Anda di halaman 1dari 19

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Journal of IAIN Sultan Amai Gorontalo

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN


EFEKTIFITAS
PROSES BELAJAR MENGAJAR
Alfian Erwinsyah
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Abstrak

Permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini yakni Bagaimana implementasi manajemen
kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar. Apa saja faktor penghambat
manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar. Usaha-usaha apa yang
ditempuh dalam manajemen kelas sehingga dapat meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.
Implementasi Manajemen Kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar yang
meliputi: perencanaan pembelajaran, pengarahan, mengatur ruang kelas, komunikasi; dan kontrol.
Hal ini diimplementasikan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar sehingga dapat
meraih prestasi yang murni.
Faktor penghambat manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar adalah
Faktor guru, faktor penghambat yang datang dari berupa hal-hal, seperti: tipe kepemimpinan guru
yang otoriter, format belajar mengajar yang tidak bervariasi (monoton), kepribadian guru yang tidak
baik, pengetahuan guru yang kurang, serta pemahaman guru tentang peserta didik yang kurang.
Faktor peserta didik. Faktor keluarga. Faktor fasilitas. Usaha-usaha yang ditempuh dalam manajemen
kelas sehingga dapat meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar yaitu: a) mempersiapkan tugas
administratif, b) penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi; dan c)
menggunakan pendekatan pluralistik.
Kata Kunci: Manajemen Kelas, Efektivitas Proses Belajar Mengajar

A. Pendahuluan tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa


Belajar adalah suatu proses yang komponen yang antara lain terdiri atas: murid,
komplek dan terjadi pada setiap orang guru, kepala sekolah, materi pelajaran, sarana
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi prasarana (perpustakaan), lingkungan dan
karena interaksi antara seseorang dan beberapa fasilitas lain yang memenuhi dalam
lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat proses pembelajaran sehingga akan menunjang
terjadi kapan dan dimana saja. Adapun secara keefektifan proses pembelajaran.1 Peran guru
sederhana belajar dapat diartikan sebagai suatu sangat penting dalam pendidikan. Baik
proses yang terjadi karena adanya usaha untuk buruknya pendidikan dipengaruhi bagaimana
mengadakan perubahan terhadap diri manusia seorang guru bisa memanifestasikan dan
yang melakukan, dengan maksud memperoleh mengaplikasikan sumbangsihnya ke dalam
perubahan dalam dirinya pada tingkat lembaga formal untuk mewujudkan kecerdasan
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta bangsa dan cita-cita negara, sehingga antara
selalu ada usaha berupa latihan. guru dan pendidikan merupakan satu
Proses belajar mengajar yang komponen yang tidak bisa dipisahkan.
diselenggarakan di beberapa sekolah sebagai
pusat pendidikan formal lebih dimaksudkan
1
untuk mengarahkan perubahan pada diri sendiri Wibowo, Manajemen Perubahan,
(Jakarta : Raja Granfindo Persada, 2013). Hal. 116
secara terencana baik dari segi kognitif, afektif
dan psikomotorik. Dalam interaksi belajar

87
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Jika dari kata “pendidikan” berarti ada berupa kegiatan administratif yang mencakup
pendidik dan ada yang dididik, maka artinya kegiatan prosedural dan organisasional seperti,
guru dan murid. Seorang guru atau pendidik penataan ruangan, pengelompokan siswa dalam
bekerja sesuai dengan kurikulum sekolah, baik pembagian tugas, penegakan disiplin kelas,
pada tingkat SD, SMP, SMA. Karena itu, pengadaan tes, pengorganisasian kelas,
frekuensi pendidikan di dalam lembaga pencatatan kelas dan pelaporan.
pendidikan diharapkan mampu menghasilkan Dengan manajemen kelas ini maka
anak didik yang bisa menyelesaikan siswa akan termotivasi dalam pembelajaran
pendidikannya sesuai target yang telah terutama pada manajemen suasana kelas yang
ditentukan, dengan mengacu pada kurikulum pada khususnya merupakan modal penting bagi
yang dijadikan sebagai program pembelajaran. jernihnya pikiran dalam mengikuti pelajaran,
Jika interaksi antara kurikulum yang diajarkan sehingga anak akan merasa nyaman dan
oleh guru dengan kemampuan murid dalam antusias. Dengan pembelajaran Pendidikan
menyerap materi itu menjadi satu kesatuan Agama Islam yang kondusif dan suasana yang
yang utuh, maka target maksimal akan tercapai cenderung rekreatif, maka akan dapat
secara seimbang. mendorong siswa untuk mengembangkan
Dalam kenyataannya yang ada di potensi kreatifitasnya.
lapangan mata pelajaran Pendidikan Agama Belajar merupakan suatu proses yang
Islam dewasa ini mutunya masih rentan karena ditandai dengan adanya perubahan pada diri
belum mencapai target yang diinginkan secara seseorang. Sedangkan pembelajaran
memadai khususnya di sekolah umum. Selain merupakan sebagian dari proses belajar dapat
realitas tersebut, ada asumsi bahwa “Dalam ditujukan dalam berbagai bentuk, seperti
kehidupan sekolah sering kita lihat adanya para perubahan pengetahuan, pemahaman sikap, dan
guru yang dapat dikatakan tidak berhasil dalam tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
mengajar. Indikator dari ketidakberhasilan guru kebiasaan serta merupakan beberapa aspek lain
adalah prestasi siswa yang rendah, tidak sesuai yang ada pada individu yang belajar.
dengan standar atau batas ukuran yang Tingkah laku sebagai proses dari hasil
ditentukan. Kegagalan ini bukan hanya belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
ketidakberhasilan guru dalam mengajarkan internal maupun eksternal. Adapun faktor
tugasnya yaitu menguasai materi bidang studi internal adalah kemampuan yang dimiliki oleh
ketika penyampaian saja, akan tetapi siswa, yaitu minat dan perhatiannya, kebiasaan
ketidaktahuan guru dalam memenejemen kelas. usaha dan motivasi serta beberapa faktor
Hal ini berakibat pada ketidakefektifan lainnya. Sedangkan faktor eksternal dalam
pembelajaran khususnya PAI Sehingga kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan
siswa menurun” 2 menjadi tiga lingkungan yaitu lingkungan
Untuk meningkatkan keefektifan keluarga, sekolah dan masyarakat. Semua itu
pembelajaran khususnya bidang studi PAI, ada sangat mempengaruhi pembelajaran terutama
hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru. di lingkungan sekolah yaitu tentang
Guru hendaknya harus pandai dalam manajemen kelas yang akan berpengaruh pada
manajemen kelas agar dalam pembelajaran proses pembelajaran siswa dalam
berjalan secara efektif dan optimal. Adapun meningkatkan efektifitas proses belajar
ruang lingkup dari manajemen kelas terdiri atas mengajar yang lebih optimal.
kegiatan akademik berupa perencanaan, Perkembangan ilmu pengetahuan dan
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, serta teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam dunia pendidikan.
2
Hamlik Oemar, Perencanaan Pengajaran Berbagai upaya untuk mencapai tujuan
Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Raja pendidikan Indonesia dewasa ini juga terus
Granfindo Persada, 2006). Hal. 14

