PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Disusun Oleh:
1. Adi Nurhadiansyah
2. Gunawan Maruf
3. Teguh Rizal Hidayat
KOTA BANJAR
A. Latar Belakang
Prisip ini menyarankan agar supaya pelajaran yang diberikan di sekolah ada
hubungannya satu sama lain. Integrated Kurikulum yang dianjurkan dalam
pendidikan modern sebenarnya bersendi kepada prinsip-prinsip kesatuan organis
dari perkembangan individu. Dan prinsip kesatuan organis ini menentang
pandangan psikologi daya yang menganggap jiwa manusia terdiri dari bermacam
daya atau fakulti-fakulti yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada
hubungannya satu sama lain, sehingga masing-masing daya itu dilatih secara
terpisah-pisah tanpa mempengaruhi daya-daya yang lain.
2. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan
Ada anak lancar jalan perkembangannya pada masa kecil, ada pula anak
yang lancar perkembangannya pada masa kemudian. Lagi pula garis
perkembangan itu menunjukkan sifat yang menggelombang bukan sifat yang
lurus. Dengan demikian terdapat adanya irama dalam perkembangan, dimana
pada suatu saat anak memiliki sifat-sifat yang tenang, kemudian disusul adanya
sifat memberontak, goncang akhirnya tenang lagi demikian selanjutnya.
Walaupun pada umumnya anak umur enam tahun telau matang untuk
mengikuti pelajaran di sekolah dasr pada tingkat permulaan, tetapi terjadi juga
anak umur tujuh tahun belum matang mengikuti pelajaran di sekolah tersebut
karena perkembangannya terlambat.
Anak tidak akan bisa berjalan sebelum dapat berdiri tegak, badn pada umur
yang sama pada umumnya terdapat minat yang sama. Masatrotz atau
masa kemratu-ratuan pada umumnya dialami oleh anak dimana saja pada umur
sekitar tiga tahun.
Demikian juga semua anak mengalami masa pubertas (dalam arti
mengalami perubahan alat kelamin sekunder) dalam waktu yang tidak jauh
berbeda. Semua anak umur enam tahun telah dianggap matang masuk sekolah
dasar, dan semua orang yang berumur 22 tahun dianggap matang perkembangan
jasmaninya.
4. Prinsip Konvergensi
Perkembangan adalah hasi interaksi antara kedua faktor itu. Faktor alam
sekitar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bila pembawaan tidak
baik. Begitu pula pembawaabn baik tidak akan berkembang dengan baik bila
berkembang dalam lingkungan hidu yang jelek. Setiap saat perkembangan dalam
kedua faktor itu. Tak akan yang satu meniadakan yang lain.
Dengan adanya unsur kemauan ini berarti menyangkut soal tanggung jawab.
Artinya bila tersesat perkembangannya manusia tidaj dapat mengatakan bahwa itu
semata-mata kesalahan pembawaan dan lingkungan hidup tempat ia dibesarkan
dan dididik.
Memang kedua faktor itu ada pengaruhnya yang mungkin pembawa ke arah
kejelekan namun pengruaruh tersebuttidak dapat meniadakan tanggung jawab.
Prinsip Konvergensi memiliki implikasi yang jelas:
Implikasi Pertama
Ialah bahwa pendidikan harus berusaha memberikan laingkungan kepada
anak yang sebanyak mungkin dan beraneka ragam supaya seluruh
pembawaan anak –anak didiknya dapat diberi kemungkinan berkembang
secara maksimal, dan sebaliknya pembawaan-pembawaan yang tidak
baikdapat dicegah perkembangannya.
Implikasi Kedua
Implikasi kedua ini adalah pengaruh pendidikan itu dibatasi oleh
pembawaan anak. Maka dari itu bimbingan yang diberikan kepada anak
harus memperhatikan pada sifat-sifat yang terdapat pada anak itu sendiri.
Implikasi Ketiga
Implikasi ketiga ialah bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai makhluk
yang pasif, yang menerima apa saja yang datang dari luar, akan tetapikita
harus berpendapat bahwa anak adalah organisme yang aktif bisa
menemukan dan memilih segala sesuatu mana yang kiranya baik bagi
dirinya dan mana yang kiranyan yang tidak baik bagi dirinya. Aktivitas itu
harus dipupuk dalam pendidikan.
Kita tidak akan berhasil bila anak umur enam bulan kita latih untuk belajar
berjalan, karen aanak tersebut belum matang untuk melakukan tugas itu. Usaha
yang demikian itu bukan mingkin menimbulkan akibat yang mengecewakan.
Anak tidak mendapatkan perkembangan yang lebih cepat namun bahkan
sebaliknya.
Semua bahan pelajaran yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan
taraf perkembangan yang telah dicapai. Sampai saat ini bahan pelajaran pada
sekolah-sekolah kita masih banyak yang tidak cocok dengan taraf perkembangan
anak yang diberinya. Untuk kepentingan pendidikan perlu kiranya diadakan
penelitain yang sebaik-baiknya guna mengetahui dengan tepat waktu untuk
memberikan berbagai bahan pelajaran.
7. Sifat psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi dalam waktu yang
bersamaan.
a. Menurut Hurlock
1. Adanya perubahan
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan
mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan
tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami
kemunduran.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan
yang mencolok, yaitu ;
1. Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam
tubuh, perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran,
persepsi, dan imajinasi.
2. Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan
tubuh pada seorang anak.
3. Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya
berganti dengan sikap prososial.
4. Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan
ciri yang baru yaitu sikap prososial.
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan
megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri.
Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah,
sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain
terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki
unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang
turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya
perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan
bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan
kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar
atau tidak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN