Anda di halaman 1dari 25

View metadata, citation and similar papers atcore.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Journal of IAIN Sultan Amai Gorontalo

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN


EFEKTIFITAS
PROSES BELAJAR MENGAJAR

Alfian Erwinsyah
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Abstrak

Permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini yakni Bagaimana implementasi manajemen
kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar. Apa saja faktor penghambat
manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar. Usaha-usaha apa yang
ditempuh dalam manajemen kelas sehingga dapat meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.
Implementasi Manajemen Kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar yang
meliputi: perencanaan pembelajaran, pengarahan, mengatur ruang kelas, komunikasi; dan kontrol.
Hal ini diimplementasikan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar sehingga dapat
meraih prestasi yang murni.
Faktor penghambat manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar adalah
Faktor guru, faktor penghambat yang datang dari berupa hal-hal, seperti: tipe kepemimpinan guru
yang otoriter, format belajar mengajar yang tidak bervariasi (monoton), kepribadian guru yang tidak
baik, pengetahuan guru yang kurang, serta pemahaman guru tentang peserta didik yang kurang.
Faktor peserta didik. Faktor keluarga. Faktor fasilitas. Usaha-usaha yang ditempuh dalam manajemen
kelas sehingga dapat meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar yaitu: a) mempersiapkan tugas
administratif, b) penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi; dan c)
menggunakan pendekatan pluralistik.
Kata Kunci: Manajemen Kelas, Efektivitas Proses Belajar Mengajar
A. Pendahuluan dapat diartikan sebagai suatu proses yang
Belajar adalah suatu proses yang komplek dan terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan
terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. perubahan terhadap diri manusia yang
Proses belajar itu terjadi karena interaksi melakukan, dengan maksud memperoleh
antara seseorang dan lingkungannya. Oleh perubahan dalam dirinya pada tingkat
karena itu belajar dapat terjadi kapan dan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
dimana saja. Adapun secara sederhana belajar selalu ada usaha berupa latihan.

87
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Proses belajar mengajar yang ditentukan, dengan mengacu pada kurikulum


diselenggarakan di beberapa sekolah sebagai yang dijadikan sebagai program pembelajaran.
pusat pendidikan formal lebih dimaksudkan Jika interaksi antara kurikulum yang diajarkan
untuk mengarahkan perubahan pada diri sendiri oleh guru dengan kemampuan murid dalam
secara terencana baik dari segi kognitif, afektif menyerap materi itu menjadi satu kesatuan
dan psikomotorik. Dalam interaksi belajar yang utuh, maka target maksimal akan tercapai
tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa secara seimbang.
komponen yang antara lain terdiri atas: murid, Dalam kenyataannya yang ada di
guru, kepala sekolah, materi pelajaran, sarana lapangan mata pelajaran Pendidikan Agama
prasarana (perpustakaan), lingkungan dan Islam dewasa ini mutunya masih rentan karena
beberapa fasilitas lain yang memenuhi dalam belum mencapai target yang diinginkan secara
proses pembelajaran sehingga akan menunjang memadai khususnya di sekolah umum. Selain
keefektifan proses pembelajaran.1 Peran guru realitas tersebut, ada asumsi bahwa “Dalam
sangat penting dalam pendidikan. Baik kehidupan sekolah sering kita lihat adanya
buruknya pendidikan dipengaruhi bagaimana para guru yang dapat dikatakan tidak berhasil
seorang guru bisa memanifestasikan dan dalam mengajar. Indikator dari
mengaplikasikan sumbangsihnya ke dalam ketidakberhasilan guru adalah prestasi siswa
lembaga formal untuk mewujudkan kecerdasan yang rendah, tidak sesuai dengan standar atau
bangsa dan cita-cita negara, sehingga antara batas ukuran yang ditentukan. Kegagalan ini
guru dan pendidikan merupakan satu komponen bukan hanya ketidakberhasilan guru dalam
yang tidak bisa dipisahkan. mengajarkan tugasnya yaitu menguasai materi
bidang studi ketika penyampaian saja, akan

Wibowo,
1
Manajemen Perubahan, tetapi ketidaktahuan guru dalam

(Jakarta : Raja Granfindo Persada, 2013). Hal. 116 memenejemen kelas. Hal ini berakibat pada
ketidakefektifan pembelajaran khususnya PAI
Sehingga kualitas siswa menurun” 1
Jika dari kata “pendidikan” berarti ada Untuk meningkatkan keefektifan
pendidik dan ada yang dididik, maka artinya pembelajaran khususnya bidang studi PAI, ada
guru dan murid. Seorang guru atau pendidik hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru.
bekerja sesuai dengan kurikulum sekolah, baik Guru hendaknya harus pandai dalam
pada tingkat SD, SMP, SMA. Karena itu, manajemen kelas agar dalam pembelajaran
frekuensi pendidikan di dalam lembaga berjalan secara efektif dan optimal. Adapun
pendidikan diharapkan mampu menghasilkan ruang lingkup dari manajemen kelas terdiri
anak didik yang bisa menyelesaikan 1 Hamlik Oemar, Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
pendidikannya sesuai target yang telah
(Jakarta : Raja
Granfindo Persada, 2006). Hal. 14

88
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

atas kegiatan akademik berupa perencanaan, menjadi tiga lingkungan yaitu lingkungan
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, serta keluarga, sekolah dan masyarakat. Semua itu
berupa kegiatan administratif yang mencakup sangat mempengaruhi pembelajaran terutama di
kegiatan prosedural dan organisasional seperti, lingkungan sekolah yaitu tentang manajemen
penataan ruangan, pengelompokan siswa kelas yang akan berpengaruh pada proses
dalam pembagian tugas, penegakan disiplin pembelajaran siswa dalam meningkatkan
kelas, pengadaan tes, pengorganisasian kelas, efektifitas proses belajar mengajar yang lebih
pencatatan kelas dan pelaporan. optimal.
Dengan manajemen kelas ini maka Perkembangan ilmu pengetahuan dan
siswa akan termotivasi dalam pembelajaran teknologi semakin mendorong upaya-upaya
terutama pada manajemen suasana kelas yang pembaharuan dalam dunia pendidikan.
pada khususnya merupakan modal penting bagi Berbagai upaya untuk mencapai
jernihnya pikiran dalam mengikuti pelajaran, tujuan pendidikan Indonesia dewasa ini
sehingga anak akan merasa nyaman dan juga terus berlangsung. Adapun salah satu upaya
antusias. Dengan pembelajaran Pendidikan yang diprioritaskan untuk mencapainya adalah
Agama Islam yang kondusif dan suasana yang peningkatan mutu pendidikan. Untuk
cenderung rekreatif, maka akan dapat peningkatan mutu pendidikan ini seluruh
mendorong siswa untuk mengembangkan komponen pendidikan juga perlu ditingkatkan.
potensi kreatifitasnya. Selain itu juga dengan adanya otonomi daerah
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai maka muncul sebuah keputusan baru dalam
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. sektor pendidikan terkait dengan upaya
Sedangkan pembelajaran merupakan sebagian peningkatan mutu pendidikan sekolah yaitu
dari proses belajar dapat ditujukan dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam
berbagai bentuk, seperti perubahan mengimplementasikan MBS secara efektif dan
pengetahuan, pemahaman sikap, dan tingkah efisien, para guru harus berkreasi dalam
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta meningkatkan manajemen kelas dengan tepat
merupakan beberapa aspek lain yang ada pada agar pembelajaran berlangsung secara maksimal,
individu yang belajar. efisien dan efektif. Karena kelas merupakan
Tingkah laku sebagai proses dari hasil media pertemuan segala komponen pendidikan
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik serta ujung tombak dan juga basis pendidikan.
internal maupun eksternal. Adapun faktor Kehidupan dan peradaban manusia di
internal adalah kemampuan yang dimiliki oleh awal millennium ketiga ini telah banyak
siswa, yaitu minat dan perhatiannya, kebiasaan mengalami perubahan. Dalam merespon
usaha dan motivasi serta beberapa faktor fenomena itu, manusia berpacu
lainnya. Sedangkan faktor eksternal dalam mengembangkan pendidikan diberbagai
pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan bidang ilmu. Namun bersamaan dengan itu

