Anda di halaman 1dari 12

NOVEL

A. PENGERTIAN NOVEL
Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh
tokoh cerita, yang kelak mengubah nasib kehidupannya. Berbeda dengan cerita pendek, yang
umumnya berkisah tentang perilaku sesaat sang tokoh ketika ia menghadapi suatu peristiwa atau
kejadian pada suatu ketika. Penulis / pengarang novel disebut novelis.
Adapun pengertian novel menurut para ahli sebagai berikut.
1. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial,
moral, dan pendidikan ( Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul
Roni, M.Pd )
2. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik, dan keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam
kehadiran sebuah karya sastra ( Drs. Rostamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd )
B. CIRI-CIRI NOVEL
Ciri-ciri novel sebagai berikut.
1. Ditulis dengan narasi atau penjelasan kemudian didukung dengan deskripsi untuk
2.
3.
4.
5.
6.
7.

menggambarkan suasana kejadian atau peristiwa.


Alur ceritanya kompleks.
Jumlah kata biasanya di atas 10.000 kata.
Minimal jumlah halaman sebanyak 100 halaman.
Minimal dibaca satu buah novel 2 jam.
Skala novel lebih luas dibandingkan cerpen.
Sifat dari novel adalah realistis karena pengarang yang lebih tahu dengan situasi yang
digambarkan pada novel.

C. JENIS-JENIS NOVEL

1. Jenis-jenis

novel

berdasarkan

kejadian

nyata

dan

tidak

nyata

Novel fiksi adalah novel yang tidak nyata atau tidak ada kejadian di dunia. Novel ini
hanya fiktif (karangan) dari pengarang. Contohnya Harry Potter.
Novel non-fiksi adalah novel dari kejadian yang pernah ada atau ilmiah. Contohnya
adalah Laskar Pelangi.
2. Jenis-jenis novel berdasarkan genre cerita
Novel romantis. Cerita yang digambarkan dalam novel ini berupa kasih sayang dan cinta.
Contohnya Ayat-ayat Cinta.
Novel horor/menyeramkan. Novel ini berisi tentang cerita yang menakutkan. Contohnya
Bangku Kosong.
Novel misteri. Novel ini berisi tentang misteri. Contohnya novel Agatha Christie.
Novel komedi. Novel ini berisi tentang cerita komedi yang membuat kita ketawa.
Contohya Kambing Jantan.
Novel inspiratif. Berisi tentang cerita kisah inspiratif. Contohnya Negeri 5 Menara.
3. Jenis-jenis novel berdasarkan isi dan tokoh
Novel Teenlit. Novel ini berisi tentang cerita remaja. Contohnya adalah novel Dealova.
Novel Chicklit. Novel ini berisi tentang cerita perempuan muda dan permasalahan yang
dihadapinya. Contohnya adalah Miss Jutek.
Novel Songlit. Novel ini dibuat berdasarkan cerita dari sebuah lagu.
Novel Dewasa. Novel ini berisi tentang cerita orang dewasa. Contohnya adalah novel
Saman dan Larung.
D. UNSUR-UNSUR NOVEL
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun sastra dalam atau yang ada di dalam sastra itu sendiri.
Unsur intrinsik novel meliputi :
1. Tema
Ide pokok yang menjiwai seluruh cerita. Tema dapat berupa sosial, keluaga, remaja,
percintaan religius.
2. Tokoh: Tokoh juga disebut orang yang ada dalam novel tersebut.
Tokoh utama dengan ciri: sering muncul, banyak masalah, berwatak protagonis.
3. Penokohan : Penokohan juga disebut karakter. Setiap tokoh mempunyai karakter yang
berbeda. Ada 2 macam karakter yaitu Protagonis dan Antagonis.
Protagonis yaitu watak yang baik. Biasanya dimiliki oleh tokoh utama.
Antagonis yaitu watak yang tidak baik.
4. Latar : Latar meliputi 3 hal yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
5. Alur : yaitu urutan peristiwa. Ada 2 macam alur yaitu alur maju dan alur mundur.
Alur maju yaitu cerita yang peristiwanya sekarang dan kedepan.

Alur mundur yaitu cerita yang peristiwanya telah berlalu.


6. Amanat : Pesan yang disampaikan pengarang secara tersirat. Amanat diambil dari efek
samping dari sebuah peristiwa. Pesan biasanya bersifat positif.
7. Sudut pandang : Cara memposisikan diri pengarang terhadap hasil karyanya. Ada 2
macam sudut pandang yaitu:
Sudut orang pertama (akuan) apabila pengarang ikut terlibat dalam cerita tersebut.
Pengarang ikut berperan aktif.
Sudut pandang orang ketiga (diaan) apabila pengarang berada di luar cerita. Cerita ini
biasanya menggunakan nama orang sebagai tokoh.
3. Unsur Ekstrinsik
Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut. Adapun
beberapa unsur Ekstrinsik Novel yaitu:
1. Sejarah/Biografi Pengarang biasanya sejarah/biografi pengarang berpengaruh pada jalan
cerita di novelnya.
2. Situasi dan kondisi secara langsung maupun tidak langsung, situasi dan kondisi akan
berpengaruh kepada hasil karya.
3. Nilai-nilai dalam cerita sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh
pengarang. Nilai-nilai itu antara lain :

Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan ahklak atau budi pekerti
baik/buruk.

Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan normanorma dalam kehidupan
masyarakat ( misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa ).

Nilai Budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam
kehidupan manusia ( misalnya adat istiadat ,kesenian, kepercayaan, upacara adat )

Nilai Estetika , yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya
sastra ( tentang bahasa, alur, tema )

CERPEN
A. PENGERTIAN CERPEN
Berikut pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang cerpen.
1. Sumardjo dan Saini

Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi
kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
2. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar
5000 kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada
dirinya sendiri.
3. Hendy
Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan
tunggal.
4. J.S. Badudu
Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu peristiwa
saja.
5. Adapun pengertian cerpen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai
bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan
pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan
B.
1.
2.
3.
4.

serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.
CIRI-CIRI CERPEN
Adapun ciri-ciri cerpen sebagai berikut.
Jalan ceritanya lebih pendek dari novel.
Sebuah cerpen memiliki jumlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata.
Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari.
Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang

digambarkan hanyalah inti sarinya saja.


5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada
tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat
ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat.
C. STRUKTUR CERPEN
1.

Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan menjadi
sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita.
Abstrak bersifat opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur
abstrak tersebut.

2.

Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita
dari cerpen tersebut.

3.

Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada
komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh cerita
pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.

4.

Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai
mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.

5.

Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.

6.

Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek
tersebut oleh pembacanya.
D. UNSUR INTRINSIK CERPEN
Adapun unsur-unsur intrinsik dalam cerpen sebagai berikut.
1. Tema
Tema adalah sebuah gagasan pokok yang mendasari dari jalan cerita sebuah cerpen. Tema
biasanya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita atau tersurat dan tidak langsung,
dimana si pembaca harus teliti dan dapat menyimpulkan sendiri atau tersirat.
2. Alur / Plot
Jalan dari sebuah kisah cerita merupakan karya sastra. Secara garis besar, alur merupakan
urutan tahapan jalannya cerita, antara lain : perkenalan > muncul konflik atau suatu
permasalahan > peningkatan konflik > puncak konflik (klimaks) > penurunan konflik >
selesaian.
3. Latar/Setting

Setting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana dalam cerpen
tersebut.
4. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut. Setiap tokoh biasanya
mempunyai karakter tersendiri. Dalam sebuah cerita terdapat tokoh protagonis atau tokoh
baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh figuran yaitu tokoh pendukung.
5. Penokohan
Penokohan yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita tersebut. Sifat yang
telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap
sesuatu hal. Metode penokohan ada 2 (dua) macam diantaranya: Metode analitik adalah
suatu metode penokohan dengan cara memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara
langsung, seperti seperti: pemberani, penakut, pemalu, keras kepala, dan sebagainya.
Metode dramatik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkannya secara
tidak langsung, yaitu dapat dengan cara : penggambaran fisik (Misalnya cara berpakaian,
postur tubuh, dan sebagainya), penggambaran dengan melalui sebuah percakapan atau
dialog, reaksi dari tokoh lain (dapat berupa pendapat, sikat, pandangan, dan sebagainya).
6. Sudut Pandang
Adalah cara pandang pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam cerita.
Sudut pandang ada 4, antara lain:
a. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama Dalam sudut pandang ini, tokoh
aku mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta tingkah laku
yang dialaminya. Tokoh aku akan menjadi pusat perhatian dari kisah cerpen
tersebut. Dalam sudut pandang ini, tokoh "aku" digunakan sebagai tokoh utama.
Contoh:
Pagi ini cuaca begitu cerah hingga dapat mengubah suasana jiwaku yang penat
karena setumpuk tugas yang terbengkelai menjadi teringankan. Namun,
sekarang aku harus mulai bangkit dari tidurku dan bergegas untuk mandi karena
pagi ini aku harus bekerja keras.
b. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan Tokoh aku muncul tidak
sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan. Tokoh aku
hadir dalam jalan cerita hanya untuk membawakan cerita kepada pembaca,
sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan kemudian dibiarkan untuk dapat

mengisahkan sendiri berbagai pengalaman yang dialaminya. Tokoh dari jalan


cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang pada akhirnya akan menjadi
tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai
peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya. Dengan
demikian tokoh aku cuman tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap
berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain. Tokoh aku pada
umumnya

hanya

tampil

sebagai

pengantar

dan

penutup

cerita.

Contoh:
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu
kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota. Tapi, pada
kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini. Ternyata, bukan
aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga
mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersamasama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.
c. Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu Kisah cerita dari sudut dia, namun
pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang
menyangkut

tokoh

dia

tersebut.

Pengarang

mengetahui

segalanya.

Contoh: Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini.
Tapi, dia juga belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar
beramah-tamah dengan tetangga yang lain. Apakah si pemilik rumah itu terlalu
sibuk ya? ungkap salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan
tamu yang katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi
walaupun saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak
menyukainya.
d. Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat
Dalam sudut pandang ini berbeda dengan orang ketiga serbatahu. Pengarang
hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh
tersebut, namun terbatas pada seorang tokoh saja.
Contoh:
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah.
Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapim kalau dilihat dari

raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya
dia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.
7. Amanat
Amanat merupakan sebuah pesan dari seorang penulis atau pengarang cerita tersebut
kepada pembaca agar pembaca dapat bertindak atau melakukan sesuatu.
E. UNSUR EKSTRINSIK CERPEN
Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen dari luar,
berbeda dengan unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur
ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari keadaan masyarakat saat dimana cerpen tersebut
dibuat oleh pengarang. Unsur ini sangat memiliki banyak sekali pengaruh terhadap
penyajian amanat ataupun latar belakang dari cerpen tersebut. Berikut unsur ekstrinsik
cerpen.
1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat yaitu suatu pengaruh dari kondisi latar belakang
masyarakat terhadap terbentuknya sebuah jalan cerita. Pemahaman tersebut dapat
berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik, sosial masyarakat, sampai
dengan kondisi ekonomi pada masyarakat itu sendiri.
2. Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang dapat meliputi pemahaman pengarang terhadap sejarah
hidup serta sejarah hasil karangan yang telah dibuat sebelumnya.
3. Biografi
Biografi biasanya berisikan tentang riwayat hidup pengarang cerita tersebut yang
ditulis secara keseluruhan.
4. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis berisi tentang pemahaman kondisi mood ketika pengarang
menulis kisah cerita tersebut.
5. Aliran Sastra
Aliran sastra seorang pengarang pastinya akan mengikuti suatu aliran sastra
tertentu. Hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap gaya penulisan yang dipakai
oleh pengarang dalam menciptakan sebuah kisah dalam cerpen tersebut.

PUISI
A. PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Menurut Sumardi, puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat,
dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (James Reevas). Puisi
merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Thomas Carlye).
Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah
dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo).
B. JENIS-JENIS PUISI
1. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah kata dalam
1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan
irama. Adapun jenis-jenis puisi lama sebagai berikut.
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya
sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, mudamudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
d) Seloka adalah pantun berkait.
e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat.
f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak
a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
2. Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. Bentuknya lebih bebas daripada
puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Adapun jenis-jenis
puisi baru sebagai berikut.
a) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait,
masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait
pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya

b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat
resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)

menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.


Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double

kutrain atau puisi delapan seuntai).


o) Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua,
dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing
tiga baris.

C. STRUKTUR PUISI
Struktur fisik puisi
1. Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
2. Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
3. Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji.
4. Gaya
bahasa
yaitu
penggunaan

bahasa

yang

dapat

menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.


5. Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi.
6. Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
Sruktur Batin Puisi

1. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah


hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap
kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya.
3. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca.
4. Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca.

PENGEMBANGAN DIRI
PENGERTIAN
Menurut Setia Furqon Khalid, Pengembangan diri adalah proses pembentukan dan
perwujudan dari yang kebiasan jelek menjadi kebiasaan yang lebih baik. Lebih lengkapnya
pengembangan diri yaitu proses yang dilakukan untuk mewujudkan dirinya menjadi yang
terbaik berdasarkan potensi (kemampuan) di semua bidang sehingga berdampak manfaat buat
banyak orang. Setiap orang pasti mempunyai sebuah kekuatan yang bersumber dari dirinya
sendiri , kekuatan tersebut yang membuat unik, yang membuat berbeda, dan kreatifitas yang
tinggi.
Penulis buku pengembangan diri menulis 80-90% adalah kisah nyata atau kejadian nyata
yang pernah dialami. Kisah-kisah tersebut dapat memberikan inspirasi maupun motivasi
kepada pembaca. Di dalam bukunya penulis juga mengungkapkan latar belakang ditulisnya
buku. Biasanya di dalam buku yang ditulis, isinya menjawab pertanyaan 5W+1H. Selain itu
penulis juga memberikan teori, pemaparan ,dan contoh cerita kepada pembaca terkait isi
buku. Bahasa yang digunakan ringan, terkadang tulisan yang digunakan tidak beraturan dan
tidak formal. Tujuan supaya dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Buku-buku
pengembangan diri berisi motivasi yang tujuannya tentu saja membuat pembacanya
termotivasi. Ditulis juga kisah-kisah inspiratif yang bisa diambil pelajaran dan manfaatnya
oleh pembaca.

Anda mungkin juga menyukai