88
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

berlangsung. Adapun salah satu upaya yang mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan.3
diprioritaskan untuk mencapainya adalah Maka, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
peningkatan mutu pendidikan. Untuk atau manajemen adalah penyelenggaraan atau
peningkatan mutu pendidikan ini seluruh pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat
komponen pendidikan juga perlu ditingkatkan. berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
Selain itu juga dengan adanya otonomi daerah Sebelum kita membahas tentang
maka muncul sebuah keputusan baru dalam manajemen kelas, alangkah baiknya kita
sektor pendidikan terkait dengan upaya ketahui terlebih dahulu apa pengertian dari
peningkatan mutu pendidikan sekolah yaitu pada kelas itu sendiri. Didalam Didaktik
Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam terkandung suatu pengertian umum mengenai
mengimplementasikan MBS secara efektif dan kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu
efisien, para guru harus berkreasi dalam yang sama menerima pelajaran yang sama dari
meningkatkan manajemen kelas dengan tepat guru yang sama pula. Sedangkan kelas menurut
agar pembelajaran berlangsung secara pengertian umum dapat dibedakan atas dua
maksimal, efisien dan efektif. Karena kelas pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan
merupakan media pertemuan segala komponen pandangan dari segi siswa.
pendidikan serta ujung tombak dan juga basis Disamping itu, Hadari Nawawi juga
pendidikan. memandang kelas dari dua sudut, yakni :
Kehidupan dan peradaban manusia di a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang
awal millennium ketiga ini telah banyak dibatasi oleh empat dinding, tempat
mengalami perubahan. Dalam merespon sejumlah siswa berkumpul untuk
fenomena itu, manusia berpacu mengikuti proses belajar mengajar. Kelas
mengembangkan pendidikan diberbagai bidang dalam pengertian tradisional ini,
ilmu. Namun bersamaan dengan itu muncullah mengandung sifat statis karena sekedar
krisis multi dimensi, krisis politik, ekonomi, menunjuk pengelompokan siswa menurut
sosial, hukum, golongan dan ras. Akibatnya tingkat perkembangannya, antara lain
peran serta efektifitas pendidikan Agama Islam berdasarkan pada batas umur kronologis
di sekolah sebagai pemberi nilai spiritual masing-masing.
terhadap kesejahteraan masyarakat mulai b. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat
dipertanyakan. Dengan asumsi jika pendidikan kecil yang merupakan bagian dari
agama dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat sekolah, yang sebagai satu
masyarakat akan jauh lebih baik. kesatuan diorganisir menjadi unit kerja
Salah satu usaha yang dapat dijadikan yang secara dinamis menyelenggarakan
sebagai solusi dalam masalah pembelajaran kegiatan belajar mengajar yang kreatif
adalah pengimplementasian manajemen kelas untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, dapat
dalam pembelajaran diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan
sebagai ruangan belajar atau rombongan
B. Pembahasan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding
Manajemen Kelas atau tempat peserta didik belajar, dan
Manajemen merupakan terjemahan tingkatan (grade). Ia juga dapat dipandang
dari kata “Pengelolaan”. Karena terbawa sebagai kegiatan belajar yang diberikan
oleh derasnya arus penambahan kata pungut oleh guru dalam suatu tempat, ruangan,
kedalam Bahasa Indonesia, maka istilah Inggris tingkat dan waktu tertentu.
tersebut kemudian di Indonesiakan menjadi
“Manajemen“. Arti dari manajemen adalah 3
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan
pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan
Pengelolaan Kelas, Sebagai Lembaga Pendidikan(
penggunaan sumber daya secara efektif untuk jakarta : gunung agung, 2000). Hal. 116

89
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Setelah berbicara tentang pengertian bahwa “manajemen kelas adalah suatu usaha
dari Manajemen dan Kelas diatas, maka yang dilakukan terlaksana kegiatan belajar
dibawah ini para ahli pendidik an seperti yang diharapkan.”
mendefinisikan manajemen kelas, antara lain :
DR. Hadari Nawawi berpendapat Drs. Syaiful Bahri Djamarah
bahwa manajemen kelas diartikan sebagai berpendapat bahwa “manajemen kelas adalah
kemampuan guru atau wali kelas dalam suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas
mendayagunakan potensi kelas berupa yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya proses interaksi edukatif mencapai tujuan
pada setiap personal untuk melakukan pembelajaran.”
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, Dari beberapa pendapat para ahli diatas
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dan masih banyak lagi pendapat yang lain,
dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan manajemen kelas merupakan upaya mengelola
kurikulum dan perkembangan murid. Dari siswa didalam kelas yang dilakukan untuk
uraian diatas jelas bahwa program kelas akan menciptakan dan mempertahankan
berkembang bilamana guru/wali kelas suasana/kondisi kelas yang menunjang
mendayagunakan secara maksimal potensi program pengajaran dengan jalan menciptakan
kelas yang terdiri dari tiga unsur yaitu ; guru, dan mempertahankan motivasi siswa untuk
murid, dan proses atau dinamika kelas. selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam
Johanna Kasin Lemlech, dalam proses pendidikan di sekolah
bukunya Drs. Cecep Wijaya & Drs. A. Tabrani
Rusyan mengatakan bahwa “Classroom 1. Unsur unsur Manajemen
management is the orchestration of classroom a. Man (Manusia)
life : planning curriculum, organizing Dalam pendekatan ekonomi, sumber
procedures and resources, arranging the daya manusia adalah salah satu faktor produksi
environment to maximize efficiency, monitoring selain tanah, modal, dan keterampilan.
student progress, anticipating potential Pandangan yang menyamakan manusia dengan
problems.“4 Menurut definisi ini, yang faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak
dimaksud dengan manajemen kelas adalah tepat baik dilihat dari konsepsi, filsafat,
usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan maupun moral. Manusia merupakan unsur
kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, manajemen yang penting dalam mencapai
penataan prosedur dan sumber belajarnya, tujuan perusahaan.
pengaturan lingkungannya untuk b. Money (Uang)
memaksimumkan efisiensi, memantau Uang selalu dibutuhkan dalam
kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah- perusahaan, mulai dari pendirian perusahaan
masalah yang mungkin timbul. hingga pengurusan perizinan pembangunan
gedung kantor, pabrik, peralatan modal,
oleh penanggung-jawab kegiatan pembayaran tenaga kerja, pembelian bahan
belajar-mengajar atau yang membantu dengan mentah, dan transportasi. Para pemilik modal
maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk
sehingga Dr. Suharsimi Arikunto berpendapat digunakan sebagai modal dalam kegiatan
produksi. Dengan demikian, uang merupakan
4 salah satu unsur penting dalam melakukan
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan,
Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar produksi.
Mengajar( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002). c. Material (Bahan Baku)
Hal 113

90
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Perusahaan umumnya tidak berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa
menghasilkan sendiri bahan mentah yang yang diharapkan.
dibutuhkan tersebut, melainkan membeli dari g. Information (Informasi)
pihak lain. Untuk itu, manajer perusahaan Tentu saja informasi sangat dibutuhkan
berusaha untuk memperoleh bahan mentah dalam suatu perusahaan. Informasi tentang apa
dengan harga yang paling murah, dengan yang sedang populer, apa yang sedang disukai,
menggunakan cara pengangkutan yang murah apa yang sedang terjadi di masyarakat, dsb.
dan aman. Di samping itu, bahan mentah Manajemen informasi sangat penting juga
tersebut akan diproses sedemikian rupa dalam menganalis produk yang telah dan akan
sehingga dapat dicapai hasil secara efisien. dipasarkan.
d. Machine (Mesin) Ketujuh unsur manajemen tersebut
Mesin mulai memegang peranan lebih dikenal dengan sebutan 6 M + I , yaitu
penting dalam proses produksi setelah man, money, material, machine, method,
terjadinya revolusi industri dengan market dan information. Setiap unsur tersebut
ditemukannya mesin uap sehingga banyak memiliki karakteristik yang berbeda.
pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin. Manajemen tidak dapat berjalan dengan baik
Perkembangan teknologi yang begitu pesat, tanpa adanya ketujuh unsur tersebut.
menyebabkan penggunaan mesin semakin Unsur- unsur pengelolaan kelas meliputi:
menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin- 1. Preventif, yaitu upaya yang dilakukan oleh
mesin baru yang ditemukan oleh para ahli guru untuk mencegah terjadinya gangguan
sehingga memungkinkan peningkatan dalam dalam pembelajaran. Beberapa upaya atau
produksi. keterampilan yang harus dimiliki oleh
e. Methode (Metode) seorang guru untuk mendukung terhadap
Metode kerja sangat dibutuhkan agar tindakan preventis antara lain :
mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. a) Tanggap / peka, sikap tanggap ini
Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan ditunjukkan oleh kemampuan guru secara
organisasi, baik yang menyangkut proses dini mampu dengan segera merespon
produksi maupun administrasi tidak terjadi terhadap berbagai prilaku atau aktivitas
begitu saja melainkan memerlukan waktu yang yang dianggap akan mengganggu
lama. Bahkan sering terjadi, untuk memperoleh pembelajaran atau berkembangnya sikap
metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan maupun sifat negatif dari siswa maupun
organisasi, pimpinan perusahaan meminta lingkungan pembelajaran lainnya.
bantuan ahli. Hal ini dilakukan karena b) Perhatian yaitu selalu mencurahkan
penciptaan metode kerja, mekanisme kerja, perhatian pada berbagai aktivitas,
serta prosedur kerja sangat besar manfaatnya. lingkungan maupun segala sesuatu yang
f. Market ( Pasar) muncul. Perhatian merupakan salah satu
Pasar merupakan tempat kita bentuk keterampilan dan kebiasaan yang
memasarkan produk yang telah diproduksi. harus dimiliki oleh guru.
Pasar sangat dibutuhkan dalam suatu 2. Refrensif, keterampilan refrensif tidak
perusahaan. Pasar itu berupa masyarakat diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti
(pelanggan) itu sendiri. Tanpa adanya pasar halnya penanganan dalam gangguan
suatu perusahaan akan mengalami keamanan. Keterampilan refrensif sebagai
kebangkrutan. Jadi perusahaan seharusnya salah satu unsur dari keterampilan
memikirkan manajemen pasar (pemasaran) pengelolaan kelas.
dengan baik. Dengan manajemen pasar 3. Modifikasi Tingkah laku, yaitu bahwa
(pemasaran) yang baik (juga didukung oleh setiap tingkah laku dapat diamati.
pasar yang tepat) distribusi produk dapat