89
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

muncullah krisis multi dimensi, krisis politik, terkandung suatu pengertian umum mengenai
ekonomi, sosial, hukum, golongan dan ras. kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang
Akibatnya peran serta efektifitas pendidikan sama menerima pelajaran yang sama dari guru
Agama Islam di sekolah sebagai pemberi nilai yang sama pula. Sedangkan kelas menurut
spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat pengertian umum dapat dibedakan atas dua
mulai dipertanyakan. Dengan asumsi jika pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan
pendidikan agama dilakukan dengan baik, pandangan dari segi siswa.
maka kehidupan masyarakat akan jauh lebih Disamping itu, Hadari Nawawi juga
baik. memandang kelas dari dua sudut, yakni :
Salah satu usaha yang dapat dijadikan a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang
sebagai solusi dalam masalah pembelajaran dibatasi oleh empat dinding, tempat
adalah pengimplementasian manajemen kelas sejumlah siswa berkumpul untuk
dalam pembelajaran mengikuti proses belajar mengajar. Kelas
dalam pengertian tradisional ini,
B. Pembahasan Manajemen Kelas mengandung sifat statis karena sekedar
Manajemen merupakan terjemahan menunjuk pengelompokan siswa menurut
dari kata “Pengelolaan”. Karena terbawa tingkat perkembangannya, antara lain
oleh derasnya arus penambahan kata pungut berdasarkan pada batas umur kronologis
kedalam Bahasa Indonesia, maka istilah masing-masing.
Inggris tersebut kemudian di Indonesiakan b. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat
menjadi “Manajemen“. Arti dari manajemen kecil yang merupakan bagian dari
adalah pengelolaan, penyelenggaraan, masyarakat sekolah, yang sebagai satu
ketatalaksanaan penggunaan sumber daya kesatuan diorganisir menjadi unit kerja
secara efektif untuk mencapai tujuan atau yang secara dinamis menyelenggarakan
sasaran yang diinginkan.2 Maka, dapat kegiatan belajar mengajar yang kreatif
disimpulkan bahwa pengelolaan atau untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, dapat
manajemen adalah penyelenggaraan atau diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan
pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat sebagai ruangan belajar atau rombongan
berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. belajar, yang dibatasi oleh empat dinding
Sebelum kita membahas tentang atau tempat peserta didik belajar, dan
manajemen kelas, alangkah baiknya kita tingkatan (grade). Ia juga dapat dipandang
ketahui terlebih dahulu apa pengertian dari sebagai kegiatan belajar yang diberikan
pada kelas itu sendiri. Didalam Didaktik oleh guru dalam suatu tempat, ruangan,
2 Hadari Nawawi, Organisasi tingkat dan waktu tertentu.
Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Sebagai Setelah berbicara tentang pengertian
Lembaga Pendidikan( jakarta : gunung agung,
2000). Hal. 116 dari Manajemen dan Kelas diatas, maka

90
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

dibawah ini para ahli dan sumber belajarnya, pengaturan


pendidik an mendefinisikan lingkungannya untuk memaksimumkan
manajemen kelas, antara lain : efisiensi, memantau
DR. Hadari Nawawi berpendapat kemajuan siswa, dan mengantisipasi
bahwa manajemen kelas diartikan sebagai masalahmasalah yang mungkin timbul.
kemampuan guru atau wali kelas dalam
oleh penanggung-jawab
mendayagunakan potensi kelas berupa
kegiatan belajar-mengajar atau yang
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya
membantu dengan maksud agar dicapainya
pada setiap personal untuk melakukan
kondisi yang optimal, sehingga Dr. Suharsimi
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah,
Arikunto berpendapat bahwa “manajemen kelas
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat
adalah suatu usaha yang dilakukan terlaksana
dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan
kegiatan belajar seperti yang diharapkan.”
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan murid. Dari Drs. Syaiful Bahri Djamarah
uraian diatas jelas bahwa program kelas akan berpendapat bahwa “manajemen kelas adalah
berkembang bilamana guru/wali kelas suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas
mendayagunakan secara maksimal potensi yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung
kelas yang terdiri dari tiga unsur yaitu ; guru, proses interaksi edukatif mencapai tujuan
murid, dan proses atau dinamika kelas. pembelajaran.”

Johanna Kasin Lemlech, dalam Dari beberapa pendapat para ahli diatas
bukunya Drs. Cecep Wijaya & Drs. A. dan masih banyak lagi pendapat yang lain,
Tabrani Rusyan mengatakan bahwa maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
“Classroom management is the orchestration manajemen kelas merupakan upaya mengelola
of classroom life : planning curriculum, siswa didalam kelas yang dilakukan untuk
organizing procedures and resources, menciptakan dan mempertahankan
arranging the environment to maximize suasana/kondisi kelas yang menunjang program
efficiency, monitoring student progress, pengajaran dengan jalan menciptakan dan
anticipating potential problems.“ 3
Menurut mempertahankan motivasi siswa untuk selalu
definisi ini, yang dimaksud dengan manajemen ikut terlibat dan berperan serta dalam proses
kelas adalah usaha dari pihak guru untuk pendidikan di sekolah
menata kehidupan kelas dimulai dari
perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur 1. Unsur unsur Manajemen
a. Man (Manusia)
3 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Dalam pendekatan ekonomi, sumber
Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002). daya manusia adalah salah satu faktor produksi
Hal 113

91
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

selain tanah, modal, dan keterampilan. mesin. Perkembangan teknologi yang begitu
Pandangan yang menyamakan manusia dengan pesat, menyebabkan penggunaan mesin
faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak semakin menonjol. Hal ini karena banyaknya
tepat baik dilihat dari konsepsi, filsafat, mesinmesin baru yang ditemukan oleh para
maupun moral. Manusia merupakan unsur ahli sehingga memungkinkan peningkatan
manajemen yang penting dalam mencapai dalam produksi.
tujuan perusahaan. e. Methode (Metode)
b. Money (Uang) Metode kerja sangat dibutuhkan agar
Uang selalu dibutuhkan dalam mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien.
perusahaan, mulai dari pendirian perusahaan Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan
hingga pengurusan perizinan pembangunan organisasi, baik yang menyangkut proses
gedung kantor, pabrik, peralatan modal, produksi maupun administrasi tidak terjadi
pembayaran tenaga kerja, pembelian bahan begitu saja melainkan memerlukan waktu yang
mentah, dan transportasi. Para pemilik modal lama. Bahkan sering terjadi, untuk
menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk memperoleh metode kerja yang sesuai dengan
digunakan sebagai modal dalam kegiatan kebutuhan organisasi, pimpinan perusahaan
produksi. Dengan demikian, uang merupakan meminta bantuan ahli. Hal ini dilakukan
salah satu unsur penting dalam melakukan karena penciptaan metode kerja, mekanisme
produksi. kerja, serta prosedur kerja sangat besar
c. Material (Bahan Baku) manfaatnya. f. Market ( Pasar)
Perusahaan umumnya tidak Pasar merupakan tempat kita
menghasilkan sendiri bahan mentah yang memasarkan produk yang telah diproduksi.
dibutuhkan tersebut, melainkan membeli dari Pasar sangat dibutuhkan dalam suatu
pihak lain. Untuk itu, manajer perusahaan perusahaan. Pasar itu berupa masyarakat
berusaha untuk memperoleh bahan mentah (pelanggan) itu sendiri. Tanpa adanya pasar
dengan harga yang paling murah, dengan suatu perusahaan akan mengalami
menggunakan cara pengangkutan yang murah kebangkrutan. Jadi perusahaan seharusnya
dan aman. Di samping itu, bahan mentah memikirkan manajemen pasar (pemasaran)
tersebut akan diproses sedemikian rupa dengan baik. Dengan manajemen pasar
sehingga dapat dicapai hasil secara efisien. d. (pemasaran) yang baik (juga didukung oleh
Machine (Mesin) pasar yang tepat) distribusi produk dapat
Mesin mulai memegang peranan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa
penting dalam proses produksi setelah yang diharapkan.
terjadinya revolusi industri dengan g. Information (Informasi)
ditemukannya mesin uap sehingga banyak Tentu saja informasi sangat
pekerjaan manusia yang digantikan oleh dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Informasi
92
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

