Anda di halaman 1dari 5

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


RESUME MATERI
KM AQIDAH AKHLAK INTEGRATIF DI MADRASAH

Nama : Jamalludin Mak’ruf


NIM : 2002031007
Semester : 2 (Dua)
Dosen : Dr. H. Arpinus, M. Ag.

KEYAKINAN AJARAN TAUHID

A. Pengertian Tauhid
Tauhid (Arab :‫)ﺗﻮﺣﯿﺪ‬, adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya
mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang
berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah.
Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan
melainkan Allah. ( al-Baqarah:163, Muhammad 19 ). Tauhid merupakan inti dan
dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga oleh karenanya Islam dikenal
sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan. Bahkan gerakan-
gerakan pemurnian Islam terkenal dengan nama gerakan muwahhidin ( yang
memperjuangkan tauhid ). Dalam perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid itu
telah berkembang menjadi nama salah satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid
yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan
dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.
B. Ruang Lingkup Tauhid
Ruang Lingkup Tauhid, yang menjadi bidang kajian dalam ilmu tauhid meliputi:
1. Ma'rifat Al-mabda' yaitu mempercayai dengan sepenuh hati keberadaan tuhan
pencipta Alam dan Pemelihara Alam semesta, yaitu Allah swt.
2. Ma'rifat Al-watsiqah yaitu mempercayai dan menaati dengan sepenuh hati tentang
para utusan Allah yang menjadi perantara Allah swt. dalam menyampaikan
Ajaran-ajarannya dan Kitab-kitabnya.
3. Ma'rifat Al-ma'ad yaitu mempercayai dengan sepenuh hati tentang adanya
kehidupan kekal setelah mati yaitu Alam akhirat dan hal yang ada didalamnya.
C. Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyah. Artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal
perbuatanNya. Seperti mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan,
mendatangkan bahaya, memberi manfaat, dan lain-lain yang merupakan
perbuatan-perbuatan khusus Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim
haruslah meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memiliki sekutu dalam
RububiyahNya.
2. Tauhid Uluhiyah. Artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam jenis-
jenis peribadatan yang telah disyariatkan. Seperti ; shalat, puasa, zakat, haji, do’a,
nadzar, sembelihan, berharap, cemas, takut, dan sebagainya yang tergolong jenis
ibadah. Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal-hal tersebut
dinamakan Tauhid Uluhiyah ; dan tauhid jenis inilah yang dituntut oleh Allah
Subhanhu wa Ta’ala dari hamba-hambaNya.
3. Tauhid Asma wa Sifat. Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-saifat untuk Allah
Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diri
Nya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ;
serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah
terhadap diriNya, dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah.
D. Makna Kalimat Tauhid
Kalimat Tauhid telah dikemukakan dalam Al-Qur`an lebih dari 30 kali
sebagaimana dapat disimak dalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisa, Al-An`am,
At-Taubah, Yunus, Hud, Ar-Ra`du, Ibrahim, An-Nahl, Taa-haa, Al-Anbiya, Al-
Mu`minu, An-Naml dan yang lainnya. Hal itu memberikan keyakinan dan bukti
nyata bahwa masalah Tauhid dalam ajaran samawi (Islam) adalah ajaran inti dari
ajaran Allah SWT.
Kalimat Tauhid yang agung ‫ اﻻﷲ ﻻاﻟﮫ‬yakni ‘Tiada Tuhan Selain Allah’
memiliki arti yang sangat dalam dan luas. Seorang hamba tidak mungkin akan dapat
beramal sesuai yang dikehendaki olehnya, kecuali setelah ia benar-benar memahami
makna yang terkandung di dalamnya sehingga ia beramal atas dasar kalimat Tauhid
ini dengan sadar.

Allah SWT berfirman.


             
            
           
         
         
Artinya :
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi.
dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha besar.
Kata ‫ اﻻﻟﮫ‬menurut bahasa adalah ‫ اﻟﻤﻌﺒﻮد‬yakni ‘yang disembah’,
terambil dari kata ‫اﻻھﺔ‬ ‫ﯾﺄﻟﮫ‬ ‫ اﻟﮫ‬yang bermakna ‫ﻋﺒﺎدة‬ ‫ﯾﻌﺒﺪ‬ ‫ ﻋﺒﺪ‬yakni

‘menyembah’. Kata ‫ اﻻﻟﮫ‬mengikuti pola kata ‫ ﻓﻌﺎل‬yang


bermakna, ‫ ﻣﻔﻌﻮل‬yakni ‫ ﻣﻌﺒﻮد‬yang disembah.
Sedangkan ‫ اﻻﻟﮫ‬menurut syara’: yaitu Tuhan satu-satu-Nya yang berhak
disembah. Sebab hanya Dia sajalah yang memiliki sifat-sifat ketuhanan sebagai sifat-
sifat mutlak yang selaras dengan keagungan dan kebesaran-Nya yang tidak akan
pernah dapat diraih, oleh siapapun, kecuali hanya oleh Dia sendiri. Dialah Allah
pencipta segala sesuatu, tidak ada Tuhan selain Dia ‘Maha Suci dan Maha Tinggi Dia
dari apa yang mereka katakana dengan ketinggian yang sebesar-besarnya’. Oleh
karena itu, maka yang harus disembah itu tidak lain hanya Allah yang Maha Suci dan
Maha Tinggi.
Sementara itu, lafadz ‫ ﷲ‬adalah ‘Isim Alam’ (kata benda khusus) bagi Dzat Tuhan
Yang Maha Suci seperti yang telah diketahui, yakni Isim Alam mutlak yang paling
difinitif. Dialah Allah yang berhak dan harus disembah, dimana segala bentuk ibadah
dan pengabdian dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga harus tetap hanya
diperuntukkan bagi-Nya .
Jadi, makna ‫ اﻻﷲ ﻻاﻟﮫ‬adalah peniadaan seluruh yang disembahselain Allah
SWT dan merupakan penetapan bahwa menyembah itu hanya diperuntukkan kepada
dan bagi Allah saja. Maka dengan demikian, makna dari ‫ اﻻﷲ ﻻاﻟﮫ‬adalah peniadaan
dan penetapan, yakni meniadakan Tuhan selain Allah SWT dan menetapkan bahwa
Tuhan itu hanya Dia.
E. Hikmah dan Manfaat Bertauhid

1. Tauhid yang kuat akan menumbuhkan sikap kesungguhan.

2. Dengan bertauhid akan mendidik akal manusia supaya berpandangan l


uas dan mau mengadakan penelitian tentang alam.
3. Dengan mentauhidkan Allah, kita akan menjauhkan diri dari angan-an
gan yang kosong.
4. Dengan bertauhid yang benar, kita akan diliputi ketenangan dan p
engharapan.
F. Ciri-ciri Orang yang Bertauhid

Adapun ciri-ciri orang yang ertauhid adalah sebagai berikut:

1. Ikhlas beribadah

2. Tidak mudah marah

3. Pandai bersyukur

Anda mungkin juga menyukai