Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Diah Permasih, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

1. Adi Nurhadiansyah
2. Gunawan Maruf
3. Teguh Rizal Hidayat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR

KOTA BANJAR

TAHUN AKADEMIK (2020/2021)

Alamat : Jln Pesantren. No 02 Citangkolo Kujangsari Langensari Kota Banjar


Jawa Barat, kode pos 46324
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Psikologi perkembangan merupakan salah satu lapangan dalam ilmu


psikologi yang membahas tentang perubahan dan faktor-faktor umum yang
mempengaruhi perubahan pada manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis
akibat adanya proses kematangan dan interaksi lingkungan.

Perkembangan ini bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan .


Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan
atau tingkah laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena
kematangan otot yang sudah kuat untuk berjalan.

Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke


arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh:
perubahan anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan
kemampuan yang lebih baik.

Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh:


untuk bisa berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan
berdiri. Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa
berlari.
B.     Rumusan Masalah

1.    Bagaimana Prinsip-Prinsip Perkembangan Secara Umum?


2.    Bagaimana Prinsip-Prinsip Perkembangan Menurut Ahli?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN SECARA UMUM

   Pada abad 20 ini penyelidikan mengenai pertumbuhan psikis anak telah


dilakukan sangat mendalam dan sanagt luas, sehingga abad ini dinamakan abad
anak. Penyelidikan- Penyelidikan itu telah menghasilkan pendapat-pendapat yang
pasti, sehingga telah dapat dinamakan hukum atau prinsip perembangan, namun
kiranya perlu dijelaskan disini bahwa hukum-hukum itu tidak mempunyai arti
seperti hukum dalam ilmu alam. Hukum pada ilmu alam mempunyai sifat-sifat
yang sangat pasti, lain halnya hukum dalam lapangan psikologi. Hukum dalam
psikologi sifatnya tidak begitu pasti, dan banyak mengandung perkecualian-
perkecualian.

Prinsip-prinsip yang akan dikemukakan di sini adalah prinsip yang


mempunyai arti praktek-praktek pendidikan di sekolah, dan karena sering juga
dimuat dalam buku-buku mengenai psikologi pendidikan. Prinsip-prinsip yang
telah dirumuskan oleh para ahli itu dapay dijadikan untuk memberikan bimbingan
pada anak didik.

1. Prinsip Kesatuan Organis

Anak adalah kesatuan organ bukan kumpulan elemen-elemen atau unsur-


unsur yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungan satu sama
lain. Perkembangan fungsi itu bersangkut paut saling mempengaruhi, dan
merupakan suatu keseluruhan atau suatu kebulatan.

Tiap-tiap fungsi tidak tumbah dan berkembang terlepas dari fungsi-fungsi


yang lain. Masing-masing fungsi dan unsur-unsur baru mempunyai arti dalam
hubungannya dalam keseluruhan.

Prisip ini menyarankan agar supaya pelajaran yang diberikan di sekolah ada
hubungannya satu sama lain.  Integrated Kurikulum yang dianjurkan dalam
pendidikan modern sebenarnya bersendi kepada prinsip-prinsip kesatuan organis
dari perkembangan individu. Dan prinsip kesatuan organis ini menentang
pandangan psikologi daya yang menganggap jiwa manusia terdiri dari bermacam
daya atau fakulti-fakulti yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada
hubungannya satu sama lain, sehingga masing-masing daya itu dilatih secara
terpisah-pisah tanpa mempengaruhi daya-daya yang lain.
2. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan

Menurut prinsip ini tiap-tiap anak memikili irama perkembangannnya


sendiri-sendiri. Ada anak yang memiliki tempo perkembangan cepat ada anak
yang memiliki tempo perkembangan lambat. Ada anak yang tetap berjiwa anak,
tetapi ada pula yang lekas berfikir dan bertindak seperti orang dewasa.

Ada anak lancar jalan perkembangannya pada masa kecil, ada pula anak
yang lancar perkembangannya pada masa kemudian. Lagi pula garis
perkembangan itu menunjukkan sifat yang menggelombang bukan sifat yang
lurus. Dengan demikian terdapat adanya irama dalam perkembangan,  dimana
pada suatu saat anak memiliki sifat-sifat yang tenang, kemudian disusul adanya
sifat memberontak, goncang akhirnya tenang lagi demikian selanjutnya.

