Anda di halaman 1dari 21

‫توحيد هللا‬

TAUHIDULLAH
Makna Tauhidullah
Keutamaan Tauhid

Rukun Syahadat Tauhid

Macam-macam Tauhid

Syarat Syahadat Tauhid

Pembatal Syahadat
MAKNA TAUHIDULLAH
Mengesakan Allah dalam hal Rububiyah,
Nama dan Sifat serta dalam hal Uluhiyah
(Ibadah)
KEUTAMAAN TAUHID
Para Rasul diutus untuk menyampaikan .1
tauhid
Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-sekali“
“ tak ada Ilah bagimu selain-Nya
)Al-A’raf:59,65,73(
Agar Kamu tidak menyembah selain Allah”“
(Hud : 26)
sembahlah olehmu Allah, bertaqwalah )yaitu(“
kepad-Nya dan taatlah kepadaku” (Nuh : 3)
Tauhid, inti dakwah para Rasul .2

• “Dan sesungguhnya telah Kami utus seorang


rasul pada setiap ummat agar mereka menyeru,
‘Beribadahlah kalian semua kepada Allah dan
jauhilah thaghut’.” (An-Nahl : 36).
• “Dan tidaklah Kami utus seorang rasul sebelum
kamu (Muhammad), kecuali telah Kami
wahyukan kepadanya bahwa sesungguhnya
tiada ilah kecuali Aku, maka sembahlah Aku.”
(Al-Anbiya’ : 25).
Tauhid merupakan hak Allah .3
atas hamba-Nya
• "Rasulullah saw bersabda, yang
artinya:'Hak Allah atas hamba-hamba-Nya
adalah mereka menyembah-Nya dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan yang lain'"
Rasulullah SAW diperintahkan .3
untuk memerangi kaumnya hingga
mereka bersyahadat
• Sabda Rasulullah saw, yang artinya:
"Saya diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersaksi bahwa
tiada Tuhan kecuali Allah."[H.R. Bukhari-
Muslim]
Lebih berat timbangannya dari.4
pada langit dan bumi
• Hadits: “Seandainya langit dan bumi
diletakkan pada satu daun timbangan dan
kalimat laa ilaaha illallah di daun
timbangan yang lain niscaya masih berat
bobot kalimat laa ilaaha illalah.”
Menjadikan haram harta dan .5
darah seseorang
• Hadits: “ Barang siapa yang berkata Laa
Ilaha Illallah dan mengingkari segala yang
disembah selain-Nya maka haramlah
harta dan darahnya.”
Menjadikan seseorang masuk .7
surga dan haram masuk neraka
• Hadits: “Barang siapa yang berkata Laa Ilaaha
Illallah akan masuk surga disebabkan oleh apa
yang telah dikerjakannya.”
• Hadits: “Barang siapa yang akhir perkataannya
Laa Ilaaha Illallah akan masuk surga.”
• Hadits: “Sesungguhnya Allah mengharamkan
neraka pada orang yang berkata Laa Ilaaha
Illallah ikhlas karena Allah.”
Mendapat syafaat Rasulullah .8
SAW
• Hadits: “Orang yang paling bahagia
mendapat syafaatku pada hari kiamat
adalah orang yang berkata Laa ilaaha
Illallah ikhlas dari hatinya.”
RUKUN SYAHADAT TAUHID

1. Meniadakan ‫نفي‬(‫لنفي‬JJ‫)ا‬ : J‫له‬JJ‫ إ‬J‫ال‬


Mengandung konsekwensi al
Baro’ (berlepas diri)
2. Menetapkan ‫ثبات‬
( ‫إلثبا‬JJ‫)ا‬
‫ت‬ :JJJ‫الهللا‬JJ‫إ‬
Mengandung konsekwensi al
Wala’ (loyalitas)
‫‪:PEMBAGIAN TAUHID‬‬

