PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia di bawah lima tahun (balita) adalah usia yang paling kritis atau paling menentukan
intelegensi hampir seluruhnya terjadi pada usia di bawah lima tahun. Kalau seseorang sudah
terlanjur menjadi pencuri atau penjahat, maka pendidikan Universitas bagi orang tersebut boleh
dikatakan tidak berarti apa-apa. Sebagaimana halnya sebatang pohon bambu, setelah tua susah
dibengkokkan.
Anak-anak pada usia di bawah lima tahun memiliki intelegensi laten (potential intelegence) yang
luar biasa. Namun pada umumnya para orangtua dan guru hanya bisa mengajarkan sedikit hal
pada anak-anak. Sesungguhnya anak-anak usia muda tidak “complicated” (ruwet) dalam belajar,
tetapi orangtua atau guru yang bermasalah. Pada umumnya kita selalu menyalahkan anak-anak
apabila tingkah laku mereka tidak seperti yang kita inginkan. Hal ini lebih banyak disebabkan
karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman kita terhadap perkembangan jiwa anak, sehingga
Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa dan kemampuan untuk menyerap
informasi sangat tinggi. Kebanyakan orang tidak mengenali dan memahami kemampuan 'magic'
yang ada pada anak-anak. Mereka hanya bisa berkata, "Saya tahu anak-anak belajar lebih cepat",
tetapi mereka tidak tahu seberapa cepat anak-anak bisa belajar. Karena keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan orang tua dan guru-guru maka potensi luar biasa yang ada pada setiap anak
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
1. Teori-teori aja saja yang terdapat didalam pendidikan anak usia dini?
2. Apa saja konsep perkembangan yang terdapat didalam pendidikan anak usia dini?
C.Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui teori-teori apa saja yang terdapat didalam pendidikan anak unisa
dini
2. Dan mengetahui apa saja konsep yang terdapat didalam perkembangan anak atau
Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan
sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari-hari,
tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan
kehendaknya, di sekolah guru sering memberikan tekanan (preasure) tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak, di berbagai media cetak/elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas lagi,
1) Metode pendidikan yang dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun
metodologi pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-benar
Menurut Montessori, paling tidak ada beberapa tahap perkembangan sebagai berikut:
Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah
Usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat
Masa usia 2 - 4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat dikoordinasikan dengan baik, untuk
berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi rutin dan yang rutin, berminat pada benda-
benda kecil, dan mulai menyadari adanya urutan waktu (pagi, siang, sore, malam).
Rentang usia tiga sampai enam tahun, terjadilah kepekaan untuk peneguhan sensoris, semakin
memiliki kepekaan indrawi, khususnya pada usia sekitar 4 tahun memiliki kepekaan menulis dan
individu dari masa konsepsi sampai mati,Objek Psikologi Perkembangan dan objek setiap
ilmu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu objek material dan objek formal. objek
material adalah objek yang bersifat umum, dilihat dari wujud bendanya.
Sedangkan objek formal adalah objek yang bersifat khusus, dari segi apa objek material
Metoda Psikologi Perkembangan Metoda, tepatnya metoda ilmiah merupakan suatu prosedur
untuk mencapai suatu tujuan, yaitu diperolehnya kebenaran ilmiah tentang objek yang
dipelajari oleh ilmu. Untuk mempelajari gejala kejiwaan, metoda yang dipakai dalam
Longitudinal method merupakan metoda yang dilakukan dengan waktu yang relative
lama, hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan dari tahun ketahun. Kelebihan metoda ini
adalah bahwa suatu proses perkembangan dapat dipelajari secara teliti. Adapun
berdampak juga pada biaya dan tenaga yang harus dikeluarkan. Cross-sectional method
atau sering juga disebut transversal method merupakan metoda penelitian yang dilakukan
dengan mempelajari perilaku individu-individu dari tingkatan usia yang berbeda namun
setiap fase. Bisa saja apa yang diperoleh melalui metoda ini kurang.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan yang
terjadi pada aspek fisik. Contoh: munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah
perubahan progresif.
Aspek yang berubah, pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik, sedangkan
pertumbuhan. Perkembangan individu dapat terjadi secara normal bila yang bersangkutan
terjadinya proses pertumbuhan. Contoh: dalam waktu kurang lebih 12 bulan semenjak
kelahirannya, ukuran kaki anak semakin bertambah besar dan panjang (pertumbuhan),
kemudian kaki tersebut mulai difungsikan untuk berdiri dan berjalan (perkembangan).
Menurut Kuntjojo Pertumbuhan merupakan proses untuk menyiapkan perkembangan.
berbeda dengan perkembangan tapi karena keduanya tidak terpisahkan selain itu juga
pertumbuhan dan perkembangan seringkali hanya dinyatakan dengan satu istilah saja,
yaitu perkembangan.
A. Teori Perkembangan
Memunculkan prinsip teoritis dalam naskah akademik ini sangat penting untuk
terhadap pendidikan anak usia dini. Berbagai teori klasik yang ada hingga teori-teori
kekinian yang ada merupakan sebuah perjalanan panjang bagaimana dunia pendidikan
selalu berubah memberikan solusi terbaik dalam rangka membangun manusia yang mulia
Teori Perkembangan Kognitif oleh Piaget,diteori ini terdapat beberapa tahan yaitu
Anak usia dini yang berusia 4 hingga 6 tahun berada pada tahapan ini. Di mana
anak mampu berfikir tentang obyek benda, kejadian, atau orang lain. Anak sudah mulai
mengenal symbol berupa kata-kata, angka, gambar dan gerak tubuh. Namun cara berfikir
ini masih tergantung pada obyek konkrit dan rentang waktu kekinian, sserta tempat di
mana ia berada. Mereka belum mampu berfikir abstrak sehingga symbol-simbol yang
konkrit sangat dibutuhkan untuk dapat dipahami mereka. Misalnya dalam mengenalkan
angka mesti diiringi dengan obyek nyata berupa gambar atau benda-benda lainnya yang
jumlahnya sesuai dengan angka tersebut. Selain itu anak juga belum mampu mengaitkan
rentang perkembangan, yang dalam rentang usia 3 hingga 6 tahunan tengah berada dalam
tahapan Inisiatif. Menurut Erikson rentang inisiatif ini berada dalam perkembangan
emosi. Peran guru sebagai penidik mesti mampu menghadirkan emosi positif dalam
mengringi proses pendidikan. Hal ini akan membantu anak dalam mengelola konflik-
konflik yang terjadi akibat benturan emosi positif dan emosi negative dalam pergaulan
dengan perkembangan emosi yang baik pada tahap sebelumnya akan berpotensi
berkembang kea rah yang positif. Mereka kreatif, antisius melakukan sesuatu, suka
bereksperimen, berimajinasi, berani mengambil risiko dan senang bergaul dengan sesame
teman. Namun semua ini tergantung pada kondisi yang disiapkan pendidik kepada
mereka. Jika anak-anak suka dipuji dan hasil karyanya dihargai tentu saja akan
Sebaliknya jika ia suka dikritik, dilabel sebagai anak nakal tentu saja akan muncul emosi
negative yang akan menumbuhkan rasa bersalah pada diri mereka sebagai anak. Pada saat
tertentu rasa bersalah mesti dihadirkan yang membantu membangun rasa tanggung jawab
yang dalam kepatutan akan mendukung tumbuhnya karakter baik pada diri anak.
