhi baik
oleh faktor genetik (bawaan) maupun lingkungan (pengalaman). Aliran kongenitalisme
mengisyaratkan bahwa seseorang akan menjadi dirinya sendiri, ditentukan oleh sifat
bawaan dan bawaannya sejak lahir. Sementara itu, empirisme mengatakan bahwa
individu diibaratkan sebagai kertas putih bersih (tabularasa). Dipengaruhi oleh
pengalaman, pendidikan atau lingkungannya, dia akan menjadi orang yang berbeda.
Kedua sekolah menyarankan bahwa baik bakat dan faktor lingkungan memiliki pengaruh
yang kuat dan dominan pada pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.
Aliran yang menunjukkan bahwa kedua faktor ini (bawaan dan pengalaman) memiliki
efek gabungan pada kehidupan seseorang adalah aliran konvergen. Menurut aliran ini,
pengaruh bawaan dan lingkungan sama-sama mendominasi dalam pembentukan
kepribadian individu.3
2
Achmad Afandi, “Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik”,(Jawa Timur:DS.Sidoarjo:2019).hal 11-13
3
Puger Honggowiyono, “Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik”, (Malang; Gunung Samudra, 2015) hal. 2.
1. Teori Nativis (teori berorientasi biologis).
Menurut teori kongenital, diyakini bahwa segala sesuatu ditentukan oleh faktor bawaan,
sehingga perkembangan pribadi hanya mungkin, dan ditentukan oleh dasar keturunan,
misalnya: jika seorang ayah cerdas, kemungkinan besar putranya akan cerdas. Juga
sangat cerdas.
Pengikut tren nativis percaya bahwa bayi dilahirkan baik dan buruk. Oleh karena itu,
hasil akhir pendidikan ditentukan oleh fitrah yang dibawa sejak lahir. Berdasarkan
pandangan ini, berhasil tidaknya pendidikan ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Menekankan "jahat menjadi jahat, baik menjadi baik". Pendidikan yang tidak sesuai
dengan bakat dan karakteristik siswa tidak bermanfaat bagi perkembangan anak itu
sendiri dalam proses pembelajaran.
3. Teori Konvergens
Aliran konvergensi berasak dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik
pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat,
keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat
sebagai kemungkinan atau diposisi telah ada pada masing-masing individu, yang
kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk
perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan.
Dapat disimpulkan bahwa menurut aliran konvergensi bahwa antara lingkungan dan
bakat pada peserta didik yang terbawa sejak lahir saling memengaruhi.4
َ ۚ َوا ْبتَلُوا ْاليَ ٰتمٰ ى َح ٰتّ ٓى اِ َذا بَلَ ُغوا النِّ َك
ۚ َوالَهُ ْمOاح فَاِ ْن ٰانَ ْستُ ْم ِّم ْنهُ ْم ُر ْشدًا فَا ْدفَع ُْٓوا اِلَ ْي ِه ْم اَ ْم
ان فَقِ ْيرًا
َ ف ۚ َو َم ْن َك َ َواَل تَْأ ُكلُ ْوهَٓا اِ ْس َرافًا َّوبِ َدارًا اَ ْن يَّ ْكبَر ُْوا ۗ َو َم ْن َك
ْ ِان َغنِيًّا فَ ْليَ ْستَ ْعف
ف ۗ فَاِ َذا َدفَ ْعتُ ْم اِلَ ْي ِه ْم اَ ْم َوالَهُ ْم فَا َ ْش ِه ُد ْوا َعلَ ْي ِه ْم ۗ َو َك ٰفى بِاهّٰلل ِ َح ِس ْيبًا
ِ فَ ْليَْأ ُكلْ ِب ْال َم ْعر ُْو
Artinya: Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah.
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta),
maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan janganlah kamu memakannya (harta
anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa
(menyerahkannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu)
mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan
barangsiapa miskin, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut.
Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu
adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.
Perkembangan seseorang selama masa kanak-kanak. Jika perkembangan diabaikan,
kemungkinan besar tahap perkembangan seseorang akan memiliki masalah dengan.
Islam menganjurkan untuk memenuhi kewajiban pribadi dan sosial sebagai berikut:
tahapan tumbuh kembang anak.
4
Encep Sudirjo, Muhammad Nur Alif,” Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik”, (Jawa Barat ; UPI Sumedang
Press, 2018), hal. 13-18.
Sementara itu, periodisasi perkembangan manusia dalam al-Qur’an meliputi beberapa
tahapan diantaranya: pertama, periode sejak dimulainya pembuahan ovum oleh sperma.