‫‪‬توحيد الربوبية‬
‫‪‬توحيد األسماء و الصفات‬
‫‪‬توحيد األلوهية‬
‫توحيد الربوبية‬
• Secara bahasa: Dinisbatkan pada nama Allah “Ar
Robb”, yang memiliki beberapa arti:‫لمربي‬JJ‫ا‬
(pendidik), ‫لناصر‬JJ‫( ا‬penolong), ‫لك‬JJ‫لما‬JJ‫( ا‬pemilik),
‫لمصلح‬JJ‫( ا‬yang memperbaiki), ‫لسيد‬JJ‫( ا‬tuan),‫لولي‬JJ‫ا‬
(pemimpin, pelindung, penolong).
• Secara istilah: Mengimani bahwa Allah adalah
Pencipta, Pemilik, Yang mengatur semua
perkara di alam ini, menghidupkan dan
mematikan serta persoalan-persoalan taqdir dan
sunnah kauniyah yang lain
:KANDUNGAN TAUHID RUBUBIYAH

• Mengimani perbuatan-perbuatan Allah


secara umum; menciptakan, memberi
rizki, menghidupkan, mematikan, dll.
• Mengimani qodho’ dan qodar Allah.
• Mengimani keesaan dzat Allah.
‫توحيد األسماء و الصفات‬

 Mengakui secara teguh segala nama dan


sifat Allah yang terdapat dalam al Qur’an
dan as Sunnah.
MADZHAB SALAF DALAM
ASMA’ DAN SHIFAT
 Menetapkan apa yang ditetapkan Allah dan
Rasulullah SAW tentang Dzat Allah tanpa‫عطيل‬JJJ‫ت‬
(penolakan),‫حريف‬JJJ‫( ت‬penyimpangan),‫مثيل‬JJJ‫ت‬
(penyerupaan), dan‫كييف‬JJJ‫( ت‬pendiskripsian)
dengan batasan firman Allah, yang artinya: “
Tidak ada yang menyerupainya, dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS.42:11).Penggalan pertama menolak
golongan mumatstsil dan mukayyif, sedangkan
penggalan ke dua menolak golongan mu’aththil
dan muharrif
PEMBAGIAN SHIFAT MENURUT
AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

1. Shifat Tsubutiyah (tetap/positif); yaitu shifat yang mengandung


makna kesempurnaan milik Allah SWT. Sifat ini ada dua macam:
a. Shifat Dzatiyah; yang terkait dengan fisik Allah bukan terkait
dengan kehendakNya, dan sifat ini selalu melekat padaNya,
seperti mendengar, melihat, berkehendak, dll.
b. Shifat Fi’liyah (perbuatan); yaitu yang terkait dengan
kehendakNya, dikerjakan atau ditinggal terserah kemauan dan
kehendak-Nya seperti istiwa’ (bersemayam), tertawa, ta’jub,
turun ke langit dunia, datang pada hari kiamat.
2. Shifat Salbiyah (negatif); yaitu sifat yang mengandung makna yang
bertentangan dengan kesempurnaan Allah dalam rangka
menetapkan kebalikannya, seperti menafikan rasa kantuk dan
tidur yang dimaksudkan untuk menetapkan kebalikannya yaitu al
Hayyu dan al Qoyyum
‫توحيد األلوهية‬
 Secara bahasa diambil dari kata “ilaah” bermakna: al
ma’buud (yang diibadahi) dan al Mutho’ (yang ditaati).
 Secara istilah: Mengesakan Allah dalam hal ibadah dan
ketaatan. Yaitu mengesakan Allah dalam hal perbuatan-
perbuatan manusia seperti sholat, puasa, nadzar, takut.
 Sehingga Tauhid Uluhiyah tidak terwujud kecuali dengan
dua asas:
a. Mengarahkan semua jenis ibadah hanya kepadaNya (ikhlas).
b. Ibadah tersebut harus sesuai dengan perintahNya (ittiba’).
PERBEDAAN ANTARA TAUHID
RUBUBIYAH DAN ULUHIYAH