Semakin rasa tanggung jawab tumbuh dalam diri anak maka rasa inisiatif akan semakin
Vygotsky (1896-1934) sangat setuju dengan adanya pesan budaya dalam proses
pembelajaran di sekolah. Ia mengatakan bahwa kontribusi budaya, interaksi social, dan sejarah
bahasa, membaca dan menulis pada anak. Pembelajaran yang berbasis pada budaya dan interaksi
sosial mengacu pada perkembangan fungsi mental tinggi, yang terkait dengan aspek sosio-
[3]historis-kultural. Ketiga hal ini akan sangat berdampak terhadap persepsi, memori dan
sarana atau tools di dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengalaman-pengalaman anak yang
Development.” Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mengaitkan
berbagai aspek pembelajaran yang ada dalam kurikulum dengan pengalaman nyata yang dijalani
anak dalam kehidupan mereka sehari-hari. Metodologi yang efektif terkait dengan pengajaran
dalam kelompok besar yang utuh, pengajaran melalui objek nyata, beragam gaya belajar,
langsung, penemuan, konstruktif, melalui tutor sebaya sangat dibutuhkan anak agar ia dapat
Didalam teori konstruktivisme modern oleh Vygotksy dibagi dalam tiga tahap yaitu:
perkembangan terdekat mereka. Artinya, suatu jarak antara keterampilan yang sudah dimiliki
oleh anak dengan keterampilan baru yang diperoleh dengan bantuan dari orang dewasa
tengah lingkungan dengan fitur yang sekaya mungkin sehingga memberikan kesempatan
melimpah bagi anak untuk membangun konsep dan internalisasi pemahaman dalam dirinya
tentang berbagai hal sehingga anak memperoleh rangsangan yang kuat untuk mempelajari suatu
Adalah suatu istilah untuk proses pembelajaran di mana guru menyediakan dukungan kepada
anak usia dini dalam bentuk scaffold hingga anak usia dini berhasil membentuk pemahaman
kognitifnya. Pemagangan kognitif atau cognitive apprenticeship juga merupakan suatu budaya
belajar dari dan di antara teman sebaya melalui interaksi satu sama lain sehingga membentuk
suatu konsep tentang sesuatu pengalaman umum dan kemudian membagikan pengalaman
membentuk konsep tersebut di antara teman sebayanya (Collins, Brown, and Newman1989).
Wilson and Cole (1994) mendeskripsikan ciri khas pemagangan kognitif yaitu “ heuristic
content, situated learning, pemodelan, coaching, articulation, refleksi, eksplorasi, dan ”order in
increasing complexity”.
Yaitu dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal yang
penting dalam pemikiran konstruktivis memodern. Scaffolding is adjusting the support offered
during a teaching session to fit the child’s current level of performance ” .Scaffolding sebagian
besar ditemukan dilakukan oleh orang dewasa (adult/care giver/parent/teacher) atau orangyang
Kohlberg sebagai pakar perkembangan moral, bertumpu pada teori Piaget yang menyatakan
bahwa perkembangan afektif (affective development) terjadi pada anak usia 1 hingga 5 tahun.
Saat itu anak berada pada ”self oriented Morality”. Sebagai tahapan awal dari perkembangan
moral kondisi ini merupakan “the Golden Rule” karena pada tahapan ini mulai tumbuh “mutual
respect” pada diri anak. Kepada mereka mulai dapat dikenalkan sopan santun, dan perbuatan
baik lainnya, walau terkadang mendapat pertentangan karena mereka sulit diatur dan berada pada
masa egosentris. Berbenturannya antara berfikir egosentris dengan mutual respek merupakan
arena yang mengasyikkan bagi tumbuhnya transformasi nilai-nilai pada diri anak. Kebajikan
akan tumbuh melalui serangkaian proses panjang yang melibatkan dan mengasah logika serta
emosi saling berbenturan. Namun dari kondisi inilah akan muncul kecerdasan emosi yang akan
menjaga pertumbuhan moral anak dapat berjalan semestinya. Thomas Lickona, bapak karakter
dari Cortland University menyatakan bahwa pada usia 4 hingga 6 tahun anak tengah berada pada
tahap ”PATUH TANPA SYARAT” (Authority Oriented Morality). Pada fase ini anak
meperlihatkan sikap penurut, mudah diajak kerjasama, dan mau mengerjakan perintah orang tua
dan guru. Namun terkadang juga muncul sifat egosentrisnya sebagai bentuk bahwa
perkembangan moral pada diri mereka tengah mencari bentuk. Ada beberapa karakteristik
faktor yang mencakup kehidupan manusia. Ringkasnya teori ini mengatakan bahwa
perkembangan anak dipengaruhi oleh konteks mikrosistem (keluarga, sekolah dan teman
sebaya), konteks mesosistem (hubungan keluarga dan sekolah, sekolah dengan sebaya, dan
sebaya dengan individu), konteks ekosistem (latar sosial orang tua dan kebijakan pemerintah),
dan konteks makrosistem (pengaruh lingkungan budaya, norma, agama, dan lingkungan sosial di
Teori Bronfenbrenner ini membantu memberikan penjelasan kepada para pendidik untuk
memahami berbagai risiko yang dapat mempengaruhi proses perkembangan anak secara negatif
misalnya masalah kemiskinan, kekerasan pada anak, dan konflik dalam keluarga. Seorang guru
akan menjalin hubungan dengan anak yang memiliki latar negatif dengan memberikan perhatian
Terjadinya perubahan semua aspek baik aspek fisik maupun aspek psikis.