tentang apa yang sedang populer, apa yang seperti halnya penanganan dalam gangguan
sedang disukai, apa yang sedang terjadi di keamanan. Keterampilan refrensif sebagai
masyarakat, dsb. Manajemen informasi sangat salah satu unsur dari keterampilan
penting juga dalam menganalis produk yang pengelolaan kelas.
telah dan akan dipasarkan. 3. Modifikasi Tingkah laku, yaitu bahwa
Ketujuh unsur manajemen tersebut setiap tingkah laku dapat diamati.
lebih dikenal dengan sebutan 6 M + I , yaitu a) Pengelolaan kelompok, untuk menangani
man, money, material, machine, method, permasalahan hendaknya dilakukan secara
market dan information. Setiap unsur tersebut kolaborasi dan mengikutsertakan beberapa
memiliki karakteristik yang berbeda. komponen atau unsur yang terkait.
Manajemen tidak dapat berjalan dengan baik b) Diagnosis yaitu suatu keterampilan untuk
tanpa adanya ketujuh unsur tersebut. mencari unsur-unsur yang akan menjadi
Unsur- unsur pengelolaan kelas meliputi: penyebab gangguan maupun unsur-unsur
1. Preventif, yaitu upaya yang dilakukan oleh yang menjadi kekuatan bagi peningkatan
guru untuk mencegah terjadinya proses pembelajaran.SUR
gangguan dalam pembelajaran. Beberapa
C. Fungsi Manajemen Kelas
upaya atau keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang guru untuk Fungsi manajemen adalah sebagai
mendukung terhadap tindakan preventis wahana bagi perserta didik untuk
antara lain : mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
a) Tanggap / peka, sikap tanggap ini yang berkenaan dengan segi-segi potensi
ditunjukkan oleh kemampuan guru secara peserta didik yang lainnya. Agar fungsi
dini mampu dengan segera merespon manajemen peserta didik dapat tercapai, ada
terhadap berbagai prilaku atau aktivitas beberapa fungsi manajemen kelas tersebut
yang dianggap akan mengganggu sebagai berikut:
pembelajaran atau berkembangnya sikap
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas
maupun sifat negatif dari siswa maupun
tentang tujuan pendidikan sekolah dan
lingkungan pembelajaran lainnya.
hubungannya dengan pengajaran yang
b) Perhatian yaitu selalu mencurahkan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
perhatian pada berbagai aktivitas,
2) Membantu guru memperjelas pemikiran
lingkungan maupun segala sesuatu yang
tentang sumbangan pengajarannya terhadap
muncul. Perhatian merupakan salah satu
pencapaian tujuan pendidikan.
bentuk keterampilan dan kebiasaan yang
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai
harus dimiliki oleh guru.
pengajaran yang diberikan dan prosedur
2. Refrensif, keterampilan refrensif tidak
yang digunakan.
diartikan sebagai tindakan kekerasan
93
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

4) Membantu guru dalam rangka mengenal sekolah dan tujuan pendidikan secara
kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat keseluruhan.6
murid, dan mendorong motivasi belajar. Adapun tujuan dari manajemen kelas
5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial adalah sebagai berikut :
dan error dalam mengajar dengan adanya
a. Agar pengajaran dapat dilakukan secara
organisasi kurikulum yang lebih baik,
maksimal, sehingga tujuan pengajaran
metode yang tepat dan menghemat waktu.
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
6) Murid-murid akan menghormati guru yang
b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha
dengan sungguh-sungguh mempersiapkan
memantau kemajuan siswa dalam
diri untuk mengajar sesuai dengan
pelajarannya. Dengan manajemen kelas,
harapanharapan mereka.
guru mudah untuk melihat dan mengamati
7) Memberikan kesempatan bagi guru-guru
setiap kemajuan atau perkembangan yang
untuk memajukan pribadinya dan
dicapai siswa, terutama siswa yang
perkembangan profesionalnya.
tergolong lamban.
8) Membantu guru memiliki perasaan percaya
c. Untuk memberi kemudahan dalam
pada diri sendiri dan menjamin atas diri
mengangkat masalah-masalah penting
sendiri.
untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan
9) Membantu guru memelihara kegairahan
pengajaran pada masa mendatang.
mengajar dan senantiasa memberikan
bahan-bahan yang up to date kepada Jadi, Manajemen kelas dimaksudkan
murid. 45
untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok
kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik,
D. Tujuan Manajemen Kelas
yang memungkinkan siswa berbuat sesuai

Tujuan manajemen kelas mengatur dengan kemampuannya. Kemudian, dengan

kegiatan-kegiatan peserta didik agar manajemen kelas produknya harus sesuai

kegiatankegiatan tersebut menunjang proses dengan tujuan yang hendak dicapai.

pembelajaran di lembaga pendidikan Sedangkan tujuan manajemen kelas secara

(sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di khusus dibagi menjadi dua yaitu tujuan untuk

lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan siswa dan guru.

lancar, tertib dan teratur sehingga dapat 1. Tujuan Untuk Siswa:

memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan a. Mendorong siswa untuk mengembangkan


tanggung-jawab individu terhadap
tingkah lakunya dan kebutuhan untuk
4 Oemar Hamalik, mengontrol diri sendiri.
proses belajar mengajar (Bumi
aksara Bandung: 2001). Hal 135- 6 Administrasi pendidikan UPI,manajemen
5 Pendidikan (Bandung; Alfabeta2008). Hal 206

94
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

b. Membantu siswa untuk mengetahui dengan menyesuaikan permasalahan yang ada,


tingkah laku yang sesuai dengan tata sehingga tercipta suasana yang kondusif,
tertib kelas dan memahami bahwa teguran efektif dan efisien.
guru merupakan suatu peringatan dan Solusi terhadap permasalahan antar
bukan kemarahan. aspek-aspek dalam manajemen pendidikan
c. Membangkitkan rasa tanggung jawab berdasarkan dalil al-Quran dalam (Q.S Ash
untuk melibatkan diri dalam tugas Shaff : 4)
maupun pada kegiatan yang diadakan. 7

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan


daripada manajemen kelas adalah agar setiap
anak dikelas dapat bekerja dengan tertib, Terjemahan:
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran Sesungguhnya Allah menyukai orang
secara efektif dan efisien. yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu
2. Tujuan Untuk Guru:
bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S Ash
a. Untuk mengembangkan pemahaman
shaff:4)
dalam penyajian pelajaran dengan
Ayat tersebut menceritakan tentang
pembukaan yang lancar dan kecepatan
ketelodoran Sahabat nabi dalam perang Uhud,
yang tepat.
karena sebagai pemimpin nabi tidak dianggap
b. Untuk dapat menyadari akan kebutuhan
perkataannya. Padahal Rasulullah SAW telah
siswa dan memiliki kemampuan dalam
mengajarkan pada sahabatnya untuk tidak
memberi petunjuk secara jelas kepada
menyerang musuh sebelum membariskan
siswa.
pasukannya dengan „merapat‟
c. Untuk mempelajari bagaimana merespon
secara efektif terhadap tingkah laku siswa E. Prosedur Manajemen Kelas
yang mengganggu.
Upaya untuk menciptakan suasana yang
d. Untuk memiliki strategi ramedial yang
diliputi oleh motivasi siswa yang tinggi, perlu
lebih komprehensif yang dapat digunakan
dilakukan manajemen kelas dengan baik.
dalam hubungan dengan masalah tingkah
Langka-langka ini disebut sebagai prosedur
laku siswa yang muncul didalam kelas.
manajemen kelas. Adapun prosedur manajemen
Maka dapat disimpulkan bahwa agar kelas ini dapat dilakukan secara pencegahan
setiap guru mampu menguasai kelas dengan (Preventif) maupun penyembuhan (Kuratif).
menggunakan berbagai macam pendekatan Perbedaan kedua jenis pengelolaan kelas
tersebut, akan berpengaruh terhadap perbedaan
7 Sanjaya Wina pembelajaran, ( jakarta:
langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
prenada mulia, 2008). Hal. 68,

95
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

seorang guru dalam menerapkan kedua jenis secara menyeluruh dan seimbang jika siswa itu
manajemen kelas tersebut. Dikatakan secara menyadari akan kebutuhannya dalam proses
preventif apabila upaya yang dilakukan atas pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran,
dasar inisiatif guru untuk mengatur siswa, siswa harus menyadari bahwa belajar adalah
peralatan (fasilitas) atau format belajar dengan tujuan tertentu.
mengajar yang tepat dan dapat mendukung Keefektifan siswa dalam proses
berlangsungnya proses belajar mengajar. pembelajaran sebenarnya bergantung pada
Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen tingkat kesadarannya semakin tinggi pula
kelas secara kuratif adalah langkalangka keefektifannya. Kondisi ini selanjutnya
tindakan penyembuhan terhadap tingkah laku berdampak pada tingkat penguasaan
menyimpang yang dapat mengganggu kondisi- kemampuan dari siswa yang bersangkutan. 9
kondisi optimal dan proses belajar mengajar Agar dapat menimbulkan suasana kelas yang
yang sedang berlangsung. mendukung untuk melakukan proses belajar
1. Prosedur Manajemen Kelas yang Bersifat mengajar.
Preventif Meliputi :
c. Penampilan Sikap Tulus Guru
a. Peningkatan Kesadaran Pendidik Sebagai
Guru Guru mempunyai peranan yang besar
dalam menciptakan kondisi belajar yang
Suatu langkah yang mendasar dalam
optimal. Guru perlu bersikap dan bertindak
strategi manajemen kelas yang bersifat
secara wajar, tulus dan tidak pura-pura
preventif adalah meningkatkan kesadaran diri
terhadap siswa. Penampilan sikap guru
pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya
diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa
sebagai guru, seorang pendidik harus
yang disajikan dengan sikap tulus dan hangat.
menyadari bahwa dirinya memiliki tugas dan
Yang dimaksud dengan sikap tulus adalah
fungsi yaitu sebagai fasilitator bagi siswanya
sikap seorang guru dalam menghadapi siswa
yang sedang belajar,8 serta bertanggung-jawab
secara berterus-terang tanpa pura-pura, tetapi
terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa
diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap
apapun corak proses pendidikan yang akan
tindakannya demi kepentingan perkembangan
terjadi terhadap siswa, semuanya akan menjadi
dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik.
tanggungjawab guru sepenuhnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan hangat
b. Peningkatan Kesadaran Siswa adalah keadaan pergaulan guru kepada siswa
dalam proses belajar mengajar yang
Kesadaran akan kewajibannya dalam
menunjukkan suasana keakraban dan
proses pendidikan ini baru akan diperoleh

9 Hariyanto, Muchlas Samani,


8 Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah pendidikan karakter, ( Bandung: remaja
(Yogyakarta: Ar-ruzz,2006), hlm.112 rosdakarya, 2012). Hal. 35

96
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

keterbukaan dalam batas peran dan f. Pembuatan Kontrak Sosial


kedudukannya masing-masing sebagai anggota Kontrak sosial pada hakekatnya
masyarakat sekolah. berupa norma yang dituangkan dalam bentuk
Dengan sikap yang tulus dan hangat dari peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis
guru, diharapkan proses interaksi dan maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai
komunikasinya berjalan wajar, standar tingkah laku bagi siswa sebagai
sehingga mengarah kepada suatu individu maupun sebagai kelompok. Kontrak
penciptaan suasana yang mendukung untuk sosial yang baik adalah yang benar-benar
kegiatan pendidikan. dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan
d. Pengenalan Terhadap Tingkah Laku terjadinya pelanggaran.
Siswa Dengan kata lain, kontrak sosial yang
Tingkah laku siswa yang harus dikenal digunakan untuk upaya Manajemen Kelas,
adalah tingkah laku baik yang mendukung hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan
maupun yang dapat mencemarkan suasana yang pengarahan dan bimbingan dari pendidik.
diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. 2. Prosedur Manajemen Kelas yang Bersifat
Tingkah laku tersebut bisa bersifat Kuratif meliputi:
perseorangan maupun kelompok. Identifikasi a. Identiffikasi masalah
akan variasi tingkah laku siswa itu diperlukan Pertama-tama guru melakukan
bagi guru untuk menetapkan pola atau identifikasi masalah dengan jalan berusaha
pendekatan Manajemen Kelas yang akan memahami dan menyelidiki penyimpangan
diterapkan dalam situasi kelas tertentu. tingkah laku siswa yang dapat mengganggu
e. Penemuan Alternatif Manajemen Kelas kelancaran proses pendidikan didalam kelas,
Agar pemilihan alternatif tindakan dalam arti apakah termasuk tingkah laku yang
Manajemen Kelas dapat sesuai dengan situasi berdampak negatif secara luas atau tidak,
yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik ataukah hanya sekedar masalah perseorangan
mengenal berbagai pendekatan yang dapat atau kelompok, ataukah bersifat sesaat saja
digunakan dalam Manajemen Kelas. Dengan ataukah sering dilakukan maupun hanya
berpegang pada pendekatan yang sesuai, sekedar kebiasaan siswa.
diharapkan arah Manajemen Kelas yang b. Analisis Masalah
diharapkan akan tercapai. Dengan hasil penyidikan
Selain itu, pengalaman guru yang yang mendalam, seorang guru dapat
selama ini dilakukan dalam mengelola kelas melanjutkan langkah ini yaitu dengan berusaha
waktu mengajar, baik yang dilakukan secara mengetahui latar belakang serta sebab-musabab
sadar maupun tidak sadar perlu pula dijadikan timbulnya tingkah laku siswa yang
sebagai referensi yang cukup berharga dalam menyimpang tersebut. Dengan demikian, akan
melakukan Manajemen Kelas.
97
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

dapat ditemukan sumber masalah yang Hasil Monitoring tersebut, hendaknya


sebenarnya. dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu dengan
c. Penetapan Alternatif Pemecahan cara mempergunakannya untuk :
Untuk dapat memperoleh
1) Memperbaiki pengambilan alternatif yang
alternatifalternatif pemecahan tersebut,
pernah ditetapkan bila kelak menghadapi
hendaknya mengetahui berbagai pendekatan
masalah yang sama pada situasi yang
yang dapat digunakan dalam Manajemen
sama.
Kelas dan juga memahami cara-cara untuk
2) Dasar dalam melakukan kegiatan
mengatasi setiap masalah sesuai dengan
Manajemen Kelas berikutnya sebagai
pendekatan masingmasing.10
tindak lanjut dari kegiatan Manajemen
Kelas yang sudah dilakukan sebelumnya.
Muslim Banum, supervisi pendidikan
10
11
meningkatkan kualitas profesionalisme guru,
(jakarta: Alfabeta, 2010). Hal 151
F. Pendekatan dalam Manajemen Kelas
Dengan membandingkan berbagai
alternatif pendekatan yang mungkin dapat Pendekatan yang dilakukan
dipergunakan, seorang guru akan dapat oleh seorang guru dalam manajemen
memilih alternatif yang terbaik untuk mengatasi kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan
masalah pada situasi yang dihadapinya. Dengan guru tersebut terhadap tingkah laku
terpilihnya salah satu pendekatan, maka cara- siswa, karakteristik watak dan sifat
cara mengatasi masalah tersebut juga akan siswa, dan situasi
dapat ditetapkan. Dengan demikian,
pelaksanaan Manajemen Kelas yang berfungsi 11
Muljani A. Nurhadi, Administrasi
untuk mengatasi masalah tersebut dapat Pendidikan di Sekolah (Yogyakarta : IKIP
dilakukan. d. Monitoring Yogyakarta, 2001), Hal 163-171
Hal ini diperlukan, karena akibat kelas pada waktu seorang siswa melakukan
perlakuan guru dapat saja mengenai sasaran, penyimpangan. Dibawah ini ada beberapa
yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang pendekatan yang dapat dijadikan sebagai
menyimpang, tetapi dapat pula tidak berakibat alternatif pertimbangan dalam upaya
apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara
tingkah laku menyimpang berikutnya yang lain sebagai berikut :
justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah a. Pendekatan Manajerial
monitoring ini pada hakekatnya ditujukan untuk Pendekatan ini dilihat dari sudut
mengkaji akibat dari apa yang telah terjadi. pandang manajemen yang berintikan konsepsi
e. Memanfaatkan Umpan Balik (Feed-Back)