91
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

a) Pengelolaan kelompok, untuk menangani 9) Membantu guru memelihara kegairahan


permasalahan hendaknya dilakukan secara mengajar dan senantiasa memberikan
kolaborasi dan mengikutsertakan beberapa bahan-bahan yang up to date kepada
komponen atau unsur yang terkait. murid.5
b) Diagnosis yaitu suatu keterampilan untuk
mencari unsur-unsur yang akan menjadi D. Tujuan Manajemen Kelas
penyebab gangguan maupun unsur-unsur Tujuan manajemen kelas mengatur
yang menjadi kekuatan bagi peningkatan kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-
proses pembelajaran.SUR kegiatan tersebut menunjang proses
C. Fungsi Manajemen Kelas pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah);
lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga
Fungsi manajemen adalah sebagai tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib
wahana bagi perserta didik untuk dan teratur sehingga dapat memberikan
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
yang berkenaan dengan segi-segi potensi tujuan pendidikan secara keseluruhan.6
peserta didik yang lainnya. Agar fungsi Adapun tujuan dari manajemen kelas
manajemen peserta didik dapat tercapai, ada adalah sebagai berikut :
beberapa fungsi manajemen kelas tersebut
sebagai berikut: a. Agar pengajaran dapat dilakukan secara
maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas dicapai secara efektif dan efisien.
tentang tujuan pendidikan sekolah dan b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha
hubungannya dengan pengajaran yang memantau kemajuan siswa dalam
dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu. pelajarannya. Dengan manajemen kelas,
2) Membantu guru memperjelas pemikiran guru mudah untuk melihat dan mengamati
tentang sumbangan pengajarannya terhadap setiap kemajuan atau perkembangan yang
pencapaian tujuan pendidikan. dicapai siswa, terutama siswa yang
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai tergolong lamban.
pengajaran yang diberikan dan prosedur c. Untuk memberi kemudahan dalam
yang digunakan. mengangkat masalah-masalah penting untuk
4) Membantu guru dalam rangka mengenal dibicarakan dikelas demi perbaikan
kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat pengajaran pada masa mendatang.
murid, dan mendorong motivasi belajar.
5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial Jadi, Manajemen kelas dimaksudkan
dan error dalam mengajar dengan adanya untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok
organisasi kurikulum yang lebih baik, kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik,
metode yang tepat dan menghemat waktu. yang memungkinkan siswa berbuat sesuai
6) Murid-murid akan menghormati guru yang dengan kemampuannya. Kemudian, dengan
dengan sungguh-sungguh mempersiapkan manajemen kelas produknya harus sesuai
diri untuk mengajar sesuai dengan harapan- dengan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan
harapan mereka. tujuan manajemen kelas secara khusus dibagi
7) Memberikan kesempatan bagi guru-guru menjadi dua yaitu tujuan untuk siswa dan guru.
untuk memajukan pribadinya dan
perkembangan profesionalnya. 5
Oemar Hamalik, proses belajar
8) Membantu guru memiliki perasaan percaya
mengajar (Bumi aksara Bandung: 2001). Hal 135-
pada diri sendiri dan menjamin atas diri 136
6
sendiri. Administrasi pendidikan UPI,manajemen
Pendidikan (Bandung; Alfabeta2008). Hal 206

92
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

1. Tujuan Untuk Siswa: berdasarkan dalil al-Quran dalam (Q.S Ash


a. Mendorong siswa untuk mengembangkan Shaff : 4)
tanggung-jawab individu terhadap tingkah
lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol
diri sendiri.
b. Membantu siswa untuk mengetahui
tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib Terjemahan:
kelas dan memahami bahwa teguran guru
Sesungguhnya Allah menyukai orang
merupakan suatu peringatan dan bukan yang berperang dijalan-Nya dalam barisan
kemarahan. yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
c. Membangkitkan rasa tanggung jawab bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S Ash
untuk melibatkan diri dalam tugas maupun
shaff:4)
pada kegiatan yang diadakan.7 Ayat tersebut menceritakan tentang
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan ketelodoran Sahabat nabi dalam perang Uhud,
daripada manajemen kelas adalah agar setiap karena sebagai pemimpin nabi tidak dianggap
anak dikelas dapat bekerja dengan tertib, perkataannya. Padahal Rasulullah SAW telah
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran mengajarkan pada sahabatnya untuk tidak
secara efektif dan efisien. menyerang musuh sebelum membariskan
pasukannya dengan „merapat‟
2. Tujuan Untuk Guru:
a. Untuk mengembangkan pemahaman E. Prosedur Manajemen Kelas
dalam penyajian pelajaran dengan
Upaya untuk menciptakan suasana
pembukaan yang lancar dan kecepatan yang diliputi oleh motivasi siswa yang tinggi,
yang tepat.
perlu dilakukan manajemen kelas dengan baik.
b. Untuk dapat menyadari akan kebutuhan Langka-langka ini disebut sebagai prosedur
siswa dan memiliki kemampuan dalam manajemen kelas. Adapun prosedur
memberi petunjuk secara jelas kepada manajemen kelas ini dapat dilakukan secara
siswa. pencegahan (Preventif) maupun penyembuhan
c. Untuk mempelajari bagaimana merespon
(Kuratif). Perbedaan kedua jenis pengelolaan
secara efektif terhadap tingkah laku siswa kelas tersebut, akan berpengaruh terhadap
yang mengganggu. perbedaan langkah-langkah yang perlu
d. Untuk memiliki strategi ramedial yang dilakukan oleh seorang guru dalam
lebih komprehensif yang dapat digunakan menerapkan kedua jenis manajemen kelas
dalam hubungan dengan masalah tingkah tersebut. Dikatakan secara preventif apabila
laku siswa yang muncul didalam kelas. upaya yang dilakukan atas dasar inisiatif guru
Maka dapat disimpulkan bahwa agar untuk mengatur siswa, peralatan (fasilitas) atau
setiap guru mampu menguasai kelas dengan format belajar mengajar yang tepat dan dapat
menggunakan berbagai macam pendekatan mendukung berlangsungnya proses belajar
dengan menyesuaikan permasalahan yang ada, mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan
sehingga tercipta suasana yang kondusif, manajemen kelas secara kuratif adalah langka-
efektif dan efisien. langka tindakan penyembuhan terhadap
Solusi terhadap permasalahan antar tingkah laku menyimpang yang dapat
aspek-aspek dalam manajemen pendidikan mengganggu kondisi-kondisi optimal dan
proses belajar mengajar yang sedang
7
berlangsung.
Sanjaya Wina pembelajaran, ( jakarta:
prenada mulia, 2008). Hal. 68,

