A. Pengertian Tauhid
Tauhid (Arab :)ﺗﻮﺣﯿﺪ, adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya
mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang
berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah.
Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan
melainkan Allah. ( al-Baqarah:163, Muhammad 19 ). Tauhid merupakan inti dan
dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga oleh karenanya Islam dikenal
sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan. Bahkan gerakan-
gerakan pemurnian Islam terkenal dengan nama gerakan muwahhidin ( yang
memperjuangkan tauhid ). Dalam perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid itu
telah berkembang menjadi nama salah satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid
yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan
dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.
B. Ruang Lingkup Tauhid
Ruang Lingkup Tauhid, yang menjadi bidang kajian dalam ilmu tauhid meliputi:
1. Ma'rifat Al-mabda' yaitu mempercayai dengan sepenuh hati keberadaan tuhan
pencipta Alam dan Pemelihara Alam semesta, yaitu Allah swt.
2. Ma'rifat Al-watsiqah yaitu mempercayai dan menaati dengan sepenuh hati tentang
para utusan Allah yang menjadi perantara Allah swt. dalam menyampaikan
Ajaran-ajarannya dan Kitab-kitabnya.
3. Ma'rifat Al-ma'ad yaitu mempercayai dengan sepenuh hati tentang adanya
kehidupan kekal setelah mati yaitu Alam akhirat dan hal yang ada didalamnya.
C. Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyah. Artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal
perbuatanNya. Seperti mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan,
mendatangkan bahaya, memberi manfaat, dan lain-lain yang merupakan
perbuatan-perbuatan khusus Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim
haruslah meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memiliki sekutu dalam
RububiyahNya.
2. Tauhid Uluhiyah. Artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam jenis-
jenis peribadatan yang telah disyariatkan. Seperti ; shalat, puasa, zakat, haji, do’a,
nadzar, sembelihan, berharap, cemas, takut, dan sebagainya yang tergolong jenis
ibadah. Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal-hal tersebut
dinamakan Tauhid Uluhiyah ; dan tauhid jenis inilah yang dituntut oleh Allah
Subhanhu wa Ta’ala dari hamba-hambaNya.
3. Tauhid Asma wa Sifat. Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-saifat untuk Allah
Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diri
Nya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ;
serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah
terhadap diriNya, dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah.
D. Makna Kalimat Tauhid
Kalimat Tauhid telah dikemukakan dalam Al-Qur`an lebih dari 30 kali
sebagaimana dapat disimak dalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisa, Al-An`am,
At-Taubah, Yunus, Hud, Ar-Ra`du, Ibrahim, An-Nahl, Taa-haa, Al-Anbiya, Al-
Mu`minu, An-Naml dan yang lainnya. Hal itu memberikan keyakinan dan bukti
nyata bahwa masalah Tauhid dalam ajaran samawi (Islam) adalah ajaran inti dari
ajaran Allah SWT.
Kalimat Tauhid yang agung اﻻﷲ ﻻاﻟﮫyakni ‘Tiada Tuhan Selain Allah’
memiliki arti yang sangat dalam dan luas. Seorang hamba tidak mungkin akan dapat
beramal sesuai yang dikehendaki olehnya, kecuali setelah ia benar-benar memahami
makna yang terkandung di dalamnya sehingga ia beramal atas dasar kalimat Tauhid
ini dengan sadar.
1. Ikhlas beribadah
3. Pandai bersyukur