98
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, kepada kesadaran dan pengendalian diri-
dapat dibedakan menjadi sendiri.
1. Kontrol Otoriter b. Pendekatan Psikologis
Dalam menegakkan disiplin kelas guru Terdapat beberapa pendekatan yang
harus bersikap keras, jika perlu dengan didasarkan atas studi psikologis yang dapat
hukuman-hukuman yang berat. dimanfaatkan oleh guru dalam membina
Menurut konsep ini, disiplin kelas yang disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang
baik adalah apabila siswa duduk, diam, dan dimaksud antara lain sebagai berikut :
mendengarkan perkataan guru.10 1. Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku
2. Kebebasan Liberal (Behavior-Modification)
Menurut konsep ini, siswa harus diberi
Pendekatan ini didasarkan
kebebasan sepenuhnya untuk melakukan
pada psikologi behavioristik, yang
kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat
mengemukakan pendapat bahwa :
perkembangannya. Dengan cara seperti ini,
a) Semua tingkah laku yang baik atau yang
aktivitas dan kreativitas anak akan
kurang baik merupakan hasil proses
berkembang sesuai dengan kemampuannya.
belajar.
Akan tetapi, sering terjadi pemberian
b) Ada sejumlah kecil proses psikologi
kebebasan yang penuh, ini berakibat terjadinya
penting yang dapat digunakan untuk
kekacauan atau kericuhan didalam kelas
menjelaskan terjadinya proses belajar yang
karena kebebasan yang didapat oleh siswa
dimaksud, yaitu diantaranya penguatan
disalahgunakan.
positif (positive reinforcement) seperti
3. Kebebasan Terbimbing
hadiah, ganjaran, pujian, pemberian
Konsep ini merupakan perpaduan
kesempatan untuk melakukan aktivitas
antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal.
yang disenangi oleh siswa, dan penguatan
Disini siswa diberi kebebasan untuk
negatif (negative reinforcement) seperti
melakukan aktivitas, namun terbimbing atau
hukuman,
terkontrol. Disatu pihak siswa diberi
penghapusan hak, dan ancaman.11
kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain
Penguatan tersebut masih dibagi lagi
pihak siswa harus dihindarkan dari perilaku-
menjadi dua bagian, yaitu:
perilaku negatif sebagai akibat
penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas
yang baik menurut konsep ini lebih ditekankan

11 R.E Freeman, Manajemen Strategik:


10 Dr. Maisah, M.Pd.I Manajemen
pendidikan,( ciputat: 1 gaung persada press group,
2013). hal. 20
Berkepentingan. (Jakarta: PPM 1991).Hal 116

99
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

1. Penguatan Primer yaitu penguatan yang menghargai siswa sebagai manusia, dan
tanpa dipelajari seperti makan, minum, mengerti siswa dari sudut pandang
menghangatkan tubuh, dsb. siswa sendiri. Dengan cara demikian,
2. Penguatan Sekunder yaitu penguatan siswa akan dapat dikuasai tanpa
sebagai hasil proses belajar. Penguatan menutup perkembangannya. Sebagai
sekunder ini ada yang dinamakan penguatan dasarnya, guru dituntut memiliki
sosial ( pujian, sanjungan, perhatian, dsb ), kemampuan untuk melakukan
penguatan simbolik (nilai, angka, atau tanda komunikasi yang efektif dengan siswa,
penghargaan lainnya) dan penguatan dalam sehingga guru dapat mendeskripsikan
bentuk kegiatan apa yang perlu dilakukannya sebagai
(permainan atau kegiatan yang disenangi oleh alternatif
siswa yang tidak semua siswa dapat penyelesaian.1314
mempraktekkannya). Dilihat dari segi d. Pendekatan Proses Kelompok (Group
waktunya, ada penguatan yang terus-menerus Process)
(continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada Pendekatan ini berdasarkan
pula penguatan yang diberikan secara periodik pada psikologi klinis dan dinamika
(dalam waktu-waktu tertentu), misalnya setiap kelompok. Yang menjadi anggapan dasar dari
satu semester sekali, setahun sekali, dsb. 12
pendekatan ini ialah :
c. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional 1) Pengalaman belajar sekolah berlangsung
(Socio-Emotional Climate) dalam konteks kelompok sosial.
Pendekatan ini berlandaskan psikologi 2) Tugas pokok guru yang utama dalam
klinis dan konseling yang mempradugakan : Manajemen Kelas ialah membina
1) Proses belajar mengajar yang efektif kelompok yang produktif dan efektif.
mempersyaratkan keadaan e. Pendekatan Elektif (Electic Approach)
sosioemosional yang baik dalam arti Ketiga pendekatan tersebut,
terdapat hubungan antara pribadi guru mempunyai kebaikan dan kelemahan
dengan siswa dan antara siswa dengan masingmasing. Dalam arti, tidak ada salah satu
siswa. pendekatan yang cocok untuk semua masalah
2) Guru merupakan unsur terpenting bagi dan semua kondisi. Setiap pendekatan
terbentuknya iklim sosio-emosional mempunyai tujuan dan wawasan tertentu.
yang baik. Guru diperlukan bersikap Dengan demikan, guru dituntut untuk
tulus dihadapan siswa, menerima dan memahami berbagai pendekatan. Dengan
dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru
12 Prof. Dr. Sudarwan Danim Inovasi
Pendidikan dalam upaya
peningkatan profesionalisme 13 Dr. Maisah, M.Pd.I Manajemen
tenaga kependidikan (Bandung: pustaka setia, pendidikan, (ciputat: 1 gaung persada press group,
2000).Hal. 190 14 ). Hal 22

100
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

mempunyai banyak peluang untuk a. Perencanaan


menggunakannya bahkan dapat 1) Menetapkan apa yang akan, kapan dan
memadukannya. Pendekatan elektif disebut bagaimana cara melakukannya
juga dengan pendekatan pluralistik, yaitu 2) Membatasi sasaran dan menetapkan
manajemen kelas yang berusaha menggunakan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil
berbagai macam pendekatan yang memiliki yang maksimal melalui proses penentuan
potensi untuk dapat menciptakan dan target
mempertahankan suatu kondisi yang 3) Mengembangkan alternatif-alternatif
memungkinkan proses belajar mengajar tindakan
berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat 4) Mengumpulkan dan menganalisis
memilih dan menggabungkan secara bebas informasi
pendekatan tersebut, sesuai dengan kemampuan 5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan
dan selama maksud dari penggunaannya untuk rencana-rencana dan keputusan-keputusan
menciptakan proses belajar mengajar berjalan b. Pengorganisasian
secara efektif dan efisien. 1516
1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan
2. Implementasi Manajemen Kelas tenaga kerja yang diperlukan untuk
menyusun kerangka yang efisien dalam
Kemampuan mengelola proses belajar
melaksanakan rencana-rencana melalui
mengajar yang baik akan menciptakan situasi
proses penetapan kerja yang diperlukan
yang memungkinkan anak untuk belajar,
untuk menyelesaikannya.
sehingga merupakan titik awal keberhasilan
2) Mengelompokkan kelompok kerja dalam
pengajaran. Siswa dapat belajar dalam suasana
struktur organisasi secara teratur.
wajar, tanpa tekanan dan dalam yang
3) Membentuk struktur wewenang dan
merangsang untuk belajar. Dalam kegiatan
mekanisme koordinasi
belajar mengajar siswa memerlukan suatu yang
4) Merumuskan, menetapkan latihan dan
memungkinkan dia berkomunikasi secara baik,
pendidikan tenaga serta mencari
meliputi komunikasi guru-murid, murid-murid,
sumbersumber lain yang diperlukan17
murid-lingkungan, murid-bahan ajar dan murid
c. Pengarahan
dengan dirinya sendiri.
1) Menyusun kerangka waktu dan biaya
Tugas dan peran guru dalam
secara terperinci
implementasi pengelolaan proses belajar
2) Memperkarsa dan menampilkan
mengajar menurut Syaiful Bahri Djamarah
pelaksanaan rencana dan pengambilan
(2002), adalah sebagai berikut:
keputusan
15 Dr. Maisah, M.Pd.I
Manajemen pendidikan, (ciputat: 1, gaung 17 Bahri syaiful Dzamarah implementasi
persada press group, manajemen kelas (Jakarta: prenada mulia, 2002).
16 ).Hal. 24 Hal. 24

101
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

3) Mengeluarkan instruksi-instruksi siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa


yang spesifik sendiri yang mengalami, melakukan, dan
4) Membimbing, memotivasi dan melakukan menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan
supervise pembelajaran, dimana proses interaksi terjadi
d. Pengawasan antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk
1) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan meningkatkan perkembangan mental, sehingga
2) Melaporkan penyimpangan dan menjadi mandiri dan utuh, disamping itu pula
merumuskan serta menyusun proses belajar tersebut terjadi berkat siswa
standarstandar dan sasaran-sasaran memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan
tindakan koreksi sekitar.
3) Menilai pekerjaan dan melakukan Dalam proses belajar tersebut, siswa
tindakan koreksi terhadap penyimpangan menggunakan kemampuan mentalnya untuk
penyimpangan mempelajari bahan belajar. Kemampuan
G. Proses Pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi
Kegiatan pembelajaran dimaksutkan
suku rinci dan menguat. Adanya informasi
agar tercipta kondisi yang memungkinkan
tentang sasaran belajar, penguatan, evaluasi dan
terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu
keberhasilan belajar, menyebabkan siswa
kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi
semakin sadar akan kemampuan dirinya.
belajar, apabila terjadi proses perubahan
Maka proses pembelajaran itu
perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu
dilandasi oleh prinsip-prinsip yang
pengalaman.
fundamental yang akan menentukan apakah
Dari jabaran kegiatan pembelajaran
pengajaran itu berlangsung secara wajar dan
tersebut, maka dapat diidentifikasikan dua
berhasil.
aspek penting yang ada dalam kegiatan
pembelajaran tersebut. Aspek pertama adalah
H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
aspek hasil belajar yakni perubahan perilaku
Proses Pembelajaran
pada diri siswa. Aspek kedua adalah aspek
proses belajar yakni sejumlah pengalaman Faktor-faktor yang mempengaruhi
intelektual, emosional, dan fisik pada diri proses pembelajaran, antara lain :
siswa. 1819

a. Pengajaran Berbasis Motivasi.


Dari segi proses, belajar dan
perkembangan merupakan proses internal Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri (Pribadi) seseorang
18 Dimyati dan mudjiono, Belajar
dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, yang ditandai dengan timbulnya
2009). Hal perasaan dan untuk mencapai
19 -136

102
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

tujuan. Di dalam penjelasan tersebut ada tiga mencapai tujuan, misalnya si A ingin
unsur yaitu: mendapatkan hadiah maka ia akan
belajar, mengikuti cerama, bertanya,
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan
membaca buku, dan mengikuti tes.
energi dalam pribadi.
b. Pengajaran Berbasis Aktivitas
Perubahanperubahan dalam motivasi
timbul dari perubahan-perubahan tertentu Kegiatan mandiri dianggap tidak ada
di dalam sistem nueropisiologis dalam maknanya, karena guru adalah orang yang
organisme manusia, misalnya karena serba tahu dan menentukan segala hal yang
terjadi perubahan dalam sistem dianggap penting bagi siswa. System
pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi
ada juga guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru
perubahan energi yang tidak diketahui.20 cukup mempelajari materi dari buku, lalu
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa
perasaan Affective Arousal. Mula-mula hanya bertugas menerima dan menelan, mereka
merupakan ketegangan psikologis, lalu diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.21
merupakan suasana emosi. Suasana emosi
Adanya temuan-temuan baru dalam
ini menimbulkan kelakuan yang bermotif.
psikologi perkembangan dan psikologi belajar
Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin
menyebabkan pandangan tersebut berubah.
juga tidak, kita hanya dapat melihatnya
Berdasarkan hasil penelitian para
dalam pertumbuhan. Seorang terlihat
ahli pendidikan ternyata bahwa:
dalam suatu diskusi, karena dia merasa
tertarik pada masalah yang akan 1. Siswa adalah suatu organisme yang
dibicarakan maka suaranya akan timbul hidup, di dalam dirinya beraneka ragam
dan kata-katanya dengan lancar dan cepat kemungkinan dan kopetensi yang hidup
akan keluar. yang sedang berkembang. Di dalam
3. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan
untuk mencapai tujuan. Pribadi yang untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip
bermotivasi mengadakan respon-respon aktif inilah yang mengendalikan tingkah
yang tertuju kearah suatu tujuan. laku siswa. Pendidikan perlu
Responrespon itu berfungsi mengurangi mengarahkan tingkah laku dan perbuatan
ketegangan yang disebabkan oleh itu menuju ke tingkat perkembangan yang
perubahan energi dalam dirinya. Setiap diharapkan. Potensi yang hidup itu perlu
respon merupakan suatu langkan untuk mendapat kesempatan yang luas untuk

20 9Maman Rahman, Manajemen kelas. 21 Oemar Hamlik, Proses belajar mengajar


(Semarang : Departemen 2000) Hal..32 (Bandung: Bumi Aksara, 2001). .Hal 136

103
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

berkembang, tanpa pengarahan dari karena sang anak mau mengisi sendiri
tujuan yang telah ditentukan. Jika terjadi gerobak mainannya dengan pasir.
penyimpangan maka berakibat Pembantu melarangnya dengan alasan
terganggunya bahkan rusaknya pasir itu kotor dan menyebabkan
perkembangan siswa. Dengan kata lain, kelelahan. Menurut Montessori, sang
para siswa tidak menjadi manusia sebagai anak menangis karena anak itu ingin aktif
mana dicita-citakan oleh masyarakat. sendiri sehingga pada waktunya dia
2. Setiap siswa memiliki berbagai mampu berdiri sendiri.
kebutuhan, meliputi kebutuhan Jasmani,
Adanya berbagai temuan dan pendapat
Rohani, dan Sosial. Kebutuhan
pada gilirannya menyebabkan pandangan anak
menimbulkan dorongan untuk berbuat.
(siswa) berubah. Pengajaran yang efektif
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan,
adalah pengajaran yang menyediakan
termasuk perbuatan belajar dan bekerja,
kesempatan belajar sendiri atau melakukan
dimaksutkan untuk memuaskan
aktivitas sendiri. Kalaulah dalam pengajaran
kebutuhan tertentu dan untuk mencapai
tradisional asas aktivitas dilakukan namun
tujuan tertentu pula. Setiap saat
aktivitas tersebut bersifat semu. Pengajaran
kebutuhan dapat berubah dan bertambah,
modern tidak menolak seluruhnya pendapat
sehingga variasinya semakin banyak dan
tersebut namun menitik beratkan pada asas
semakin luas. Dengan sendirinya
aktivitas sejati. Anak (siswa) belajar sambil
perbuatan dilakukan semakin banyak dan
bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh
beraneka ragam pula.
pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek
3. Seorang ahli biologi, Berson menemukan
tingkah laku lainnya, serta mengebangkan
suatu konsep atau teori yang disebut Elan
ketrampilan yang bermakna untuk hidup di
Vital pada manusia. Elan Vital adalah
masyarakat.22
suatu daya hidup pada diri manusia yang
menyebabkan manusia berbuat segala c. Pengajaran Berbasis Perbedaan Individual
sesuatu. Seseorang memiliki elan vital
yang besar/kuat memiliki kemampuan Individual adalah suatu kesatuan yang

berbuat lebih banyak dan luas. Sebaliknya masing-masing memiliki ciri khasnya, dan

seorang yang memiliki elan vital yang karena itu tidak ada dua individual yang sama,

kecil/lemah maka daya geraknya dan satu dengan yang lainnya. Ini dapat disebut

daya geraknya juga kecil dan sempit. sebagai suatu kepastian dan kenyataan.