jelas sekali terlihat. Semakin bertambah usia perbandingan dalam ukuran tubuh individu semakin
berubah dan pada masa remaja tubuh individu telah memiliki proporsi tubuh seperti yang
dimiliki orang dewasa. Perubahan proporsi psikis dapat dikenali misalnya dalam kemampuan
berimajinasi dan berpikir. Pada mulanya daya imajinasi individu lebih menonjol dari pada daya
pikirnya. Seiring dengan bertambahnya usia, proporsi daya imajinasi menjadi semakin berkurang
Lenyapnya tanda-tanda yang lama, baik secara fisik maupun kejiwaan. Tanda-tanda fisik yang
hilang misalnya : kelenjar thymus (kelenjar anak- anak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar
pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus, dan gigi susu. Tanda-tanda kejiwaan yang
hilang antara lain hilangnya kebiasaan meraban dan perilaku impulsive (dorongan untuk
Diperolehnya tanda-tanda yang baru. Tanda-tanda baru pada aspek fisik diantaranya adalah :
pergantian gigi, munculnya ciri-ciri seks primer dan juga seks sekunder. Tanda-tanda baru pada
aspek psikis yang muncul diantaranya : rasa ingin tahu akan sesuatu, kemampuan mengendalikan
emosi, dll.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Beberapa individu yang usianya sama ternyata
perkembngan mereka baik secara vertical maupun horizontal tidak selalu sama. Bahkan beberapa
1. Teori Asosiasi (tokoh : John Locke) Menurut teori asosiasi perkembangan merupakan proses
asosiasi, yaitu proses penyatuan dari bagian-bagian menjadi keseluruhan. Dalam proses ini
bagian bersifat primer sedangkan keseluruhan bersifat sekunder. Contoh : pengetahuan yang
dimiliki oleh individu diperoleh sedikit demi sedikit sehingga terbentuk sebagai suatu kesatuan.
2. Teori Gestalt (tokoh :Wertheimer) Menurut teori Gestalt, perkembangan adalah proses
diferensiasi, yaitu proses penguraian dari keseluruhan menjadi bagian-bagian. Ini berarti bahwa
pada masa pranatal dan perkembangan individu sebelum dan sesudah masa pubertas.
3. Teori Neo Gestalt (tokoh : Kurt Lewin) Lewin menyatakan bahwa perkembangan merupakan
proses diferensiasi dan stratifikasi. Yang dimaksud dengan proses stratifikasi adalah proses
sangat terbatas, apa yang terwujud dalam gerak-gerik dan ucapannya sama dengan apa yang ada
dalam isi jiwanya. Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula jumlah lapisan kepribadian,
sehingga semakin sulit untuk mengetahui isi jiwa seseorang, karena apa yang terlihat sebagai
4. Teori Sosiologis (tokoh : J.M. Baldwin dan Sigmund Freud ) Menurut Baldwin,
perkembangan merupakan proses sosialisasi yang berlangsung secara imitasi, yaitu proses
peniruan terhadap sikap maupun tingkah laku orang lain. Sedangkan menurut Sigmund Freud,
perkembangan adalah proses sosialisasi yang berlangsung melalui identifikasi, yaitu proses
5. Teori Bio Sosial (tokoh : Havighurst) Menurut teori ini, perkembangan adalah proses belajar.
Havighurst menyatakan living is learning and growing is learning, artinya hidup itu adalah
belajar, dan berkembang juga belajar. Maksudnya adalah bahwa manusia itu untuk
1.Teori ini dipelopori oleh John Locke (1632 – 1704). Menurut teori empirisme, perkembangan
individu ditentukan oleh lingkungannya. Teori ini beranggapan bahwa pembawaan itu tidak ada.
John Locke menyatakan bahwa pada saat dilahirkan, jiwa individu dalam keadaan kosong (ibarat
tabularasa yang belum tertulisi), dan lingkunganlah yang akan mengisi kekosongan tersebut.