Firman Allah SWT dalam QS. Al-hajj ayat 5:
طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُّمضْ َغ ٍة ُّمخَ لَّقَ ٍة َّو َغي ِْر ُمخَ لَّقَ ٍة ْ ُّب ثُ َّم ِم ْن ن ِ ب ِّمنَ ْالبَ ْع
ٍ ث فَاِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن تُ َرا ٍ ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي
و ٰفّى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ي َُّر ُّدOOَ ٓ
َ لِّنُبَيِّنَ لَ ُك ۗ ْم َونُقِرُّ فِى ااْل َرْ َح ِام َما نَ َش ۤا ُء اِ ٰلى اَ َج ٍل ُّم َس ّمًى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ ْٓوا اَ ُش َّد ُك ۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّت
ْ ت َواَ ۢ ْنبَت ٓ
ِّلOOَت ِم ْن ُك ْ َت َو َرب ْ َّزO َض هَا ِم َدةً فَا ِ َذٓا اَ ْن َز ْلنَا َعلَ ْيهَا ْال َم ۤا َء ا ْهت َ ْد ِع ْل ٍم َش ْيـ ًۗٔا َوت ََرى ااْل َرOِ اِ ٰلى اَرْ َذ ِل ْال ُع ُم ِر لِ َك ْياَل يَ ْعلَ َم ِم ۢ ْن بَ ْع
ْج ٍ ۢ َْزو
ٍ ج بَ ِهي
Artinya: Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim
menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada
usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang
dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu
yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan
berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.
Ayat ini menunjukkan beberapa tahapan yang terjadi pada tahap kedua perkembangan
manusia, antara lain: tahap nuthfah (zigot) sejak pembuahan sampai 40 hari dalam
kandungan, tahap alaqah (embrio) yang terjadi pada usia kehamilan 40 hari, tahap
mughah (janin). periode insuflasi yang terjadi setelah 40 hari kehamilan, atau bahkan saat
janin berusia 4 bulan.
Tugas perkembangan terletak pada peran orang tua dalam menjaga tumbuh kembang
janin, memungkinkannya untuk meningkatkan ibadah khususnya ibu, dan terutama doa
kepada Allah sebelum janin berusia empat bulan, dengan menjaga perkembangan
psikologis yang normal.
Kedua, masa dari lahir sampai mati. Ada banyak ayat yang menunjukkan
Tahapan perkembangan manusia dari lahir sampai mati. Salah satunya adalah firman
Allah dalam QS. Ar-rum: 54:
َّو ٍةOُ ِد قOْ َل ِم ۢ ْن بَعO َّوةً ثُ َّم َج َعOُْف ق هّٰلل
ٍ عOض َ ِدOْل ِم ۢ ْن بَعO َ ْف ثُ َّم َج َع َ اَ ُ الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن
ٍ عOض
ق َما يَ َش ۤا ۚ ُء َوهُ َو ْال َعلِ ْي ُم ْالقَ ِد ْي ُر
ُ ُض ْعفًا َّو َش ْيبَةً ۗيَ ْخل
َ
Artinya: “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa”
5
Imam Hanafi,”Perkembangan Manusia Dalam Tinjauan Psikologi dan Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol 1
No 1 (2018),hal.85-89
psikologis yang intens. Ketika proses perkembangan selesai, tingkat perubahan ini
berkurang antara masa remaja akhir dan awal masa dewasa. Sekali lagi hidupnya adalah
tentang mengapa, sampai fase lama datang. Pada masa tua ini kekuatan fisiknya mulai
menurun dan kemampuan intelektualnya mulai melemah. Berbagai fase perkembangan
yang melewati manusia sejak dalam kandungan hingga kehidupan dunia Telah
diisyaratkan Al-quran berikut ini:Q.S Al-Mu’min ayat 67
7
Masganti Sit, “Perkembangan Peserta Didik”, (Medan: Perdana Publishing, 2012), hal. 25-28.
keturunan yang sudah ditakdirkan. Aliran ini disebut aliran pesimistis karena hanya bisa
melihat sesuatu melalui kacamata hitam. Namun efek dari aliran ini masih bisa dirasakan
hingga saat ini. Seorang filosof dari Jerman yang bernama Roseaus percaya bahwa setiap
orang dilahirkan dengan landasan moral yang baik.
5. Aliran Gestalt
Berasal dari bahasa Jerman yang berarti untuk menggambarkan konfigurasi atau bentuk
yang lengkap. Gestalt berupa benda-benda dengan jumlah bagian yang berbeda
menunjukkan premis dasar dari suatu sistem psikis yang mengkonseptualisasikan
berbagai peristiwa psikis sebagai fenomena yang terorganisir secara holistik dan logis.
Psikologi Gestalt adalah gerakan psikologi melawan psikologi strukturalis.
