Anda di halaman 1dari 16

MAKNA LAA ILAAHA ILALLAH (TIADA TUHAN YANG BERHAK

DISEMBAH MELAINKAN ALLAH)


oleh Laa ilaaha illallah (tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah)
(Catatan) pada 24 Maret 2010 pukul 1:00
Kalimat laa ilaaha illallah ini mengandung makna penafian (peniadaan)
sesembahan

selain

Allah

dan

menetapkannya

untuk

Allah

Allah

semata.

berfirman:

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah


melainkan

Allah.

(Muhammad:

19)

Mengetahui makna laa ilaaha illallah adalah wajib dan harus didahulukan dari
seluruh

rukun

yang

lainnya.

Nabi

bersabda:

Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallah dengan Keikh-lasan hati, pasti ia


masuk

Surga.

(HR.

Ahmad,

hadits

shahih)

Orang yang ikhlas ialah yang memahami laa ilaaha illallah, mengamalkannya, dan
menyeru kepadanya sebelum menyeru kepada yang lainnya. Sebab kalimat ini
mengandung tauhid (pengesaan Allah), yang karenanya Allah menciptakan alam
semesta

Rasulullah

ini.

menyeru

pamannya

Abu

Thalib

ketika

menjelang

ajal,

Wahai pamanku, katakanlah, Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan yang berhak
disembah melainkan Allah), seuntai kalimat yang aku akan berhujjah dengannya

untukmu di sisi Allah, maka ia (Abu Thalib) enggan mengucapkan laa ilaaha
illallah.

(HR.

Bukhari

dan

Muslim)

Rasulullah tinggal di Makkah selama 13 tahun, beliau mengajak (menyeru) bangsa


Arab: Katakanlah, Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan yang berhak disembah
melainkan Allah), maka mereka menjawab: Hanya satu tuhan, kami belum pernah
mendengar seruan seperti ini? Demikian itu, karena bangsa Arab memahami
makna kalimat ini. Sesungguhnya barangsiapa mengucapkannya, niscaya ia tidak
menyembah

selain

mengucapkannya.

Allah.

Maka

Allah

mereka

meninggalkannya

berfirman

dan

kepada

tidak

mereka:

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, Laa ilaaha


illallah (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah), mereka
menyombongkan diri, dan mereka berkata, Apakah sesungguhnya kami harus
meninggalkan
Sebenarnya
membenarkan

sembahan-sembahan
dia

(Muhammad)
rasul-rasul

Dan

kami

telah

karena

datang

(sebelumnya).

seorang

membawa

penyair

gila?

kebenaran

dan

(Ash-Shaffat:

Rasulullah

35-37)

bersabda:

Barangsiapa mengucapkan, Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan yang berhak


disembah melainkan Allah) dan mengingkari sesuatu yang disembah selain Allah,
maka haram hartanya dan darah-nya (dirampas/diambil). (HR. Muslim)

Makna hadits tersebut, bahwasanya mengucapkan syahadat mewajibkan ia


mengkufuri dan mengingkari setiap peribadatan kepada selain Allah, seperti
berdoa

(memohon)

kepada

mayit,

dan

lain-lain-nya.

Ironisnya, sebagian orang-orang Islam sering mengucapkan syahadat dengan lisan-

lisan mereka, tetapi mereka menyelisihi maknanya dengan perbuatan-perbuatan


dan

permohonan

mereka

kepada

selain

Allah.