Prinsip ini menganjurkan adanya bimbingn yang bersifat indidvidual


disamping bersifat klasikal. Anak yang memiliki umur kronologis yang sama
tidak selalu mengalami taraf perkembangan yang sama, dan memiliki sifat-sifat
perkembangan yang sama.

Walaupun pada umumnya anak umur enam tahun telau matang untuk
mengikuti pelajaran di sekolah dasr pada tingkat permulaan, tetapi terjadi juga
anak umur tujuh tahun belum matang  mengikuti pelajaran di sekolah tersebut
karena perkembangannya terlambat.

Anak mungkin bukan anak lemah jiwa, tetapi akren aperkembangannya


dalam saat yang lambat.

3.  Tiap-tiap golongan atau spesies mengikuti pola perkembangan umum


yang sama

Proses pertumbuhan perkembangan dalah suatu perubahan yang pada garis


besarnya sama pada semua anak dari segala bangsa di dunia. Memang tidak dapat
disangkal bahwa di antara mereka terdapat perbedaan-perbedaan dan variasi-
variasi individual akibat pengaruh lingkungan hidup dan pembawaan yang
berbeda-beda, akan tetapi di antara mereka itu terdapat ciri-ciri umum atau ciri-
ciri pokok yang menunjukkan kesamaan-kesamaan yang besar.

Anak tidak akan bisa berjalan sebelum dapat berdiri tegak, badn pada umur
yang sama pada umumnya terdapat minat yang sama. Masatrotz atau
masa kemratu-ratuan pada umumnya dialami oleh anak dimana saja pada umur
sekitar tiga tahun.
Demikian juga semua anak mengalami masa pubertas (dalam arti
mengalami perubahan alat kelamin sekunder) dalam waktu yang tidak jauh
berbeda. Semua anak umur enam tahun telah dianggap matang masuk sekolah
dasar, dan semua orang yang berumur 22 tahun dianggap matang perkembangan
jasmaninya.

Sesuai dengan prinsip ini sekolah melaksanakan penddikan klasikal. Lain


daripada itu dengan adanya pola umum yang sama itu memungkinkan
diadakannya unformitas pendidikan bagi anak-anak normal dalam timgkatan
umum umur tertentu.

Dan prinsip itu juga memungkinkan adanya pendidikan yang dapay


dipergunakan secara terus menerus dari generasi yang satu ke generasi berikutnya
bagi anak-anak yang umurnya sebaya.
Misalnya kita dapat menyediakan bangku, papan tulis, ruang kelas yang
dapat ditempati oleh setiap anak umur enam tahun yang masuk sekolah dasr
pertama kali.

4. Prinsip Konvergensi

Prinsip ini menyatakan heridited dan ingkungan sama pentingnya bagi


perkembangan individu. Hanya dengan adanya kerja sama yang sebaik-baiknya
antara faktor pembawaan dan lingkungan akan memungkinkan terjadinya
perkembangan yang memuaskan.

Perkembangan adalah hasi interaksi antara kedua faktor itu. Faktor alam
sekitar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bila pembawaan tidak
baik. Begitu pula pembawaabn baik tidak akan berkembang dengan baik bila
berkembang dalam lingkungan hidu yang jelek. Setiap saat perkembangan dalam
kedua faktor itu. Tak akan yang satu meniadakan yang lain.

Prinsip konvergensi berlaku untuk semua makhluk hidup, tumbuh-


tumbuhan, hewan dan manusia. Namun demikian terdapat perbedaan besar antara
perkembangan tumbuhan-tumbuhan dan hewan dengan pertumbuhan n=manusia.
Tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak dapat memnetukan proses
perkembangan. Kedua jenis makhluk itu tdidak dapat secara sadar mengarahkan
proses perkembangannya ke suatu arah tertentu.

Manusia dapat menentukan arah perkembangannya sendiri. Mungkin hakl


ini tidak akan terjadi  pada masa kecil tetapi bila ia sudah besar, si anak dengan
kemaunnya sendiri dapat memberi pengaruh terhadap arah perkembangan dirinya.
Anak tidaka akan menyerahkan diri begitu saja kepada kekuasaan lingkungan dan
pembawaan. Ia dapat menjauhkan diri dari kawan-kawannya yang jelek dan
berusaha menekan sifat-sifat sendiri yang buruk, serta berusaha dengan sekuat
tenaga mengembangkan pembawaan-pembawaan yang luhur.

