Anda di halaman 1dari 25

Aplikasi Nilai

Tauhid dalam
Hidup
Pokok Bahasan

Tauhid Pembagian Tauhid


01 Pengertian, makna,
konsekuensi kalimat
02 Rububiyyah, uluhiyyah,
asma wa shifat
tauhid

Aplikasi Tauhid
Perusak Tauhid
03 dalam kehidupan 04 Syirik
Ibadah, do’a, nafkah dan
ekonomi, pendidikan, dst
01
Apa itu Tauhid?
Tauhid berasal dari kata :

Artinya: Menjadikan satu, atau meng-hanya satu-kan.

Secara terminologi, Tauhid diartikan sebagai keyakinan


akan Allah SWT sebagai satu-satunya ilah (Tuhan)
Tauhid Ajaran Para Nabi dan Rasul

ِ‫ﻚ ﻣِﻦْ َرﺳُﻮلٍ إ ﱠِﻻ ﻧُﻮﺣِ ﻲ إِﻟَ ْﯿ ِﮫ أَﻧﱠﮫُ َﻻ إِ َٰﻟﮫَ إ ﱠِﻻ أَﻧَﺎ ﻓَﺎ ْﻋﺒُﺪُون‬
َ ِ‫َوﻣَﺎ أَرْ َﺳ ْﻠﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻗَ ْﺒﻠ‬

Artinya :
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiya:25)
Makna Kalimat Tauhid Pada Kata “ILaaha”

Ilaaha memiliki arti sesuatu yang “ditaati, dicintai, dan ditakuti”. Kata ini
merupakan bentuk mashdar (kata dasar), turunan dari kata aliha - ya’lahu yang artinya
ibadah.
❖ Makna Ilaaha yaitu ditaati, dicintai, dan ditakuti
❖ (QS. 4 : 59) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya,
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
❖ (QS. 2 : 165) Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
Makna Kalimat Tauhid Pada Kata “ILaaha”

❖ (QS. 2 : 40) Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku
anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku
penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut
(tunduk).
Makna Kalimat Tauhid Pada Kata “Laa”

AN-NAFYU

Laa memiliki arti kata “meniadakan”. Begitu pula jika yang dipakai adalah nafyi,
maka yang terjadi ternafikan seluruhnya. Sehingga jika kita mengucapkan Lâ ilâha
(tiada tuhan), maka ternafikanlah seluruh tuhan termasuk Allah.

❖ Lafadz “Laa” digunakan untuk meniadakan ilah.


❖ (Q.S 2 : 256)
‫اﺳﺗَﻣۡ ﺳَ ﮏَ ﺑِﺎﻟۡ ﻌ ُۡر َو ِة اﻟۡ وُ ﺛۡ ﻘٰ ﯽ ٭ َﻻاﻧۡ ﻔِﺻَ ﺎ َم َﻟﮩَﺎؕ َو ّٰﷲُ ﺳَ ﻣِﯾۡ ٌﻊ ﻋَ ﻠِﯾۡ مٌﻟ‬
ۡ ‫ت َو ﯾ ُۡؤﻣ ِۡۢن ﺑِﺎ ّٰ ِ َﻓ َﻘ ِد‬
ِ ‫ﻣِنَ اﻟۡ ﻐَ ﯽﱢ ۚ َﻓﻣ َۡن ﱠﯾﮑۡﻔُﺑِﺎﻟطﱠﺎﻏ ُۡو‬
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
Makna Kalimat Tauhid Pada Kata “Laa”

AN-NAFYU

❖ (Q.S 43 : 26)
َ‫َوإِذْ ﻗَﺎ َل إِﺑْرَ اھِﯾ ُم ِﻷَﺑِﯾ ِﮫ َوﻗ َْو ِﻣ ِﮫ إِ ﱠﻧﻧِﻲ ﺑَرَ ا ٌء ِﻣﻣﱠﺎ ﺗَﻌْ ُﺑدُون‬
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa-apa yang kalian sembah.

❖ Islam → Islam (‫اﻹﺳﻼم‬, al-islām) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu
Allah.
❖ Thoghut → istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada setiap yang disembah
selain Allah yang rela dengan peribadatan yang dilakukan oleh penyembah atau
pengikutnya, atau rela dengan ketaatan orang yang menaatinya dalam melawan
perintah Allah.
Makna Kalimat Tauhid Pada Kata “Illa”

Illa memiliki arti kata “kecuali”. Disebut dengan huruf istitsna’ (pengecualian) yang
bertugas untuk mengeluarkan kata yang terletak setelah illa dari hukum yang telah
dinafikan oleh laa.