Oleh karena itu, tujuan psikologi Gestalt adalah untuk mempelajari organisasi aktivitas
mental dan untuk memahami secara tepat karakteristik interaksi manusia dengan
lingkungan.
- Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga anak mencapai
keberhasilan.
- Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam
kegiatan belajar.
- Memaklumi akan adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan.
- Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.
- Seorang guru merasa sudah pernah mengajari suatu materi tetapi ada sebagian
siswa yang tidak mengerti, itu berarti guru tersebut sudah mengajar dengan baik
tetapi ada sebagian murid yang tidak belajar sama sekali.
- Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikontruksi oleh peserta
didik.
- Latihan memecahkan masalah dilakukan dengan belajar kelompok.
8. Aliran Behaviorisme
Proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, yang menekankan
pada pembentukan tingkah laku sebagai hasil belajar. Aliran behaviorisme memposisikan
pembelajar sebagai individu yang pasif. Jika seseorang dapat menunjukkan perubahan
perilaku, ia dianggap telah mempelajari sesuatu. Menurut proses belajar ini yang penting
adalah input berupa stimulus dan output berupa respon, dan faktor yang dianggap penting
dalam teori behavioral adalah stimuli dan respon. Stimulus tersebut disampaikan oleh
guru dan responnya diterima oleh siswa. Selain faktor-faktor tersebut, ada faktor penguat.
Jika penguatan ditambahkan, responsnya akan lebih kuat. Kelebihan dari teori ini
cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergem, tidak kreatif dan
produktif. Prinsip dalam teori belajar behaviorisme, adalah:
a. Reinforcement dan punishment
b. Primary of Reinforcement
c. Achedules of Reinforcement
d. Contingency Management
e. Stimulus control in operant learning
f. The elimination of Responses
- Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila pelajar ikut berpartisipasi secara
aktif.
- Materi pelajaran dibentuk dalam unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan
yang logis sehingga mudah dipelajari.
- Tiap respons perlu di respons balik, agar pelajar dapat mengetahui apakah respons
yang diberikan telah benar atau belum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, hukum perkembangan terjadi secara evolusioner dan umum terjadi pada
setiap anak. Namun, setiap orang mungkin berbeda karena faktor bawaan, pengalaman
lingkungan, dan faktor lain seperti sosiologi, ekonomi, dll. Manusia sebagai makhluk
harus melalui perkembangan secara perlahan dan bertahap, meningkat perlahan tapi pasti
dari waktu ke waktu. Ini semua menunjukkan bagaimana pembangunan dipandu dan
melibatkan hukum-hukum tertentu, yang dikenal sebagai “hukum pembangunan”, antara
lain: Hukum Kesatuan Organik, Tempo Perkembangan, Tempo Perkembangan,
Hukum Periode Sensitif
Faktor perkembangan menurut ketiga teori perkembangan tersebut adalah:
1. Teori Nativis (teori berorientasi biologis).
Menurut teori kongenital, diyakini bahwa segala sesuatu ditentukan oleh faktor bawaan,
sehingga perkembangan pribadi hanya mungkin, dan ditentukan oleh dasar keturunan,
misalnya: jika seorang ayah cerdas, kemungkinan besar putranya akan cerdas.
2. Teori Empiris (Teori Lingkungan)
Aliran empiris percaya bahwa hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
3. Teori Konvergens
Aliran konvergensi berasak dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik
pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat,
keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.
Dalam pandangan islam, perkembangan manusia diharuskan dipandangan sebagai satu
kestaun yang utuh dan saling memiliki keterkaitan. Hal ini mengandung arti bahwa setiap
proses perkembangan,baik itu perkembangan fisik,mental,sosial,emosional dalam
perkembangan manusia tidal dapat dipisahkan dan memiliki hubungan erat. Beberapa
ayat dalam Al-Qur'an menunjukkan berbagai tahapan perkembangan manusia, seperti
QS. An-Nisa ayat 6,Al-Hajj ayat 5,Q.S Ar-Rum ayat 54, Q.S Al-Mu’min ayat 67.
DAFTAR PUSTAKA
Abduloh, T. P. (2022). ”Peningkatan dan pengembangan prestasi belajar peserta didik”. Jawa
Timur: DS.Sidoarjo.
Afandi, A. (2019). “Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik. Jawa Timur:
DS.Sidoarjo.
Encep Sudirjo, M. N. ( 2018). ” Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik”. Jawa Barat : UPI
Sumedang Press.
Hanafi, I. (2018). ”Perkembangan Manusia Dalam Tinjauan Psikologi dan Al-Qur’an”. Jurnal
Pendidikan Islam, Vol 1 No 1 (2018),hal.85-89, 85-89.