Dengan adanya kemauan manusia daat secara sadar menentukan hari


kemudiannya. Hal ini tidak dimiliki oleh binatang, sebab binatang tidk terdapat
kemauannya. Itulah salah satu lelebihan manusia dibandingkan dengan binatang
dan tumbuh-tumbuhan.

Dengan adanya unsur kemauan ini berarti menyangkut soal tanggung jawab.
Artinya bila tersesat perkembangannya manusia tidaj dapat mengatakan bahwa itu
semata-mata kesalahan pembawaan dan lingkungan hidup tempat ia dibesarkan
dan dididik.

Memang kedua faktor itu ada pengaruhnya yang mungkin pembawa ke arah
kejelekan namun pengruaruh tersebuttidak dapat meniadakan tanggung jawab.
Prinsip Konvergensi memiliki implikasi yang jelas:

 Implikasi Pertama
Ialah bahwa pendidikan harus berusaha memberikan laingkungan kepada
anak yang sebanyak mungkin dan beraneka ragam supaya seluruh
pembawaan anak –anak didiknya dapat diberi kemungkinan berkembang
secara maksimal, dan sebaliknya pembawaan-pembawaan yang tidak
baikdapat dicegah perkembangannya.

 Implikasi Kedua
Implikasi kedua ini adalah pengaruh pendidikan itu dibatasi oleh
pembawaan anak. Maka dari itu bimbingan yang diberikan kepada anak
harus memperhatikan pada sifat-sifat yang terdapat pada anak itu sendiri.
  Implikasi Ketiga

Implikasi ketiga ialah bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai makhluk
yang pasif, yang menerima apa saja yang datang dari luar, akan tetapikita
harus berpendapat bahwa anak adalah organisme yang aktif bisa
menemukan dan memilih segala sesuatu mana yang kiranya baik bagi
dirinya dan mana yang kiranyan yang tidak baik bagi dirinya. Aktivitas itu
harus dipupuk dalam pendidikan.

5.  Prinsip Kematangan


Prinsip kematangan mengatakan bahwa efek usaha belajar tergantung pada
tingkat kematangan yang telah dicapai oleh anak. Prinsip ini mengandung arti
bahwa tidak ada gunanya memaksa individu melaksnakan usaha itu.

Kita tidak akan berhasil bila anak umur enam bulan kita latih untuk belajar
berjalan, karen aanak tersebut belum matang untuk melakukan tugas itu. Usaha
yang demikian itu bukan mingkin menimbulkan akibat yang mengecewakan.
Anak tidak mendapatkan perkembangan yang lebih cepat namun bahkan
sebaliknya.

Prinsip kematangan mempunyai implikasi pendididkan yang penting.


Pendidikan tidak boleh memaksa atau memperkosa perkembangan anak.
Mengajar fungsi-fungsi yang belum masanya merupakan usaha yang sia-sia.

Semua bahan pelajaran yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan
taraf perkembangan yang telah dicapai. Sampai saat ini bahan pelajaran pada
sekolah-sekolah kita masih banyak yang tidak cocok dengan taraf perkembangan
anak yang diberinya. Untuk kepentingan pendidikan perlu kiranya diadakan
penelitain yang sebaik-baiknya guna mengetahui dengan tepat waktu untuk
memberikan berbagai bahan pelajaran.

6. Setiap proses perkembangan terdapat hasrat mempertahankan diri


 
Dengan terbukti adanya nafsu makan, tidur, minum, istirahat dan
menghindarkan diri dari segala macam bahaya. Hasrat mengembangkan diri
tampak dengan adanya nafsu bermain, nafsu bergerak dan menyelidiki atan
mengetahui segala sesuatu.

7. Sifat psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi dalam waktu yang
bersamaan.

Dalam lapangan psikologi ada teori perkembangan yang dikenak dengan


nama teori rekapitulasi. Menurut teori ini, perkembangan individu merupakan
ulangan dari jenisnya.

Akibat pengaruh teori rekapitulasi, orang sering beranggapan fungsi psikis


tumbuh dan berkembang secara berturut-turut. Anak dari lahir sampai dewasa
dapat dibagi-bagi pertumbuhannya menjadi beberapa fase atau periode dan
masing-masing dianggap merupakan saat munculnya fungsi-fungsi tertentu.