93
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

1. Prosedur Manajemen Kelas yang Bersifat terhadap siswa. Penampilan sikap guru
Preventif Meliputi : diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa
a. Peningkatan Kesadaran Pendidik Sebagai yang disajikan dengan sikap tulus dan hangat.
Guru Yang dimaksud dengan sikap tulus adalah
sikap seorang guru dalam menghadapi siswa
Suatu langkah yang mendasar dalam secara berterus-terang tanpa pura-pura, tetapi
strategi manajemen kelas yang bersifat diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap
preventif adalah meningkatkan kesadaran diri tindakannya demi kepentingan perkembangan
pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik.
sebagai guru, seorang pendidik harus Sedangkan yang dimaksud dengan hangat
menyadari bahwa dirinya memiliki tugas dan adalah keadaan pergaulan guru kepada siswa
fungsi yaitu sebagai fasilitator bagi siswanya dalam proses belajar mengajar yang
yang sedang belajar,8 serta bertanggung-jawab menunjukkan suasana keakraban dan
terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa keterbukaan dalam batas peran dan
apapun corak proses pendidikan yang akan kedudukannya masing-masing sebagai anggota
terjadi terhadap siswa, semuanya akan menjadi masyarakat sekolah.
tanggungjawab guru sepenuhnya. Dengan sikap yang tulus dan hangat
b. Peningkatan Kesadaran Siswa dari guru, diharapkan proses interaksi dan
komunikasinya berjalan wajar, sehingga
Kesadaran akan kewajibannya dalam mengarah kepada suatu penciptaan suasana
proses pendidikan ini baru akan diperoleh yang mendukung untuk kegiatan pendidikan.
secara menyeluruh dan seimbang jika siswa itu d. Pengenalan Terhadap Tingkah Laku Siswa
menyadari akan kebutuhannya dalam proses Tingkah laku siswa yang harus dikenal
pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran, adalah tingkah laku baik yang mendukung
siswa harus menyadari bahwa belajar adalah maupun yang dapat mencemarkan suasana
dengan tujuan tertentu. yang diperlukan untuk terjadinya proses
Keefektifan siswa dalam proses pendidikan. Tingkah laku tersebut bisa bersifat
pembelajaran sebenarnya bergantung pada perseorangan maupun kelompok. Identifikasi
tingkat kesadarannya semakin tinggi pula akan variasi tingkah laku siswa itu diperlukan
keefektifannya. Kondisi ini selanjutnya bagi guru untuk menetapkan pola atau
berdampak pada tingkat penguasaan pendekatan Manajemen Kelas yang akan
kemampuan dari siswa yang bersangkutan.9 diterapkan dalam situasi kelas tertentu.
Agar dapat menimbulkan suasana kelas yang e. Penemuan Alternatif Manajemen Kelas
mendukung untuk melakukan proses belajar Agar pemilihan alternatif tindakan
mengajar. Manajemen Kelas dapat sesuai dengan situasi
yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik
c. Penampilan Sikap Tulus Guru mengenal berbagai pendekatan yang dapat
digunakan dalam Manajemen Kelas. Dengan
Guru mempunyai peranan yang besar
berpegang pada pendekatan yang sesuai,
dalam menciptakan kondisi belajar yang
diharapkan arah Manajemen Kelas yang
optimal. Guru perlu bersikap dan bertindak
diharapkan akan tercapai.
secara wajar, tulus dan tidak pura-pura
Selain itu, pengalaman guru yang
8
Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah selama ini dilakukan dalam mengelola kelas
(Yogyakarta: Ar-ruzz,2006), hlm.112 waktu mengajar, baik yang dilakukan secara
9
sadar maupun tidak sadar perlu pula dijadikan
Hariyanto, Muchlas Samani, pendidikan
sebagai referensi yang cukup berharga dalam
karakter, ( Bandung: remaja rosdakarya, 2012).
Hal. 35 melakukan Manajemen Kelas.

94
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

f. Pembuatan Kontrak Sosial Dengan membandingkan berbagai


Kontrak sosial pada hakekatnya berupa alternatif pendekatan yang mungkin dapat
norma yang dituangkan dalam bentuk dipergunakan, seorang guru akan dapat
peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis memilih alternatif yang terbaik untuk
maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai mengatasi masalah pada situasi yang
standar tingkah laku bagi siswa sebagai dihadapinya. Dengan terpilihnya salah satu
individu maupun sebagai kelompok. Kontrak pendekatan, maka cara-cara mengatasi masalah
sosial yang baik adalah yang benar-benar tersebut juga akan dapat ditetapkan. Dengan
dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan demikian, pelaksanaan Manajemen Kelas yang
terjadinya pelanggaran. berfungsi untuk mengatasi masalah tersebut
Dengan kata lain, kontrak sosial yang dapat dilakukan.
digunakan untuk upaya Manajemen Kelas, d. Monitoring
hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan Hal ini diperlukan, karena akibat
pengarahan dan bimbingan dari pendidik. perlakuan guru dapat saja mengenai sasaran,
2. Prosedur Manajemen Kelas yang Bersifat yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang
Kuratif meliputi: menyimpang, tetapi dapat pula tidak berakibat
a. Identiffikasi masalah apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan
Pertama-tama guru melakukan tingkah laku menyimpang berikutnya yang
identifikasi masalah dengan jalan berusaha justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah
memahami dan menyelidiki penyimpangan monitoring ini pada hakekatnya ditujukan
tingkah laku siswa yang dapat mengganggu untuk mengkaji akibat dari apa yang telah
kelancaran proses pendidikan didalam kelas, terjadi.
dalam arti apakah termasuk tingkah laku yang e. Memanfaatkan Umpan Balik (Feed-Back)
berdampak negatif secara luas atau tidak, Hasil Monitoring tersebut, hendaknya
ataukah hanya sekedar masalah perseorangan dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu dengan
atau kelompok, ataukah bersifat sesaat saja cara mempergunakannya untuk :
ataukah sering dilakukan maupun hanya
sekedar kebiasaan siswa. 1) Memperbaiki pengambilan alternatif yang
b. Analisis Masalah pernah ditetapkan bila kelak menghadapi
Dengan hasil penyidikan yang masalah yang sama pada situasi yang
mendalam, seorang guru dapat melanjutkan sama.
langkah ini yaitu dengan berusaha mengetahui 2) Dasar dalam melakukan kegiatan
latar belakang serta sebab-musabab timbulnya Manajemen Kelas berikutnya sebagai
tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut. tindak lanjut dari kegiatan Manajemen
Dengan demikian, akan dapat ditemukan Kelas yang sudah dilakukan sebelumnya.
11
sumber masalah yang sebenarnya.
c. Penetapan Alternatif Pemecahan
F. Pendekatan dalam Manajemen Kelas
Untuk dapat memperoleh alternatif-
alternatif pemecahan tersebut, hendaknya Pendekatan yang dilakukan oleh
mengetahui berbagai pendekatan yang dapat seorang guru dalam manajemen kelas akan
digunakan dalam Manajemen Kelas dan juga sangat dipengaruhi oleh pandangan guru
memahami cara-cara untuk mengatasi setiap tersebut terhadap tingkah laku siswa,
masalah sesuai dengan pendekatan masing- karakteristik watak dan sifat siswa, dan situasi
masing.10
11
10
Muslim Banum, supervisi pendidikan Muljani A. Nurhadi, Administrasi
meningkatkan kualitas profesionalisme guru, Pendidikan di Sekolah (Yogyakarta : IKIP
(jakarta: Alfabeta, 2010). Hal 151 Yogyakarta, 2001), Hal 163-171

