Anda di halaman 1dari 6

psikologi perkembangan

psikologi perkembangan
Minggu, 25 Maret 2012
prinsip-prinsip psikologi perkembangan manusia
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap fase atau periode perkembangan pada dasarnya selalu bertalian erat dengan
periode perkembangan yang mendahuluinya. Hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan
kesatuan yang bulat. Dan tujuan yang terkandung dalam setiap perkembangan adalah menjadi
manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri.
Sesuai dengan individualitas anak yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik,
perkembangan antara dua individu anak itu tidak mungkin bisa sama benar. Sekalipun terdapat
perbedaan perkembangan yang bersifat individual, kita dapat melihat adanya hukum atau
cara tertentu bagi semua perkembangan individu yang sejenis. Istilah hukum diberi tanda petik
karena segala sesuatu yang disebut sebagai hukum dalam psikologo sebenarnya merupakan
kecenderungan atau tendensi (Kartono, 1979)
Dalam peristiwa ilmu alam, terdapat unsur-unsur kemantapan, konstanta, dan
konsistensi. Dengan ciri-ciri demikian orang kemudian membuat hukum-hukum alam.
Sebaliknya, berbagai gejala psikis tersebut tidak menunjukkan ulangan peristiwa secara
mantap dan identik sama dengan peristiwa-peristiwa yang mendahului, melainkan hanya
menampakkan adanya kecenderungan. Karena itu psikologi pada dasarnya menghindari
penggunaan istilah hukum dan lebiih suka menggunakan istilah patokan, kaidah, aturan atau
prinsip.
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan
yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan. Bisa pula, dikatakan
prinsip perkembangan adalah patokan generalisai mengenai sebab dan akibat terjadinya
peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP-PRINSIP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MANUSIA
1. Prinsip-Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Para Ahli
a. Menurut william stern
Ia berpendapat bukanlah unsur yang menjadi titik pangkal perkembangan
jiwa, melainkan kesatuan kehidupan pribadi yang bekerja sendiri. Lebih jelasnya
person/ pribadi seseorang secara utuh itulah yang menentukan jalannya
perkembangan dan bukan fungsi jiwa yang terpisah-pisah. Atas pandangan inilah,
W. Stern akhirnya memunculkan teori konvergensi.
2014 (1)
2013 (3)
2012 (4)
Oktober (1)
Maret (3)
PRINSIP-PRINSIP PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN MANUSIA
motivasi dalam belajar
<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false fa...
Arsip Blog
mas ulfi
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya

Lainnya

Blog Berikut Buat Blog

Masuk
psikologi perkembangan 10/6/2014
http://masulfi.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 1 / 6
b. Menurut J. L. Moreno
Moreno memiliki kedudukan yang khas dalam sejarah psikologi
perkembangan. Dia menolak adanya pandangan bahwa pandangan anak-anak itu
semata-mata tergantung pada kenyataan pada diri mereka yang masih lemah dan
pengaruh lingkungan. Sebaliknya menurut Moreno, bahwa ada kesempatan bagi
setiap anak untuk memilih sendiri jalan perkembangannya. Dengan demikian, dasar
perkembangan manusia itu berada pada diri masing-masing ketika dalam usia
anak-anak. Atas dasar pandangan ini, kata Moreno, maka pendidikan punya
kemungkinan untuk dilaksanakan.
c. Menurut Jean Piaget
Piaget adalah orang yang paling banyak memperhatikan perkembangan
anak-anak hingga usia 7 tahun. Ia memandang bahwa pada setiap anak terdapat
dua faktor, yaitu pengenalan dan perasaan. Keduanya berguna untuk penyesuaian
ruhani terhadap lingkungan. Katanya pula bahwa dalam ruhani anak terdapat
fungsi pikiran. Akan tetapi, kecakapan berpikir secara logis [1]tidak dibawa anak
secara lahir. Kecakapn berpikir baru timbul setelah ia mencapai taraf
perkembangan tertentu.
d. Menurut Montessori
Menurutnya, tiap fase perkembangan itu mempunyai arti bilogis. Kodrat
alam mempunyai rencana tertentu berdasarkan dua asas pokok yaitu:
1. Asas kebutuhan vitas, terkenal dengan masa peka
2. Asas kesibukan
Perkembangan jiwa tidak harus dipahami sebagai perkembangan fungsi-fungsi
yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain, tetapi harus dimengerti
sebagai perwujudan dari suatu rencana tempat kekuatan jasmani ruhani dalam
struktur yang berurutan memperoleh pelajaran (latihan) yang penting untuk
pembentukan yang tetap.
e. Menurut J. B. Watson dan Pavlov
Keduanya menyatakan bahwa perkembangan itu pada hakikatnya
merupakan kumpulan dari sejumlah refleks yang karena sudah terlatih sedemikian
rupa hingga akhirnya membentuk tingkah laku seseorang yang bersifat konstan,
atau bisa diartikan sebagai gerak spontan yang bersifat otomatis. Inilah yang
menurutnya disebut dengan refleks wajar tang masih murni, yang asli dibawa sejak
lahir. Setelah mendapat latihan dan pembiasaan, lalu disebut dengan refleks
bersyarat. Jadi, menurutnya, perkembangan merupakan proses terbentuknya
refleks wajar menjadi refleks bersyarat.[2]
Dari beberapa pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa prinsip-prinsip perkembangan manusia, yaitu timbul dari kepribadian
seseorang yang bisa memilah-milah, perkembangan tersebut tidak bisa di pandang
satu sisi melainkan dua sisi yaitu jasmani dan rohani yang mana perkembangan itu
merupakan kumpulan reflek yang perlu di bimbing sehingga akhirnya membentuk
manusia yang mempunyai tingkah laku yang baik.

B. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN YANG TERJADI PADA UMUMNYA
1. Perkembangan Merupakan Proses yang Tidak Pernah Berhenti (never ending proces)
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang di pengaruhi oleh
pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung terus menerus sjak
masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individi, baik fisik, emosi, intelgensi maupun sosial, satu
sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif di antara
aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan
(sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek
lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.
3. Perkembangan itu Mengikuti Pola Arah Tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahapan
perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan
prasarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan seorang anak harus
dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya,yaitu berlari atau meloncat.
psikologi perkembangan 10/6/2014
http://masulfi.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 2 / 6
4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo yang Berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya yang terjadi pada waktu dan
tempo yang berbeda (ada yang cepat ada yang lambat). umpamanya [a] otak mencapai
bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun; [b] tangan, kaki, dan hidung mencapai
perkembangan yang maksimum pada masa remaja; dan [c] imajinasi kreatif berkembang
dangan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya masa remaja.
5. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: [a] sampai usia dua tahun
anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar
berbicara, [b] pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi
manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).
6. Setiap Individu yang Normal Akan Mengalami Tahapan/Fase Perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan
masa tua.[3]
C. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Tingkat keberhasilan mengajar sebagian besar tergsntung pada taraf kepekaan tahap
kemajuan perkembangan timbulnya kebutuhan dan kemampuan kemampuan pembawaan
dalam belajar. Seoarang guru benar benar mendasarkan pada subject matter yang akan
diajarkan. Dia pun harus memahami (1) sifat-sifat murid pribadi dan kemungkinan-
kemungkinan perkembangannya; (2) penyesuaian penyesuaian pribadi dan sosial yang
akan ditempuh oleh setiap anak mudah dalam lingkungan kulturalnya yang sekarang; dan
(3) faktor-faktor psikologis dalam proses belajar mengajar. Adapun prinsip-prinsip
perkebangan aplikasinya bagi pembelajaran adalah sebagai brikut.
1. Prinsip Ketuhanan Organisme
Aplikasi dalam pembelajaran guru harus melaksanakan asas korelasi dan kurikulum
pendidikan harus bersifat interaksi.
2. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan.
3. Prinsip Pola untuk Perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan mengikuti pola perkembangan yang sama, yaitu
guru harus menyesuaikan sistem pendidikan yang digunakan.
Contoh sistem clasikal, yaitu anak dapat dikelompokkan sesuai dengan tingkat
kemampuan perkembangan siswa.
Sekolah dapat menyediakan sarana atau media pembelajaran yang disesuaikan
dengan perkembangan siswa.
4. Prinsip Konvergensi
Karena pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh hereditas dan lingkungan; maka:
Pendidikan harus dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh masing-
nasing anak.
Upaya pendidikan di batasi oleh kemanpuan anak.
5. Prinsip Bimbingan
Perlu bantuan yang diberikan secara sadar oleh orang dewasa
Perlu ada perencanaan
Perlu ada bimbingan bagi murid yang mengalami permasalahan belajar
6. Prinsip Pematangan
Pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi bila sudah waktunya untuk tumbuh dan
berkembang sehingga dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
7. Prinsip Fungsional dan Dinamis
Peristiwa dan oerkebangan akan menjadi dasar untuk peristiwa perkembangan selanjutnya
dinamis adalah menuju ke arah kesempurnaan.[4]
