Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir-Hadist Akidah & Akhlak
Disusun Oleh:
KOTA BANJAR
PENDAHULUAN
Konsep tauhid dalam Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang
tidak dapat diganggu gugat dan sangat berpengaruh terhadap keislaman
seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seseorang tidak kuat,
maka akan goyah pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh.
1.3 Tujuan
Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan
norma Islam, sehingga oleh karenanya Islam dikenal sebagai agama
tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan.
berlandaskan pada firman Allah Ta‟ala dalam surah Luqman ayat 30:
“Yang demikian itu karena Allahlah yang hak (untuk disembah )dan
apa saja yang mereka Sembah selain Allah maka itu adalah sembahan
yang batil dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.
Dan mirip dengannya dalam surah Al-Hajj ayat 62.
Maka dari seluruh penjelasan di atas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa makna kalimat tauhid „laa ilaaha illallah‟ adalah:
Tidak ada sembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah.
Maka kalimat tauhid ini menunjukkan akan
penafian/penolakan/peniadaan semua Jenis penyembahan.
Nabi bersabda:
“Kalimat yang paling benar yang dikatakan seorang penyair adalah
kalimat yang dikatakan oleh Labid. Dia bersya‟ir; “Segala sesuatu
selain Allah adalah bathil”. (HR. Al-Bukhari no. 3841 dan Muslim
no. 6147)
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Wushabi berkata di awal
Al-Qaul Al-Mufid, “Makna„laa ilaha illallah‟ adalah tidak ada
sembahan yang berhak disembah selain Allah. Dan selain Allah, jika dia
disembah maka sungguh dia telah disembah dengan kebatilan.”
2.3.2 Rukun Kalimat Tauhid
Maka syahadat seseorang belumlah benar jika salah satu dari dua
rukun itu atau kedua-duanya tidak terlaksana. Misalnya ada orang
yang hanya meyakini Allah itu berhak disembah (hanya menetapkan)
tetapi juga menyembah yang lain atau tidak mengingkari
penyembahan selain Allah (tidak menafikan). Maka dengan
keyakinannya ini dia belumlah dianggap masuk ke dalam Islam,
bahkan dia masih dikategorikan ke dalam orang-orang yang berbuat
kesyirikan.
Allah berfirman:
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
“Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, tetapi
(aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya
Dia akan memberi hidayah kepadaku”. (QS. Az-Zukhruf : 26-27)
Dari Ibnu Abbas dia berkata: Ketika Rasulullah mengutus Muaz bin
Jabal ke Yaman, beliau bersabda kepadanya:
“Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab,
maka ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) selain Allah, dan bahwa aku adalah utusan
Allah. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut, maka
beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan
kepada mereka shalat lima waktu pada setiap siang dan malam. Jika
mereka mentaatimu untuk hal tersebut maka beritahukanlah kepada
mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sedekah yang
diambil dari orang kaya mereka lalu dibagikan kepada orang-orang
fakir di antara mereka. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut
maka kamu jauhilah harta mulia mereka. Takutlah kamu terhadap
doa orang yang tersakiti karena tidak ada penghalang antara dia dan
Allah .” (HR.Al-Bukharino.4347 dan Muslim no.29)
3.1 Kesimpulan
http://akhwat.or.id/majalah-jurnal-muslimah-keluarga-sakinah-
pendidikan-anak/artikel-islamiyah/makna-dan-keutamaan-kalimat-
tauhid.html (diaksestanggal16Okteber2012)
(diunduh tanggal 17 Okteber 2012).
http://s1.islamhouse.com/data/id/ih_books/single/id_the_book eed.pdf
(diunduh tanggal 17 Okteber 2012)
http://s1.islamhouse.com/data/id/ih_books/single/id_tawheed_the_mean
ing_of_the_two_testimon