4. Dr. Maria Montessori secara panjang Perbedaan individual dapat dilihat dari dua

lebar mengemukakan tentang mengapa segi, yakni segi horisontal dan segi vertikal.

seorang anak menangis, karena dilarang


22 Muhammad Saroni, Manajemen sekolah
oleh pembantu yang mengasuhnya, (Yokyakarta: Ar-ruzz, 2006). Hal 113

104
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Perbedaan dari segi horisontal, setiap individu Respon tadi pada gilirannya dapat menjadi
berbeda dengan individu lainnya dengan aspek suatu stimulus baru yang menimbulkan respon
mental, seperti; tingkat kecerdasan, abilitas, baru, demikian seterusnya. Ini berarti,
minat, ingatan, emosi, kemauan, dan lingkungan mengandung makna dan
sebagainya. Perbedaan dari segi vertikal, tidak melaksanakan fungsi psikologis tertentu.
ada dua individu yang sama dalam aspek
2) Fungsi Pedagogis
jasmaniah, seperti bentuk, ukuran, kekuatan,
dan daya tahan tubuh. Perbedaan-perbedaan itu Lingkungan memberi
masing-masing memiliki keuntungan dan pengaruhpengaruh yang bersifat mendidik,
kelemahan. khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan
sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya
d. Pengajaran Berbasis Lingkungan
keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga
Belajar pada hakikatnya adalah suatu sosial. Masing-masing lembaga memiliki
interaksi antara individu dan lingkungan. program pendidikan, baik yang tertulis
Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap maupun yang tidak tertulis.
individu dan sebaliknya individu memberikan
3) Fungsi Instruksional
respon terhadap lingkungan. Dalam proses
interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri Program instruksional merupakan
individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat suatu lingkungan pengajaran atau
juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya pembelajaran yang dirancang secara khusus.
perubahan pada lingkungan, baik yang positif Guru yang mengajar, materi pembelajaran,
maupun yang negatif. Hal ini menunjukkan, sarana dan prasarana pengajaran, media
bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas
yang penting dalam proses belajar mengajar. 23
merupakan lingkungan yang diperkembangkan
untuk mengebangkan tingkah laku siswa.
Suatu lingkungan pendidikan atau
pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai I. Implementasi Manajemen Kelas dalam
berikut. Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar
Mengajar
1) Fungsi Psikologis
Stimulus bersumber atau berasal dari Manajemen kelas menggambarkan
lingkungan yang merupakan rangsangan keterampilan guru dalam merancang, menata,
terhadap individu sehingga terjadi respon, dan mengatur kurikulum, menjabarkan ke
yang menunjukkan tingkah laku tertentu. dalam prosedur proses belajar mengajar dan
sumber-sumber belajar, serta menata
23 Sanjaya Wina, Strategi
pembelajaran, (Jakarta: prenada mulia, 2008). lingkungan belajar yang merangsang untuk
Hal. 69

105
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

tercapainya suasana proses belajar yang efektif Siswa dapat belajar dengan baik, dalam
dan efisien. Hal ini bisa dilakukan melalui suasana yang wajar tanpa tekanan dan dalam
beberapa cara separti melaksanakan kondisi yang merangsang untuk belajar.
ketatausahaan kelas, pembinaan disiplin kelas, Mereka memerlukan bimbingan dan bantuan
pendekatan pengelolaan kelas (pendekatan untuk mamahami bahan pengajaran dalam
guru kepada muridnya). berbagai kegiatan belajar. Untuk menciptakan
Guru adalah merupakan ujung tombak, suasana yang menumbuhkan gairah belajar,
penentu pencapaian tujuan pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih
itu, guru harus memiliki dedikasi yang tinggi, memungkinkan guru memberikan bimbingan
pengetahuan yang dalam tentang ilmu terhadap siswa dalam belajar, diperlukan
kependidikan, cerdas menentukan tindakan pengorganisasian atau pengelolaan kelas yang
yang tepat terhadap setiap permasalahan memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu
pendidikan yang dihadapinya, selain itu, rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan
seorang guru cerdas pula dalam menentukan dan mempertahankan organisasi yang efektif,
dan mengembangkan Standar Kompetensi yang meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan
(SK), Kompetensi Inti (KI), merumuskan penggunaan waktu yang tersedia, pengaturan
indikator dan mengembangkan indikator ruangan dan perabotan pelajaran, serta
menjadi tujuan pembelajaran, mampu memilih pengelompokan siswa dalam belajar.
model pembelajaran inovatif, menganalisis Apabila pengaturan kondisi belajar
materi, memilih media yang tepat, sebagai alat maksimal dengan sendirinya, besar
bantu guru untuk menyampaikan pembelajaran, kemungkinan proses pembelajaran akan
merumuskan evaluasi pembelajaran untuk berlangsung secara maksimal pula.
mengukur keberhasilannya dalam Sebaliknya, apabila terdapat kekurangan antara
melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM). tugas dan sarana atau alat, atau terputusnya
Dalam kegiatan belajar mengajar antara satu keinginan dengan keinginan lain,
terdapat dua hal yang turut menentukan atau kebutuhan dengan pemenuhannya, maka
berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, terjadilah gangguan terhadap proses belajar
yaitu pengelolaan kelas dan pengajaran itu yang dimaksud. Gangguan dapat bersifat
sendiri. Kedua hal itu saling tergantung. sementara dan ringan dan dapat pula bersifat
Keberhasilan pengajaran, dalam arti serius dan terus menerus. Gangguan yang
tercapainya tujuan-tujuan intruksional sangat pertama mempersyaratkan ketrampilan
bergantung pada kemampuan mengelola kelas. mendisiplin untuk mengembalikan iklim
Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang belajar yang serasi, sedangkan gangguan yang
memungkinkan siswa belajar sehingga kedua menuntut keterampilan melakukan
merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. tindakan rasional remedial.

106
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

J. Faktor Penghambat Manajemen Kelas 3) Faktor keluarga. Tingkah laku peserta


dalam Meningkatkan Efektifitas Proses didik di dalam kelas merupakan
Belajar Mengajar pencerminan keadaan keluarganya. Sikap

Dalam manajemen kelas akan ditemui otoriter orang tua akan tercermin dari

berbagai faktor penghambat. Adapun yang tingkah laku peserta didik yang agresif

menjadi faktor penghambat dalam manajemen atau apatis. Di dalam kelas sering

kelas antara lain bisa datang dari guru sendiri, ditemukan ada peserta didik pengganggu

peserta didik, lingkungan keluarga ataupun dan pembuat ribut, mereka itu biasanya

karena faktor fasilitas. Dan dari uraian di atas dari keluarga yang broken-home.

tampaklah bahwa kewenangan penanganan 4) Faktor fasilitas. Faktor ini meliputi: jumlah

masalah pengelolaan dapat diklasifikasikan peserta didik dalam kelas yang terlalu

menjadi tiga kategori, yaitu: banyak dan tidak seimbang dengan ukuran

a) Masalah yang ada dalam wewenang guru. kelas, besar dan kecilnya ruangan tidak
disesuaikan dengan jumlah peserta
b) Masalah yang ada dalam wewenang
didiknya, ketersediaan alat yang tidak
sekolah sebagai lembaga pendidikan.
sesuai dengan jumlah peserta didik yang
c) Masalah yang ada di luar wewenang guru
membutuhkannya.
bidang studi dan sekolah.
Manajemen kelas merupakan berbagai
Selain masalah diatas ada juga
jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan
beberapa faktor yang menjadi penghambat
oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi
dalam manajemen kelas antara lain sebagai
yang optimal bagi terjadinya proses belajar
berikut:
mengajar di kelas. Manajemen kelas sangat
1) Faktor guru, faktor penghambat yang
berkaitan dengan upaya-upaya untuk
datang dari sini berupa hal-hal, seperti:
menciptakan dan mempertahankan kondisi
tipe kepemimpinan guru yang otoriter,
yang optimal bagi terjadinya proses belajar
format belajar mengajar yang tidak
(penghentian prilaku peserta didik yang
bervariasi (monoton), kepribadian guru
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian
yang tidak baik, pengetahuan guru yang
ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik
kurang, serta pemahaman guru tentang
secara tepat waktu, penetapan norma kelompok
peserta didik yang kurang.
yang produktif, di dalamnya mencakup
2) Faktor peserta didik. Kekurang sadaran
pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas
peserta didik dalam memenuhi tugas dan
yang ada.
haknya sebagai anggota kelas atau suatu
sekolah akan menjadi masalah dalam
pengelolaan kelas.