Laa ilaaha illallah adalah asas (pondasi) tauhid dan Islam, pedoman yang sempurna
bagi kehidupan. Ia akan terealisasi dengan mempersembahkan setiap jenis ibadah
untuk Allah. Demikian itu, apabila seorang muslim telah tunduk kepada Allah,
memohon kepadaNya, dan menjadikan syariatNya sebagai hukum, bukan yang
lain-nya.
Ibnu Rajab berkata: Al-Ilaah (Tuhan) ialah Dzat yang ditaati dan tidak
dimaksiati, dengan rasa cemas, pengagungan, cinta, takut, pengharapan, tawakkal,
meminta, dan berdoa (memohon) ke-padaNya. Ini semua tidak selayaknya
(diberikan) kecuali untuk Allah . Maka barangsiapa menyekutukan makhluk di
dalam sesuatu per-kara ini, yang ia merupakan kekhususan-kekhususan Allah,
maka hal itu akan merusak kemurnian ucapan laa ilaaha illallah dan mengandung
penghambaan diri terhadap makhluk tersebut sebatas perbuatannya itu.
Sesungguhnya kalimat Laa ilaaha illallah itu dapat bermanfaat bagi yang
mengucapkannya, bila ia tidak membatalkannya dengan suatu kesyirikan,
sebagaimana

hadats

dapat

membatalkan

wudhu

seseorang.

Rasulullah bersabda:Barangsiapa yang akhir ucapannya laa ilaaha illallah, pasti ia


masuk

Surga.

(HR.

Hakim,

hadits

Sumber: Jalan Golongan yang Selamat, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Sejuta Makna Kalimat "Laa Ilaaha Illallah"

hasan)

Dikirim pada 01 April 2010 di Uncategories


0 Comments and 0 Reactions
Kita memuja dan memuji Allah, Dzat Pemberi berbagai nimat terutama nimat
islam, iman dan sunnah. Tak lupa kita bershalawat dan salam atas kekasih Allah,
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, keluarga dan para shahabat serta orangorang yang senantiasa setia menempuh jalan petunjuk beliau hingga hari
kemudian.
Tak asing bagi kita Syahadat laa ilaha illah ini. Karena kita senantiasa
membacanya dalam sholat, tepatnya ketika tasyahud. Ia merupakan salah satu dari
rangkaian dua kalimat syahadat yaitu syahaadatu an laa ilaha illallah dan
syahaadatu anna muhammadar rasulullah yang dengan mengikrarkannya
seorang yang kafir menjadi muslim. Syahadat ini disebut Syahadat Tauhid, karena
mengandung pentauhidan Allah Jalla wa Ala dalam ibadah.
Demikian pentingnya syahadat ini, sehingga ia menjadi bagian terpenting dari
rukun islam yang pertama. Hal ini berdasarkan hadits dari Abdullah bin Umar
radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam bersabda
yang artinya: Islam dibangun atas lima perkara; (1) Syahadat laa ilaha illallah
dan Muhammadur rasulullah, (2) Mendirikan sholat, (3) Menunaikan Zakat, (4)
Berhaji ke Baitullah, dan (5) Puasa di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Oleh sebab itu, sudah selayaknya bagi seorang muslim untuk memahami
kandungan makna, rukun, syarat dan konsekuensi (tuntutan) syahadat ini.
Makna Syahadat Laa ilaha illallah

Maknanya adalah meyakini dan mengikrarkan bahwa tiada sesuatupun yang


berhak diibadahi kecuali Allah Taala dengan tetap teguh di dalamnya dan
melaksanakan tuntutannya.
Sedangkan makna Laa ilaha illallah adalah Laa mabuda bi haqqin illallah yaitu
Tiada sesembahan yang haq (berhak disembah) melainkan Allah. Inilah makna Laa
ilaha illallah yang benar.
Berikut ini akan disebutkan makna-makna yang keliru ketika menafsirkan Laa
ilaha illallah.
1- Laa ilaha illallah ditafsirkan dengan Laa mabuda illallah, maknanya Tiada
sesembahan selain Allah. Ini makna yang berkonsekuensi batil, karena
mengandung makna bahwa setiap sesembahan, baik yang haq maupun yang batil
adalah Allah.
2- Laa ilaha illallah ditafsirkan dengan Laa kholiqo illallah, yang bermakna
Tiada pencipta selain Allah. Ini makna yang kurang, karena hanya mengandung
sebagian dari kandungan makna Laa ilaha illallah yaitu tauhid rububiyah
sementara kandungan makna kalimat Laa ilaha illallah ini adalah tauhid ibadah
yang mencakup tauhid rububiyah.