95
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

kelas pada waktu seorang siswa melakukan Terdapat beberapa pendekatan yang
penyimpangan. Dibawah ini ada beberapa didasarkan atas studi psikologis yang dapat
pendekatan yang dapat dijadikan sebagai dimanfaatkan oleh guru dalam membina
alternatif pertimbangan dalam upaya disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang
menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara dimaksud antara lain sebagai berikut :
lain sebagai berikut : 1. Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku
a. Pendekatan Manajerial (Behavior-Modification)
Pendekatan ini dilihat dari sudut
pandang manajemen yang berintikan konsepsi Pendekatan ini didasarkan pada
tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, psikologi behavioristik, yang mengemukakan
dapat dibedakan menjadi pendapat bahwa :
1. Kontrol Otoriter a) Semua tingkah laku yang baik atau yang
Dalam menegakkan disiplin kelas guru kurang baik merupakan hasil proses
harus bersikap keras, jika perlu dengan belajar.
hukuman-hukuman yang berat. Menurut b) Ada sejumlah kecil proses psikologi
konsep ini, disiplin kelas yang baik adalah penting yang dapat digunakan untuk
apabila siswa duduk, diam, dan mendengarkan menjelaskan terjadinya proses belajar
perkataan guru.12 yang dimaksud, yaitu diantaranya
2. Kebebasan Liberal penguatan positif (positive reinforcement)
Menurut konsep ini, siswa harus diberi seperti hadiah, ganjaran, pujian,
kebebasan sepenuhnya untuk melakukan pemberian kesempatan untuk melakukan
kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan
perkembangannya. Dengan cara seperti ini, penguatan negatif (negative
aktivitas dan kreativitas anak akan berkembang reinforcement) seperti hukuman,
sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, penghapusan hak, dan ancaman.13
sering terjadi pemberian kebebasan yang Penguatan tersebut masih dibagi lagi
penuh, ini berakibat terjadinya kekacauan atau menjadi dua bagian, yaitu:
kericuhan didalam kelas karena kebebasan 1. Penguatan Primer
yang didapat oleh siswa disalahgunakan. yaitu penguatan yang tanpa dipelajari
3. Kebebasan Terbimbing seperti makan, minum, menghangatkan tubuh,
Konsep ini merupakan perpaduan dsb.
antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. 2. Penguatan Sekunder
Disini siswa diberi kebebasan untuk melakukan yaitu penguatan sebagai hasil proses
aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. belajar. Penguatan sekunder ini ada yang
Disatu pihak siswa diberi kebebasan sebagai dinamakan penguatan sosial ( pujian,
hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus sanjungan, perhatian, dsb ), penguatan simbolik
dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif (nilai, angka, atau tanda penghargaan lainnya)
sebagai akibat penyalahgunaan kebebasan. dan penguatan dalam bentuk kegiatan
Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini (permainan atau kegiatan yang disenangi oleh
lebih ditekankan kepada kesadaran dan siswa yang tidak semua siswa dapat
pengendalian diri-sendiri. mempraktekkannya). Dilihat dari segi
b. Pendekatan Psikologis waktunya, ada penguatan yang terus-menerus
(continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada
pula penguatan yang diberikan secara periodik
12
Dr. Maisah, M.Pd.I Manajemen
13
pendidikan,( ciputat: 1 gaung persada press group, R.E Freeman, Manajemen Strategik:
2013). hal. 20 Pendekatan terhadap Pihak-pihak
Berkepentingan. (Jakarta: PPM 1991).Hal 116

96
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

(dalam waktu-waktu tertentu), misalnya setiap pendekatan yang cocok untuk semua masalah
satu semester sekali, setahun sekali, dsb.14 dan semua kondisi. Setiap pendekatan
c. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional mempunyai tujuan dan wawasan tertentu.
(Socio-Emotional Climate) Dengan demikan, guru dituntut untuk
Pendekatan ini berlandaskan psikologi memahami berbagai pendekatan. Dengan
klinis dan konseling yang mempradugakan : dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru
1) Proses belajar mengajar yang efektif mempunyai banyak peluang untuk
mempersyaratkan keadaan sosio- menggunakannya bahkan dapat
emosional yang baik dalam arti terdapat memadukannya. Pendekatan elektif disebut
hubungan antara pribadi guru dengan juga dengan pendekatan pluralistik, yaitu
siswa dan antara siswa dengan siswa. manajemen kelas yang berusaha menggunakan
2) Guru merupakan unsur terpenting bagi berbagai macam pendekatan yang memiliki
terbentuknya iklim sosio-emosional yang potensi untuk dapat menciptakan dan
baik. Guru diperlukan bersikap tulus mempertahankan suatu kondisi yang
dihadapan siswa, menerima dan memungkinkan proses belajar mengajar
menghargai siswa sebagai manusia, dan berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat
mengerti siswa dari sudut pandang siswa memilih dan menggabungkan secara bebas
sendiri. Dengan cara demikian, siswa pendekatan tersebut, sesuai dengan
akan dapat dikuasai tanpa menutup kemampuan dan selama maksud dari
perkembangannya. Sebagai dasarnya, penggunaannya untuk menciptakan proses
guru dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar berjalan secara efektif dan
untuk melakukan komunikasi yang efisien.16
efektif dengan siswa, sehingga guru 2. Implementasi Manajemen Kelas
dapat mendeskripsikan apa yang perlu
dilakukannya sebagai alternatif Kemampuan mengelola proses belajar
penyelesaian.15 mengajar yang baik akan menciptakan situasi
d. Pendekatan Proses Kelompok (Group yang memungkinkan anak untuk belajar,
Process) sehingga merupakan titik awal keberhasilan
Pendekatan ini berdasarkan pada pengajaran. Siswa dapat belajar dalam suasana
psikologi klinis dan dinamika kelompok. Yang wajar, tanpa tekanan dan dalam yang
menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini merangsang untuk belajar. Dalam kegiatan
ialah : belajar mengajar siswa memerlukan suatu yang
1) Pengalaman belajar sekolah berlangsung memungkinkan dia berkomunikasi secara baik,
dalam konteks kelompok sosial. meliputi komunikasi guru-murid, murid-murid,
2) Tugas pokok guru yang utama dalam murid-lingkungan, murid-bahan ajar dan murid
Manajemen Kelas ialah membina dengan dirinya sendiri.
kelompok yang produktif dan efektif. Tugas dan peran guru dalam
e. Pendekatan Elektif (Electic Approach) implementasi pengelolaan proses belajar
Ketiga pendekatan tersebut, mengajar menurut Syaiful Bahri Djamarah
mempunyai kebaikan dan kelemahan masing- (2002), adalah sebagai berikut:
masing. Dalam arti, tidak ada salah satu a. Perencanaan
1) Menetapkan apa yang akan, kapan dan
14
Prof. Dr. Sudarwan Danim Inovasi bagaimana cara melakukannya
Pendidikan dalam upaya peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan (Bandung:
pustaka setia, 2000).Hal. 190 16
Dr. Maisah, M.Pd.I Manajemen
15
Dr. Maisah, M.Pd.I Manajemen pendidikan, (ciputat: 1, gaung persada press group,
pendidikan, (ciputat: 1 gaung persada press group, 2013).Hal. 24
2013). Hal 22