2.Teori Nativisme Teori nativisme dengan tokohnya Arthur Schopenhauer (1788 – 1880),
dibawa sejak lahir (pembawaan). Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang baik dengan
3.Teori Konvergensi Teori konvergensi disebut juga teori interaksionisme. Teori ini
dikemukakan oleh William Stern (1871 – 1939). Menurut Stern, perkembangan individu
merupakan hasil perpaduan atau interaksi antara faktor pembawaan dengan faktor ling-kungan.
Pembawaan sudah ada pada masing-masing individu sejak kelahirannya. Dan pembawaan ini
tidak dapat berkembang menjadi kecakapan nyata bila tidak mendapat pengaruh dari lingkungan.
Dari ketiga teori tersebut yang dapat diterima kebenarannya adalah teori kon-vergensi. Namun
perlu ditambahkan bahwa masih ada satu faktor lagi yaitu usaha atau motivasi dari diri sendiri
merupakan hasil perpaduan antara faktor internal (pembawaan dan motivasi dari diri sendiri) dan
faktor eksternal
1. Biografi tokoh
john locke lahir di sebuah desa kecil Somerset, Inggris pada tanggal 26 Agustus 1632
dari seorang ibu yang sangat sholeh dan penyayang dan seorang ayah yang keras. Locke terkenal
sebagai bapak empirisme di bidang filsafat dan bapak teori belajar di bidang psikologi.
2. Teori Enviromentalisme
Titik awal teori Locke adalah penolaknya terhadap doktrin ide bawaan yang masih
meyakini kalau ide-ide tertentu merupakan ide bawaan, sudah ada di jiwa mendahului
pengalaman. Locke beranggapan bahwa jiwa anak-anak merupakan tabularasa seperti kertas
kosong sehingga apapun pikiran yang mucul darinya hampir-hampir sepenuhnya muncul dari
pembelajaran dan pengalaman mereka. Teori Locke sangat cocok dengan pemikiran liberal dan
demokratis pencerahan. Jika anak-anak pada dasarnya adalah organisme kosong, maka itu berarti
mereka lahir dalam kondisi setara. Locke mengakui kalau individu memiliki tempramen yang
berbeda-beda, namun secara keseluruhan lingkunganlah yang membentuk jiwa (Locke, 1693,
bagian 1, h.32) jadi yang penting disini adalah pembelajaran pada masa bayi. Bagaimana
lingkungan dapat membentuk jiwa anak berdasarkan dua konsep yaitu : sebagian besar pikiran
dan perasaan kita berkembang lewat proses asosiasi dan kebanyakan tingkah laku kita
1. Pengendalian diri, yaitu untuk menanamkan disiplin diri, pertama-tama kita harus menjaga
kesehatan fisik anak. Saat tubuh menjadi sakit dan lemah, kemampuan untuk mengendalikan
2. Penghargaan dan penghukuman terbaik, tidak semua bentuk penghargaan menghasilkan sesuatu
yang kita inginkan. Locle menentang penggunaan uang atau manisan sebagai hadiah karena
hanya akan merusak tujuan utama pendidikan yaitu mengendalikan keinginan dan tunduk kepada
rasio. Penghargaan terbaik adalah pujian dan sanjungan dan penghukuman terburuk adalah
ketidak setujuan. Ketika anak-anak bertindak dengan baik kita mesti memuji mereka merasa
bangga, sebaliknya, waktu mereka bertindak buruk kita hanya boleh memberinya tatapan dingin
3. Aturan-aturan, pada dasarnya praktik memberikan aturan yang keras lalu menghukum jika tidak
menaatinya sebenarnya tidak bermanfaat, sebagai pengganti aturan-aturan semacam itu, Locke
karena anak-anak lebih banyak belajar dari contoh atau teladan dari pada pemahaman. Sambil
tetap memberikan perintah dan aturan, kita harus mendorong anak-anak mempraktiakan tingkah
a. Biografi Tokoh
Jean Jacques Rousseau (1712-1778) lahir di Jenewa Swiss pada tanggal 28 Juni 1712,
putra dari seorang ayah pembuat jam dan seorang ibu yang cantik dan sentimentil, namun
meninggal dunia waktu melahirkan dia. Karena itu selama 8 tahun pertama hidupnya Rousseau
di besarkan ayah dan bibinya. Menurut Rousseau, si ayah sangat menyayanginya namun ayahnya
tidak pernah lupa bahwa dia adalah penyebab ibunya meninggal. Dia adalah seorang tokoh
filosofi besar penulis dan komposer pada abad pencerhan. Pemikiran filosofinya mempengaruhi
percaya kalau sangat vital bagi kita untuk memberikan kepada alam kesempatan menuntun
pertumbuhan anak.