❖ Lafadz “Illa” digunakan untuk menetapkan Allah S.W.T sebagai satu-satunya ilah.
❖ (Q.S 43 : 26) Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa-apa yang kalian sembah.
❖ (Q.S 43 : 27) tetapi (aku hanya menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena
sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku".
❖ Contoh penerapan pada kehidupan sehari-hari:
‘Laa rajula fil Masjid illa Muhammad’,
Yang artinya : Tidak ada lelaki apapun di masjid, selain Muhammad. Kata
Muhammad dikeluarkan dari hukum sebelum illa yaitu peniadaan semua jenis laki-laki
di masjid.
Konsekuensi Kalimat Tauhid
Kalimat Tauhid tidak cukup untuk diucapkan saja.

Seperti kisah Firaun dalam QS. Yunus: 90


Sebelum Firaun mati tenggalam, ia mengucapkan kalimat Tahuid. Tetapi,
Allah Swt tidak menerima kalimat syahadat tersebut, karena ketika hidupnya ia
mengingkari dan menentang konsekuensinya. Walaupun dalam hatinya ia
mengetahui suatu kebenaran, tetapi amalnya meningkarinya.
Kalimat Tauhid menuntut konsekuensi :
❏ Pemahaman
Paham dan tahu akan arti dari mengesakan Allah Swt.
❏ Penerimaan
Mengetahui kedudukannya dihadapan Allah Swt yaitu sebagai hambanya.
❏ Ketundukan
Tunduk dan patuh terhadap semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
❏ Keikhlasan
Selalu ikhlas dalam menjalankan perintah tersebut untuk mendapatkan
ridhanya Allah Swt.
02
Pembagian
Tauhid
Rububiyyah, uluhiyyah, asma
wa shifat
Tauhid Rububiyyah

Tauhid rububiyah memiliki arti beriman hanya Penerapan tauhid rububiyyah


kepada Allah satu-satunya Zat yang memiliki 1. Percaya Allah yang mampu
kekuasaan mutlak, memiliki hak mutlak untuk menciptakan
mengatur, menciptakan, merencanakan hingga 2. Percaya Allah yang
menjaga jalannya alam semesta. Tauhid rububiyah mengatur semua
ini sering kita jumpai dalilnya dalam Al-qur’an 3. Percaya Allah yang
yang menerangkan tentang kekuasaan Allah. memberi rezeki
Salah satu ayat Alquran yang menerangkan
tentang kekuasaan Allah adalah surat Az Zumar
ayat 62 yang memiliki arti “Allah menciptakan
segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu”
Tauhid Uluhiyyah

adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Menujukan


segala bentuk ibadah hanya kepada-Nya, dan Penerapan Tauhid Uluhiyah
meninggalkan sesembahan selain-Nya. Ibadah itu sendiri
harus dibangun di atas landasan cinta dan pengagungan 1. Beribadah hanya kepada Allah
kepada-Nya.
2. Takut hanya kepada Allah

Tauhid uluhiyah merupakan intisari ajaran Islam. Tauhid uluhiyah 3. Mencintai juga karena Allah
inilah yang menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul dan muatan
pokok seluruh kitab suci yang diturunkan Allah ke muka bumi. Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh Kami telah mengutus
kepada setiap umat seorang rasul yang berseru: Sembahlah Allah dan
jauhilah thaghut/sesembahan selain Allah.” (QS. an-Nahl: 36). Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Kami mengutus kepada
seorang rasul pun sebelum kami -Muhammad- melainkan Kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan -yang benar-
kecuali Aku, oleh sebab itu sembahlah Aku saja.” (QS. al-Anbiyaa’: 25)
Tauhid Asma wa Shifat

Definisi Penerapan
Tauhid
Tauhid merupakan bentuk Vision
mentauhidkan atau 1. Mengimani segala sesuatu
mengesakan Allah sebagai dari al-Qur’an dan as
satu – satunya Tuhan dan Sunnah.
Dzat yang layak disembah. 2. Menetapkan makna sesuai
Dalam tauhid asma wa sifat, kehendak Allah Swt
pengesaan ini berkaitan (QS. 59:24).
dengan penyucian nama – 3. Tidak menyerupakan Allah
nama dan juga sifat – sifat Swt dengan makhluk.
yang dimiliki Allah.
03
Aplikasi Tauhid
dalam Kehidupan
Ibadah, doa, nafkah dan
ekonomi, pendidikan, dll
Ibadah

Al-An’am/6:162 Yusuf/12:40
Mengabdi hanya Larangan tunduk
kepada Allah, baik pada selain Allah
berupa ibadah SWT
maupun muamalah

Al-Fatihah/1:1-7 Al-An’am/6:126
Tidak ada yang patut Kewajiban mengikuti
disembah kecuali Jalan Allah
Allah SWT
Al-Fatihah (1):1-7
Tidak ada dzat yang pantas menerima dan
memenuhi do’a kecuali Allah SWT.