97
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

2) Membatasi sasaran dan menetapkan G. Proses Pembelajaran


pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil
yang maksimal melalui proses penentuan Kegiatan pembelajaran dimaksutkan
target agar tercipta kondisi yang memungkinkan
3) Mengembangkan alternatif-alternatif terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu
tindakan kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi
4) Mengumpulkan dan menganalisis belajar, apabila terjadi proses perubahan
informasi perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu
5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan pengalaman.
rencana-rencana dan keputusan-keputusan Dari jabaran kegiatan pembelajaran
b. Pengorganisasian tersebut, maka dapat diidentifikasikan dua
1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan aspek penting yang ada dalam kegiatan
tenaga kerja yang diperlukan untuk pembelajaran tersebut. Aspek pertama adalah
menyusun kerangka yang efisien dalam aspek hasil belajar yakni perubahan perilaku
melaksanakan rencana-rencana melalui pada diri siswa. Aspek kedua adalah aspek
proses penetapan kerja yang diperlukan proses belajar yakni sejumlah pengalaman
untuk menyelesaikannya. intelektual, emosional, dan fisik pada diri
2) Mengelompokkan kelompok kerja dalam siswa.18
struktur organisasi secara teratur. Dari segi proses, belajar dan
3) Membentuk struktur wewenang dan perkembangan merupakan proses internal
mekanisme koordinasi siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa
4) Merumuskan, menetapkan latihan dan sendiri yang mengalami, melakukan, dan
pendidikan tenaga serta mencari sumber- menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan
sumber lain yang diperlukan17 pembelajaran, dimana proses interaksi terjadi
c. Pengarahan antara guru dengan siswa, yang bertujuan
1) Menyusun kerangka waktu dan biaya untuk meningkatkan perkembangan mental,
secara terperinci sehingga menjadi mandiri dan utuh, disamping
2) Memperkarsa dan menampilkan itu pula proses belajar tersebut terjadi berkat
pelaksanaan rencana dan pengambilan siswa memperoleh sesuatu yang ada
keputusan dilingkungan sekitar.
3) Mengeluarkan instruksi-instruksi yang Dalam proses belajar tersebut, siswa
spesifik menggunakan kemampuan mentalnya untuk
4) Membimbing, memotivasi dan melakukan mempelajari bahan belajar. Kemampuan
supervise kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
d. Pengawasan dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi
1) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suku rinci dan menguat. Adanya informasi
2) Melaporkan penyimpangan dan tentang sasaran belajar, penguatan, evaluasi
merumuskan serta menyusun standar- dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa
standar dan sasaran-sasaran tindakan semakin sadar akan kemampuan dirinya.
koreksi Maka proses pembelajaran itu
3) Menilai pekerjaan dan melakukan dilandasi oleh prinsip-prinsip yang
tindakan koreksi terhadap penyimpangan fundamental yang akan menentukan apakah
penyimpangan pengajaran itu berlangsung secara wajar dan
berhasil.

18
Dimyati dan mudjiono, Belajar dan
17
Bahri syaiful Dzamarah implementasi Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). Hal
manajemen kelas (Jakarta: prenada mulia, 2002). 135-136
Hal. 24

98
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

mendapatkan hadiah maka ia akan belajar,


H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi mengikuti cerama, bertanya, membaca
Proses Pembelajaran buku, dan mengikuti tes.
b. Pengajaran Berbasis Aktivitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran, antara lain : Kegiatan mandiri dianggap tidak ada
maknanya, karena guru adalah orang yang
a. Pengajaran Berbasis Motivasi. serba tahu dan menentukan segala hal yang
Motivasi adalah perubahan energi dianggap penting bagi siswa. System
dalam diri (Pribadi) seseorang yang ditandai penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi
dengan timbulnya perasaan dan untuk guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru
mencapai tujuan. Di dalam penjelasan tersebut cukup mempelajari materi dari buku, lalu
ada tiga unsur yaitu: disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa
hanya bertugas menerima dan menelan, mereka
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.20
energi dalam pribadi. Perubahan-
perubahan dalam motivasi timbul dari Adanya temuan-temuan baru dalam
perubahan-perubahan tertentu di dalam psikologi perkembangan dan psikologi belajar
sistem nueropisiologis dalam organisme menyebabkan pandangan tersebut berubah.
manusia, misalnya karena terjadi Berdasarkan hasil penelitian para ahli
perubahan dalam sistem pencernaan maka pendidikan ternyata bahwa:
timbul motif lapar. Tapi ada juga 1. Siswa adalah suatu organisme yang hidup,
perubahan energi yang tidak diketahui.19 di dalam dirinya beraneka ragam
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya kemungkinan dan kopetensi yang hidup
perasaan Affective Arousal. Mula-mula yang sedang berkembang. Di dalam dirinya
merupakan ketegangan psikologis, lalu terdapat prinsip aktif, keinginan untuk
merupakan suasana emosi. Suasana emosi berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif
ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. inilah yang mengendalikan tingkah laku
Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin siswa. Pendidikan perlu mengarahkan
juga tidak, kita hanya dapat melihatnya tingkah laku dan perbuatan itu menuju ke
dalam pertumbuhan. Seorang terlihat tingkat perkembangan yang diharapkan.
dalam suatu diskusi, karena dia merasa Potensi yang hidup itu perlu mendapat
tertarik pada masalah yang akan kesempatan yang luas untuk berkembang,
dibicarakan maka suaranya akan timbul tanpa pengarahan dari tujuan yang telah
dan kata-katanya dengan lancar dan cepat ditentukan. Jika terjadi penyimpangan maka
akan keluar. berakibat terganggunya bahkan rusaknya
3. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi perkembangan siswa. Dengan kata lain,
untuk mencapai tujuan. Pribadi yang para siswa tidak menjadi manusia sebagai
bermotivasi mengadakan respon-respon mana dicita-citakan oleh masyarakat.
yang tertuju kearah suatu tujuan. Respon- 2. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan,
respon itu berfungsi mengurangi meliputi kebutuhan Jasmani, Rohani, dan
ketegangan yang disebabkan oleh Sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan
perubahan energi dalam dirinya. Setiap untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang
respon merupakan suatu langkan untuk dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan
mencapai tujuan, misalnya si A ingin bekerja, dimaksutkan untuk memuaskan

19 20
Maman Rahman, Manajemen kelas. Oemar Hamlik, Proses belajar mengajar
(Semarang : Departemen 2000) Hal..32 (Bandung: Bumi Aksara, 2001). .Hal 136

99
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

kebutuhan tertentu dan untuk mencapai ketrampilan yang bermakna untuk hidup di
tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan masyarakat.21
dapat berubah dan bertambah, sehingga
variasinya semakin banyak dan semakin c. Pengajaran Berbasis Perbedaan Individual
luas. Dengan sendirinya perbuatan Individual adalah suatu kesatuan yang
dilakukan semakin banyak dan beraneka masing-masing memiliki ciri khasnya, dan
ragam pula. karena itu tidak ada dua individual yang sama,
3. Seorang ahli biologi, Berson satu dengan yang lainnya. Ini dapat disebut
menemukan suatu konsep atau teori yang sebagai suatu kepastian dan kenyataan.
disebut Elan Vital pada manusia. Elan Perbedaan individual dapat dilihat dari dua
Vital adalah suatu daya hidup pada diri segi, yakni segi horisontal dan segi vertikal.
manusia yang menyebabkan manusia Perbedaan dari segi horisontal, setiap individu
berbuat segala sesuatu. Seseorang berbeda dengan individu lainnya dengan aspek
memiliki elan vital yang besar/kuat mental, seperti; tingkat kecerdasan, abilitas,
memiliki kemampuan berbuat lebih minat, ingatan, emosi, kemauan, dan
banyak dan luas. Sebaliknya seorang sebagainya. Perbedaan dari segi vertikal, tidak
yang memiliki elan vital yang ada dua individu yang sama dalam aspek
kecil/lemah maka daya geraknya dan jasmaniah, seperti bentuk, ukuran, kekuatan,
daya geraknya juga kecil dan sempit. dan daya tahan tubuh. Perbedaan-perbedaan itu
4. Dr. Maria Montessori secara panjang masing-masing memiliki keuntungan dan
lebar mengemukakan tentang mengapa kelemahan.
seorang anak menangis, karena dilarang
oleh pembantu yang mengasuhnya, d. Pengajaran Berbasis Lingkungan
karena sang anak mau mengisi sendiri
gerobak mainannya dengan pasir. Belajar pada hakikatnya adalah suatu
Pembantu melarangnya dengan alasan interaksi antara individu dan lingkungan.
pasir itu kotor dan menyebabkan Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap
kelelahan. Menurut Montessori, sang individu dan sebaliknya individu memberikan
anak menangis karena anak itu ingin respon terhadap lingkungan. Dalam proses
aktif sendiri sehingga pada waktunya dia interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri
mampu berdiri sendiri. individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat
juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya
Adanya berbagai temuan dan pendapat perubahan pada lingkungan, baik yang positif
pada gilirannya menyebabkan pandangan anak maupun yang negatif. Hal ini menunjukkan,
(siswa) berubah. Pengajaran yang efektif bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor
adalah pengajaran yang menyediakan yang penting dalam proses belajar mengajar.22
kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri. Kalaulah dalam pengajaran Suatu lingkungan pendidikan atau
tradisional asas aktivitas dilakukan namun pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai
aktivitas tersebut bersifat semu. Pengajaran berikut.
modern tidak menolak seluruhnya pendapat
1) Fungsi Psikologis
tersebut namun menitik beratkan pada asas
aktivitas sejati. Anak (siswa) belajar sambil
bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek
21
tingkah laku lainnya, serta mengebangkan Muhammad Saroni, Manajemen sekolah
(Yokyakarta: Ar-ruzz, 2006). Hal 113
22
Sanjaya Wina, Strategi pembelajaran,
(Jakarta: prenada mulia, 2008). Hal. 69

