Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa
mampu: 1. Menjelaskan pengertian alam semesta dan isinya (mikrokosmos maupun makrokosmos). 2. Menerangkan tentang terjadinya alam semesta. 3. Menerangkan tentang anggota-anggota sistem tata surya. 4. Menjelaskan tentang kedudukan bumi sebagai bagian dari sistem tata surya. 5. Menjelaskan pembentukan benua dan samudera. Pengertian Alam Semesta dan Isinya
Alam semesta fisik didefinisikan sebagai keseluruhan ruang dan
waktu serta isinya yang terdiri dari semua energi dalam berbagai bentuk termasuk radiasi elektromagnetik dan materi.
Alam semesta juga mencakup hukum-hukum fisika yang mempe-
ngaruhi energi dan materi, seperti hukum kekekalan, mekanika klasik, dan relativitas.
Alam semesta juga dapat merujuk pada konsep-konsep seperti
kosmos, dunia, dan alam yang meliputi makrokosmos (seperti bintang, planet, dan matahari, dan benda berukuran besar lainnya) dan mikrokosmos (atom, sel, elektron dan benda-benda kecil lainnya).
Ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun
abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Teori tentang Terjadinya Alam Semesta
1. Teori dentuman atau ledakan (Big Bang)
Berdasarkan teori ini, alam semesta terbentuk karena adanya ledakan hebat sebuah massa yang sangat besar dengan berat jenis yang sangat besar, melemparkan semua jasad ke segala arah menjauhi pusat ledakan yang kemudian membentuk galaksi Georges Lemaitre (1930). 2. Teori Ekspansi dan Kontraksi Galaksi dan bintang-bintang terbentuk pada saat masa ekspansi dan menghimpun energi Pada masa kontraksi energi dilepaskan oleh galaksi dan bintang-bintang. Pendapat Tentang Kedudukan Bumi di Alam Semesta
Ptolomeus (Teori Geosentris)
Bumi menduduki tempat istimewa Bumi sebagai pusat kedudukan Matahari dan seluruh benda-benda langit yang lain mengelilingi bumi Copernicus (Teori Heliocentris): Dianut sampai sekarang Bumi tidak menduduki tempat istimewa Bumi hanya sebagai salah satu planet Bumi bersama planet lainnya mengeliling matahari Sistem Tata Surya
Sistem Tata Surya: suatu sistem antariksa yang saling terikat
gravitasi dimana terdapat matahari dan benda-benda langit yang mengitarinya secara langsung maupun tidak langsung. Matahari merupakan salah satu bintang dari miliaran bintang dalam galaksi Bimasakti. Benda langit yang mengelilingi matahari dengan periode dan lintasan tertentu disebut planet. Bumi adalah salah satu planet. Planet dalam tata surya: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus. Planet-planet ini dapat mengitari matahari karena adanya gaya gravitasi matahari. Sistem Tata Surya
Dalam tata surya juga terdapat benda langit lainnya seperti
satelit, asteroid, meteoroid, dan komet. Satelit: adalah benda langit yang berputar mengitari planet. Satelit Bumi adalah bulan. Asteroid: batuan angkasa yang bergerak mengitari matahari pada lintasan antara Mars dan Yupiter. Lintasan ini disebut sabuk asteroid. Meteoroid: batuan angkasa yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid dan bergerak bebas tidak memiliki lintasan tertentu. Batuan angkasa yang masuk ke atmosfer bumi disebut meteor. Meteor yang mencapai permukaan bumi disebut meteorit. Komet : benda langit yang terbuat dari gas dan air yang memadat menjadi es. Komet memiliki lintasan berbentuk elips dalam mengitari matahari. Sistem Tata Surya
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak
sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225-250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20-25 kali dari semenjak terbentuk. Gambar Sistem Tata Surya Bumi Sebagai Planet
Jarak Bumi - Matahari
Tanggal Jarak (juta) Keterangan 1 Januari 147.001 km 1 April 149.501 km 1 Juli 152.003 km 1 Oktober 149.501 km 4 Januari 147.000 km Perihelion/dekat 5 Juli 152.013 km Aphelion/jauh Rata-rata 149.600 km Pembagian Daerah Bumi Lintang
Daerah Nama Suhu
23,5 LU – 23,5 LS Tropika Panas
23,5 LU – 66,5 LU Subtropika Utara Sejuk
66,5 LU – 90 LU Kutub Utara Dingin
23,5 LS – 66,5 LS Subtropika Selatan Sejuk
66,5 LS – 90 LS Kutub Selatan Dingin
Pembagian Waktu
Bola bumi secara vertikal dibagi dua:
Bujur (BB) dan Bujur Timur (BT) o 0 BT → Greenwich London (GMT) o 180 BT/BB Garis Penggantian Waktu o o Indonesia: 95 BT – 141 BT dibagi 3 o o o 105 BT, 120 BT dan 135 BT Struktur Bumi Struktur Bumi Pembagian Atmosfer Bumi
Lapisan Ketinggian Suhu
Troposfer 0 - 15 kilometer 17oC sd - 52oC. Turun 0,6oC, naik 100 m Stratosfer (O3) 60 km - 80 km 18oC Mesosfer 85 km -100oC, Suhu turun 0,4oC, naik 100 m Termosfer 300 km - 1000 km 300oC – 1200oC S 700oC – 1700oC M Proses Pembentukan Benua
Teori Wegener (Teori Continental Drift) mengungkapkan
bahwa benua dan samudera bermula dari satu kontinen yang disebut Pangea. Oleh karena lapisan kulit bumi, pada awalnya goyah dan bumi bergerak mengadakan rotasi maka lapisan tersebut retak dan secara perlahan serta terus menerus memisahkan diri menjadi benua-benua. Pegunungan Himalaya dan Samudera Hindia (Indonesia) terbentuk karena kerutan geoinklinal, sedangkan Atlantik karena pergeseran horizontal. Lithosfer, hidrosfer maupun troposfer merupakan tempat tinggal berbagai makhluk hidup dan disebut biosfer Gambar Teori “Continental Drift” Teori Lempeng Tektonik (Isacks et al., 1968, Journal of Geophysical Research)
Jepang
Indonesia Lempeng Tektonik
Lempeng Besar Lempeng Kecil
Pasifik Arab Amerika Utara Philipina Eurasia Fiji Afrika Juan de Fuka Antartika Karibia Indo-Australia Kokos Amerika Selatan Nazka India Skotia Teori Menentukan Umur Bumi
Metoda Cara Hasil
Teori sedimen Tebal lapisan rata 500 jt tahun per tahun Teori Kadar Garam Air tawar 0% 1000 jt tahun Air laut rata2 3% Teori Termal Bantuan selalu 20.000 jt tahun mendingin Teori Radioaktif Peluruhan atau 5000 jt - 7000 jt tahun waktu paruh