b. Teori Naturalisme
Rousseau setuju dengan Locke bahwa anak-anak berbeda dengan orang dewasa, namun dia
menyorot hal ini secara lebih positif. Anak-anak bukan wadah kosong ataupun kertas kosong
melainkan sudah memiliki mode perasaan dan pemikirannya sendiri. Ini terjadi demikian
lantaran mereka berkembang menurut rencana alam, yang mendesak mereka untuk
mengajar anak-anak berpikir dengan cara-cara yang benar kita juga harus membiarkan mereka
menyempurnakan sendiri kemampuan mereka dan belajar dengan cara-cara mereka sendiri
seperti yang diinginkan alam. Alam seperti guru tersembunyi yang mendorong anak
Produknya mungkin bisa menyesuaikan diri dengan suatu lingkungan sosial, namun tetap saja
dia sebuah pribadi yang kuat dan utuh. Untuk membantu alam di salam proses ini, kita harus
mempelajari semua hal tentang tahap perkembangan manusia. Menurut Rousseau, tahap utama
Bayi mengenali dunia langsung lewat indranya. Mereka tidak mengetahui ide atau pemikiran
apapun, mereka hanya sekedar mengalami rasa enak dan rasa sakit
Tahap ini dimulai ketika anak-anak mendapatkan sebuah indepedensi baru, mereka sekarang bisa
anak-anak memperoleh sejumlah besar kekuatan fisik, mereka bisa memotong kayu, mendorong
Masa Dewasa
Seseorang menjadi makhluk yang sosial sepenuhnya hanya di tahap ke-4, di mulai di masa
pubertas. Rousseau menyatakan bahwa peburtas di mulai pada usia 15 tahun. Tubuh mengalami
perubahan dan hasrat mulai naik dalam dirinya. Perubahan tempramen yang seringkali
mengkristal dalam kemarahan dan sebuah pengendakian terus menerus terhadap pikiran,
C. Teori Preformotionism
‘’MINIATURE ADULTS’’ tetapi pada abad ke-16, performotionism adalah teori yang dulunya
populer bahwa organisme berkembang dari diri mereka sendiri.alih-alih berkumpul dari bagian-
bagian, kaum performotionism meyakini bahwa bentuk makhluk hidup ada, secara nyata,
tahun sehingga muncul harapan orang dewasa mengenai pola tingkah laku anak kecil. Dan
merujuk pada aspek-aspek generasi bentuk selama ontogeni yang tidak sepenuhnya genetik atau
A. Kesimpulan
Perspektif enviromentalisme adalah teori yang dicetuskan oleh Locke yang menaganggap
bahwa anak-anak merupakan kertas kosong, dan yang akan membentuk kepribadian mereka
Perspektif naturalisme adalah teori yang dicetuskan Rousseau yang berpandangan bahwa
anak-anak tidaklah sekosong kertas putih melainkan mereka sudah memiliki mode perasaan dan
pemikirannya sendiri, maka kewajiban orang tua adalah selain memberikan pengajaran terhadap
anak juga harus membiarkan mereka menyempurnakan sendiri kemampuan mereka dan belajar
performotionism meyakini bahwa bentuk makhluk hidup ada, secara nyata, sebelum
perkembangannya.
Metode pendidikan anak yang mempelajari psikologi perubahan tingkah laku dan
kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari masa konsepsi sampai maati.
B. Saran
Setelah mengetahui teori perkembangan dari ketiga perspektif ini, hendaknya para orang
tua lebih memberikan perhatian khusus kepada anak mereka masing-masing, dan memberikan
pengajaran serta memberikan kepada mereka role model yang baik dengan cara memberikan
contoh perilaku yang baik untuk dicontoh oleh mereka, dan menghindari metode pengasuhan
dengan cara kekerasan yang akan merusak kepribadian dan mental anak.
DAFTAR PUSTAKA
Encyclopedia.2005
Crain. William, 2014. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi, Terjemah. Yudi Santoso,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jean-Jacques_Rousseau
http://jv.m.wikipedia.org/wiki/John_Locke