Andaikan benar makna Laa ilaha illallah ditafsirkan dengan Laa kholiqo illallah
(Tiada pencipta selain Allah), maka tentulah Iblis laknatullah alaihi dan orangorang kafir di masa Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam termasuk muslim,
karena mereka mengakui bahwa Allah Sang Pencipta, Penguasa, Pemilik dan
Pemelihara alam jagad raya. Allah taala mengabadikan perkataan Iblis dalam AlQuran yang artinya: (Iblis) berkata,Aku lebih baik daripada dia(Adam). Engkau
ciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. (QS. Al-

Araf:12). Dan Allah Taala menyatakan keyakinan orang kafir di masa Nabi kita
dengan firman-Nya yang artinya: Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang
kafir), milik siapakah bumi dan apa yang ada di dalamnya, jika kamu
mengetahui?(84) Mereka akan menjawab:Milik Allah. Katakanlah,Maka
apakah kamu tidak ingat?(85). Katakanlah :Siapakah Tuhan (Pencipta dan
Pemelihara) langit yang tujuh dan Tuhan arasy yang agung? (86) Pasti mereka
menjawab:Allah.

Katakanlah

(kepada

mereka):

mengapa

kamu

tidak

bertaqwa? (QS.Al-Muminun:84-87).
Demikian pula, andaikata tafsir tersebut benar, tentulah orang-orang kafir Quraisy
dan yang semisal mereka akan menerima dakwah Nabi Shallallahu alahi wa
sallam . Namun nyatanya tatkala Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam menyeru
mereka Ucapkanlah Laa ilaha illallah, niscaya kalian akan beruntung (di dunia
dan akhirat)(HR.Ahmad dan lainnya), mereka pun lantas membantah dengan
ucapan mereka yang diabadikan Allah Taala dalam firman-Nya: Apakah dia
menjadikan sesembahan-sesembahan itu hanya satu sesembahan (Allah) saja?!
Sungguh ini sesuatu yang aneh. (QS. Shad:5).
3- Laa ilaha illallah ditafsirkan dengan Laa hakima illallah yaitu Tiada hakim
(Pembuat hukum) kecuali Allah. Makna ini pun kurang tepat dan tidak sempurna,
karena masih saja mengandung sebagian dari kandungan makna Laa ilaha illallah
yaitu tauhid rububiyah. Jelasnya, jika seseorang mentauhidkan Allah dalam
hukum, namun bersamaan dengan itu dia beribadah kepada selain Allah, maka
tetap saja dia belum merealisasikan tuntutan kalimat tauhid ini.
Makna yang benar dari tafsir Laa ilaha illallah adalah Laa mabuda bi haqqin
illallah yaitu Tiada sesembahan yang haq (berhak disembah) melainkan Allah. Hal
ini berdasarkan Al-Quran surah Shad ayat 5 dan hadits riwayat Ahmad di atas, di

mana orang-orang kafir di masa Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam


mengingkari dakwah beliau untuk mentauhidkan Allah (menjadikan Allah satusatunya Dzat yang disembah) dengan ucapan mereka; Apakah dia menjadikan
sesembahan-sesembahan itu hanya satu sesembahan (Allah) saja?! Sungguh ini
sesuatu yang aneh.
Rukun Syahadat Laa ilaha illallah
Laa ilaha illallah memiliki 2 rukun yaitu An-Nafyu (penafian/peniadaan) dan AlItsbat (penetapan). Kedua rukun ini diambil dari 2 penggalan kalimat tauhid Laa
ilaha dan illallah. Rinciannya sebagai berikut:
-Laa ilaha = An-Nafyu, yaitu meniadakan dan meninggalkan segala bentuk
kesyirikan serta mengingkari segala sesuatu yang disembah selain Allah Taala.
-illallah = Al-Itsbat, yaitu menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah dan
diibadahi melainkan Allah serta beramal dengan landasan ini.
Banyak ayat-ayat Al-Quran yang mencerminkan 2 rukun ini. Diantaranya adalah
firman Allah Taala yang artinya: Maka barangsiapa yang mengingkari Thoghut
(sesembahan selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah
berpegang dengan tali yang sangat kuat (kalimat Laa ilaha illallah). (QS.AlBaqarah:256).
Mengingkari Thoghut (sesembahan selain Allah) adalah cerminan dari rukun
An-Nafyu (Laa ilaha), sementara Beriman kepada Allah adalah cerminan dari
rukun Al-Itsbat (illallah).
Syarat Syahadat Laa ilaha illallah