100
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Stimulus bersumber atau berasal dari Guru adalah merupakan ujung tombak,
lingkungan yang merupakan rangsangan penentu pencapaian tujuan pendidikan untuk
terhadap individu sehingga terjadi respon, yang itu, guru harus memiliki dedikasi yang tinggi,
menunjukkan tingkah laku tertentu. Respon pengetahuan yang dalam tentang ilmu
tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu kependidikan, cerdas menentukan tindakan
stimulus baru yang menimbulkan respon baru, yang tepat terhadap setiap permasalahan
demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan pendidikan yang dihadapinya, selain itu,
mengandung makna dan melaksanakan fungsi seorang guru cerdas pula dalam menentukan
psikologis tertentu. dan mengembangkan Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Inti (KI), merumuskan
2) Fungsi Pedagogis indikator dan mengembangkan indikator
Lingkungan memberi pengaruh- menjadi tujuan pembelajaran, mampu memilih
pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya model pembelajaran inovatif, menganalisis
lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai materi, memilih media yang tepat, sebagai alat
suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, bantu guru untuk menyampaikan pembelajaran,
sekolah, lembaga pelatihan, lembaga sosial. merumuskan evaluasi pembelajaran untuk
Masing-masing lembaga memiliki program mengukur keberhasilannya dalam
pendidikan, baik yang tertulis maupun yang melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM).
tidak tertulis. Dalam kegiatan belajar mengajar
terdapat dua hal yang turut menentukan
3) Fungsi Instruksional berhasil tidaknya suatu proses belajar
mengajar, yaitu pengelolaan kelas dan
Program instruksional merupakan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling
suatu lingkungan pengajaran atau pembelajaran tergantung. Keberhasilan pengajaran, dalam
yang dirancang secara khusus. Guru yang arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional
mengajar, materi pembelajaran, sarana dan sangat bergantung pada kemampuan mengelola
prasarana pengajaran, media pengajaran, dan kelas. Kelas yang baik dapat menciptakan
kondisi lingkungan kelas merupakan situasi yang memungkinkan siswa belajar
lingkungan yang diperkembangkan untuk sehingga merupakan titik awal keberhasilan
mengebangkan tingkah laku siswa. pengajaran.
Siswa dapat belajar dengan baik, dalam
I. Implementasi Manajemen Kelas dalam
suasana yang wajar tanpa tekanan dan dalam
Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar
kondisi yang merangsang untuk belajar.
Mengajar
Mereka memerlukan bimbingan dan bantuan
Manajemen kelas menggambarkan untuk mamahami bahan pengajaran dalam
keterampilan guru dalam merancang, menata, berbagai kegiatan belajar. Untuk menciptakan
dan mengatur kurikulum, menjabarkan ke suasana yang menumbuhkan gairah belajar,
dalam prosedur proses belajar mengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih
sumber-sumber belajar, serta menata memungkinkan guru memberikan bimbingan
lingkungan belajar yang merangsang untuk terhadap siswa dalam belajar, diperlukan
tercapainya suasana proses belajar yang efektif pengorganisasian atau pengelolaan kelas yang
dan efisien. Hal ini bisa dilakukan melalui memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu
beberapa cara separti melaksanakan rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan
ketatausahaan kelas, pembinaan disiplin kelas, dan mempertahankan organisasi yang efektif,
pendekatan pengelolaan kelas (pendekatan yang meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan
guru kepada muridnya). penggunaan waktu yang tersedia, pengaturan

101
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

ruangan dan perabotan pelajaran, serta kurang, serta pemahaman guru tentang
pengelompokan siswa dalam belajar. peserta didik yang kurang.
Apabila pengaturan kondisi belajar 2) Faktor peserta didik. Kekurang sadaran
maksimal dengan sendirinya, besar peserta didik dalam memenuhi tugas dan
kemungkinan proses pembelajaran akan haknya sebagai anggota kelas atau suatu
berlangsung secara maksimal pula. Sebaliknya, sekolah akan menjadi masalah dalam
apabila terdapat kekurangan antara tugas dan pengelolaan kelas.
sarana atau alat, atau terputusnya antara satu 3) Faktor keluarga. Tingkah laku peserta
keinginan dengan keinginan lain, atau didik di dalam kelas merupakan
kebutuhan dengan pemenuhannya, maka pencerminan keadaan keluarganya. Sikap
terjadilah gangguan terhadap proses belajar otoriter orang tua akan tercermin dari
yang dimaksud. Gangguan dapat bersifat tingkah laku peserta didik yang agresif
sementara dan ringan dan dapat pula bersifat atau apatis. Di dalam kelas sering
serius dan terus menerus. Gangguan yang ditemukan ada peserta didik pengganggu
pertama mempersyaratkan ketrampilan dan pembuat ribut, mereka itu biasanya
mendisiplin untuk mengembalikan iklim dari keluarga yang broken-home.
belajar yang serasi, sedangkan gangguan yang 4) Faktor fasilitas. Faktor ini meliputi:
kedua menuntut keterampilan melakukan jumlah peserta didik dalam kelas yang
tindakan rasional remedial. terlalu banyak dan tidak seimbang dengan
ukuran kelas, besar dan kecilnya ruangan
J. Faktor Penghambat Manajemen Kelas tidak disesuaikan dengan jumlah peserta
dalam Meningkatkan Efektifitas Proses didiknya, ketersediaan alat yang tidak
Belajar Mengajar sesuai dengan jumlah peserta didik yang
Dalam manajemen kelas akan ditemui berbagai membutuhkannya.
faktor penghambat. Adapun yang menjadi Manajemen kelas merupakan berbagai
faktor penghambat dalam manajemen kelas jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan
antara lain bisa datang dari guru sendiri, oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi
peserta didik, lingkungan keluarga ataupun yang optimal bagi terjadinya proses belajar
karena faktor fasilitas. Dan dari uraian di atas mengajar di kelas. Manajemen kelas sangat
tampaklah bahwa kewenangan penanganan berkaitan dengan upaya-upaya untuk
masalah pengelolaan dapat diklasifikasikan menciptakan dan mempertahankan kondisi
menjadi tiga kategori, yaitu: yang optimal bagi terjadinya proses belajar
a) Masalah yang ada dalam wewenang guru. (penghentian prilaku peserta didik yang
b) Masalah yang ada dalam wewenang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian
sekolah sebagai lembaga pendidikan. ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik
c) Masalah yang ada di luar wewenang guru secara tepat waktu, penetapan norma kelompok
bidang studi dan sekolah. yang produktif, di dalamnya mencakup
Selain masalah diatas ada juga pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas
beberapa faktor yang menjadi penghambat yang ada.
dalam manajemen kelas antara lain sebagai K. Usaha-usaha yang di Tempuh dalam
berikut: Manajemen Kelas Sehingga Dapat
1) Faktor guru, faktor penghambat yang Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar
datang dari sini berupa hal-hal, seperti: Mengajar
tipe kepemimpinan guru yang otoriter,
format belajar mengajar yang tidak Kegiatan guru didalam kelas meliputi
bervariasi (monoton), kepribadian guru dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola
yang tidak baik, pengetahuan guru yang kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara
langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan-