107
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

K. Usaha-usaha yang di Tempuh dalam sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran


Manajemen Kelas Sehingga Dapat dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Kegagalan seorang guru mencapai
Mengajar tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan
Kegiatan guru didalam kelas meliputi ketidak mampuan guru mengelola kelas.
dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi
kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara belajar murid rendah, tidak sesuai dengan
langsung menggiatkan siswa mencapai standar atau batas ukuran yang ditentukan.
tujuantujuan seperti menelaah kebutuhan- Karena itu, pengelolaan kelas merupakan
kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, kompetensi guru yang sangat penting. Usman
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, dalam salah satu bukunya mengemukakan
mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai bahwa suatu kondisi belajar yang optimal
kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan dapat tercapai jika guru mampu mengatur
mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud murid dan sarana pembelajaran serta
menciptakan dan mempertahankan suasana mengendalikannya dalam suasana yang
(kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat menyenangkan untuk mencapai tujuan
berlangsung secara efektif dan efisien. pengajaran.
Memberi ganjaran dengan segera, Untuk meningkatkan efektifitas proses
mengembangkan hubungan yang baik antara belajar mengajar ada 5 langkah yang ditempuh
guru dan siswa, mengembangkan aturan dalam proses manajemen kelas yang efektif
permainan dalam kegiatan kelompok adalah
contoh-contoh kegiatan mengelola kelas. 1. Menentukan Kondisi Kelas Yang
Peran seorang guru pada pengelolaan
Diinginkan
kelas sangat penting khususnya dalam
Langkah pertama dalam proses manajemen
menciptakan suasana pembelajaran yang
kelas yang efektif adalah menentukan kondisi
menarik. Itu karena secara prinsip, guru
kelas yang ideal. Guru perlu mengetahui
memegang dua tugas sekaligus masalah
dengan jelas dan mendalam tentang kondisi-
pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan
kondisi yang menurut penelitiannya akan
kelas. Tugas sekaligus masalah pertama, yakni
memungkinkan mengajar secara efektif. Di
pengajaran, dimaksudkan segala usaha
samping itu guru hendaknya menyadari
membantu siswa dalam mencapai tujuan
perlunya terus menerus menilai manfaat
pembelajaran. Sebaliknya, masalah
pemahamannya dan mengubahnya apabila
pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk
keadaan sesuai adalah:
menciptakan dan mempertahankan kondisi

108
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

a. Guru tidak memandang kelas semata- menggunakan strategi yang paling sesuai
mata hanya sebagai reaksi atas masalah dalam situasi tertentu yang telah dianalisis
yang timbul. sebelumnya, proses pemilihan ini dapat
b. Guru akan memilih seperangkat tujuan dianggap suatu kerja komputer, guru
yang mengarahkan upayanya dan memeriksa strategi-strategi yang tersimpan
menjadi tolak ukur penilaian atas hasil dalam sel-sel komputer dan memilih strategi
upayanya. yang memberikan harapan untuk
2. Menganalisis kondisi kelas yang nyata. meningkatkan kondisi yang dianggap sesuai.

Setelah menentukan kondisi kelas yang 4. Menilai efektifitas pengelolaan


diinginkan, guru selanjutnya menganalisis Dalam tahap ini guru menilai efektifitas
keadaan yang ada yakni membandingkan pengelolaannya artinya dari waktu ke waktu
keadaan yang nyata dengan keadaan yang guru harus menilai sejauh mana keberhasilan
diharapkan kemudian menentukan kondisi memelihara dan menciptakan kondisi yang
dengan keadaan yang diharapkan, dengan sesuai. Proses penilaian ini memusatkan
demikian kondisi ini memungkinkan guru perhatian kepada dua perangkat perilaku.
mengetahui : Perilaku pertama adalah perilaku guru dalam
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang arti sejauh mana guru telah menggunakan
dengan yang diharapkan kemudian perilaku manajemen yang direncanakan akan
menantikan kondisi yang perlu di dilakukan. Perilaku kedua adalah perilaku
perhatikan segera dan mana yang dapat peserta didik, yaitu sejauh mana peserta didik
diselesaikan kemudian, dan mana yang berperilaku yang sesuai. Yakni apakah mereka
memerlukan pemantauan. telah melakukan apa-apa yang diharapkan
b. Masalah yang mungkin terjadi yakni untuk dilakukan.
kesenjangan yang mungkin timbul jika
guru gagal mengambil tindakan L. Penutup
pemecahan. 1. Implementasi Manajemen Kelas dalam
c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara meningkatkan efektifitas proses belajar
dan dipertahankan karena dianggap mengajar meliputi: perencanaan
sudah baik. pembelajaran, pengarahan, mengatur
3. Memilih dan menggunakan ruang kelas, komunikasi; dan kontrol. Hal
strategi pengelolaan. ini diimplementasikan untuk
meningkatkan efektifitas proses belajar
Guru yang efektif adalah guru yang menguasai
mengajar sehingga dapat meraih prestasi
berbagai strategi manajerial yang terkandung
yang murni.
dalam berbagai pendekatan
manajemen kelas dan mampu memilih serta
109
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

2. Faktor penghambat manajemen kelas mengajar yaitu: a) mempersiapkan tugas


dalam meningkatkan efektifitas proses administratif, b) penggunaan metode
belajar mengajar adalah pembelajaran dan media pembelajaran
a. Faktor guru, faktor penghambat yang yang bervariasi; dan c) menggunakan
datang dari berupa hal-hal, seperti: tipe pendekatan pluralistik.
kepemimpinan guru yang otoriter, format
belajar mengajar yang tidak bervariasi
Daftar Pustaka
(monoton), kepribadian guru yang tidak
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan
baik, pengetahuan guru yang kurang, serta
Dasar Guru Dalam Proses Belajar
pemahaman guru tentang peserta didik
mengajar Bandung :
yang kurang.
Remaja
b. Faktor peserta didik. Kekurang sadaran
Rosdakarya, 2002
peserta didik dalam memenuhi tugas dan
haknya sebagai anggota kelas atau suatu Maisah, Manajemen Pendidikan, Ciputat : cet,
sekolah akan menjadi masalah dalam 1 Gaung Persada Press Group, 2013
pengelolaan kelas.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan
c. Faktor keluarga. Tingkah laku peserta
Pemnbelajaran,Jakarta : Rineka Cipta, 2009
didik di dalam kelas merupakan
pencerminan Keadaan keluarganya. Sikap Hariyanto, Muchlas Samani,
otoriter orang tua akan tercermin dari Pendidikan Karakter, Bandung
tingkah laku peserta didik yang agresif :Remaja Rosdakarya, 2012
atau apatis. Di dalam kelas sering
Muhammad Saroni, Manajemen
ditemukan ada peserta didik pengganggu
SekolahYogyakarta : Ar-ruzz, 2006
dan pembuat ribut, mereka itu biasanya
Muslim Banum, Supervisi Pendidikan
dari keluarga yang broken-home.
Meningkatkan Kualitas
d. Faktor fasilitas. Faktor ini meliputi:
Profesionalisme Guru, Jakarta:
jumlah peserta didik dalam kelas yang
Alfabeta, 2010
terlalu banyak dan tidak seimbang dengan
ukuran kelas, besar dan kecilnya ruangan Muljani A. Nurhadi, Administrasi
tidak disesuaikan dengan jumlah peserta Pendidikan di
didiknya, ketersediaan alat yang tidak SekolahYogyakarta :
sesuai dengan jumlah peserta didik yang Ikip Yogyakarta, 2001
membutuhkannya.
Natta Abuddin, Manajemen
3. Usaha-usaha yang harus ditempuh dalam
Pendidikan, Bandung : Remaja
manajemen kelas sehingga dapat
Rosdakarya, 2000
meningkatkan efektifitas proses belajar
110
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Nawawi Hadari, Organisasi Sekolah dan


Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan, Jakarta :
Gunung Agung, 2000

Oemar Hamlik, Perencanaan


Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem,
Jakarta :Raja Granfindo
Persada, 2006

Oemar Hamlik, Proses Belajara


Mengajar,Bandung : Bumi Aksara,
2001

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta:


Prenanda Mulia, 2008

H. Amirul Hadi, Metodologi


Penelitian, Bandung: Pustaka Setia,
2001

James P. Spradley, Participation observation,


New York: Holt, Reinhart and Winston,
1990

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian


Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007

Nana Sudjana, Awal Kusumah, Proposal


Penelitian di Perguruan Tinggi, Cet 4,
(Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2004

Wahyu,pedoman penelitian pendidikan,


Bandung : Tarsito, 1996

111

Anda mungkin juga menyukai