8. Perkembangan Meliputi Differensiasi dan Integral


Pola-pola perkembangan selalu menunjukkan sifat-sifat yang umum dan
total. Perkembangan yang mulai dengan siafat-sifat umum dan total ini tidak
hanya mengenai perkembangan jasmani akan tetapai mengenai perkembangan
rohani.
Dengan bertambahnya umur anak maka makin mahu pula
perkembangannya dan terjadilan proses differensiasi. Bersamaan dengan proses
differensiasi itu terjadi proses integrasi.  Dengan demikian seluruh perkembangan
merupakan proses differnsiasi dan integrasi.

9.Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan asuhan yang dilakukan


secara sadar

Pertumbuhan bukan sesuatu yang timbul dengan sendirinya tanpa adanya


pengaruh luar. Langeveld seorang ahli pendidik belanda mengatakan bahwa anak
adalah animal educandum. Artinya anak adalah binatang yang dapat dididik.
Bahkan sebetulnya anak bukan hanya makhluk yang dapat dididik, tetapi harus
dididk, sebab bila tidak, ia akan mencapai pertumbuhan yang biasanya kita
namakan tidak normal, bahkan mungkun tidak dapat tumbauh sama sekali.

B.     PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MENURUT AHLI

a. Menurut Hurlock

prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini


merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh
seorang anak, kesepuluh prinsip tersebut adalah :

1. Adanya perubahan

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan
mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan
tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami
kemunduran.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan
yang mencolok, yaitu ;

1. Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam
tubuh, perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran,
persepsi, dan imajinasi.
2. Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan
tubuh pada seorang anak.
3. Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya
berganti dengan sikap prososial.
4. Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan
ciri yang baru yaitu sikap prososial.

2. Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya

Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat


berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah
menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari
perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat
ini.
1.   Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam
perkembanga anak
2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh
sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
3.  Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
4.  Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng
anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.

3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses


kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada
individu yang berasal dari warisan genetik individu.Seperti misalnya dalam fungsi
filogentik yaitu mmerangkak, duduk kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar
adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak
anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubugan
antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya
masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa
pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak,
demikian pula sebaliknya.

4. Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu


perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti
bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala
kemudian badan dan terakhir kaki. Hukuk yang kedua yaitu proxmodistal
perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang
anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

5. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini


berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti
pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi
berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat
menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun
terdapat variasi.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan
yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan
mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan
dengan yg memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan
berkembanga lebih lambat.

Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang


lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia
mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan
perkembangan emosi, anak akan merespon ketekutan secara umum pada suatu hal
yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal
yang baru tersebut.

Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan


hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat
tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap
bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti
imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya
pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode
perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan
megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri.
Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah,
sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain
terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki
unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang
turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya
perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan
bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan
kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar
atau tidak.

Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola


perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak
yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang
rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan
perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau
pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga
kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian
pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.

7. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia


mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa
hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri.
Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan
sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak
ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang
mengalami gangguan.Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya
perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan
pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari penyebab dan memberikan
stimulasi yang sesuai.[2]

b.      Menurut Dr. H. Syamsul Yusuf

Dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja menjelaskan


adanya 6 prinsip dalam perkembangan yaitu:

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending


process)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau
masa tua.
2.  Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial,
satu sama lainnya saling mempengaruhi.
3.  Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap
tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
4.  Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan
tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).
5.  Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Para ahli telah banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase
perkembangan yang sesuai dengan umur masing-masing pada umumnya untuk
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembanga.
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia
panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun


keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih
besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur rgandalam otak meningkat. Akibat
adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan
perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari
perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya
terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren
menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan
sesudahnya.

B. SARAN

Disarankan kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa tarbiyah yang


notabene akan menjadi seorang pendidik untuk lebih mengembangkan
pengetahuannya dalam masalam perkembangan psikolongi anak didik. Karen hal
itu tidak bisa tidak akan sangat berguna untuk mengetahui kondisi anak didik dan
bahan ajar apa yang seharusnya dibarikan kepada peserta didik tersebut sehingga
tujuan pendidikan dapat dicapai secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. 2003. Psikologi Pendidikan.  Jakarta: Rineka Cipta.


Syamsul Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya.
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2010/03/konsep-dan-prinsip-psikologi.html

Anda mungkin juga menyukai