Al-Hajj (22): 73
DOA Semua Dzat selain Allah SWT tidak punya
kekuatan mengabulkan do’a; Sesungguhnya segala
yang kamu seru (berdoa kepada) selain Allah
Dalam doa terkandung sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun,
spirit beramal secara walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika
maksimal. lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Sama lemahnya yang menyembah dan yang
disembah.
Nafkah dan
Ekonomi
● Wajib berikhtiar dan yakin
bahwa tidak ada yang dapat
memberikan rezeki selain Allah
Swt (Al-Baqarah : 284 ; An-Nur
: 33)
● Allah maha pemberi rezeki,
harus mensyukuri nikmat dari
Allah. (Fathir : 3)
● Menginfakkan sebagian harta
di jalan Allah (Al-Hadid : 7)
● Bagi orang yang kikir, harta
tidak memberikan kemuliaan,
tapi menyebabkan kerugian (Ali
‘Imran : 180
Pendidikan dan Dakwah

An-Nahl : 125 Al-Qasas : 56

Wajib mendidik dan Meyakini bahwa hanya


berdakwah semaksimal Allah SWT yang dapt
mungkin memberikan petunjuk
kapada seseorang
Berpolitik

Al-Maidah : 18 Ali-’Imran : Yunus : 65


& Al-Mulk : 1 26

Berpolitik untuk Allah SWT Maha Kekuasaan ialah


menguatkan peran Kuasa atas segala amanah dari Allah
islam disertai sesuatu SWT
keyakinan bahwa
Allah penguasa yang
Maha Mutlak
Hukum
● Melakukan kegiatan strategis untuk menguatkan peran islam
dalam hukum positif seperti pada pidana, perdata, tata usaha,
dan perundangan lainnya. Hal ini karena hukum yang benar
hanyalah hukum Allah SWT (QS. Yusuf [12]:40) dan sumber
kebenaran mutlak adalah Allah (QS. Yusuf [12]:67).
● Seluruh hukum yang disusun manusia harus mengacu dan
tidak bertentangan dengan hukum Allah yang sesuai dengan
firman Allah dalam QS. Al-Maidah [5]:48. “Dan Kami telah
turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu”.
● Allah juga berfirman dalam QS. Al-Maidah [5]:50 yang
artinya “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan
(hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah
bagi orang-orang yang yakin?”
Ucapan Sehari-hari

1. Mengawali pekerjaan yang baik dengan mengucapkan “Bismillah”


dan mengakhiri dengan “Alhamdulillah”
2. Memperoleh nikmat sebagai rasa syukur, mengucap “Alhamdulillah”.
3. Menyaksikan sesuatu yang menakjubkan, mengucap “Allahu Akbar”
dan “Subhanallah”.
4. Bila hendak berjanji, mengucap Insya Allah (jika Allah menghendaki)
5. Bila mengucap sumpah, mengucap ‘Wallahi billahi tallahi’ (demi
Allah)
6. Bila mendengar musibah, mengucap “Innaa lillahi wa inna ilaihi
rooji’un” .
7. Mohon perlindungan dengan mengucap “’audzubillahi mindzaalik”.
8. Mohon ampun dengan mengucap “astaghfirullahal ‘azhim”.
04
Perusak Tauhid
Syirik
SYIRIK
❖ Syirik yaitu menjadikan sekutu-sekutu selain Allah Swt. untuk disembah dan ditaati.
❖ Syirik dibagi menjadi dua, yaitu:
- Syirik besar : syirik dalam keyakinan.
Seperti : berdoa atau meminta perlindungan kepada selain Allah, sujud dan
rukuk kepada selain Allah, percaya kepada dukun dan jimat, dan lainnya
- Syirik kecil : syirik dalam niat perbuatan yaitu riya.
Seperti : shalat karena ingin disebut shalih, puasa karena diet, dan lainnya.
❖ Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 48: “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni
apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa besar.”
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai