SYAHADATAIN
Maklah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kulian Pendidikan Agama
Disusun oleh;
PENDAHULUAN
Dua kalimat syahadat (Asyhadu alaa ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang diatasnya didirikanamalan dan
tidak diterima suatu amal tanpa keduanya. Syahadat adalah penyaksian terhadap Allah
kalangan umat Islam, karena syarat keislaman seseorang adalah wajib mengucapkan 2
kalimat syahadat. Di kalangan masyarakat awam 2 kalimat syahadat ini tidak bermakna
sama sekali. Mereka merasa telah beragama Islam jika telah mengucapkan 2 kalimat
dalam hati nurani.Jika sekedar mengucapkan saja yang tanpa makna maka burung beo
pun juga bisa mengucapkannya. Kalimat syahadat harus benar-benar menjadi pondasi
dan titik berangkat bagi perjalanan seorang muslim menuju Tuhan. Meyakini dalam
syahadat dengan lisan dan mengingkarinya di dalam hati, ini adalah jalan orang-orang
munafik. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka (yang artinya), ”Sesungguhnya orang-
orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapati seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An
Nisaa : 145).
Sebaliknya, jika hanya meyakini dalam hati, tetapi tidak mengucapkannya dan
yang terjadi pada paman Nabi, Abu Thalib, dan sebagian besar kaum musyrikin
jahiliyyah. Pertanyaan kita sekarang ini mengapa kalimat syahadat ada 2, syahadat
pertama kita ‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah dan syahadat kedua kita
‘menyaksikan’ Nabi Muhammad sebagai Rasulullah? Dalam makalah ini materi yang
akan dibahas adalah tentang syahadatain yang terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat
1. Pengertian syahadatain?
2. Urgensi syahadatain?
PEMBAHASAN
2.1 Syahadatain
A. Pengertian Syahadatain
terhadap Allah dan Rasul-Nya.Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida,
yang artinya ia telah menyaksikan,yaitu pemberitahuan tentang apa yang diketahui dan
pembenaran dan keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ‘Azza
Syahadatain terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat rasul, berikut penjelasannya:
1. SyahadatTauhid
“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” Dengan mengucapkan kalimat
ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah. Sebagaimana
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhakdisembah selain Aku, maka
diperintah untuk mengenalkan Tuhan Yang Maha Esa dengan Nama ALLAH: Qul Huwa
Allahu Aḥad “Katakanlah (hai Muhammad) DIA itu (bernama) ALLAH, (DIA itu) Maha
Esa”.
Jadi, Allah itu adalah Nama Tuhan. Atau lebih tepatnya salah satu Nama Tuhan,
karena DIA mempunyai banyak Nama, yakni Al-Asma`ul Ḥusna. Nama-nama yang baik
bagi Tuhan ada 99 Nama (Allah, al-Raḥman, al-Raḥim, al-Malik, dan seterusnya). Tapi
Nama Allah adalah Nama yang mencakup seluruh Asma. Karena itulah Nama Allah
paling sering disebut. Tapi perlu diingat, Allah itu bukan Tuhan melainkan Nama Tuhan,
Makna Syahadat "Laa ilaaha illallah" Yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya
tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa
penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah
Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, "Tidak ada sesembahan yang
hak selain Allah". Khabar "Laa " harus ditaqdirkan "bi haqqi" (yang hak), tidak boleh
ditaqdirkan dengan "maujud " (ada). Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab
Tuhan yang disembah selain Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah
Tuhan-Tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata.
Kalimat "Laa ilaaha illallah" telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil,
antara lain:
a. "Laa ilaaha illallah" artinya: "Tidak ada sesembahan kecuali Allah", Ini adalah batil,
karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang
b. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada pencipta selain Allah". Ini adalah sebagian dari
arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya
c. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah". Ini juga
sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah". Tapi bukan itu yang dimaksud,
Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang, karena tafsir-tafsir itu ada dalam
kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para
muhaqqiq (ulama peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain Allah seperti tersebut
hadits qudsi, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata:”Aku mendengar
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Allah Yang Maha Suci dan Maha
Tinggi berfirman:
sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikitpun juga,
pasti Aku akan memberikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula’. (HR. at
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberikannya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS.
ath Thalaq:2,3)
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah jika ia tidak bertauhid. Orang
yang bertauhid dan bertakwa, ia akan diberi jalan keluar dari berbagai problem hidupnya.
(Lihat al Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as Sa’di)
c. Allah akan menjadikan dan menghiasi dalam hati seorang yang bertauhid dengan rasa
cinta kepada iman, serta menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran,
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu)
indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. al
Hujurat :7)
d. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah. Dan orang
Wassalam ialah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan
yaitu orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” secara ikhlas dari hatinya atau
“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari
sahabat ‘Utsman)
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
g. Allah Ta’ala akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat bagi
dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
maka setelah itu Allah pun berfirman:’Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang
didalam hatinya terdapat seberat biji sawi iman,’ maka mereka pun dikeluarkan dari
neraka, hanya saja tubuh mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka
yang beramal, tetapi tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, berbuat
syirik, niscaya amalnya akan menjadi boomerang baginya, yakni tidak mendatangkan
kebahagiaan. Oleh karena itu, seluruh amal harus dilakukan dengan ikhlas karena
Allah, baik berupa shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya.Allah Ta’ala
berfirman:
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS. al Mulk:2)
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah menyebutkan dengan “amal yang
baik” , tidak dengan “amal yang banyak” . Amal, disebut baik atau shahih, bila
memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi Muhammad Shalalallahu
‘Alaihi Wassalam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa kalimat laa ilaaha
illallah, pada hari Kiamat nanti, lebih berat timbangannya dibandingkan langit dan
Orang yang tidak mentauhidkan Allah dengan sempurna, maka ia selalu was-
was, ia selalu dalam keadaan takut dan tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial,
atau takut mempunyai anak lebih dari dua, takut terhadap masa depan, takut hartanya
dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al An’am:82)
1. Syahadat Rasul
“Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah Rasulullah.” Dengan
mengucapkan kalimat ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Nabi Muhammad SAW
“(Nabi) Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia Rasulullah dan penutup Nabi-nabi“. (QS. Al-Aḥzab: 40).
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang
Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain (bersaksi
a. inti sari ajaran islam; pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran
b. Pondasi iman; bangunan iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat
syahadah.
c. Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan
d. Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang
bersyahadatain.
B. Keutamaan Syahadatain
mendapat pahala besar, kebaikan, terjaga harta dan darah, tanpa memahami maknanya dan
mengamalkan tuntutannya. Orang yang bersaksi bahwa tidak ada illah selain Alloh dan
melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak islam
dan perhitungan mereka ada pada Alloh ta'ala (Riwayat bukhari dan Muslim)
Seorang hamba yang bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh, dan Muhammad
adalah hamba serta utusan-Nya dengan sebenar- benarnya keluar dari lubuk hati,Alloh pasti
mengharamkan dirinya dari api neraka. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Alloh
dan aku adalah utusanNya. tidak ada seorang hambapun yang merasa bimbang terhalang
dari surga, ketika menghadap kepada Alloh dengan dua kalimat ini (Hr Muslim).
C. Implementasi Syahadatain
Syahadat dalam Islam merupakan rukun pertama dan sebagai dasar atau asas bagi
rukun-rukun lainnya. Syahadat merupakan pernyataan atau ikrar seorang hamba atas apa
yang diimaninya, atau juga sebagai ikrar dari persaksian seorang hamba atas ketuhanan
Allah Swt dan Muhammad bin Abdullah sebagai utusan-Nya dan meniadakan sifat
ketuhanan atas selain Allah. Oleh sebab itu pembahasan tentang syahadat sudah barang
tentu didalamnya membahas tentang iman yang berarti membahas pula tentang aqidah.
Berbicara tentang syahadat, berarti pula berbicara tentang dasar-dasar ajaran islam, tentang
Akan tetapi bukan berarti bahwa syahadat itu merupakan pekerjaan hati semata, karena
syahadat tergolong dalam ketentuan syara’, yakni sebagai rukun Islam yang pertama, maka
jelas merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.
Sebagai pernyataan keimanannya tentu harus mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai
keabsahan bahwa ia telah memeluk islam. Konsekuensinya adalah bahwa setiap orang yang
akan masuk Islam diwajibkan terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat.
Tujuannya agar setiap muslim melakukan amalnya berdasarkan pada makna dua kalimat
syahadat dan dalam setiap tindakannya akan disertai keikhlasan, kejujuran, rendah hati, dan
berkeadilan. Dengan demikian orang yang mengamalkan rukun pertama adalah orang yang
tetap dalam kesaksian kita bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba
dan utusannya. Keyakinan inilah yang harus kita pertahankan hingga mati menjemput raga
kita semua, sedangkan amal kita masih terhalang oleh banyak hal yang berkaitan dengan
kebendaan kita selama hidup di dunia.. Persaksian inilah yang akan ditanyakan nanti di alam
Allah, yakni tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Pada
hakikatnya hidup kita ini merupakan kesaksian diri kita pada adanya Allah sebagai pencipta
alam raya dan sebagai Tuhan kita, kesaksian diri kita pada Dzat yang telah menunjukkan
manusia pada jalan kebenaran melalui para rasulnya, kesaksian kita pada kebenaran para
bahwa tiada tuhan selain Allah, mengakui dan meyakini bahwa Muhammad SAW sebagai
hamba dan utusan Allah, mengimani semua yang datang dari beliau, termasuk tentang
para nabi dan para rasul Allah yang terdahulu. Setiap tindakan dan amal kita sudah
seharusnya bersandar pada prinsip syahadat tauhid dan syahadat rasul. Karena semua
amal yang kita lakukan adalah derifasi dari pernyataan atas keyakinan dan kesaksian tadi
yang menurunkan sistem ini kepada Nabi-Nya. Syahadat rasul merupakan pengakuan bahwa
Muhammad saw. Harus dijadikan panutan dalam menjalankan Islam (muslim) yang memiliki
hak dan kewajiban yang sama dengan muslim yang lain, aman dan damai dalam naungan Islam.
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan laa ilaha illallah,
apabila mereka telah mengucapkan laa ilaha illallah maka darah dan harta mereka menjadi suci.”
Mendengar laporan bahwa Usamah bin Zaid tetap memenggal musuh yang telah mengucapkan
“Mengapa tidak kau belah saja dadanya, sehingga engkau tahu isi hati dia yang sebenarnya!”
Secara global Islam terdiri atas aqidah dan syari’ah. Sisi-sisi lain Islam yang terdiri dari ibadah,
akhlak, dan mu’amalat merupakan implementasi syahadat tauhid dan syahadat rasul ini.
Azas Perubahan
Ketika hendak membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullah saw. tidak
mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi, atau yang lain. Beliau saw. Mengawalinya
dengan merubah apa yang ada dalam jiwa. Hal paling penting yang ada di dalam jiwa itu adalah
keyakinan. Dengan syahadatain itu, terjadilah perubahan besar yang sangat mendasar dalam
seluruh aspek kehidupan generasi terbaik itu. Bangsa yang kecil, terisolir, dan terbelakang
tersebut kemudian menjadi bangsa terbaik yang pernah dilahirkan untuk seluruh bangsa. Mereka
hijrah dari jahiliyah menuju Islam, dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.
Syahdatain dengan konsepsi semacam itulah yang didakwahkan para nabi dan rasul. Mereka
semua mengatakan “Fattaqullah wa athii’uuni!!!” (bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku!).
Statemen mereka ini diabadikan Al-Qur’an dalam kisah-kisah para nabi yang tersebar di
berbagai surat.
Banyak fadilah dan keutamaan yang terkandung di dalam syahadatain, di antaranya seperti yang
“Barangsiapa mati sedang ia mengetahui bahawa tidak ada tuhan selain Allah, ia masuk surga”
“Dua kata yang ringan diucapkan namun berat timbangannya, yakni: laa ilaaha illallah,
Muhammad rasulullah.”