Syarat-syarat ini harus dipenuhi oleh orang yang melafalkan kalimat tauhid ini agar
berfaedah baginya, yaitu sebagai berikut:
1- Berilmu dan memahami kandungan makna dan rukun syahadat ini sehingga
hilang kebodohan terhadap kandungan makna dan rukun kalimat ini. Rasulullah
Shallallahu alahi wa sallam bersabda yang artinya:Barangsiapa yang mati
dalam keadaan ia mengetahui (kandungan makna) laa ilaha illallah (bahwa
tiada yang berhak disembah kecuali Allah), pasti masuk surga (HR. Muslim).
2- Meyakini segala yang ditunjukkan oleh kalimat ini tanpa ada keraguan
sedikitpun. Allah Taala berfirman yang artinya:Sesungguhnya orang mukmin itu
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian
mereka tidak ragu. (QS. Al-Hujurat:15).
3- Menerima konsekuensi (tuntutan) kalimat ini berupa beribadah hanya kepada
Allah semata dan meninggalkan beribadah kepada selain-Nya tanpa adanya
penolakan yang didasari keengganan, pembangkangan,dan kesombongan. Allah
Taala berfirman yang artinya:Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) apabila
diucapkan kepada mereka laa ilaha illallah (Tiada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Allah) maka merekapun menyombongkan diri(35). Dan
mereka berkata,Apakah kita akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kita
karena penyair yang gila.(QS. Ash-Shaffat:35-36).
4- Tunduk dan berserah diri terhadap segala tuntutan kalimat ini tanpa
mengabaikannya. Allah Taala berfirman yang artinya:Dan barangsiapa yang
berserah diri kepada Allah dalam keadaan berbuat kebajikan, maka sungguh dia
telah berpegang dengan tali yang sangat kuat (kalimat Laa ilaha illallah).
(QS.Luqman:22)

5-

Jujur

dalam

mengucapkan

kalimat

ini

dengan

disertai

hati

yang

membenarkannya. Jika seseorang mengucapkan kalimat ini namun hatinya


mengingkari dan mendustai nya, maka dia orang munafik tulen. Allah Taala
berfirman yang artinya:Dan diantara manusia ada yang mengucapkan,Kami
beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal mereka tidak beriman(8). Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beiman. Tidaklah mereka menipu
kecuali diri mereka sendiri sementara mereka tidak meyadari(9). Dalam hati
mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakit mereka. Dan mereka
mendapat azab yang pedih karena kedustaan yang mereka lakukan. (QS. AlBaqarah:8-10).
6- Ikhlas dalam mengucapkannya dan memurnikan amal dari segala kotoran syirik,
bukan karena riya, atau untuk ketenaran, maupun tujuan-tujuan duniawi.
Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam bersabda yang artinya:Sesungguhnya
Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkanlaa ilaha illallah
dengan tujuan mengharap wajah Allah.(HR. Bukhari dan Muslim)
7- Mencintai kalimat ini dan segala tuntutannya serta mencintai orang yang
melaksanakan tuntutannya. Allah Taala berfirman yang artinya:Dan diantara
manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan yang mereka
mencintainya seperti mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman
sangat cinta kepada Allah.(QS. Al-Baqarah:165). Orang orang yang benar
dalam imannya mencintai Allah dengan cinta yang tulus dan murni. Adapun para
pelaku kesyirikan memiliki cinta ganda. Mereka mencintai Allah sekaligus
mencintai tandingan-Nya.
Konsekuensi Syahadat Laa ilaha illallah

Konsekuensi (tuntutan) syahadat ini adalah meninggalkan peribadatan dan


penyembahan kepada selain Allah Taala.
Dewasa ini,banyak orang yang megucapkan kalimat ini namun menyalahi
tuntutannya.