1. Perbedaan dalam hal asal kata, Rububiyah dari kata “ Ar Rob”, Uluhiyah dari
kata “Al Ilah”.
2. Keterkaitan Rububiyah dengan persoalan-persoalan kauniyah seperti
menciptakan, menghidupkan dll sedangkan keterkaitan Uluhiyah dalam hal
perintah dan larangan.
3. Tauhid Rububiyah diyakini oleh kaum musyrikin, sedangkan tauhid Uluhiyah
mereka tolak.
4. Kandungan tauhid Rububiyah adalah ‘ilmy (keilmuan/wacana), sedangkan
kandungan tauhid Uluhiyah adalah ‘amaly (amalan).
5. Tauhid Rububiyah mengandung konsekwensi tauhid Uluhiyah dan Tauhid
Uluhiyah mecakup tauhid Rububiyah.
6. Orang yang bertauhid Rububiyah tidak menjadi mukmin, yang menjadikannya
mukmin adalah tauhid Uluhiyah.
7. Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan
Allah, sedangkan tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam hal
perbuatan-perbuatan manusia.
SYARAT DITERIMANYA
SYAHADAT
1. Mengetahui makna dan maksudnya, dengan kedua
dimensinya, baik dari segi peniadaan (laa ilaha) "tiada
tuhan" maupun dari segi penetapan (illallah) "kecuali
Allah", jadi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah swt.
2. Meyakini kandungannya dengan keyakinan yang kuat
3. Menerima apa yang dimaksudkan oleh kalimat ini dengan
hati dan lisan
4. Tunduk kepada kandungannya
5. Jujur, yaitu ia menyibukkan dengan lisan yang dibenarkan
oleh hatinya
6. Ikhlas yang tidak dicampuri oleh perasaan riya
7. Mencintai kalimat ini dengan segala kandungannya
PEMBATAL SYAHADAT

1. Mengadakan persekutuan (syirik) dalam beribadah kepada Allah ta’ala (An Nisa 116)
Termasuk dalam hal ini, permohonan pertolongan dan permohonan doa kepada orang mati serta
bernadzar dan menyembelih qurban untuk mereka.
2. Siapa yang menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai perantara kepada Allah, memohon
kepada mereka syafaat, serta sikap tawakkal kepada mereka, maka berdasarkan ijma’ dia
telah kafir.
3. Siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, atau meragukan kekafiran mereka, bahkan
membenarkan madzhab mereka, maka dia telah kafir.
4. Berkeyakinan bahwa petunjuk selain yang datang dari Nabi Muhammad sollallohu ‘alihi wa salam
lebih sempurna dan lebih baik. Menganggap suatu hukum atau undang-undang lainnya lebih
baik dibandingkan syariat Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam, serta lebih mengutamakan
hukum taghut (buatan manusia) dibandingkan ketetapan Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam .
5. Membenci sesuatu yang datangnya dari Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam, meskipun
diamalkannya. (QS.Muhammad 9).
6. Siapa yang mengolok-olok sebagian dari Din yang dibawa Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam,
misalnya tentang pahala atau balasan yang akan diterima maka dia telah kafir. (At-Taubah
65-66)
7. Melakukan sihir, diantaranya “As-sharf” (mengubah perasaan seorang laki-laki menjadi benci
kepada istrinya) dan “Al Athaf” (Menjadikan seseorang senang terhadap apa yang sebelumnya
dia benci/pelet) atas bantuan syeitan.
Siapa yang melakukan kegiatan sihir atau ridha dengannya maka dia kafir (Al Baqarah 102)
8. Mengutamakan orang kafir serta memberikan pertolongan dan bantuan kepada orang musyrik
lebih dari pada pertolongan dan bantuan yang diberikan kepada kaum muslimin. (Al Maidah 5)
9. Beranggapan bahwa manusia bisa leluasa keluar dari syariat Muhammad . (Ali Imron 85)
10. Berpaling dari Dinullah, baik karena dia tidak mau mempelajarinya atau karena tidak mau
mengamalkannya. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala: (As-Sajadah 22).

Anda mungkin juga menyukai