Saat Rasul saw. mendakwahkan syahadatain di Makkah, masyarakat terbagi dua. Satu golongan
menerimanya dengan tulus, siap total menanggung segala konsekuensi dengan mempertaruhkan
seluruh jiwa dan raga. Golongan yang lain menolaknya dengan segala kebencian dan
permusuhan dengan mempertaruhkan segala jiwa dan raga pula. Kedua golongan tersebut, sangat
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala ma-cam yang dipertuhankan sebagai
keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah kepada Allah semata tanpa syirik
menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk, kuburan, pepohonan,
Mereka berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid’ah. Mereka menolak para da’i yang mengajak
kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada Allah semata.
dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari hal-hal bid’ah dan muhdatsat
Yaitu hal-hal yang membatalkan Islam, karena dua kalimat syahadat itulah yang membuat
seseorang masuk dalam Islam. Mengucap-kan keduanya adalah pengakuan terhadap
Islam. Jika ia menyalahi ketentuan ini, berarti ia telah membatalkan perjanjian yang telah
Yang membatalkan Islam itu banyak sekali. Para fuqaha’ dalam kitab-kitab fiqih telah menulis
bab khusus yang diberi judul “Bab Riddah (kemurtadan)”. Dan yang terpenting adalah sepuluh
“Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.” [An-Nisa’: 48]
“Artinya : … Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-
Termasuk di dalamnya yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan yang
Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara. Ia berdo’a kepada mereka,
meminta syafa’at kepada mereka dan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara
ijma’. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang yang masih ragu
terhadap kekufuran mereka atau mem-benarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih sempurna
dari petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Seperti orang-orang
yang mengutamakan hukum para thaghut di atas hukum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
, mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia kafir.
Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sekali pun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir. Siapa yang menghina sesuatu dari
agama Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.
“Artinya : Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman.” [At-Taubah:
65-66]
Sihir, di antaranya sharf dan ‘athf (barangkali yang dimaksud adalah amalan yang bisa membuat
suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa
melakukan atau meridhainya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanya co-baan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir’.”[Al-Baqarah: 102]
Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam. Dalilnya
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , seperti halnya Nabi Hidhir boleh keluar dari syariat
Nabi Musa alaihis salam, maka ia kafir. Sebagaimana yang diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi
yang berlebihan/ melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau tingkatan
yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya. Dalilnya
“Artinya : Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-
Syaikh Muhammad At-Tamimy berkata: “Tidak ada bedanya dalam hal yang membatalkan
syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut,
kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling
sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon
perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari hal-hal yang bisa mendatangkan murka
Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tauhid berarti mengakui keesaan Allah, mengesakan Allah atau mengi’tikadkan bahwa
Allah SWT itu Esaatausatu,dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Syahadat adalah sebuah pernyataan
kepercayaan dalam keesaan Allah dan Rasulullah sebagai Rasul-Nya.Sebagai ummat nabi
Muhammad SAW, kita hidup di dunia ini untuk kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah,
mengakui dan meyakini bahwa Muhammad SAW sebagai hamba dan utusan Allah, mengimani
semua yang datang dari beliau, termasuk tentang para nabi dan para rasul Allah yang terdahulu.
Setiap tindakan dan amal kita sudah seharusnya bersandar pada prinsip syahadat tauhid dan
syahadat rasul. Karena semua amal yang kita lakukan adalah deri fasi dari pernyataan atas
keyakinan dan kesaksian tersebut dan tidak berdiri sendiri melainkan diatasnya.
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang semoga bermafaat
1. Diharapkan kita bisa memahami pengertian dari syahadatain beserta makna dan bagaimana
mengimplementasikannya.
Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah terdapat kesalahan baik dalam penggunaan
bahasa maupun dalam penulisan makalah. Untuk mengembangkan makalah ini, perlu adanya
http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/28/syahadatain-dua-kalimat-syahadat.
http://Juni.Hartono.blogspot.com/2013/10/islami