102
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan 1. Menentukan Kondisi Kelas Yang


siswa, menyusun rencana pelajaran, Diinginkan
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, Langkah pertama dalam proses
mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai manajemen kelas yang efektif adalah
kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan menentukan kondisi kelas yang ideal. Guru
mengajar. Kegiatan mengelola kelas perlu mengetahui dengan jelas dan mendalam
bermaksud menciptakan dan mempertahankan tentang kondisi-kondisi yang menurut
suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar penelitiannya akan memungkinkan mengajar
itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. secara efektif. Di samping itu guru hendaknya
Memberi ganjaran dengan segera, menyadari perlunya terus menerus menilai
mengembangkan hubungan yang baik antara manfaat pemahamannya dan mengubahnya
guru dan siswa, mengembangkan aturan apabila keadaan sesuai adalah:
permainan dalam kegiatan kelompok adalah
a. Guru tidak memandang kelas semata-mata
contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
hanya sebagai reaksi atas masalah yang
Peran seorang guru pada pengelolaan
timbul.
kelas sangat penting khususnya dalam
b. Guru akan memilih seperangkat tujuan
menciptakan suasana pembelajaran yang
yang mengarahkan upayanya dan menjadi
menarik. Itu karena secara prinsip, guru
tolak ukur penilaian atas hasil upayanya.
memegang dua tugas sekaligus masalah pokok,
2. Menganalisis kondisi kelas yang nyata.
yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Tugas
sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, Setelah menentukan kondisi kelas yang
dimaksudkan segala usaha membantu siswa diinginkan, guru selanjutnya menganalisis
dalam mencapai tujuan pembelajaran. keadaan yang ada yakni membandingkan
Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan keadaan yang nyata dengan keadaan yang
dengan usaha untuk menciptakan dan diharapkan kemudian menentukan kondisi
mempertahankan kondisi sedemikian rupa dengan keadaan yang diharapkan, dengan
sehingga proses pembelajaran dapat demikian kondisi ini memungkinkan guru
berlangsung secara efektif dan efisien. mengetahui :

Kegagalan seorang guru mencapai a. Kesenjangan antara kondisi sekarang


tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan dengan yang diharapkan kemudian
ketidak mampuan guru mengelola kelas. menantikan kondisi yang perlu di
Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi perhatikan segera dan mana yang dapat
belajar murid rendah, tidak sesuai dengan diselesaikan kemudian, dan mana yang
standar atau batas ukuran yang ditentukan. memerlukan pemantauan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan b. Masalah yang mungkin terjadi yakni
kompetensi guru yang sangat penting. Usman kesenjangan yang mungkin timbul jika
dalam salah satu bukunya mengemukakan guru gagal mengambil tindakan
bahwa suatu kondisi belajar yang optimal dapat pemecahan.
tercapai jika guru mampu mengatur murid dan c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara
sarana pembelajaran serta mengendalikannya dan dipertahankan karena dianggap sudah
dalam suasana yang menyenangkan untuk baik.
mencapai tujuan pengajaran. 3. Memilih dan menggunakan strategi
pengelolaan.
Untuk meningkatkan efektifitas proses
belajar mengajar ada 5 langkah yang ditempuh Guru yang efektif adalah guru yang
dalam proses manajemen kelas yang efektif menguasai berbagai strategi manajerial yang
terkandung dalam berbagai pendekatan
manajemen kelas dan mampu memilih serta

103
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

menggunakan strategi yang paling sesuai haknya sebagai anggota kelas atau suatu
dalam situasi tertentu yang telah dianalisis sekolah akan menjadi masalah dalam
sebelumnya, proses pemilihan ini dapat pengelolaan kelas.
dianggap suatu kerja komputer, guru c. Faktor keluarga. Tingkah laku peserta
memeriksa strategi-strategi yang tersimpan didik di dalam kelas merupakan
dalam sel-sel komputer dan memilih strategi pencerminan Keadaan keluarganya. Sikap
yang memberikan harapan untuk meningkatkan otoriter orang tua akan tercermin dari
kondisi yang dianggap sesuai. tingkah laku peserta didik yang agresif
atau apatis. Di dalam kelas sering
4. Menilai efektifitas pengelolaan
ditemukan ada peserta didik pengganggu
Dalam tahap ini guru menilai dan pembuat ribut, mereka itu biasanya
efektifitas pengelolaannya artinya dari waktu dari keluarga yang broken-home.
ke waktu guru harus menilai sejauh mana d. Faktor fasilitas. Faktor ini meliputi:
keberhasilan memelihara dan menciptakan jumlah peserta didik dalam kelas yang
kondisi yang sesuai. Proses penilaian ini terlalu banyak dan tidak seimbang dengan
memusatkan perhatian kepada dua perangkat ukuran kelas, besar dan kecilnya ruangan
perilaku. Perilaku pertama adalah perilaku guru tidak disesuaikan dengan jumlah peserta
dalam arti sejauh mana guru telah didiknya, ketersediaan alat yang tidak
menggunakan perilaku manajemen yang sesuai dengan jumlah peserta didik yang
direncanakan akan dilakukan. Perilaku kedua membutuhkannya.
adalah perilaku peserta didik, yaitu sejauh 3. Usaha-usaha yang harus ditempuh dalam
mana peserta didik berperilaku yang sesuai. manajemen kelas sehingga dapat
Yakni apakah mereka telah melakukan apa-apa meningkatkan efektifitas proses belajar
yang diharapkan untuk dilakukan. mengajar yaitu: a) mempersiapkan tugas
administratif, b) penggunaan metode
L. Penutup pembelajaran dan media pembelajaran
1. Implementasi Manajemen Kelas dalam yang bervariasi; dan c) menggunakan
meningkatkan efektifitas proses belajar pendekatan pluralistik.
mengajar meliputi: perencanaan
pembelajaran, pengarahan, mengatur
Daftar Pustaka
ruang kelas, komunikasi; dan kontrol. Hal
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan
ini diimplementasikan untuk
Dasar Guru Dalam Proses Belajar
meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar Bandung : Remaja
mengajar sehingga dapat meraih prestasi
Rosdakarya, 2002
yang murni.
2. Faktor penghambat manajemen kelas Maisah, Manajemen Pendidikan, Ciputat : cet,
dalam meningkatkan efektifitas proses 1 Gaung Persada Press Group, 2013
belajar mengajar adalah
a. Faktor guru, faktor penghambat yang Dimyati dan Mujiono, Belajar dan
datang dari berupa hal-hal, seperti: tipe Pemnbelajaran,Jakarta : Rineka Cipta, 2009
kepemimpinan guru yang otoriter, format
Hariyanto, Muchlas Samani, Pendidikan
belajar mengajar yang tidak bervariasi
Karakter, Bandung :Remaja
(monoton), kepribadian guru yang tidak
Rosdakarya, 2012
baik, pengetahuan guru yang kurang, serta
pemahaman guru tentang peserta didik Muhammad Saroni, Manajemen
yang kurang. SekolahYogyakarta : Ar-ruzz, 2006
b. Faktor peserta didik. Kekurang sadaran
peserta didik dalam memenuhi tugas dan

104
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Muslim Banum, Supervisi Pendidikan


Meningkatkan Kualitas
Profesionalisme Guru, Jakarta:
Alfabeta, 2010

Muljani A. Nurhadi, Administrasi Pendidikan


di SekolahYogyakarta : Ikip
Yogyakarta, 2001

Natta Abuddin, Manajemen Pendidikan,


Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000

Nawawi Hadari, Organisasi Sekolah dan


Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan, Jakarta : Gunung
Agung, 2000

Oemar Hamlik, Perencanaan Pengajaran


Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta :Raja Granfindo Persada,
2006

Oemar Hamlik, Proses Belajara


Mengajar,Bandung : Bumi Aksara,
2001

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta:


Prenanda Mulia, 2008

H. Amirul Hadi, Metodologi Penelitian,


Bandung: Pustaka Setia, 2001

James P. Spradley, Participation observation,


New York: Holt, Reinhart and
Winston, 1990

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian


Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007

Nana Sudjana, Awal Kusumah, Proposal


Penelitian di Perguruan Tinggi, Cet 4,
(Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2004
Wahyu,pedoman penelitian pendidikan,
Bandung : Tarsito, 1996

105

Anda mungkin juga menyukai