Mereka

menujukan

ibadah

(beribadah)

atau

memberikan

persembahan kepada makhluk, seperti menyembelih dan bernadzar untuk kuburan


dan penghuninya, meletakkan sesajian sebagai tumbal di tempat-tempat keramat
dan angker, di sekitar pepohonan, dan bebatuan, serta bentuk-bentuk persembahan
lainnya. Mereka menyakini tauhid sebagai hal yang baru dan mereka juga mencela
orang yang memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata. Mereka juga
mengingkari serta memusuhi orang-orang yang mendakwahi mereka, padahal
ajakan dan dakwah yang dilakukan orang-orang tersebut adalah sebagai wujud
kecintaan, perhatian dan kepedulian serta keprihatinan mereka terhadap saudara
seagama mereka. Mereka tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa saudaranya
disebabkan ketidaktahuan saudaranya tersebut terhadap sesuatu yang berbahaya
bagi mereka. Untuk itu,-dengan didasari kecintaan- mereka bangkit mengingatkan
saudara-saudara seagama mereka dari bahaya-bahaya yang bisa menimpa. Sikap
mereka ini merupakan bentuk implementasi dari sabda Nabi Muhammad
Shallallahu alahi wa sallam yang maknanya: Tidak sempurna iman salah
seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia
cintai untuk dirinya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan akhirnya, semoga Allah taala menjadikan kita umat yang bersatu dan
bersaudara di atas agama tauhid ini.
Wa shollallohu alaa nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa ashhaabihi
ajmaiin.

Penulis: Abdullah (Mahasiswa Mahad Ali Al-Imam Asy-Syafii Jember)

Makna dan Hakikat "Laa ilaaha Illallah" | Kultwit ust @abdullahhaidir1


Jumat, 28 Desember 2012

Abdullah Haidir, Lc
@abdullahhaidir1

1. Sekarang kita coba dalami lagi makna laa ilaaha illallaah

2. Kalimat ini terdiri dari dua bagian; Pertama, Laa ilaaha.. yg disebut dg
istilah nafy (peniadaan), kedua adalah Illallah, yg disebut itsbaat
(penetapan).

3. Kalimat ini diawali kata 'Laa' artinya tidak.Unik, karena jarang2 sebuah
pernyataan diawali oleh kalimat tidak. Biasanya sebuah pernyataan lebih
mengedepankan penetapan, persetujuan, pengakuan, dan semacamnya..
kalaupun ada peniadaan, itu diletakkan belakangan, sebagai pengecualian.

4. Tapi ini tidak, sejak awal sudah dinyatakan peniadaan. Sebuah ungkapan
yang

mengandung

ketegasan,

keberanian menyatakan sikap.

kelugasan

dan

kemurnian

sekaligus

5. Kata orang, mengucapkan kata 'tidak' lebih berat daripada kata 'ya'. Karena
kata 'tidak' yang berarti penolakan lebih mengundang konsekwensi
ketimbang kata 'ya' yang berarti persetujuan.

6. Lalu apa yang ingin ditiadakan? Yg ditiadakan adalah Ilah ! Apa arti
ilah? Mengartikan ilah dengar arti 'tuhan' begitu saja, kurang menukik dan
tajam. Terlalu umum, dan berakibat pada pemaknaan yg kurang sesuai dg
tujuan yg dimaksud.

7. Ilah adalah sesuatu yang disembah. Sesuatu dikatakan disembah jika dia
mutlak dituruti dan dicintai. Dia dijadikan no. satu dalam hal ketaatan dan
kecintaan. Yg lain mengikutinya.

8. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan orang-orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai ilah. Lihat surat Al-Furqan: 43. Bagaimana hawa nafsu
disembah? apabila hawa nafsu yang paling dia cintai dan taati dalam
kehidupannya. Ibadah bukan cuma sebatas sujud dan rukuk di hadapnnya.

9. Maka, Laa ilaaha artinya adalah pernyataan meniadakan keyakinan


adanya segala bentuk Tuhan yang disembah selain Allah apapun dan
siapapun.

10.Dengan demikian, sejak awal pernyataan tauhid kita, sudah menolak segala
keyakinan dan penghambaan kepada selain Allah Ta'ala. Ini dapat dikatakan
sebagai prasyarat mutlak untuk menyatakan keimanan kepada Allah Ta'ala.

11.Tidak akan pernah ada gunanya pengakuan keimanan, selagi masih ada
pembenaran terhadap keyakinan kepada selain Allah.

12.Setelah kalimat Laa ilaaha yang dikenal dengan istilah an-nafyu yang
berarti peniadaan, berikutnya baru dinyatakan itsbat.. yg berarti penetapan,
yaitu ungkapan illallah kecuali Allah.

13.Pengecualian yang terdapat setelah peniadaan, dlm bhs Arab dikenal salah
satu bentuk hashr artinya pembatasan yg tidak memberi ruang bagi yang
lain.

14.Jika dikatakan 'Muhammad masuk ke kelas', berbeda dengan ungkapan


'tidak ada yang masuk kelas kecuali Muhamad'. Yang pertama masih
membuka peluang yang lain utk masuk. Sedangkan kalimat kedua, tidak
membuka peluang sama sekali ada yg masuk selain Muhammd.

15.Maka, ungkapan 'Tuhan yang kami sembah adalah Allah' berbeda dengan
ungkapan 'Tidak ada tuhan yang disembah selain Allah." Yg pertama masih
memberi peluang adanya keyakinan kpd selain Allah sedangkan yang
kedua tdk memberi peluang sama sekali adanya keyakinan pd selain Allah.

16.Kesimpulan dari pembahasan di atas, makna Laa ilaaha illallah yg singkat


namun utuh adalah Laa ma'buuda bihaqqin illallah Tidak ada yang
disembah dengan hak, selain Allah. atau dpt kita pahami dg makna
hanya Allah yang harus disembah, tidak boleh ada yang lain.

17.Ada dua kata kunci dalam kalimat ini; Pertama adalah ikhlas. Tahukah
anda makna ikhlas? Ikhlas berasal dari kata khalasha; Murni. Dalam bhs
Arab dikatakan 'asal khaalish' artinya madu murni.

18.Maka ikhlas adalah keyakinan yang murni hanya kepada Allah dalm bentuk
penuhanan dan penghambaan. Tidak sedikitpun bercampur kepada
keyakinan terhadap selain-Nya.

19.Saya belum melihat adanya aqidah ketuhanan yg menuntut tingkat


keikhlasan seperti aqidah Islam.

20.Kedua adalah Ibadah. Karena tuntunan utama dari kalimat adalah adanya
ibadah atau penghambaan. Bukan sekedar pengakuan.

21.Inilah bedanya jika Laa ilaaha illallah hanya diartikan sebatas ungkapan
'Tiada tuhan elain Allah'.

22.Tanpa memaknainya dengan benar, bisa jadi kalimat ini hanya dipahami
sebagai tuntutan untuk sekedar percaya adanya Allah.

23.Padahal sekali lagi, yg dituntut dari kalimat ini bukan sekedar mempercayai
adanya Allah, tapi lebih dari itu, adalah terwujudnya 'ibadah dan
penghambaan' kepada Allah semata, tentu saja setelah
keberadaanNya.

- baca juga : Makna dan Hakikat 'Syahadat Rasul'

meyakini

Anda mungkin juga menyukai