Dari beberapa penjelasan di atas, prinsip-prinsip perkembangan pada dasarnya mengacu:
1. Kontribusi perkembangan pada pembelajaran.
2. Mempertinggi/ memperluas perkembangan pengalaman yang pokok/ dasar.
3. Kekuatan perkembangan tergantung pada bahasa.
4. Perkembangan adalah berlangsung terus- menerus dan relatif tertib/ rapi.
5. Orang/ pribadi berkembang pada kecepatan yang berbeda.
6. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan, keturunan, dan umur (secara
pribadi).
psikologi perkembangan 10/6/2014
http://masulfi.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 3 / 6
D. SECARA GARIS BESAR, PERISTIWA PERKEMBANGAN MEMPUNYAI
ATAU MENGIKUTI PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN SEBAGAI
BERIKUT:
1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti timbul menjadi besar, namun mencakup rangkaian
perubahan yang bersifat progesif, teratur, koheren dan kesinambungan. Jadi, antara satu tahap
perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas, berdiri sendiri sendiri.
2. Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi. Proses diferensasi artinya ada
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu, lambat laun bagian-bagiannya
bertumbuh menjadi sangat nyata dan bertambah jelas dalam rangka keseluruhan.
3. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum mejadi khusus. Contoh,
seorang bayi mula-mula akan beraksi tersenyun bila melihat setiap wajah manusia. Dengan
bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu.
4. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai.
Walaupun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dan fase yang lain, tahapan
perkembangan ini sifatnya universal. Sebagai contoh, perkembangan anak yang normal akan
tampak berturur- turut: memiringkan badan, telungkup, mengangkat kepala, duduk,
merangkak, berjalan dengan bantuan, akhirnya berjalan.
5. Setiap anak mempunyai tempo kecekapan perkembangan sendiri-sendiri. Dengan kata lain,
ada anak yang perkebangannya cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Jadi
perkebangan anak yang satu berbeda dengan anak yang lain, baik dalam perkambangan organ
atau aspek kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembanga tersebut.
Perkembangan, baik fungsi jasmani maupun fumgsi rohani, tidaklah dapat disamakan
waktunya. Misalnya lama perkembangan anak untuk fungsi merangkak, dan lain-lain demikian
pula untuk perkembangan suatu fungsi rohani, seperti lamanya kecepatan waktu untuk
mengartikan suatu kalimat bahasa akan berbeda dengan kcepatan lamanya untuk fungsi
berfikir.
Tempo perkembangan manusia pada umumnya terbagi dalam katogori: cepat, sedang dan
lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, biasanya menunjukkan
kelainan yang relatif sangat jarang terjadi.
6. Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan.
Artinya proses perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik, terkadang turun pada
suatu saat anak mengalmi perkembangan yang tenang dan pada saat lain, ia mengalami
perkembangan yang menggoncangkan. Jadi, irama perkembangan itu tidak menetap.
Adakalanya tenang, adakalanya goncang.
7. Setiap anak, seperti juga organisme lainnya, memiliki dorongan dan hasrat mempertahankan
diri dri beberapa hal-hal yang negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian dan
sterusnya. Mereka memerlukan sandang, pangan, papan, dan penddidikan.
8. Dalam perkembangan terdapat peka. Masa peka ialah suatu masa dalam perkebangan anak,
saat suatu fungsi jasmani ataupu rohani, dapat berkembang dengan cepat jika medapat latihan
yang baik dan kontinyu. Masa peka diantara anak yang satu dengan anak yang lainnya tidah
mudah untuk di ketahui, karena hal ini mmerlukan penelitihan yang seksama melalui berbagai
percobaan. Misalnya, untuk menentukan apakah seorang anak sudah mengalami masa peka
bagi pembuatan kerajinan tangan tertentu dan lain-lain. Suatu gejala kepekaan seyogjanya
diselidiki dengan percobaan, yaitu apakah anak tersebut sudah tampak terarah minatnya pada
suatu fungsi tersebut apa belum.
9. Perkembangan tiap-tiap anak pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan
sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan. Anak manusia dengan bakat pembawaanya itu,
hanyalah merupakan bakat-bakat yang tersedia untuk memberikan kemungkinan-kemungkinan
berkembang saja. Agar bakat yang tersedia itu dapat berkembang dengan sebaik-baiknya,
diperlukan adanya suatu proses menjadi matang, pemberian kesempatan kemungkinan
berkembang dari alam sekitarnya, serta memeliharaan yang kontinyu dari manusia-manusia
dewasa, baik secara langsung maupun tidak langsung.[5]
Sebagai contoh, dapat dikemukakan bahwa anak yang normal, menurut bakat dan
pembawaannya memiliki sifat-sifat untuk berbicara. Namun demikian, untuk berbicara
tersebut mereka mendengar kata-kata dan kalimat bahasa dalam pergaulan dengan alam
sekitarnya. Seorang anak keturunan Inggris yang baru lahir dan dibesarkan di Indonesia,
serta dipelihara oleh orang Indonesia dan dalam pemeliharaannya sehari-harinya
menggunakan bahasa Indonesia, tidak mungkin bisa berbahasa Inggris, karena
pendidikannya, termasuk pergaulan sehari-harinya, tidak memberikan kesempatan untuk
psikologi perkembangan 10/6/2014
http://masulfi.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 4 / 6
berbicara bahasa Inggris.
Seorang anak yang lahir dalam keadaan tuli, walaupun alat-alat bicaranya cukup baik
dan menurut pembawaannya manusia itu adalah makhluk yang dapat berbicara, karena
kesempatan berbicara untuk belajar terganggu (alat pendengarannya rusak), ia tidak
mungkin dapat berbicara dan mengenal bahasa.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti timbul menjadi besar, namun mencakup
rangkaian perubahan yang bersifat progesif, teratur, koheren dan kesinambungan. Jadi,
antara satu tahap perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas,
berdiri sendiri sendiri.
2. Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi.
3. Perkembangan dimulai dari proses-proses yang sifatnya umum mejadi khusus.
4. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai.
5. Setiap anak mempunyai tempo kecekapan perkembangan sendiri-sendiri.
6. Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan.
7. Setiap anak, seperti juga organisme lainnya, memiliki dorongan dan hasrat
mempertahankan diri dri beberapa hal-hal yang negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak aman,
kematian dan sterusnya. Mereka memerlukan sandang, pangan, papan, dan penddidikan.
8. Dalam perkembangan terdapat peka.
9. Perkembangan tiap-tiap anak pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Syamsul Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2008
Drs. Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2003
Drs. H. A bu Ahmadi, Psikologi Umum, PT. Reneka Cipta, Jakarta, 2009
F. J. Monks A. M. P. Knoers dan Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, Gajah
Mada University Press, Jogjakarta, 2006
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, Ar Ruzz Media, Yogjakarta,
2011.
Prof. Dr. H. Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Ar Ruzz Media,
Yogjakarta, 2009
Prof. Drs. Agoes Soejanto, psikologi perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005
psikologi perkembangan 10/6/2014
http://masulfi.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 5 / 6
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh mas ulfi di 19.02
[2] Prof. Dr. H. Baharuddin, M. Pd. I, pendidikan dan psikologi perkembangan , Yoggyakarta, Ar
Ruzz Media, 2010, hal. 74-76
[3] Dr. H. Syamsu Yusuf, LN., M. Pd.I, Psikilogi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung, PT.
Remaja Rusda Karya, 2009, hal. 17-20
[4] Prof. Dr. H. Baharuddin, M. Pd. I, pendidikan dan psikologi perkembangan , Yoggyakarta, Ar
Ruzz Media, 2010, hal. 76-78
[5] Drs. AlexSobur, M.si Psikologi Umum Bandung, Pustaka Setia, 2009, hl. 141-145
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
psikologi perkembangan 10/6/2014
http://masulfi.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 6 / 6

Anda mungkin juga menyukai